BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Catatan 31 Maret Maret 2010

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

BAB II LAPORAN ARUS KAS

JUMLAH AKTIVA

L2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SEPATU BATA Tbk. Di Susun oleh : DENNIS 3 EB

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

BAB II LANDASAN TEORI

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

IAS 7 Laporan Arus Kas

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAMPIRAN. Laporan Keuangan PT Astra Graphia Tbk

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

1 L a p o r a n T a h u n a n

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

JUMLAH ASET LANCAR

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB II BAHAN RUJUKAN

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Januari 2017 s/d 31 Januari 2017

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Januari 2017 s/d 31 Agustus 2017

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Aset Neto Per 28 Februari 2017

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Mei 2017 s/d 31 Mei 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 April 2017 s/d 30 April 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Maret 2017 s/d 31 Maret 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Per 01 Juni 2017 s/d 30 Juni 2017

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT INDOMOBIL SUKSES INTERNASIONAL TBK. Adistha Swasti Fidelia

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II BAHAN RUJUKAN

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH

BAB II BAHAN RUJUKAN

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

30 Juni 31 Desember

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

PINJAMAN SUBORDINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

ANALISA LAPORAN KEUANGAN. Tentang ANALISA LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

1 L a p o r a n T a h u n a n

) ( ASET INVESTASI

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB LAPORAN ARUS KAS. penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN BANK : PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk TANGGAL LAPORAN : Per 30 September 2016

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Transkripsi:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis terhadap Laporan Arus Kas dan Penyajiannya berdasarkan Metode Tidak Langsung a. Telah diketahui bahwa laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keungan, sehingga diperlukan informasi yang berasal dari laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi perbandingan perusahaan dalam dua periode yang saling berurutan. b. Dari laporan neraca dan laporan laba rugi PT Pembangunan Jaya Ancol tersebut, dapat diketahui perubahan posisi keuangan perusahaan sesuai dengan aktivitas operasional dan juga aktivitas non operasional yang dilakukan perusahaan. c. Oleh karena penyusunan laporan arus kas merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 dan menyajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Maka kewajiban penyusunan laporan arus kas tersebut diwajibkan terhadap PT Pembangunan Jaya Ancol yang merupakan suatu perusahaan yang harus tunduk terhadap peraturanperaturan yang berlaku. Laporan arus kas tersebut dapat digunakan oleh pembaca/pemakai laporan keuangan, untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut dapat menghasilkan kas dan setra kasnya.

Dalam menentukan arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah memahami mengapa laba bersih tersebut harus dikonversikan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, banyak perusahaan yang menggunakan dasar akrual dalam pencatatan transaksi yang dilakukan. Menurut dasar ini menghendaki pendapatan diakui dan dicatat pada saat realisasi, sedangkan beban biaya dicatat saat incurred. Pendapatan yang dihasilkan mencakup penjualan kredit yang belum tertagih tunai dan beban terjadi yang mungkin belum dibayarkan secara tunai. Jadi, menurut dasar akuntansi akrual, laba bersih tidak akan menunjukkan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Akibat dari penggunaan dasar akrual tersebut, maka pendapatan yang terjadi tidak seluruhnya diikuti dengan penerimaan kas, begitu pula dengan beban yang terjadi tidak seluruhnya diikuti dengan pembayaran kas. Dengan demikian jika digunakan dasar akrual sebagai pencatatan transaksi maka laba bersih yang diperoleh tidak dapat menunjukkan arus kas bersih yang berasal dari operasional perusahaan. Agar dihasilkan arus kas bersih dari aktivitas operasi maka harus dihilangkan terlebih dahulu transaksi-transaksi yang ada dalam laporan laba rugi yang tidak mempengaruhi kenaikan atau penurunan kas. Dalam penyusunan laporan arus kas, maka ada beberapa informasi yang dibutuhkan yaitu : 48

