Lampiran 1. Hasil analisis irisan tipis sampel tanah ultisol dari laboratorium HASIL ANALISIS PETROGRAFI 3 CONTOH TANAH NO. LAB.

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI HORISON ARGILIK DENGAN METODE IRISAN TIPIS PADA ULTISOL DI ARBORETUM USU KWALA BEKALA ABSTRACT ABSTRAK

III.1 Morfologi Daerah Penelitian

Ciri Litologi

A B C D E A B C D E. A B C D E A B C D E // - Nikol X Nikol mm P mm

BAB III Perolehan dan Analisis Data

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

LEMBAR DESKRIPSI PETROGRAFI

Subsatuan Punggungan Homoklin

IDENTIFIKASI HORISON ARGILIK DENGAN METODE IRISAN TIPIS PADA ULTISOL DI ARBORETUM USU KWALA BEKALA

: Batugamping Kalsilutit-Batulempung : Mudstone (Dunham, 1962)/Batugamping Kalsilutit

Gambar 2.8. Model tiga dimensi (3D) stratigrafi daerah penelitian (pandangan menghadap arah barat laut).

BAB IV STUDI BATUPASIR NGRAYONG

Adanya cangkang-cangkang mikro moluska laut yang ditemukan pada sampel dari lokasi SD9 dan NG11, menunjukkan lingkungan dangkal dekat pantai.

Raden Ario Wicaksono/

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto 3.21 Singkapan Batupasir Sisipan Batulempung Karbonan pada Lokasi GD-4 di Daerah Gandasoli

Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

LABORATORIUM GEOLOGI OPTIK DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

BAB IV ASOSIASI FASIES DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1.1 Analisis Petrografi

MENGENAL JENIS BATUAN DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Bab III Geologi Daerah Penelitian

Foto 3.5 Singkapan BR-8 pada Satuan Batupasir Kuarsa Foto diambil kearah N E. Eko Mujiono

// - Nikol X - Nikol 1mm

Gambar 3.13 Singkapan dari Satuan Lava Andesit Gunung Pagerkandang (lokasi dlk-13, foto menghadap ke arah barat )

Gambar 4.5. Peta Isopach Net Sand Unit Reservoir Z dengan Interval Kontur 5 Kaki

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV PROVENAN BATUPASIR FORMASI KANTU

Adi Hardiyono Laboratorium Petrologi dan Mineralogi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran ABSTRACT

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Bemmelen, R.W., van, 1949, The Geology of Indonesia, Vol. I-A, Gov. Printed

REKAMAN DATA LAPANGAN

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang dipakai adalah skala Wentworth

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V DIAGENESIS BATUGAMPING FORMASI CIMAPAG

BAB III STRATIGRAFI 3. 1 Stratigrafi Regional Pegunungan Selatan

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 34 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL

Ap 0 - cm Coklat (7,5 YR 5/4 ), pasir berlempung, sedang,

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V ALTERASI PERMUKAAN DAERAH PENELITIAN

BAB IV SIKLUS SEDIMENTASI PADA SATUAN BATUPASIR

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

dan Satuan Batulempung diendapkan dalam lingkungan kipas bawah laut model Walker (1978) (Gambar 3.8).

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

Umur GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Lokasi : G.Walang Nama Batuan : Tuf Gelas

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV STUDI SEDIMENTASI PADA FORMASI TAPAK BAGIAN ATAS

Foto 3.6 Singkapan perselingan breksi dan batupasir. (Foto diambil di Csp-11, mengarah kehilir).

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO

Gambar 3.6 Model progradasi kipas laut dalam (Walker, R. G., 1978).

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV FASIES BATUGAMPING GUNUNG SEKERAT

3.2.3 Satuan Batulempung. A. Penyebaran dan Ketebalan

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

STUDI PROVENANCE BATUPASIR FORMASI WALANAE DAERAH LALEBATA KECAMATAN LAMURU KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB V PENGOLAHAN DATA

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB III GEOLOGI DAERAH NGAMPEL DAN SEKITARNYA

KARAKTERISTIK MINERAL SEPANJANG SUNGAI OPAK, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. oleh : Ricky Christian Sitinjak 03/164666/TK/28139

Foto 32. Singkapan batugamping fasies foraminifera packestone yang berlapis.

