METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Januari 2014 di

PENENTUAN DIMENSI KOLAM PENAMPUNGAN PADA SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN (WATER HARVESTING) UNTUK MENDUKUNG POLA TANAM PADI DAN KEDELAI

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lingkungan Masjid Al-Wasi i Universitas Lampung

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

I. PENDAHULUAN. jagung adalah kedelai. Kedelai juga merupakan tanaman palawija yang memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB II DASAR TEORI 2.1 Perhitungan Hidrologi Curah hujan rata-rata DAS

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Januari 2015 di Jurusan

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

SIMULASI PEMANENAN AIR HUJAN UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea Mays)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS NERACA AIR UNTUK PENETAPAN POLA TANAM DALAM MENINGKATKAN INDEKS PERTANAMAN 1

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

Dr. Ir. Robert J. Kodoatie, M. Eng 2012 BAB 3 PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

Mulai. Studi Literatur. Pemilihan Tanah dan Tanaman

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelolaan Air Tanaman Jagung

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

III. DATA DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 2.11 Kapasitas Lapang dan Titik Layu Permanen

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

ANALISA NERACA AIR LAHAN WILAYAH SENTRA PADI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

Evapotranspirasi. 1. Batasan Evapotranspirasi 2. Konsep Evapotranspirasi Potensial 3. Perhitungan atau Pendugaan Evapotranspirasi

DEFt. W t. 2. Nilai maksimum deficit ratio DEF. max. 3. Nilai maksimum deficit. v = max. 3 t BAB III METODOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai bulan April sampai

ANALISA KETERSEDIAAN AIR SAWAH TADAH HUJAN DI DESA MULIA SARI KECAMATAN MUARA TELANG KABUPATEN BANYUASIN

DAFTAR ISI. 1.2 RUMUSAN MASALAH Error Bookmark not defined. 2.1 UMUM Error Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi Indonesia. Potensi

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Curah Hujan Daerah Penelitian

Gambar 1 Hubungan impedansi listrik (kω) dengan KAT(%) kalibrasi contoh tanah.

Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier

ABSTRAK. Kata kunci: Waduk Muara Nusa Dua, Pola Operasi, Debit Andalan, Kebutuhan air baku, Simulasi

17/02/2013. Matriks Tanah Pori 2 Tanah. Irigasi dan Drainasi TUJUAN PEMBELAJARAN TANAH DAN AIR 1. KOMPONEN TANAH 2. PROFIL TANAH.

θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

PENINGKATAN EFEKTIVITAS TAMPUNGAN EMBUNG MELALUI PERBAIKAN BENTUK DAN DIMENSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : Saluran irigasi DI. Kotapala, Kebutuhan air Irigasi, Efisiensi. Pengaliran.

ANALISA KEBUTUHAN AIR IRIGASI DAERAH IRIGASI SAWAH KABUPATEN KAMPAR

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BENDUNG MRICAN1

TINJAUAN PUSTAKA. Semua varietas kedelai merupakan tanaman semusim, dan termasuk tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

PRAKTIKUM VIII PERENCANAAN IRIGASI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KETERSEDIAAN AIR

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman 1. Topografi 2. Hidrologi 3. Klimatologi 4. Tekstur Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESEIMBANGAN AIR DI KECAMATAN TELUK PAKEDAI, KABUPATEN KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subak adalah organisasi tradisional dibidang tata guna air dan tata

Gambar 3 Sebaran curah hujan rata-rata tahunan Provinsi Jawa Barat.

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PADA DAERAH IRIGASI BLANG KARAM KECAMATAN DARUSSALAM KEBUPATEN ACEH BESAR

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI NAMU SIRA-SIRA

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005 Versi : 1. Pertemuan 2

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Dari data klimatologi yang diambil dari stasiun pengamatan Landasan Udara Abdul Rahman Saleh didapatkanlah rata-rata ETo nya adalah 3,77 mm/day.