1. Neraca Perbandingan Dari neraca tersebut akan dapat diperoleh informasi mengenai besarnya perubahan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari awal sampai akhir perode. 2. Laporan laba rugi yang bersangkutan Dari laporan laba rugi ini akan dapat diperoleh informasi mengenai besarnya kas yang berasal dan digunakan untuk aktivitas operasi selama periode tersebut. 3. Dan transaksi lainnya Mmpersiapkan laporan formal arus kas, diklasifikasikan menurut operasi, investasi, dan aktivitas keungan. Transaksi investasi non kas signifikan dan keuangan seharusnya tidak dilaporkan di dalam laporan arus kas namun seharusnya diungkapkan terpisah. Lima langkah umumnya dibutuhkan di dalam mempersiapkan sebuah laporan lengkap tentang arus kas : 1. Menentukan perubahan dalam kas (termasuk akuivalen kas). Hal ini secara sederhana merupakan perbedaan antara saldo kas awal dan akhir selama periode yang dianalisis. Perubahan di dalam kas adalah jumlah target Laporan arus kas tidak dilakukan sama dengan perubahan bersih dalam kas. 2. Menentukan kas bersih yang diberikan oleh (digunakan dalam) aktivitas operasi. Langkah ini membutuhkan analisis item laporan 49

keuangan masing-masing dan perubahan (awal tahun hingga akhir tahun) dalam semua aktiva operasi lancar dan utang operasi. 3. Menentukan kas bersih yang diberikan oleh (digunakan dalam) investasikan aktivitas. Langkah ini mebutuhkan analisis perubahan (awal tahun hingga akhir tahun) dalam semua aktiva tidak lancar sebagaimana juga perubahan di dalam semua aktiva lancar non operasi. 4. Menentukan kas bersih yang diberikan oleh (digunakan dalam) mendanai aktivitas. Langkah ini membutuhkan analisis perubahan (awal tahun hingga akhir tahun) di dalam utang tidak lancar, semua akun modal sendiri (equity), dan semua utang non operasi. Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap possisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setra kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. 50

Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan nomor 2 Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Sedangkan setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan utuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Dari data neraca perbandingan tahun 2006, 2007 dan 2008 dapat diketahui jumlah kas dan setara kas untuk tahun 2006 sebesar Rp 125.116.551.468, tahun 2007 sebesar Rp 271.669.367.779 dan tahun 2008 sebesar Rp 308.202.099.960 sehingga perubahan atau kenaikan kas dan setara kas untuk tahun 2006 ke tahun 2007 sebesar Rp 146.552.816.311 dan tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar Rp 36.532.732.181. Penyususnan metode tidak langsung diawali dengan laba bersih dan penyesuaian laba bersih tersebut sehingga diperoleh arus kas dari aktivitas operasi. 51

52

Perubahan Dalam Akun Aktiva Lancar dan Kewajiban Lancar Sebagian besar aktiva lancar dan kewajiban lancar merupakan hasil dari kegiatan operasi, dan beban lainnya. Perubahan dalam akun lancar ini dilaporkan penyesuaian terhadap laba bersih pada laporan arus kas. Untuk mencapai pada arus kas dari aktivitas operasi, perlu untuk melaporkan pendapatan dan beban atas dasar kas. Ini dilakukan dengan menghilangkan pengaruh transaksi perhitungan rugi laba yang tidak menghasilkan kenaikan atau penurunan setara dalam kas. Analisa laporan arus kas dengan metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih dan mengubahnya menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan perkataan lain, metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih untuk pos-pos yang mempengaruhi laba bersih yang dilaporkan tetapi tidak mempengaruhi kas yaitu beban-beban non kas dalam perhitungan rugi laba ditambah kembali ke laba bersih dan kredit non kas dikurangi menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi. 53

