BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KESEIMBANGAN DAN DINAMIKA ROTASI DI SMA KELAS XI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan

METODE PENELITIAN. kualitatif yaitu untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Multiple Intelligences Pada Materi Suhu dan Perubahannya di Kelas VII

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

PEMBUATAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR 1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JAMBI

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Gall, dkk.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatory research yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Pada pengembangan ini

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

QUAL QUAN. qual. quan. Analysis of Findings. Analysis of Findings

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong penelitian pengembangan. Dikatakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

PENGEMBANGAN INSTRUMEN IDENTIFIKASI MISKONSEPSI FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MELALUI CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) BERBASIS WEB

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB III METODE PENELITIAN. memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode pengembangan penelitian ini mengacu pada penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or Production,

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Sugiyono (013) dijelaskan bahwa Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Model pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan media pembelajaran fisika ini adalah model ADDIE (Analysis, Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations). Branch (009) menyatakan bahwa: ADDIE is an acronym for Analyze, Design, Develop, Implement, and Evaluate. ADDIE is a product development paradigm and not a model per se. The ADDIE concept is being applied here for intentional learning environments. The application of ADDIE to instructional systems design facilitates the complexities of intentional learning environments by responding to multiple situations, interactions within context, and interactions between contexts. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ADDIE merupakan singkatan dari analysis (analisis), design (desain), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluate (evaluasi). ADDIE adalah salah satu model pengembangan sebuah produk, yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menyesuaikan kebutuhan dan keadaan yang ada. Adapun bagan 7

8 alur pengembangan ADDIE menurut Branch (009) terdapat pada gambar 3.1 dibawah ini: Revision Analyze Revision Implement Evaluate Design Revision Develop Revision Gambar 3.1 Bagan Pengembangan ADDIE Sumber: Branch, 009 3. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan media pembelajaran fisika materi suhu dan kalor kelas X SMA ini meliputi lima tahapan yaitu, analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. 3..1 Analysis (Analisis) Branch (009) menyatakan bahwa: The purpose of the Analyze phase is to identify the probable causes for a performance gap. The common procedures associated with the Analyze phase are as follows: Validate the Performance Gap, Determine Instructional Goals, Analyze Learners, Audit Available Resources, Recommend Potential Delivery, Systems (including cost estimates), Compose a Project Management Plan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya analisis adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada. Langkah yang harus dilakukan adalah memvalidasi kesenjangan pelaksanaaan, menentukan tujuan instruksional,

9 menganalisis peserta didik, menganalisis sumber daya yang tersedia, menyusun rencana kerja. 1. Memvalidasi Kesenjangan Pelaksanaan Tujuan dari memvalidasi kesenjangan pelaksanaan adalah menghasilkan sebuah pernyataan yang menjadi tujuan dasar untuk menetapkan kesenjangan pelaksanaan. Perlu diperhatikan bahwa kesenjangan pelaksanaan adalah masalah pembelajaran yang ada dalam kelas antara kondisi aktual (nyata) dan yang diharapkan dalam pembelajaran. Dengan menetapkan kesenjangan pelaksanaan ini maka peneliti dapat menentukan masalah pembelajaran kemudian menganalisis masalah tersebut.. Merumuskan Tujuan Instruksional Perumusan tujuan merupakan tahap yang penting dalam merancang media pembelajaran, karena tujuan merupakan arah dan target kompetensi akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga menjadi dasar bagi guru dalam memilih metode pembelajaran, bentuk dan fomat media serta menyusun instrumen evaluasinya. Langkah yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu melihat kurikulum yang digunakan oleh sekolah untuk menyesuaikan isi media yang akan di desain dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. 3. Menganalisis Peserta Didik Tujuan menganalisis peserta didik adalah untuk mengetahui kemampuan awal, pengalaman, hal yang disukai, dan motivasi pembelajaran siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengetahui hal tersebut digunakanlah lembar observasi awal yang ditujukan kepada siswa.