IV. PENETAPAN WAKTU TANAM OPTIMAL PADA WILAYAH TERKENA DAMPAK ENSO DAN IOD

Misal dgn andalan 90% diperoleh debit andalan 100 m 3 /det. Berarti akan dihadapi adanya debit-debit yg sama atau lebih besar dari 100 m 3 /det

5 HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

PENDUGAAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN DAN NILAI KOEFISIEN TANAMAN (K c. ) KEDELAI (Glycine max (L) Merril ) VARIETAS TANGGAMUS DENGAN METODE LYSIMETER

KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah

KEBUTUHAN AIR. penyiapan lahan.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

ANALISIS PENENTUAN WAKTU TANAM PADA TANAMAN KACANG TANAH

DEFINISI IRIGASI TUJUAN IRIGASI 10/21/2013

A. Metode Pengambilan Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. PEMBAHASAN. 4.1 Neraca Air Lahan

Optimalisasi Pemanfaatan Sungai Polimaan Untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

Bab III TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Masa Tanam Kacang Hijau Berdasarkan Analisis Neraca Air di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara

PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)

NERACA AIR. Adalah perincian dari masukan (input) dan keluaran (output) air pada suatu permukaan bumi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

Analisis Ketersediaan Air terhadap Potensi Budidaya Kedelai (Glycine max (L) Merril) di Daerah Irigasi Siman

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

I. TINJAUAN PUSTAKA. berkisar antara 400 sampai 500 mm. Namun demikian, budidaya jagung

TINJAUAN PUSTAKA. penanaman sangat penting. Oleh karena air menggenang terus-menerus maka

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

JURUSAN TEKNIK & MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lampiran 1.1 Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir Stasiun Patumbak

Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup Penelitian

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Sumber Daya Air dan Lahan Jurusan Teknik Pertanian dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain undisturbed soil sample, neraca Ohaus, mistar, komputer/laptop dan Software program Visual Simulation. Bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa data koefisien tanaman, data curah hujan harian, data evaporasi harian, data perkolasi, data kapasitas lapang, data kadar air tanah, data tekstur tanah dan data massa jenis tanah. 3.3 Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data dilakukan dengan beberapa kelompok diantaranya : 3.3.1 Iklim Pada penelitian ini diperlukan beberapa data iklim diantaranya curah hujan (CH), temperatur udara (T), kelembapan udara (RH), dan kecepatan udara (u). Data tersebut diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Propinsi Lampung selama 13 tahun (1999-2011). Data data tersebut akan

27 digunakan untuk menganalisis evapotranspirasi yang terjadi di lapangan, dan selanjutnya digunakan sebagai data pada simulasi sistem pemanenan hujan. 3.3.2. Tanah A. Kadar Air Tanah Pengukuran kadar air tanah pada kondisi kapasitas lapang dilakukan pada contoh tanah tidak terganggu dengan menggunakan metode gravimetri. Contoh tanah yang telah diketahui volumenya dibenamkan kedalam air sampai tanah dalam keadaan jenuh. Selanjutnya, tanah ditiriskan selama ± 24 jam sampai tanah berada pada kapasitas Lapang. Tanah ditimbang kemudian dioven pada suhu 105 C selama ± 48 jam. Tanah ditimbang kembali untuk dihitung berat keringnya.. Rumus perhitungan kadar air tanah dihitung dengan persamaan berikut :...(4) Keterangan : KA : Kadar air tanah (%) Wb Wk : Berat tanah dalam keadaan kapasitas lapang (gr) : Berat tanah dalam keadaan kering (gr) B. Penentuan Tekstur Tanah dan Massa Jenis Tanah Penentuan tekstur tanah dilakukan dengan pengambilan tiga sampel tanah dari lokasi penelitian kemudian dianalisis di laboratorium. Hasil analisis kemudian dikorelasikan dengan diagram segitiga tekstur tanah menurut USDA. Penentuan massa jenis tanah yang disebut partikel density dilakukan dengan membandingkan antara masa padatan dengan volume padatan tanah.