Tabel 4.2 Laporan Arus Kas PT. Pembangunan Jaya Ancol Metode tidak langsung tahun 2007 dan tahun 2008 2008 2007 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba bersih 132.233.084.587 140.867.118.325 Deviden (56.319.999.989) (50.399.892.806) Laba bersih (Nett) 75.913.084.598 90.467.225.519 Penurunan & Kenaikan saldo piutang usaha 51.557.169 (56.077.001.785) Penurunan & Kenaikan saldo piutang pihak yg mempunyai hub istimewa 4.919.459.478 (7.335.261.042) Kenaikan saldo Persediaan (1.133.839.931) (465.949.489) Kenaikan & Penurunan Uang Muka (1.670.760.497) 4.351.998.250 Kenaikan saldo Pajak Dibayar di Muka (911.627.428) (2.956.001.938) Kenaikan & Penurunan saldo Biaya Dibayar di Muka (906.867.609) 5.035.198.109 Kenaikan& Penurunan hutang bank jangka pendek 777.210.553 (388.344.348) Kenaikan Hutang Usaha Pihak Hubungan Istimewa 5.055.370.748 3.874.892.112 Penurunan & kenaikan Hutang Usaha Pihak ketiga (12.261.770.124) 16.446.521.689 Kenaikan Hutang Lain-lain 10.092.701.106 23.520.372.001 Kenaikan Hutang Pajak 2.295.605.306 7.040.678.560 Penurunan & Kenaikan Biaya Masih Harus Dibayar (1.375.404.116) 7.791.813.023 Penurunan Pendapatan Diterima di Muka (21.198.985.200) 19.718.162.986 Penurunan Sewa Guna Usaha (21.708.351) (13.191.489) Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi 59.624.025.702 111.011.112.158 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga Jangka Panjang 47.188.711.107 (19.373.580.756) kenaikan Investasi jangka pendek (18.744.050.000) (15.080.375.000) Aset Pajak Tangguhan (1.255.877.369) (4.836.678.384) Investasi Jangka Panjang 204.424.032 217.537.716 Aset Real Estat (18.871.820.643) (30.197.637.833) Aset Tetap (31.187.648.221) (28.794.216.675) Aset Lain-lain 4.692.112.200 (20.796.673.202) Arus Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (17.974.148.894) (118.861.624.134) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kewajiban Manfaat Karyawan 742.106.469 232.990.007 Hutang Obligasi 577.984.414 147.697.509.455 Uang Jaminan (230.991.997) 6.116.087.732 Hak Minoritas 49.706.487 347.291.099 Keuntungan (Kerugian) Belum Direalisasi atas Efek Tersedia untuk Dijual (6.255.950.000) 9.450.000 Kas Bersih Yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (5.117.144.627) 154.403.328.293 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 36.532.732.181 146.552.816.317 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 271.669.367.779 125.116.551.468 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 308.202.099.960 271.669.367.779 Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun terdiri dari: Kas 2.527.871.660 2.200.103.347 Bank 86.702.478.300 58.798.864.543 Deposito 218.971.750.000 210.670.399.889 Jumlah 308.202.099.960 271.669.367.779 54

Penjelasan terhadap penyesuaian laba bersih tahun 2007 adalah sebagai berikut : a. Untuk laporan arus kas tahun 2007 saldo piutang usaha perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp 56.077.001.785 (dari Rp 167.777.714.475 menjadi Rp 223.857.716.260) selama periode tersebut terjadi penjualan secara kredit sebesar Rp 56.077.001.785. Kenaikan piutang usaha menandakan adanya penjualan yang tidak dilakukan secara tunai, sehingga laba bersih yang dilaporkan atas dasar acrual lebih tinggi dari penerimaan kas yang sebenarnya. untuk tahun 2007 kenaikan piutang sebesar Rp 56.077.001.785 mengurangi laba bersih b. Kenaikan saldo piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa di tahun 2007 mengalami kenaikan Rp 7.335.261.042 (dari Rp 2.024.626.673 menjadi Rp 9.359.887.715) selama periode tersebut diperusahaan terjadi penjualan kredit lebih besar Rp 7.335.261.042. Untuk menyesuaikan laba bersih ke kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi, kenaikan piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa ditahun 2007 sebesar Rp 7.335.261.042 mengurangi laba bersih. c. Kenaikan saldo persediaan perusahaan tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp 465.949.489 (dari Rp 8.248.238.299 menjadi Rp 8.714.187.788) Akun Persediaan Barang Dagangan menunjukkan selisih antara jumlah persediaan yang telah dibeli dan jumlah yang telah dijual. Untuk perusahaan hal ini berarti biaya perolehan barang 55

dagangan yang dibeli melibihi harga pokok penjualan sebesar Rp 465.949.489 di tahun 2007. d. Penurunan uang muka di tahun 2007 sebesar Rp 4.351.998.250 mencerminkan bahwa pendapatan atas dasar akrual lebih rendah daripada dasar kas. Untuk mengubah laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi, pada tahun 2007 penurunan sebesar Rp 4.351.998.250 dalam uang muka ditambahkan ke laba bersih. e. Kenaikan pajak dibayar dimuka di tahun 2007 sebesar Rp 2.956.001.938. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk pajak lebih besar dibandingkan beban pajak yang dilaporkan dengan basis akrual. f. Penurunan biaya dibayar dimuka ditahun 2007 sebesar Rp 5.035.198.109 hal ini kas yang dibayar untuk biaya lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk biaya lebih besar dibandingkan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual. g. Penurunan utang bank jangka pendek tahun 2007 sebesar Rp. 388.344.438 dimana perusahaan menerima kas masuk sudah diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi. h. Kenaikan utang usaha hubungan istimewa untuk perusahaan, meningkat sebesar Rp 3.874.892.112 ditahun 2007. Hal ini berarti perusahaan menerima lebih banyak barang senilai Rp 3.874.892.112 untuk tahun 2007. 56