30 4. Menganalisis Sumber Daya yang Tersedia Analisis sumber daya yang tersedia ini bertujuan untuk mengidentifikasi semua jenis sumber daya yang akan dibutuhkan. Dalam hal ini terdapat empat jenis sumber daya yang harus dianalisis, yaitu sumber daya isi, sumber daya teknologi, fasilitas instruksional, dan sumber daya manusia. 5. Rencana Kerja Rencana kerja sangat dibutuhkan dalam suatu pengembangan. Rencana kerja yang dimaksud adalah menyusun tahapan pembuatan produk yang akan dihasilkan oleh peneliti sampai tahap akhir pengembangan. Adapun rencana kerja yang harus disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan bahan b. Membuat storyboard c. Menyusun tujuan pelaksanaan atau pengembangan. d. Memvalidasi media yang terdiri dari validasi oleh ahli materi dan ahli desain. e. Implementasi. f. Evaluasi. 3.. Design (Desain) Branch (009) menjelaskan: The purpose of the Design phase is to verify the desired performances and testing methods. The common procedures associated with the Design phase are as follows conduct a task inventory, compose performance objectives, generate testing strategies. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap desain merupakan tahapan perancangan dan pembuatan produk. Langkah yang harus dilaksanakan pada

31 tahap ini adalah melakukan inventarisasi tugas, menyusun tujuan kinerja, dan menyusun strategi pengujian. 3...1 Melakukan Inventarisasi Tugas Adapun hal-hal yang dilakukan dalam melakukan inventarisasi tugas ini adalah: 1. Membuat storyboard media pembelajaran fisika SMA pada materi pokok Suhu dan Kalor yang disesuaikan dengan Kurikulum KTSP.. Pengumpulan bahan-bahan berupa perangkat pembelajaran, materi, animasi, gambar yang didapat baik melalui buku, internet maupun dari sumber-sumber yang lain. 3... Menyusun Tujuan Kinerja Perumusan tujuan merupakan tahap yang penting dalam merancang media pembelajaran, karena tujuan merupakan arah dan target kompetensi akhir yang ingin dicapai dari suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga menjadi dasar bagi guru dalam memilih metode pembelajaran, bentuk dan format media serta menyusun instrumen evaluasinya. Langkah yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu melihat kurikulum yang digunakan oleh sekolah untuk menyesuaikan isi media yang akan didesain dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. 3...3 Menghasilkan Strategi Pengujian Menurut Branch (009) pada tahap ini akan dibuat item untuk keperluan evaluasi pada tahap development dan implementation maka diperlukan penyusunan

3 item. Item yang dibuat oleh peneliti berupa angket tertutup untuk tim ahli dan angket respon siswa untuk megetahui kelayakan media yang dikembangkan. 3..3 Development (Pengembangan) Dalam model ADDIE, development merupakan kegiatan realisasi rancangan produk atau pembuatan produk yang sebelumnya telah disusun pada tahap desain. Branch (009) menjelaskan bahwa The purpose of the Develop phase is to generate and validate selected learning resources. Dalam bahasa Indonesia berarti bahwa tujuan dari tahap pengembangan adalah menghasilkan dan memvalidasi produk. Sugiyono (013) menerangkan bahwa validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Untuk tahap validasi media pembelajaran ini akan divalidasi oleh tenaga ahli, yaitu ahli materi, ahli media. Dari kedua ahli ini akan diperoleh kelemahan dan kekurangan yang kemudian akan direvisi. Sugiyono (013) menyebutkan bahwa setelah produk divalidasi oleh para ahli, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki produk. Namun jika tanggapan dari tenaga ahli telah bagus, maka tidak perlu dilakukan revisi atau perbaikan produk. 3..4 Implementation (Implementasi) Branch (009) menjelaskan:

33 The purpose of the Implement phase is to prepare the learning environment and engage the students. The common procedures associated with the Implement phase are the following: prepare the teacher and prepare the student. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan tahap penerapan sebuah produk. Produk yang telah direvisi dan dinyatakan layak oleh tim ahli, diujicobakan untuk mengumpulkan data tentang kualitas produk. Uji coba ini dilakukan pada kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kuala Tungkal. 3..5 Evaluation (Evaluasi) Menurut Branch (009): The purpose of the Evaluate phase is to assess the quality of the instructional products and processes, both before and after implementation. The common procedures associated with the evaluate phase are as follows: determine evaluation criteria, select evaluation tools, and conduct evaluation. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan penilaian sebuah produk yang dikembangkan. Evaluasi dilakukan pada setiap tahap, mulai dari analisis, desain, pengembangan dan implementasi. Langkah yang dilakukan pada tahap evaluasi ini adalah menentukan kriteria evaluasi, memilih alat evaluasi, dan melakukan evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki produk disetiap tahapan yang dilakukan. Hal ini dilakukan agar produk yang dikembangkan layak digunakan pada proses pembelajaran. 3.3 Subjek Uji Coba Uji coba produk media pembelajaran materi suhu dan kalor ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kuala Tungkal. Asyhar (010) menjelaskan Tujuan dari uji coba tersebut adalah melihat kesesuaian dan efektivitas media dalam