28 Perhitungan massa jenis tanah dengan persamaan 6 berikut :...(6) Keterangan : ρp : Massa jenis tanah atau partikel density (gr/cm 3 ) Mp : Massa padatan tanah (gr) Vp : Volume padatan tanah (cm 3 ) C. Pengukuran Debit Limpasan Pengukuran debit limpasan merupakan air hujan yang mengalir di sekitar areal tanaman yang masuk kedalam kolam penampungan. Untuk mengukur besarnya debit limpasan curah hujan total pada areal tanam adalah dengan mengurangi tinggi kadar air yang meresap kedalam tanah sebagai perkolasi dengan kadar air tanah jenuh (saturated). Sehingga didapatkan persamaan : RO = CH P...(7) RO (Run off) CH P : Limpasan permukaan (mm) : Curah hujan harian (mm) : Perkolasi (mm) 3.3.3 Tanaman Penentuan nilai kebutuhan air tanaman (evapotranspirasi) sejauh ini masih berdasarkan pada persamaan empiris yang telah banyak dikembangkan. Besarnya nilai evapotranspirasi di ukur menggunakan rumus empiris dengan metode Penman (Doorenbos and Pruitt, 1984) seperti disajikan pada persamaan 1.

29 1. Koefisien Tanaman Padi Koefisien tanaman padi diperoleh dari penelitian sebelumnya, menurut Amien (2012) menyebutan nilai k c pada fase initial adalah 1,09. Nilai k c maksimum dihasilkan pada fase mid-season sebesar 1,77. K c mulai menurun pada fase end season yaitu sebesar 1,23. 2. Koefisien Tanaman Kedelai Koefisien tanaman kedelai diperoleh dari penelitian sebelumnya, menurut Octaviani (2012) menyebutkan nilai kc pada fase initial adalah 0,98. Nilai kc pada fase mid-season adalah 1,12. Nilai kc pada fase end season yaitu sebesar 1,11.

30 3.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian Mulai Pengumpulan data Persiapan alat Evapotranspirasi Koefisien Tanaman Pengambilan data lahan penelitian Pembuatan Program Visual Simulation Input data Skenario/Sim ulasi Pengamatan dan Analisis Data Selesai Gambar 1. Diagram alir penelitian

31 3.5 Deskripsi Simulasi Pemanenan Air Hujan Sistem pemanenan air hujan diasumsikan pada kolam penampungan yang berisi kedap air dengan input air berasal dari curah hujan langsung dan air limpasan dari lahan tanam. Lahan budidaya diasumsikan seluas 1 hektar, ditanami oleh dua jenis tanaman yaitu padi dan kedelai pada waktu yang berbeda. Awal musim tanaman dimulai dengan menanam kedelai. Simulasi dijalankan selama periode 13 tahun (1999 2011) menggunakan program visual simulator dengan memasukkan data data yang sudah disiapkan. Pada awal proses simulasi perubahan tinggi air pada hari pertama diasumsikan dengan kapasitas volume air maksimum. Kemudian perubahan selanjutnya disesuaikan dengan kondisi cuaca hari H+1. Apabila terjadi hujan dan mengakibatkan limpasan permukaan maka secara otomatis tinggi muka air pada kolam penampungan akan bertambah sebesar input air limpasan dan curah hujan yang jatuh ke kolam penampungan. Namun sebaliknya, jika pada hari H+1 tidak terjadi hujan maka tinggi muka air akan berkurang sebesar air yang menguap (terevaporasi) ke udara. Kolam penampungan yang tidak mampu menampung jumlah input debit air yang masuk, maka air akan dianggap meluap (over flow) dari kolam penampungan. Jika ditinjau dari rumus kesetimbangan air, kadar air di lahan dapat diasumsikan secara kontinyu dari waktu ke waktu dengan pendekatan integrasinumerik metode deferensial berikut : Keterangan : h(i+1) : Tinggi air pada hari ke i+1