i. Kenaikan utang usaha perusahaan di tahun 2007 sebesar Rp. 16.446.521.689 hal ini berarti perusahaan membayar kas lebih kecil dari beban yang dilaporkan secara akrual dan penurunan utang usaha untuk perusahaan. j. Kenaikan utang lain-lain senilai Rp 23.520.327.001 ditahun 2007 Hal ini berarti perusahaan mambayar kas lebih kecil dari beban yang dilaporkan secara akrual. k. Kenaikan utang pajak sebesar Rp 7.040.678.560 pada tahun 2007 mencerminkan bahwa beban pajak atas dasar akrual lebih tinggi dari pada dasar kas karena beban pajak pembayarnnya belum terjadi dimana pembayarannya belum terlaksana. Untuk mengubah laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktvitas operasi, kenaikan tersebut dalam hutang pajak harus dikurangkan ke laba bersih. l. Kenaikan biaya yang masih harus dibayar ditahun 2007 sebesar Rp 7.791.813.023 dimana biaya akrual yang dilaporkan pada laporan laba rugi lebih besar daripada biaya yang dilaporkan atas dasar kas. m. Kenaikan pendapatan diterima dimuka tahun 2007 sebesar Rp 19.718.162.986 menyebabkan adanya penerimaan kas dan kenaikan pendapatan diterima dimuka menambah laba. n. Penurunan sewa guna usaha sebesar Rp 13.191.489 ditahun 2007 menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi sewa guna usaha, yang mana transaksi ini tidak dilaporkan sebagai 57

beban pada laporan laba rugi, oleh karena itu beban yang dilaporkan atas dasar akrual lebih kecil daripada kas yang keluar, sehingga penurunan sewa guna usaha disesuaikan dengan mengurangi saldo laba bersih yang dilaporkan untuk memperoleh saldo kas bersih dari aktivitas operasi. Penjelasan terhadap penyesuaian laba bersih tahun 2008 adalah sebagai berikut : a. Untuk tahun 2008 saldo piutang usaha perusahaan mengalami penurunan Rp. 51.557.169 (dari Rp. 223.854.716.260 menjadi Rp. 223.803.159.091) selama periode tersebut untuk perusahaan hal ini berarti penerimaan kas lebih besar Rp. 51.557.169 dari pendapatan. Untuk menyesuaikan laba bersih ke kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi, penurunan sebesar Rp. 51.557.169 pada piutang usaha pada tahun 2008 di tambahkan ke laba bersih. b. Di tahun 2008 saldo piutang yang mempunyai hubungan istimewa mengalami penurunan Rp. 4.919.459.478 (dari Rp. 9.359.887.715 menjadi Rp. 4.440.428.237) selama periode tersebut untuk perusahaan hal ini berarti penerimaan kas lebih besar Rp. 4.919.459.478 dari pendapatan. Untuk menyesuaikan laba bersih ke kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi, penurunan sebesar Rp. 4.919.459.478 pada piutang usaha yang mempunyai hubungan istimewa di tahun 2008 tambahkan kelaba bersih. 58

c. Di tahun 2008 saldo persediaan perusahaan naik sebesar Rp. 1.133.839.931 (dari Rp. 8.714.187.788 menjadi Rp. 9.848.027.719) selama periode tersebut. Akun Persediaan Barang Dagangan menunjukkan selisih antara jumlah persediaan yang telah dibeli dan jumlah yang telah dijual. pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.133.839.931. Hasilnya, harga pokok penjualan tidak menunjukan pembayaran kas sebesar Rp 465.949.489 dan Rp. 1.133.839.931 untuk barang dagangan. Kenaikan persediaan Rp 465.949.489 dan Rp. 1.133.839.931 selama periode tersebut dikurangi dari laba bersih untuk mendapatkan kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi. d. Kenaikan uang muka ditahun 2008 (Uang muka operasional merupakan uang muka pelaksanaan kegiatan usaha atau acara-acara yang diselenggarakan Perusahaan) sebesar Rp. 1.670.760.497 mencerminkan bahwa pendapatan atas dasar akrual lebih tinggi daripada dasar kas. Untuk mengubah laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi, ditahun 2008 kenaikan uang muka sebesar Rp. 1.670.760.497 mengurangi laba bersih. e. Pajak dibayar dimuka di tahun ditahun 2008 meningkat sebesar Rp. 911.627.428 selama periode tersebut. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk pajak lebih besar dibandingkan beban pajak yang dilaporkan dengan basis akrual. 59