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

PEDOMAN PRAKTIKUM GEOLOGI UNTUK PENGAMATAN BATUAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB 4 KARAKTERISTIK RESERVOIR

BAB IV ANALISIS FASIES PENGENDAPAN

BAB IV UNIT RESERVOIR

// - Nikol X - Nikol 1mm

PEMBAHASAN TEKNIK KOLEKSI, PREPARASI DAN ANALISIS LABORATORIUM

1.1 Hasil Analisis Petrografi 1.2. Lampiran 1

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU

BAB IV STUDI PASIR NGRAYONG

BAB V FASIES BATUGAMPING DAERAH GUNUNG KROMONG

BAB 3 Tatanan Geologi Daerah Penelitian

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PENELITIAN BATUAN ULTRABASA DI KABUPATEN HALMAHERA TIMUR, PROVINSI MALUKU UTARA. Djadja Turdjaja, Martua Raja P, Ganjar Labaik

Transkripsi:

1 Lampiran 1. Hasil analisis irisan tipis sampel tanah ultisol dari laboratorium HASIL ANALISIS PETROGRAFI 3 CONTOH TANAH NO. LAB.: 1153 1155/2013 No. : 01 No.Lab. : 1153/2013 Kode contoh : BA-II Jenis batuan : Batuan ubahan/ tanah (soil) Mikroskopis : Sayatan batuan ubahan/soil berbutir halus-sedang, bentuk butir membundar - menyudut tanggung, ukuran 0,03-1,70 mm, kemas terbuka, pemilahan sedang, telah teroksidasi, terdapat sisa-sisa lumpur halus dan kasar dengan membentuk struktur dissolution pada matrik. Komposisi kristal/butiran terdiri atas kuarsa, felspar, fragmen batuan dan mineral opak. Matriks yang hadir berupa mineral lempung. Semen yang hadir berupa oksida besi. Porositas yang hadir berupa porositas inter/intrapartikel dan channel. Kompoisi mineral : Matriks (25%) : berwarna abu-abu pucat-kemerahan, interferensi abu-abukuning terang, relief rendah, hadir berupa mineral lempung autigenik, jenis monmorilonit. Semen (8%) : berwarna abu-abu terang-agak kusam, berbutir sangat halus, terdapat mengikat butiran dan matrik, hadir berupa sisa lumpur karbonat dan oksida besi. Fragmen butiran/kristal (59%) : Kuarsa (28%) : tidak berwarna (colorless), interferensi kuning terang, ukuran 0,01-0,52 mm, bentuk membundar tanggung, tidak ada belahan dan kembar, relief sedang, hadir sebagai monokristalin dan mikrokristalin. Fragmen batuan (25%) : warna transparan-kecoklatan, berbutir halus-sedang, ukuran 0,04-1,70mm, subrounded-subangular, terdiri dari fragmen batuan batupasir kuarsaan/chert, fragmen limestone dan fragmen batuan yang mengalami pelapukan serta teroksidasi. Mineral opak (6%) : berwarna hitam, bentuk tidak beraturan, terdapat sebagai mineral bijih oksida dan sebagian berupa mineral karbon yang bercampur dengan mineral lempung dan sisa lumpur karbonat. Porositas (±8%) : hadir sebagai rongga kosong di dalam batuan berupa intra/interpartikel dan channel. Nama batuan : Argillaceous sandy siltstone (Tucker,1991)