32 h(i) : Tinggi air pada hari ke i : Perubahan tinggi air pada hari ke i Secara sederhana sistem pemanenan air hujan disajikan gambar berikut : ETc P CH IR L1 CH E L2 Gambar 2. Sistem pemanenan air hujan 3.6 Skenario dan Batasan Model Sistem Water Harvesting Skenario yang digunakan pada penelitian ini meliputi proses simulasi yang dijalankan dalam menentukan dimensi dan jadwal tanam yang efektif. Program dijalankan dengan metode coba ralat pada variabel luas kolam, kedalaman kolam dan awal jadwal tanam. Luas kolam yang disimulasikan berkisar antara 1000 m 2 sampai 3.500 m 2 dengan range perubahan 100 m 2 setiap menjalankan coba ralat pada program. Sedangkan untuk kedalaman kolam dibatasi pada kedalaman 1 m hingga 3 m dengan perubahan 0,5 m setiap menjalankan coba ralat pada program. Pola tanam diasumsikan menanam padi diawal waktu kemudian lahan

33 diistirahatkan (bera) selama 1 bulan dan diikuti dengan menanam kedelai. Untuk mendapatkan jadwal tanam yang terbaik, dilakukan metode coba ralat pada setiap bulannya (Januari Juni). Indikator yang dicapai adalah kebutuhan irigasi terpenuhi untuk kedua jenis tanaman selama satu tahun serta tidak terjadi kekeringan pada kolam penampung. Batasan water harvesting pada penelitian ini adalah 1. Tanaman Tanaman yang digunakan pada peneltian ini adalah Padi Gogo dan Kedelai. Masa tanam untuk padi adalah 112 hari sedangkan kedelai 85 hari. Koefisien tanaman menggunakan data dari penelitian sebelumnya yaitu tanaman padi k c initial adalah 1,09 ; k c mid adalah 1,77 ; dan k c end adalah 1,23 (Amien, 2012). Sedangkan untuk tanaman kedelai nilai k c tanaman kedelai rata-rata pada tahap initial adalah 0,98; tahap mid season (pertengahan) adalah 1,26 serta tahap end season (adalah 1,11 (Octaviani, 2012). 2. Lahan Budidaya Batasan yang direncakan pada lahan budidaya adalah lahan yang digunakan pada simulasi ini adalah seluas satu hektar dengan tektur tanah berjenis liat. Laju perkolasi pada tanah sebesar 2,68 mm/hari. Kadar air kapasitas lapang sebesar 43,19 % (volume), titik layu permanen sebesar 22 % (volume) dan titik jenuh sebesar 49 % (volume).

34 3.7 Analisis Neraca Air Perhitungan neraca air sangat berguna untuk evaluasi ketersediaan air di suatu tempat terutama untuk mengetahui kapan ada surplus dan defisit air. Rumus kesetimbangan yang dapat digunakan pada konsep neraca air pada lahan tanam adalah sebagai berikut : Keterangan : : Perubahan tinggi muka air pada lahan terhadap waktu (mm/hari) CH IR ETc P L1 : Curah hujam (mm/hari) : Irigasi (mm/hari) : Evapotranspirasi (mm/hari) : Perkolasi (mm/hari) : Limpasan lahan tanam (mm/hari) Rumus kesetimbangan yang dapat digunakan pada konsep neraca air pada kolam penampungan adalah sebagai berikut : Keterangan : : Perubahan tinggi muka air pada kolam terhadap waktu (mm/hari) CH IR E L1 L2 : Curah hujam (mm/hari) : Irigasi (mm/hari) : Evaporasi (mm/hari) : Limpasan lahan tanam (mm/hari) : Limpasan kolam penampungan (mm/hari)

35 3.8 Data yang Diamati Selama Simulasi Data yang akan diamati pada proses simulasi antara lain : 1. Kesetimbangan air kolam 2. Limpasan air dari lahan dan kolam 3. Pengambilan air irigasi 4. Kekurangan air irigas 5. Dimensi kolam penampungan

36 3.9 Skema Program Simulasi START INPUT Data Klimat Koefisien Tanaman ETc SIMULASI Luas Kolam (1000 3500 m 2 ) Kedalaman (1 3 m) Awal Bulan Tanam OUTPUT Pengambilan air irigasi Kekurangan air irigasi Limpasan Kolam kering Dimensi Kolam Kebutuhan Irigasi Terpenuhi FINISH Gambar 8. Mekanisme sistem kerja Simulasi