f. Biaya dibayar dimuka tahun 2008 meningkat sebesar Rp. 906.867.609 selama periode tersebut. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk biaya lebih besar dibandingkan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual. g. Kenaikan utang bank jangka pendek tahun 2008 untuk perusahaan sebesar Rp. 777.210.553 selama periode tersebut. Hal ini berarti perusahaan menerima kas masuk sebenarnya belum diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba bersih. h. Kenaikan utang usaha hubungan istimewa untuk perusahaan Rp. 5.055.370.748 ditahun 2008. Hal ini berarti perusahaan menerima lebih banyak barang senilai Rp. 5.055.370.748 untuk tahun 2008 dari yang sebenarnya dibayarkan. i. Di tahun 2008, dimana utang usaha menurun sebesar Rp. 12.261.770.124 selama periode tersebut. Hal ini berarti perusahaan mambayar kas lebih besar dari beban yang dilaporkan secara akrual. j. Kenaikan utang lain-lain senilai Rp. 10.092.701.106 ditahun 2008 selama periode tersebut. Hal ini berarti perusahaan mambayar kas lebih kecil dari beban yang dilaporkan secara akrual. k. Kenaikan utang pajak sebesar dan Rp 2.295.605.306 pada tahun 2008 mencerminkan bahwa beban pajak atas dasar akrual lebih tinggi dari pada dasar kas karena beban pajak pembayarnnya belum terjadi dimana pembayarannya belum terlaksana. Untuk mengubah laba 60

bersih menjadi arus kas bersih dari aktvitas operasi, kenaikan tersebut dalam hutang pajak harus dikurangkan ke laba bersih. l. Penurunan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 1.375.404.116 pada tahun 2008 menunjukan adanya pengeluaran kas untuk melunasi biaya yang masih harus dibayar, sedangkan biaya akrual yang dilaporkan pada laporan laba rugi lebih kecil dari biaya yang dilaporkan atas dasar kas. m. Penurunan pendapatan diterima dimuka tahun 2008 sebesar Rp. 21.198.985.200 menunjukan adanya pengakuan pendapatan atas transaksi masa lalu, namun pendapatan tersebut tidak menyebabkan adanya penerimaan kas dimasa sekarang oleh kearena itu pendapatan atas dasar akrual dilaporkan lebih tinggi dibandingkan kas yang sebenarnya diterima, sehingga penurunan pendapatan diterima dimuka harus mengurangi laba bersih. n. Penurunan sewa guna usaha Rp. 21.708.351 ditahun 2008 menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi sewa guna usaha, yang mana transaksi ini tidak dilaporkan sebagai beban pada laporan laba rugi, oleh karena itu beban yang dilaporkan atas dasar akrual lebih kecil daripada kas yang keluar, sehingga penurunan sewa guna usaha disesuaikan dengan mengurangi saldo laba bersih yang dilaporkan untuk memperoleh saldo kas bersih dari aktivitas operasi. 61

Menentukan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan Setelah arus kas dihitung, langkah selanjutnya adalah menentukan apakah setiap perubahan lain dalam neraca mengakibatkan kenaikan atau penurunan dalam kas. Banyak analis melihat investasi sebagai kegiatan yang penting, karena investasi menentukan arah perusahaan dimasa yang akan datang. Pengetahuan tentang arus kas jenis ini membantu investor dan kreditor mengevaluasi kemana menejer mengarahkan perusahaannya. Dari aktivitas investasi terdapat kenaikan saldo piutang usaha jangka panjang kepada pihak ketiga pada tahun 2007 sebesar Rp 19.373.580.756. Dan pada tahun 2008 terdapat penurunan saldo piutang usaha jangka panjang kepada pihak ketiga sebesar Rp 47.188.711.107, hal ini menandakan adanya penerimaan kas oleh perusahaan atas transaksi yang terjadi di masa lalu. Kenaikan saldo investasi jangka pendek dan jangka panjang pada tahun 2007 dan tahun 2008 menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk investasi. Kenaikan saldo asset untuk realestate dan asset tetap menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk menambah aktiva tetapnya, dan atas transaksi ini termasuk dalam aktivitas investasi. Kenaikan saldo asset lain-lain ditahun 2007 menggambarkan adanya penambahan asset yang dimiliki perusahhan, sedangkan penurunan saldo asset lain-lain pada tahun 2008 menggambarkan terjadinya penjualan aset yang dimiliki perusahaan yang nantinya menambah saldo aktiva 62