2 No. : 02 No.Lab. : 1154/2013 Kode contoh : BT-II Jenis batuan : Batuan ubahan/tanah (soil) Mikroskopis : Sayatan batuan ubahan/soil berbutir halus-sedang, bentuk butir membundar - menyudut tanggung, ukuran 0,03-2,29 mm, kemas terbuka, pemilahan sedang, telah teroksidasi, terdapat sisa-sisa lumpur halus dan sisa fragmen organik. Komposisi kristal/butiran terdiri atas kuarsa, felspar, fragmen batuan dan mineral opak. Matriks yang hadir berupa mineral lempung. Semen yang hadir berupa oksida besi. Porositas yang hadir berupa porositas inter/intrapartikel dan channel. Kompoisi mineral : Matriks (48%) : berwarna abu-abu pucat-kemerahan, interferensi abu-abukuning terang, relief rendah, hadir berupa mineral lempung autigenik, jenis monmorilonit. Semen (12%) : berwarna abu-abu terang-agak kusam, berbutir sangat halus, terdapat mengikat butiran dan matrik, hadir berupa sisa lumpur karbonat dan oksida besi. Fragmen butiran/kristal (34%) : Kuarsa (23%) : tidak berwarna (colorless), interferensi kuning terang, ukuran 0,01-0,52 mm, bentuk membundar tanggung, tidak ada belahan dan kembar, relief sedang, hadir sebagai monokristalin dan mikrokristalin. Feagmen batuan (3%) : warna transparan-kecoklatan, berbutir halus-sedang, ukuran 0,03-1,48mm, subrounded-subangular, terdiri atas fragmen batuan batupasir kuarsaan/chert, fragmen limestone dan fragmen batuan yang mengalami pelapukan serta telah mengalami oksidasi. Fragmen organik/tumbuhan (3%) : warna kuning kehijauan, bentuk pipih memanjang -tidak teraturan, pemadaman searah, ukuran 0,2-2,29mm, berserabut halus, tersebar tidak merata. Mineral opak (5%) : berwarna hitam, bentuk tidak beraturan, terdapat sebagai mineral bijih oksida dan sebagian hadir berupa mineral karbon yang mengambang daam matriks. Porositas (±6%) : hadir sebagai rongga kosong didalam batuan berupa intra/interpartikel dan channel. Nama batuan : Argillaceous clayey siltstone (Tucker,1991)

3 No. : 03 No.Lab. : 1155/2013 Kode contoh : BW-II Jenis batuan : Batuan ubahan/tanah (soil) Mikroskopis : Sayatan batuan ubahan/soil berbutir halus-sedang, bentuk butir membundar - menyudut tanggung, ukuran 0,03-1,72 mm, kemas terbuka, pemilahan sedang, telah teroksidasi, terdapat sisa-sisa lumpur halus dan kasar dengan membentuk struktur dissolution pada matrik. Komposisi kristal/butiran terdiri atas kuarsa, felspar, fragmen batuan dan mineral opak. Matriks yang hadir berupa mineral lempung. Semen yang hadir berupa oksida besi. Porositas yang hadir berupa porositas inter/intrapartikel dan channel. Kompoisi mineral : Matriks (41%) : berwarna abu-abu pucat-kemerahan, interferensi abu-abukuning terang, relief rendah, hadir berupa mineral lempung autigenik, jenis monmorilonit. Semen (10%) : berwarna abu-abu terang-agak kusam, berbutir sangat halus, terdapat mengikat butiran dan matrik, hadir berupa oksida besi. Fragmen butiran/kristal (40%) : Kuarsa (20%) : tidak berwarna (colorless), interferensi kuning terang, ukuran 0,01-0,50 mm, bentuk membundar tanggung, tidak ada belahan dan kembar, relief sedang, hadir sebagai monokristalin dan mikrokristalin. Fragmen batuan (12%) : warna transparan-kecoklatan, berbutir halus-sedang, ukuran 0,04-1,72mm, subrounded-subangular, terdiri dari fragmen batuan batupasir kuarsaan/chert dan fragmen batuan yang mengalami pelapukan serta mengalami oksidasi. Mineral opak (8%) : berwarna hitam, bentuk tidak beraturan, terdapat sebagai mineral bijih oksida dan sebagian berupa mineral karbon yang mengambang dalam matriks. Porositas (±9%) : hadir sebagai rongga kosong didalam batuan berupa intra/interpartikel dan channel. Nama batuan : Argillaceous sandy clayey siltstone (Tucker,1991)

4 LAMPIRAN FOTOMIKROGRAF (a) (b) Foto 1 : Fotomikrograf sayatan tipis contoh AP II (a) nikol silang (b) nikol sejajar (a) (b) Foto 2 : Fotomikrograf sayatan tipis contoh BT II (a) nikol silang (b) nikol sejajar (a) (b) Foto 3 : Fotomikrograf sayatan tipis contoh BW II (a) nikol silang (b) nikol sejajar -o-

5 Lampiran 2. Lokasi pengambilan sampel tanah ultisol pada profil tanah Kampus Baru USU Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Lampiran 3. Pelabelan sampel tanah ultisol dalam kubiena boks

6 Lampiran 4. Pengemasan sampel tanah ultisol dalam kubiena boks di Kotak kayu Lampiran 5. Peta lokasi penelitian

7