34 pembelajaran. Hal ini diperlukan karena kadang-kadang apa yang dikonsepkan oleh penulis belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Selama uji coba juga diperlukan masukan dari siswa untuk mengetahui persepsi mereka tentang media yang digunakan. 3.4 Jenis Data Dalam penelitian pengembangan ini, jenis data yang diambil yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tim validasi yaitu tim ahli materi dan tim ahli media berupa isian angket berupa saran dalam perbaikan media. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari persepsi siswa mengenai media yang dibuat dengan menggunakan Adobe Flash Professional CS6. 3.5 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket. Menurut Sugiyono (014) Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Menurut Arikunto (010) Angket tertutup merupakan angket yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Angket tertutup pada penelitian pengembangan ini digunakan untuk memperoleh data dari ahli media, ahli materi dan siswa sebagai bahan mengevaluasi media pembelajaran yang dikembangkan.

35 3.5.1 Angket Tim Ahli Angket evaluasi media untuk ahli media dan ahli materi dimaksudkan untuk mengetahui apakah media pembelajaran yang dibuat layak untuk dilakukan penelitian. Angket evaluasi media untuk ahli media disusun berdasarkan aspek komunikasi visual. Angket evaluasi media terdiri dari 1 indikator dengan alternatif jawaban Ya/Tidak. Adapun angket untuk ahli materi disusun berdasarkan aspek desain pembelajaran. Angket evaluasi materi terdiri dari 14 indikator dengan alternatif jawaban Ya/Tidak. Angket evaluasi media dan materi disusun berdasarkan kisi-kisi sesuai yang dikemukakan oleh Wahono (006). Adapun kisikisinya adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Angket Ahli Media Variabel Aspek Indikator No. Butir Komunikasi visual Kejelasan bahasa yang digunakan 1 Kemudahan dalam penggunaan media Keserasian warna background dengan tampilan 3 Penggunaan Media Kesesuaian pemakaian warna 4 Pembelajaran Fisika pada Kesesuaian jenis huruf 5 Materi Pokok Suhu dan Kesesuaian ukuran huruf 6 Kalor Ukuran dan kualitas gambar 7 Kualitas tampilan animasi 8 Kreatifitas penyajian animasi 9 Program berjalan dengan baik 10 Tombol/ikon jelas 11 Ketersediaan petunjuk penggunaan 1 Sumber: Wahono, 006

36 Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Angket Ahli Materi Variabel Aspek Indikator No. Butir Desain Kejelasan tujuan pembelajaran 1 pembelajaran Kesesuaian tujuan dengan KD/SK/kurikulum Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 3 Pemberian motivasi belajar 4 Penggunaan Media Aktualisasi materi 5 Pembelajaran Fisika pada Kebenaran konsep materi 6 Materi Pokok Suhu dan Kemudahan memahami materi 7 Kalor Keruntutan penyajian materi 8 Kejelasan uraian materi 9 Kesesuaian gambar dengan materi 10 Kesesuaian animasi dengan materi 11 Kesesuaian contoh soal dengan materi 1 Kesesuaian soal latihan dengan materi 13 Soal latihan bervariasi 14 Sumber: Wahono, 006 3.5. Angket Persepsi Siswa Angket persepsi siswa yang digunakan yaitu berupa angket tertutup dengan menggunakan jenis skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang mengunakan skala Likert untuk keperluan analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono (014) dapat diberi skor sebagai berikut: 1. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5. Setuju/sering/positif diberi skor 4 3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1 Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini, instrumen penelitiannya dibuat dalam bentuk checklist.

37 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa Variabel Indikator Descriptor No. Butir Desain Pembelajaran Kemudahan petunjuk penggunaan 1 Sistematika penyajian Kesesuaian dengan karakteristik 3 peserta didik Kemenarikan tampilan media 4 Mendorong minat siswa 5 Materi Kesederhanaan penyajian materi 6 Kejelasan tujuan pembelajaran 7 Kejelasan uraian gambar 8 Penggunaan Media Membantu mengingat materi 9 Pembelajaran Fisika Kemudahan untuk belajar mandiri 10 pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Mempermudah pemahaman 11 Keterbacaan Media Kalimat yang digunakan mudah 1 dipahami Bahasa yang digunakan jelas dan 13 sederhana Tampilan judul dan subjudul jelas 14 Kesesuaian ukuran huruf 15 Kesesuaian tampilan dan ukuran 16 animasi Informasi mudah dimengerti 17 Sumber: Warsita, 008 3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Angket Tim Ahli Data dan informasi yang telah dikumpulkan disesuaikan dengan kebutuhan analisis, selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan metode triangulasi waktu dan sumber yaitu mengumpulkan saran dan pendapat tim ahli tentang kelayakan media pembelajaran pada materi suhu dan kalor. Pendapat dari tim ahli tersebut berupa data kualitatif yang mempunyai dua alternatif jawaban yaitu ya dan tidak. Data ini akan digunakan untuk memperbaiki media yang digunakan. Tahap validasi ini akan berakhir jika tim ahli menyatakan media ini layak diproduksi.