lancarnya termasuk kas, dan atas transaksi ini termasuk dalam aktivitas investasi. Kenaikan saldo kewajiban manfaat karyawan pada tahun 2007 dan tahun 2008 menunjukkan adanya transaksi yang menimbulkan biaya akrual dimasa sekarang namun tidak menyebabkan pengeluaran kas perusahaan, oleh karena itu kenaikan saldo kewajiban manfaat karyawan merupakan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan. Kenaikan saldo hutang obligasi senilai Rp 147.697.509.455 pada tahun 2007 dan Rp. 577.984.414 pda tahun 2008, menunjukkan bahwa perusahaan menerbitkan obligasi yang mendatangkan dana bagi perusahaan untuk mendanai aktivitasnya. Kenaikan uang jaminan pada tahun 2007 adanya penambahan jaminan untuk aktivitas pendanaan. Dan penurunuan uang jaminan di tahun 2008 menunjukaan adanya penngguaan dana oleh perusahaan untuk melunasi kewajibannya jangka panjangnya, dan atas transaksi ini merupakan pengeluaran kas untuk aktivitas pendanaan. Efek yang tersedia untuk dijual adalah Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan (dibebankan) pada "Laba/Rugi yang Belum Direalisasi dari Pemilikan Surat Berharga", yang merupakan komponen Ekuitas, dan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada saat realisasi. 63

B. Analisis Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung dalam Menilai Produktivitas Operasional Perusahaan. Bagian operasi dari laporan arus kas PT Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007 tahun 2008 adalah sebagai berikut : 2008 2007 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba bersih 132,233,084,587 140,867,118,325 Deviden (56,319,999,989) (50,399,892,806) Laba bersih (Nett) 75,913,084,598 90,467,225,519 Penurunan & Kenaikan saldo piutang usaha 51,557,169 (56,077,001,785) Penurunan & Kenaikan saldo piutang pihak yg mempunyai hub istimewa 4,919,459,478 (7,335,261,042) Kenaikan saldo Persediaan (1,133,839,931) (465,949,489) Kenaikan & Penurunan Uang Muka (1,670,760,497) 4,351,998,250 Kenaikan saldo Pajak Dibayar di Muka (911,627,428) (2,956,001,938) Kenaikan & Penurunan saldo Biaya Dibayar di Muka (906,867,609) 5,035,198,109 Kenaikan& Penurunan hutang bank jangka pendek 777,210,553 (388,344,348) Kenaikan Hutang Usaha Pihak Hubungan Istimewa 5,055,370,748 3,874,892,112 Penurunan & kenaikan Hutang Usaha Pihak ketiga (12,261,770,124) 16,446,521,689 Kenaikan Hutang Lain-lain 10,092,701,106 23,520,372,001 Kenaikan Hutang Pajak 2,295,605,306 7,040,678,560 Penurunan & Kenaikan Biaya Masih Harus Dibayar (1,375,404,116) 7,791,813,023 Penurunan Pendapatan Diterima di Muka (21,198,985,200) 19,718,162,986 Penurunan Sewa Guna Usaha (21,708,351) (13,191,489) Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi 59,624,025,702 111,011,112,158 Dari hasil analisis laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung dapat memberikan informasi tentang produktivitas operasional perusahaan yaitu bahwa laba bersih perusahaan tahun 2007 dan tahun 2008 dapat memberikan pengaruh positif dalam perolehan arus kas bersih dari ativitas operasi yang secara tidak langsung juga memberikan pengaruh terhadap jumlah arus kas bersih yang diperoleh secara keseluruhan. Analisis laporan arus kas PT Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007 dan tahun 2008 juga dapat memberikan informasi 64

