BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan manusia lain, membutuhkan sebuah kelompok dalam bentuknya

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

Kekeliruan-Kekeliruan Umat Islam di Hari Jumat

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm. 42. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaludin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Bantal dan Kasur Yang Melalaikan Shalat Subuh

BAB V KESIMPULAN, SARAN-SARAN DAN PENUTUP. 1. Pendapat Para Mufassir tentang Q.S. Al-Mu minun Ayat 1-9

AYO BUDAYAKAN SHOLAT SUBUH DI MASJID

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Keistimewaan Hari Jumat

Tafsir Surat Al-Kautsar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

Keutamaan Bersegera Menunaikan Shalat

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan mencapai 60% per tahun (Halim, 2012). ini menurut Tajuddin M. Rasdi dalam bukunya Rekabentuk Masjid Sebagai

BAB V PEMBAHASAN. agama akan menjadi anak yang hidupnya tanpa norma-norma agama. akan menjadikan corak kepribadiannya di masa dewasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah.maju mundurnya

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

3 Wasiat Agung Rasulullah

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA TAHUN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Data Penelitian. Sebelum skala disebarkan kepada responden, terlebih dahulu

Bimbingan Islam di Musim Hujan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

Shalat Berjamaah Tidak di Rumah

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dipaparkan; a) Latar belakang masalah, b) Identifikasi

HOME WORK ACTIVITY TAHUN PELAJARAN

Panduan Ampuh untuk Meraih Kenikmatan Shalat Khusyu

Mushola di dalam Rumah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembiasaan Shalat Berjama ah di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu yang penting dalam Islam, segala usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan

Sucikan Diri Benahi Hati

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BEBERAPA MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN PUASA RAMADHAN

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

BAB I PENDAHULUAN. Alquran dan hadis Nabi yang menerangkan betapa pentingnya mendirikan ibadah

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

Sifat Shalat Istisqa (Minta Hujan)

KISI-KISI PENULISAN SOAL

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

DI BULAN SUCI RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP PERILAKU REMAJA DALAM PELAKSANAAN IBADAH SHOLAT 5 WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pribadi muslim wajib melaksanakan syari at Islam dalam kehidupan pribadinya sekalipun sendirian, di mana pun ia berada. Dalam lingkup kehidupan pribadi Syari at Islam meliputi ibadah mahdhah (seperti salat, shaum, dan sebagainya), dan syari at yang terkait dengan kepentingan pribadi (seperti dalam memilih makanan, minuman, pakaian, memelihara kebersihan, dan lain-lain). 1 Secara etimologi, kata salat bermakna doa atas kebaikan. Menurut pendapat lain, asal kata shalat bermakna pengagungan (ta dzim). Bisa juga bermakna ibadah yang dikhususkan. Karena di dalamnya terdapat pengagungan terhadap Allah SWT. 2 Mendirikan salat adalah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun, dan adab-adabnya, baik yang lahir maupun yang batin, seperti khusyu memperhatikan apa yang dibaca, dan sebagainya. Islam dikenal sebagai agama ritual sekaligus sosial melalui adagium utamanya hablun minallah wa hablun minannas. Jadi 1 Majelis Syura Partai Bulan Bintang, Syariat Islam dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17. 2 Fadlolan Musyafa Mu thi, Studi Komparatif antar Madzhab Fiqh Shalat di Pesawat dan Angkasa, (Tuban: Syauqi Press, 2007), hlm. 25. 1

disamping memberikan layanan individual, maka layanan publik pun sangat mendapatkan tempat dalam hampir keseluruhan wacananya. Tidak ketinggalan pula, posisi sosial agama Islam tampak dalam ritualitas keagamaan yang sentral, yakni dalam salat. Salat yang memberikan dampak sosial yang lebih tinggi kepada pelakunya, dianggap sebagai salat yang lebih berdaya guna karena akses kemanfaatannya kepada orang lain. Jadi, dalam salat yang sebetulnya sangat bersifat individual sekalipun, dianjurkan untuk lebih menunjukkan sifat kolektif dan kepedulian sosialnya, sehingga salat yang demikian itu dinamakan shalat jamaah, shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama. 3 Dalam melaksanakan salat, hendaknya dilakukan secara berjamaah. Di dalam hadits dikatakan bahwa pahala shalat berjamaah adalah 27 kali dibandingkan dengan salat sendiri. 4 Banyak orang Islam berhitung secara kuantitatif seolah-olah dengan melakukan salat berjamaah maka ia akan menabung pahala sebanyak 27 kali. Demikian juga ketika di dalam hadits dikatakan bahwa shalat di Masjidil Haram akan dilipatgandakan pahalanya sebanyak seratus ribu kali lipat. Salat berjama ah berarti berkelompok dengan panduan seorang imam. Apa yang dilakukan imam akan diikuti oleh 3 Muhammad Sholokhin, The Miracle of Shalat, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 473. 4 Muhammad al-baqir, Rahasia-rahasia Shalat, (Bandung: Karisma, 1986), hlm. 22. 2

