tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB I PENDAHULUAN. macam keluhan penyakit, berbagai tindakan telah dilakukan, mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tindakan pembedahan. Beberapa penelitian di negara-negara industri

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sangat susah ditanggulangi, sebagian besar berakhir dengan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera

BAB I PENDAHULUAN. inap di rumah sakit. Pada penelitian Kusumayanti dkk (2004) di tiga Rumah

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP TINGKAT GANGGUAN TIDUR PADA PASIEN PASKA OPERASI LAPARATOMI DI IRNA B (TERATAI) DAN IRNA AMBUN PAGI RSUP DR.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Malnutrisi merupakan salah satu permasalahan yang banyak dialami

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perhatian terhadap infeksi daerah luka operasi di sejumlah rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan operasi dan penyembuhan luka. Penyembuhan luka operasi sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

KONTRIBUSI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun. terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka

BAB I PENDAHULUAN. Albumin merupakan protein terbanyak dalam plasma, sekitar 60% dari total

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap pengalaman sakit, yang disebabkan karena faktor lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pelayanan gizi yang bermutu terutama dalam menyediakan makanan

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

NOTULEN. Peserta rapat : Tim Akuntabilitas Kinerja: - Kepala Bagian - Kepala Bidang - Kasubag - Kasi KEGIATAN RAPAT

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan berdasarkan pola pelayanan berfokus pada pasien (Patient

BAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengakibatkan ketertarikan masyarakat umum semakin berlomba

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilaporkan tuntutan pasien atas medical error yang terjadi pada dirinya. Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Rumah sakit merupakan tempat yang sangat kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan membuka sayatan.berdasarkan data yang diperoleh dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta serta

PROGRAM IMPLEMENTASI POKJA PELAYANAN PASIEN

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan merupakan prioritas baik bagi pihak penyedia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

MUHAMMAD PRABU ARYANDA J

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. motivasi. Menurut Winardi (2007), motivasi merupakan karakteristik. psikologi manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen

BAB I PENDAHULUAN. penangan oleh tim kesehatan. Penanganan yang diberikan salah satunya berupa

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

Oleh : Fery Lusviana Widiany

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya mutu pelayanan dengan berbagai kosekuensinya. Hal ini juga yang harus dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Hemoptisis atau batuk darah merupakan masalah kesehatan yang berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB 1 : PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan (1, 2)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, sehingga resiko kecelakaan lalu lintas juga ikut meningkat. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. diatasi. Bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) menjalani hospitalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah tindakan pembedahan di dunia sangat besar, hasil penelitian di 56 negara pada tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al, 2008). Salah satu tindakan bedah dengan frekuensi cukup tinggi adalah operasi laparotomi baik elektif maupun emergensi. Rumah Sakit (RS) Saint Anna di Republik Ceko melaporkan dalam kurun waktu tahun 1998 1999 dilakukan 910 operasi laparotomi elektif. RS Nasional Cheng Kung University Taiwan mencatat sebanyak 340 operasi laparotomi elektif selama periode Oktober 1993 Agustus 1996 dengan mortality rate mencapai 6,8%. Data dari RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta bulan Juli-Desember 2004 menyebutkan adanya operasi laparotomi emergensi terhadap 83 orang penderita dengan mortality rate mencapai 9 orang (10,84%) dan yang mengalami komplikasi infeksi sebanyak 19 orang (44,19%) (Yuwono, 2013). Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan untuk Sumatera bagian Tengah dan Sumatera Barat, dimana sebagian besar bedah mayor dilakukan di rumah sakit ini. Berdasarkan Data Tabulasi Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009, tindakan bedah menempati urutan ke-11 dari 50 pertama pola penyakit di rumah sakit se-indonesia dengan presentase 12,8% yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan tindakan bedah laparotomi. Menurut catatan medik RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal 1 Januari 2012 terdapat sebanyak 743 pasien yang menjalani operasi pembedahan terhitung dari Agustus sampai Oktober 2011 dengan indikasi digestif dan onkologi. Adapun jumlah pasien yang menjalani operasi laparotomi di IRNA E (Paviliun Ambun Pagi) sebanyak 20 orang dengan indikasi 5 orang operasi bedah kandungan, 12 orang bedah digestif