kepada para pengambil keputusan apakah PT Pembangunan Jaya Ancol telah berhasil mencapai tujuannya sebagai akibat kegiatan perusahaaan yang berupaya untuk dapat mencapai tujuannya. Perolehan Laba bersih perusahaan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 90.467.118.325.- dan perolehan laba bersih tahun 2008 adalah sebesar Rp.75.913.084.598.-. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat laba positip memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai target produktivitas operasionalnya. Namun demikian, tingkat perolehan laba yang positip, belum tentu menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi yang positp juga. Oleh karena itu dengan menganalisa laporan arus kas perusahaan, khususnya arus kas yang berhubungan dengan aktivitas operasional perusahaan, akan memberikan gambaran apakah perusahaan tersebut, selain mampu mencapai target produktivitas operasionalnya secara akrual, namun juga mampu mencapai produktivitas operasionlanya dari segi finansial. Dengan demikian, analisis laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung yang memusatkan pengkorvesian laba bersih menjadi kas dari aktivitas operasi, setidaknya dapat memberikan gambaran bagi para pengambil keputusan bahwa pada tahun 2007 & 2008, perusahaan memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan arus kas dari aktivitas operasi yang bernilai positip senilai 65

Rp.111.011.112.158.- pada tahun 2007 dan Rp.59,624,025,702,- pada tahun 2008. Adanya arus kas positip yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasi, menunjukkan bahwa secara finansial, produktivitas operasional perusahaan menunjukkan kinerja yang cukup baik. Berdasarkan laporan arus kas metode tidak langsung PT. Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007, khususnya laporan arus kas dari aktivitas operasi, transaksi-transaksi yang mempengaruhi peningkatan laba untuk menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut : a. Penurunan saldo uang muka Rp.4.351.998.250.- dan Penurunan Biaya Dibayar Dimuka Rp.5.035.198.109.- menunjukkan bahwa pembebanan biaya operasional dalam perolehan laba bersih perusahaan terlalu tinggi, karena biaya tersebut sebenarnya sudah dibayarkan tunai pada periode sebelumnya, sehingga amortisasi biaya tersebut yang menyebabkan penurunan pendapatan operasional pada periode berjalan harus dikoreksi. Karena beban tersebut secara cash basis bukan merupakan biaya yang dapat dibebankan dalam pencapaian tingkat produktivitas operasional di periode berjalan. b. Kenaikan saldo Hutang Usaha Pihak Yang mempunyai Hubungan Istimewa Rp.3.874.892.112.- kenaikan Hutang Usaha Pihak Ketiga Rp.16.446.521.689.- kenaikan Hutang Lain-Lain Rp.7.040.678.560.- kenaikan Hutang Pajak Rp.7.791.813.023.- dan kenaikan saldo Biaya 66

Yang Masih Harus Dibayar Rp.7.791.813.023.- menunjukkan adanya pembebanan biaya operasional periode berjalan (yang mengurangi perolehan laba) yang sebenarnya belum dibayarkan secara tunai, sehingga secara Cash Basis biaya tersebut tidak seharusya dibebankan pada pencapaian target produktivitas operasional periode tersebut. c. Kenaikan saldo Pendapatan diterima dimuka Rp.19.718.162.986.- menunjukkan adanya penerimaan kas oleh perusahaan, namun karena harus diamortisasi dalam jangka waktu tertentu, maka belum seluruhnya dianggap sebagai pendapatan di periode berjalan. Namun secara Cash Basis adanya keniakan pendapatan diterima dimuka merupakan transaksi yang dapat meningkatkan produktivitas operasional perusahaan. Sedangkan transaksi-transaksi yang mempengaruhi penurunan perolehan laba guna menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut: a. Kenaikan saldo piutang usaha Rp.56.077.001.785.- dan piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rp.7.335.261.042.- menunjukkan bahwa dari semua aktivitas operasional perusahaan dalam rangka pencapaian produktivitas operasionalnya tidak keseluruhannya dapat menghasilkan uang tunai pada periode berjalan, kenaikan piutang usaha menggambarkan bahwa tingkat pendapatan yang diperoleh perusahaan terlalu tinggi senilai piutang yang masih belum terealisasi pembayarannya. 67

