Lampiran 1. Skema Alur Pikir

dokumen-dokumen yang mirip
SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

LAMPIRAN 1. Skema Alur Pikir

Rumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar?

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PEGAGAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian ini adalah biakan murni S. mutans yang berasal dari

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Kalsium Hidroksida (Ca(OH)2 merupakan medikamen saluran akar yang paling sering digunakan sejak tahun 1920.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. reaksi, piring kultur sel atau di luar tubuh makhluk hidup, syarat penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

BAB III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh:

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL UMBI LOBAK(Raphanus sativus L.) TERHADAP Fusobacterium nucleatumatcc SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF MEDIKAMEN

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) TERHADAP ALTERNATIF MEDIKAMEN SALURAN AKAR (IN VITRO)

LAMPIRAN 1. Alur pikir

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek pada penelitian ini adalah bakteri Enterococcus faecalis yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh: TIURMA SITOMPUL NIM:

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

JUDUL PENELITIAN Masalah Tujuan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat gunamemperolehgelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : JOCELYN NIM :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : LUSIANA BEATRICE NIM :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

UJI POTENSI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK HERBA PEGAGAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN PENENTUAN POTENSI JAMU ANTI TYPHOSA SERBUK HERBAL CAP BUNGA SIANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

Koloni bakteri endofit

UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS

Daya Antibakteri Ekstrak Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete L.)Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

LAMPIRAN 1. Standar zona hambat antibiotik menurut CLSI

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperiment.

BAB 4 METODE PE ELITIA

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

METODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. reaksi, mikropipet, mikrotube, mikrotip, rak tabung reaksi, jarum ose,

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

Lampiran 1. Pengambilan Sampel Daun Rhizophora mucronata Lamk. dari Kawasan Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

Transkripsi:

65 Lampiran 1. Skema Alur Pikir Adanya bakteri dalam saluran akar merupakan penyebab penyakit pulpa dan jaringan periradikular. Pemberian medikamen intrakanal penting untuk menghilangkan bakteri dalam saluran akar. Ca(OH) 2 merupakan bahan medikamen saluran akar yang paling banyak digunakan saat ini, serta terbukti karena kemampuan antibakterinya. Tetapi, dalam kenyataannya Ca(OH) 2 juga memiliki beberapa kelemahan yaitu merusak jaringan periodontal, tidak berpengaruh pada pencegahan atau pengendalian nyeri, resisten terhadap bakteri E. faecalis, C.albicans, L.garvieae dan F.nucleatum. Bakteri obligat anaerob adalah bakteri yang paling banyak ditemukan pada saluran akar yang terinfeksi yaitu 90% (Sundqvist, 1994). F.nucleatum adalah salah satu bakteri obligat anaerob yang ada pada saluran akar. Bakteri F. nucleatum merupakan insidens paling tinggi melalui kultur bakteri saluran akar dengan lesi apikal (Sundqvist 1994, Siqueira dan Rocas, 2007). Keberadaan F.nucleatum telah dihubungkan dengan rasa sakit yang parah disertai dengan pembengkakan, dan keberadaannya dapat dikaitkan dengan bakteri lain. F.nucleatum juga menghasilkan produk metabolisme yang dapat mengiritasi jaringan. Daun Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan bahan alam yang mempunyai banyak khasiat. Hasil penelitian ini terbukti memiliki sifat antimikroba, sitotoksik, dan antioksidan (Ullah et al, 2007), anti inflamasi dan anti nyeri (Somchit et al, 2004), praktis tidak toksik (Sulastry, 2009). Komponen aktif yang bekerja sebagai antibakteri adalah saponin, alkaloid, flavonoid, dan tanin (Oryza, 2010).

66 Karena adanya kandungan saponin, flavonoid dan tanin sebagai daya antibakteri sehingga timbul pemikiran untuk meneliti sebagai bahan alternatif medikamen saluran akar. Penggunaan bahan alam dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat yang berasal dari bahan kimia, di samping itu harganya lebih terjangkau. Dari uraian diatas, terlihat bahwa memiliki efek antibakteri, tetapi sejauh ini belum ada penelitian mengenai efek antibakteri terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai bahan medikamen dalam saluran akar. Yang menjadi permasalahan adalah: Apakah memiliki efek antibakteri terhadap F.nucleatum. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol terhadap bakteri F. nucleatum dengan mencari nilai KHM dan KBM. Judul penelitian : EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP Fusobacterium nucleatum (SECARA In-Vitro)

67 Lampiran 2. Skema Alur Penelitian 1. Alur ekstraksi Pegagan yang kering dihaluskan serbuk Direndam dengan pelarut etanol 96% selama 1 jam Diperkolasi, ditutup dengan aluminium foil, dibiarkan selama 24 jam Cairan (maserat) diteteskan, ulangi sampai maserat yang dihasilkan jernih Ekstrak cair Diuapkan dengan vacuum rotary-evaporator dengan suhu 46 C Ekstrak kental Disimpan didalam botol tertutup 2. Pembuatan media bakteri Mueller Hinton Agar 12 g + aquadest 240 ml Dipanaskan hingga mendidih Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit Disimpan dalam lemari pendingin Jika akan digunakan, dipanaskan lagi hingga mendidih Dituangkan ke dalam petri (20 ml / petri)

68 3. Pembiakan spesimen Stem cell F.nucleatum dibiakkan pada MHA 1-2 ose biakan murni F.nucleatum disuspensikan dengan larutan NaCl 0,9% Divortex sampai keruh sesuai standart Mc Farland (1 x 10 8 CFU/ml) 4. Pengujian efek antibakteri bahan percobaan 1 ml suspensi bakteri Fusobacterium nucleatum 100 % 50 % 25 % 12,5 % 6,25 % 3,125 % Diinkubasi dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 0 C selama 24 jam Semua konsentrasi ekstrak etanol, dibandingkan kekeruhan dengan kontrol Mc Farland Masing-masing kelompok konsentrasi dicampur menggunakan vorteks Ambil 50µl dan teteskan pada media padat Mueller Hinton Agar

69 Masing-masing direplikasi sebanyak 4 kali Dimasukkan ke dalam inkubator CO 2 dengan suhu 37 0 C selama 24 jam Hitung jumlah koloni bakteri pada tiap petri Hasil Kesimpulan

70 Lampiran 3. Data Hasil Uji Antibakteri Ekstrak Etanol Pegagan Terhadap Fusobacterium nucleatum No PARAMATER Hasil Uji 1 Konsentrasi 100 % 2 3 4 Konsentrasi 50 % Konsentrasi 25 % Konsentrasi 12,5 % 5 6 7 8 Konsentrasi 6,25 % Konsentrasi 3,125 % Kontrol Mc Farland yang diinkubasi 24 jam Kontrol Negatif : ekstrak yang diinkubasi 24 jam 6.10 1 CFU/ml 4.10 1 CFU/ml 2,4.10 2 CFU/ml 1.10 2 CFU/ml 2,9.10 11 CFU/ml 0 CFU/ml Keterangan : Jumlah koloni yang tumbuh pada konsentrasi ekstrak 3,125 % telah dikalikan dengan faktor pengenceran 20x.

71 Lampiran 4. Hasil Identifikasi / Determinasi Tumbuhan