dan 3 orang menjalani bedah urologi (Fahmi, 2012). Data yang didapatkan dari instalasi rekam medik RSUP Dr. M Djamil Padang pada tahun 2010 terdapat 322 pasien yang menjalani operasi laparotomi dengan yang mengalami komplikasi 1 (0,3%) pasien dan meninggal 31 (9,6%) pasien, pada tahun 2011 sebanyak 336 pasien menjalani operasi dengan 3 (0,8%) pasien mengalami komplikasi dan 37 (11%) orang meninggal, dan pada tahun 2012 terdapat 312 dengan 15 (4,8%) pasien mengalami komplikasi dan 50 (16%) pasien meninggal (Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Dr M Djamil, 2010 ; Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Dr M Djamil 2011 ; Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Dr M Djamil 2012). Lama rawat inap atau Length of Stay (LOS) adalah salah satu unsur atau aspek asuhan dan pelayanan di rumah sakit yang dapat dinilai atau diukur. Lama rawat inap pasien pasca operasi laparatomi merupakan jumlah hari rawat pasien sejak menjalani operasi sampai saat pasien sembuh dan dapat dipulangkan. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Islam dan Limpo (2001) menyatakan bahwa lama hari rawat pada pasien pasca operasi bervariasi yaitu 7 sampai 30 hari dengan rerata hari rawat antara 14 hari. Pemaparan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Nursiah (2010) di RSUD Labuang Baji Makasar terhadap pasien yang menjalani tindakan pembedahan laparatomi menyatakan bahwa lama perawatan singkat yaitu tujuh sampai 14 hari sebanyak 74,2% dan lama perawatan jangka panjang (lebih dari 14 hari) sebanyak 25,8% (Nursiah, 2010). Lama perawatan yang memanjang disebabkan karena beberapa faktor, yaitu faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dari pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat, teknik operasi, obat-obatan, dan manajemen luka. Sedangkan faktor intrinsik terdiri dari usia, gangguan sirkulasi, nyeri, dan penyakit penyerta (Potter, 2005).

Status gizi yang buruk memperpanjang lama rawat inap pasien post laparotomi. Menurut data dari 62 pasien malnutrisi yang menjalani operasi 34 (54,9%) diantara memiliki lama rawat inap sampai 6 hari sedangkan 28 (45,2%) memiliki lama rawat inap lebih dari 7 hari dan 4 (6,4%) meninggal. Dari 388 pasien pasca laparotomi yang memiliki nutrisi yang baik yang sudah menjalani operasi 96 pasien (29,4%) memiliki lama rawat inap lebih dari 7 hari, sementara 28 (45,2%) pasien malnutrisi yang menjalani operasi memiliki lama rawat inap lebih dari 7 hari dan pasien yang meninggal dengan nutrisi baik hanya 6 pasien (1,8%) berbeda dengan pasien malnutrisi yang menjalani operasi yang meninggal duni sebanyak 4 pasien (6,4%) (Merhi, 2014). Status gizi merupakan indikator yang baik untuk pasien yang membutuhkan penanganan khusus. Status gizi pasien dengan kelainan traktus digestivus dan neoplasma merupakan indikator yang sangat baik untuk status nutrisi secara umum resiko kematian 2 kali lebih tinggi pada pasien malnutrisi. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas menurut latar belakang tersebut adalah: Bagaimana distribusi status gizi pada pasien pasca bedah laparotomi di RSUP Dr M Djamil Padang? Bagaimana distribusi lama rawat inap pada pasien pasca bedah laparotomi di RSUP Dr M Djamil Padang? Bagaimana hubungan status gizi dan lama rawat inap pada pasien pasca bedah laparotomi di RSUP Dr M Djamil Padang?

1.3 Tujuan a. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan lama rawat inap pasien pasca bedah laparotomi di RSUP Dr M Djamil Padang. b. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Distribusi status gizi pasien pasca bedah laparotomi di bangsal bedah RSUP Dr M Djamil Padang Distribusi lama rawat inap pasien pasca bedah laparotomi di bangsal bedah RSUP Dr M Djamil Padang Hubungan status gizi dengan lama rawat inap pasien pasca bedah laparotomi di bangsal bedah RSUP Dr M Djamil Padang 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rujukan bagi upaya pengembangan ilmu dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. Selain itu juga bisa menjadi arsip bagi kampus dan sarana penunjang bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian.

1.4.2 Manfaat Klinis Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran status gizi dan lama rawat inap pada pasien pasca laparotomi. Dari hasil tersebut dapat digunakan menjadi bahan evaluasi sumber daya kesehatan yang ada. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi salah satu gambara apakah terdapat keterkaitan antara status gizi dan lama rawat pada pasien pasca laparotomi. Selain itu juga hasilnya dapat digunakan sebagai salah satu sumber untuk mengukur keberhasilan terapi nutrisi yang diberikan pada pasien pasca bedah laparotomi. 1.4.3 Manfaat Masyarakat Hasil penelitian bagi masyarakat adalah dapat mengetahui apakah nantinya gizi mempengaruhi lama rawat pada pasca laparotomi sehingga dapat menjadi acuan gizi yang cukup bagi masyarakat yang akan melakukan bedah laparotomi.