b. Kenaikan saldo persediaan sebesar Rp.465.949.489.- menunjukkan bahwa pembebanan HPP oleh perusahaan masih terlalu rendah dibandingkan dengan nilai penambahan persediaan pada periode berjalan. Sehingga adanya penambahan dalam saldo persediaan mengurangi saldo kas yang berpotensi diterima yang terkandung dalam saldo laba bersih. c. Kenaikan saldo pajak dibayar dimuka Rp.2.956.001.928.- mmenunjukkan bahwa ada penurunan saldo kas untuk pembayaran pajak, yang mana pengeluaran tersebut belum diakui sebagai biaya periode berjalan, karena menyangkut amortisasi biaya lebih dari satu periopde ke depan. d. Penurunan saldo hutang bank jangka pendek senilai Rp.388.344.348.- dan penurunan sewa guna usaha Rp.13.191.489.- menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi pinjamannya, namun hal ini tidak dicatat sebagai beban, sehingga tidak mempengaruhi pencapaian perolehan pendapatan operasional perusahaan pada periode berjalan. Oleh karena itu secara cash basis adanya penurunan hutang menandakan adanya penggunaan dana untuk operasional perusahaan. Total aktivitas arus kas yang mempengaruhi peningkatan produktivitas operasional PT.Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007 adalah senilai Rp.87.779.636.730.- sedangkan Total aktivitas arus kas yang mempengaruhi penurunan produktivitas operasional PT.Pembangunan 68

Jaya Ancol tahun 2007 adalah Rp.67.235.750.091.-. Sehingga terdapat surplus perolehan kas dari aktivitas operasi perusahaan. Berdasarkan laporan arus kas metode tidak langsung PT. Pembangunan Jaya Ancol tahun 2008, khususnya laporan arus kas dari aktivitas operasi, transaksi-transaksi yang mempengaruhi peningkatan laba untuk menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut : a. Adanya penurunan saldo piutang usaha Rp.51.557.169.- dan penurunan saldo piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rp.4.919.459.978.- yang menunjukkan adanya penerimaan kas dari pelunasan piutang yang tidak diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan. Sehingga ada penambahan pada laba bersih yang merupakan tolak ukur penilaian kinerja produktivitas operasional perusahaan. b. Adanya kenaikan saldo hutang bank jangka pendek Rp.777.210.553.- hutang usaha pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rp.5.055.370.748,- hutang lain-lain Rp.10.092.701.106.- dan hutang pajak Rp.2.295.605.306.- menunjukkan adanya pembebanan biaya operasional periode berjalan (yang mengurangi perolehan laba) yang sebenarnya belum dibayarkan secara tunai, sehingga secara Cash Basis biaya tersebut tidak seharusya dibebankan pada pencapaian target produktivitas operasional periode tersebut. 69

Sedangkan transaksi-transaksi yang mempengaruhi penurunan perolehan laba untuk menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut :: a. Kenaikan saldo persediaan sebesar Rp.1.133.839.931.- menunjukkan bahwa pembebanan HPP oleh perusahaan masih terlalu rendah dibandingkan dengan nilai penambahan persediaan pada periode berjalan. Sehingga adanya penambahan dalam saldo persediaan mengurangi saldo kas yang berpotensi diterima yang terkandung dalam saldo laba bersih. b. Kenaikan saldo pajak dibayar dimuka Rp911.627.428- dan biaya dibayar dimuka Rp.906.867.609 menunjukkan bahwa ada penurunan saldo kas untuk pembayaran biaya-biaya, yang mana pengeluaran tersebut belum diakui sebagai biaya periode berjalan, karena menyangkut amortisasi ke lebih dari satu periope ke depan. c. Penurunan saldo hutang usaha pihak ketiga Rp.12.261.770.124.- dan biaya yang masih harus dibayar Rp.1.375.404.116.- menunjukkan adanya pengeluaran kas untuk pembayaran hutang yang tidak diakui sebagai biaya pengurang laba periode berjalan. d. Penurunan saldo pendapatan diterima dimuka Rp.21.198.985.200.- menunjukkan adanya pengakuan pendapatan yang sebenarnya tidak menyebabkan perolehan kas pada periode berjalan. e. Penurunan saldo sewa guna usaha Rp.21.708.351.- menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi pinjamannya, 70

namun hal ini tidak dicatat sebagai beban, sehingga tidak mempengaruhi pencapaian perolehan pendapatan operasional perusahaan pada periode berjalan. Oleh karena itu secara cash basis adanya penurunan hutang menandakan adanya penggunaan dana untuk operasional perusahaan. 71