38 3.6. Angket Persepsi Siswa Dalam penelitian ini data yang didapatkan dengan melihat persepsi siswa adalah data kuantitatif. Data tersebut didapatkan dengan menyebarkan angket persepsi. Sebelum angket ini diberikan kepada siswa, terlebih dahulu angket diuji dengan menganalisis validitas dan reliabilitasnya. 3.6..1 Analisis Validitas Menurut Arikunto (010) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk mendapatkan data penelitian yang valid, maka digunakan instrumen penelitian yang valid. Oleh sebab itu suatu instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data penelitian haruslah divalidasi terlebih dahulu. Untuk analisis validitas digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: r xy = N XY ( X )( Y ) ( X ) N Y { N X }{ ( ) } Y (3.1) Keterangan: r xy = koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y X = Skor dari setiap butir angket Y = skor total N = jumlah sampel Menurut Widoyoko (015) Penafsiran harga koefisien korelasi dilakukan dengan membandingkan harga r xy dengan harga kritik. Adapun harga kritik untuk validitas instrumen adalah 0,30. Artinya apabila r xy lebih besar atau sama dengan

39 0,30 (r xy 0,30), nomor butir tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila r xy lebih kecil dari 0,30 (r xy < 0,30), nomor butir tersebut dikatakan tidak valid. berikut: Hasil perhitungan validitas butir soal yang telah diujicobakan adalah sebagai Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Angket No Soal Validitas Keterangan 1 0,79 Valid 0,63 Valid 3 0,68 Valid 4 0,64 Valid 5 0,69 Valid 6 0,67 Valid 7 0,48 Valid 8 0,34 Valid 9 0,66 Valid 10 0,55 Valid 11 0,41 Valid 1 0,65 Valid 13 0,43 Valid 14 0,35 Valid 15 0,36 Valid 16 0,6 Valid 17 0,54 Valid 3.6.. Analisis Reliabilitas Menurut Arikunto (010) Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas menggunakan reliabilitas internal yang diuji dengan menganalisis konsistensi butirbutir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Menurut Sugiyono (014) Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara

40 mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan rumus Alpha. Menurut Arikunto (010) Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Keterangan: r ( σ b ) k = k 1 σ t 11 1 (3.) r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal σ b = jumlah variansi butir σ t = variansi total Keterangan: Variansi dapat dicari dengan : σ b X = N ( X ) N (3.3) σ b = Variansi butir N X = Jumlah responden = Skor-skor pada butir ke-i X = Jumlah seluruh skor pada butir ke-i

41 X = Jumlah hasil kuadrat skor pada butir ke-i Untuk mengetahui apakah instrumen reliabel atau tidak langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan dengan harga kritik atau standar reliabilitas. Harga kritik atau indeks reliabilitas instrumen adalah 0,7. Artinya suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 Kaplan (198) dalam Widoyoko (015). 3.6..3 Analisis Skala Angket Langkah-langkah menganalisis data angket persepsi siswa adalah sebagai berikut: a. Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. b. Membuat tabulasi data. c. Menghitung presentasi dari tiap-tiap sub variabel. d. Persentase untuk tiap-tiap sub variabel dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijono, 010): RS= 100% (3.4) Keterangan: RS = persentase sub variable n = jumlah nilai tiap sub variable N = jumlah skor maksimum

4 e. Dari persentase yang telah diperoleh ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Tabel 3.5 Range Persentase dan Kriteria Kualitatif No. Interval Persentase Kriteria 1. 81 % - 100 % Sangat Baik. 61 % - 80 % Baik 3. 41 % - 60 % Cukup Baik 4. 1 % - 40 % Kurang Baik 5. 0 % - 0 % Tidak Baik Sumber: Riduwan, 013