makmumnya, kecuali imam salah. Semua makmum harus berbaris dengan shaf yang teratur dan lurus. 5 Semua mengikuti arah Imam, sehingga susunan shaf sangatlah kuat. Sayang makna dari keuntungan salat berjamaah luput dimengerti oleh umat islam. Salah satu kunci keberhasilan dakwah di zaman Rasulullah saw adalah persatuan. Salah satu cara menumbuhkan persatuan tersebut adalah dengan salat berjamaah. Kecintaan mereka, disiplin dan keikhlasan mereka dalam menunaikan salat berjamaah telah menumbuhkan semangat persatuan dan keberanian yang tinggi diantara mereka. di sisi lain hubungan silaturahmi yang penuh kasih sayang semangat erat terjalin diantara mereka. Sehingga gambaran umat Islam yang bagaikan dua jari dieratkan benar-benar nampak di zaman itu. Dalam hal disiplin dan kecintaan mereka dalam salat berjamaah kita dapati di dalam salah satu riwayat bahwa seorang sahabat yang sudah uzur dan tuna netra setiap hari beliau salat berjamaah ke masjid walaupun jaraknya tidak bisa dibilang dekat, diceritakan bahwa sahabat tersebut meminta keringanan Rasulullah saw untuk beliau khusus untuk salat subuh salat di rumah saja. Rasulullah saw mengizinkan, tetapi baru beberapa langkah Rasulullah saw meralat bahwa sahabat tersebut tetap menunaikan salat berjamaah di Masjid. Betapa tingginya semangat dan disiplin yang terbentuk waktu itu. Bisa kita bayangkan seandainya di 5 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, (Semarang: PT. Pustaka Riski Putra, 2000), hlm. 304. 3

Masjid Istiqlal, setiap umat Islam yang berada di dalam radius beberapa kilometer dari Masjid menunaikan ibadah salat berjamaah di Masjid lima kali sehari. Masjid tersebut mungkin tidak akan mampu menampung, dan kitapun bisa membayangkan dampak persatuan, kecintaan dan kebaikan akan lebih terbentuk di dalam masyarakat. Dan lebih luas lagi musuh-musuh Islam yang melihat tentu akan gentar melihat persatuan Islam yang terbentuk dari hal yang paling mendasar sekali. Namun kenyataan di dalam masyarakat muslim saat ini sangat berbeda dengan zaman Rasulullah. Masyarakat muslim saat ini lebih senang melaksanakan shalat sendirian dan enggan untuk salat berjamaah. Hal ini sudah terjadi hampir di seluruh tempat, tidak terkecuali di Desa Gombang. Gombang adalah salah satu daerah yang terletak di Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora. Daerah ini dihuni kurang lebih 2387 penduduk asli dari desa tersebut, yang mana mereka dimulai dari usia balita hingga manula. 6 Masyarakat yang memiliki latar belakang hidup yang berbeda menjadikan kehidupan mereka memiliki intensitas beribadah yang berbeda, terutama di dalam melaksanakan salat berjamaah. Ketika peneliti memperhatikan tempat ibadah yang berada di desa Gombang, seperti Masjid dan Mushola, maka hanya terdapat ruangan yang kosong tanpa penghuni dan kitab al-qur an 6 Buku Induk Penduduk Desa Gombang Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun 2014. 4

yang tidak pernah disentuh oleh umat muslim. Saat adzan berkumandang tidak ada satupun dari mereka yang bergegas untuk pergi ke Masjid. Masjid terlihat difungsikan ketika maghrib datang, selain waktu itu masjid jarang dijamah oleh manusia. Terlebih ketika adzan subuh telah berkumandang, maka tak ada satupun orang yang mau untuk pergi ke masjid. Jangankan untuk pergi shalat, bangun tidur saja sangat sulit untuk dilakukan. Hanya terdapat beberapa orang yang sudah lanjut usia yang mau menjalankan syariat Rasulullah tersebut. Dalam buku Islam dan Psikologi, Netty Hartati menjelaskan bahwa sikap spiritual manusia seperti halnya kurva normal. Sikap spiritual yang tinggi dimiliki oleh anak-anak dan manula. Hal ini dikarenakan anak-anak selalu mengikuti perintah dan contoh dari orang tuanya, sedangkan manula memiliki kesadaran untuk mendekatkan diri kepada Allah karena persiapan menuju akhirat. 7 Hal ini sejalan dengan peristiwa yang terjadi di Desa Gombang. Mayoritas masyarakat muslim yang mengerjakan salat berjamaah adalah anak-anak dan manula, tetapi masih banyak manula yang meninggalkan salat berjamaah. Berdasarkan pemikiran diatas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dekat dan membuktikan secara empirik dalam skripsi ini tentang permasalahan intensitas salat berjamaah masyarakat muslim dengan mengambil judul: Pengaruh Usia 7 Netty Hartati, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 17. 5

Masyarakat Muslim Terhadap Intensitas Salat Berjamaah Di Desa Gombang Bogorejo Blora. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti merumuskan suatu rumusan masalah yang akan menjadi panduan pada penelitian, yaitu: 1. Bagaimanakah usia masyarakat muslim di Desa Gombang Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora? 2. Bagaimanakah intensitas salat berjamaah masyarakat muslim di Desa Gombang Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora? 3. Apakah usia masyarakat muslim mempengaruhi intensitas salat berjamaah yang dilakukan masyarakat muslim? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui ragam usia masyarakat muslim di Desa Gombang Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. 2. Untuk mengetahui intensitas salat berjamaah masyarakat muslim di Desa Gombang Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. 3. Untuk mengetahui pengaruh usia masyarakat muslim terhadap intensitas dalam melaksanakan salat berjamaah. 6

Dengan adanya penelitian, akan bermanfaat untuk: 1. Dapat dimanfaatkan sebagai informasi dan pembanding bagi penelitian-penelitian selanjutnya, yang meneliti tentang pengaruh usia masyarakat muslim terhadap intensitas seseorang dalam melaksanakan salat berjamaah. 2. Dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan dalam khazanah keilmuan dan pendidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan kualitas pendidikan dan karakter anak bangsa melalui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam penelitian ini. 3. Dapat dimanfaatkan oleh seorang pendidik atau stake holder dalam dunia pendidikan, agar bisa memahami kondisi jiwa anak didiknya sehingga dapat mentransfer ilmunya yang disesuaikan dengan kondisi jiwa dari anak didiknya. 7