PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KENYAMANAN RUANG KANTIN LANTAI 2 UNIVERSITAS MERCU BUANA KAMPUS MERUYA

BEHAVIOR SETTING TOKO BUNGA DI JALUR PEDESTRIAN SOLO CITY WALK ( Studi Amatan: Perempatan Nonongan - Gapura Gladak Di Surakarta) Tri Hartanto.

Universitas Gadjah Mada 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masyarakat terhadap keberadaan signage pada Jalan Tjilik Riwut

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 TINJAUAN TEMA. 3.2 Latar belakang permasalahan Tema

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK TERITORIALITAS RUANG PADA PERMUKIMAN PADAT DI PERKOTAAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang hanya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

VOL. 5 NO. 1 MARET 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa lebih sering menghabiskan hari-harinya dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.

Persepsi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Terhadap Keberadaan Bank Mini di Program Studi Pendidikan Ekonomi Undiksha

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN PENDIDIKAN KHUSUS. Oleh: Drs. Djadja Rahardja, M.Ed.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, diantaranya adalah kualitatif dan kuantitatif. Namun untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BABV PEMBAHASAN. rnaksimal sebesar 52,849 db, sedangkan menurut standart normatif

PROFIL PERSEPSI TERHADAP TES PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Evaluasi Kinerja Pelayanan Angkutan Mudik-Balik Gratis Moda Kereta Api di Jawa Timur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai

Psikologi Umum Rencana Mutu Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JURNAL TEODOLITA. VOL. 15 NO. 2, Desember 2014 ISSN DAFTAR ISI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendidikan jasmani berdasarkan persepsi siswa kelas XI MAN II Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication

PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. Yusriadi ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

RUMAH BERMAIN DAN PENITIPAN ANAK DI YOGYAKARTA

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakuakan di BMT MMU Sidogiri Jl. Raya Sidogiri Kraton

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEBERADAAN GURU PPL MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN TERHADAP MINAT BELAJARNYA

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti melakukan analisa karakter penelitian Fenomena Ruang Usaha. Pada Kampung Inggris, Pare Kediri sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Ali, M & Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara. Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: Bina Ilmu.

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, UU RI No. 20 TH 2003, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm. 5.

GRADUASI Vol. 30 Edisi Mei 2013 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. yang tepat pula dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. 1

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu tujuan penelitian serta dapat menumbuhkan kualitas dari hasil

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk eksperimen. Menurut Sugiyono

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. permukaan air laut (rob). Fenomena ini berdampak pada kehidupan masyarakat

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas dalam

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dengan yang lain. Dalam kehidupannya manusia sering

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Umum Pengertian Persepsi Masyarakat. yang sempurna yang diberi akal, maka dengan akal manusia dapat

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Oleh: Yohanes Wahyu Dwi Yudono Abstraksi Pemahaman suatu lingkungan fisik, didasarkan pada persepsi pengguna terhadap properti yang ada di dalam setingnya. Persepsi tidak bersifat pasif dalam menerima masukan yang berupa stimulus yang berasal dari luar diri manusia. Selanjutnya melalui keberadaan properti yang ada di dalam seting yang berlaku sebagai stimulus, akan dikirimkan dari mata ke otak untuk di pahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman masing-masing pengguna. Fenomena yang terjadi pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, mengindikasikan adanya kecenderungan fungsi tangga yang bermakna ganda, dimana fungsi tangga yang keperuntukannya sebagai elemen akses vertikal, pada periode waktu tertentu berubah fungsi sebagai ruang berkumpul informal oleh mahasiswa. Perubahan fungsi tangga yang demikian, disebabkan oleh adanya persepsi mahasiswa terhadap seting tangga dalam hall sebagai ruang untuk berkumpul. Adapun perbedaan persepsi yang dimaksud, menyangkut faktor internal individu (mahasiswa) yang berupa motiv, harapan, dan minat mahasiswa. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan keterkaitan antara persepsi mahasiswa terhadap atribut kenyamanan ruang berkumpul pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi universitas wijayakusuma-purwokerto. Sedang hasil penelitian menunjukan: 1. Seting tangga memberi rasa nyaman untuk melakukan aktifitas membaca/diskusi (90%), dengan penerangan yang memenuhi persyaratan untuk melakukan aktifitas membaca (43%). 2. Seting tangga memberi rasa nyaman untuk melakukan aktifitas ngobrol (38%), dengan seting tangga yang dinilai tidak sesak / crowded (47%). 1. LATAR BELAKANG: Sistem persepsi tidak menerima masukan secara pasif tetapi berupaya untuk mencari penghayatan yang paling sesuai dengan data sensorik. Dalam kebanyakan situasi, hanya terdapat satu penafsiran data sensorik yang masuk akal, dan pencarian terhadap penghayatan yang tepat, berlangsung begitu cepat dan secara otomatik sehingga tidak disadari oleh manusia (Atkinson, Rita. L, dkk. 1983:221). Data sensorik yang diterima manusia melalui sel-sel reseptor dalam proses penginderaan, disebabkan oleh adanya stimulus yang berasal dari luar diri manusia, kemudian sejumlah penginderaan tersebut disatukan dan dikoordinasikan didalam pusat syaraf (otak) untuk dikenali dan dinilai. Proses demikian disebut persepsi. 38 Teodolita Vol.13, No.1., Juni 2012:38-47

Aktifitas mengenali objek atau lingkungan fisik merupakan aktifitas mental, dimana otak tidak secara pasif dalam menggabungkan kumulasi (tumpukan) pengalaman dan memori, melainkan aktif untuk menilai dan memberi makna terhadap objek atau lingkungan fisik yang dapat berlaku sebagai stimulus bagi manusia sebagai pengguna. Dengan demikian penghayatan dapat dikatakan sebagai upaya untuk mendapatkan tafsiran yang prima dari informasi sensorik berdasarkan pengetahuan manusia terhadap benda / lingkungan fisiknya. Menurut Brogden, F dalam Snyder (1991), keberadaan suatu ruang tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan, dimana pengaruh suatu ruang tergantung pada ruangruang yang terletak sebelum dan sesudahnya. Dimana urutan ruang harus fungsional dan mudah untuk dipahami. Proses pemahaman terhadap suatu ruang (lingkungan fisik), didasarkan pada persepsi pengguna terhadap properti yang ada didalam settingnya. Melalui keberadaan properti yang ada didalam setting yang berlaku sebagai stimulus, akan dikirimkan dari mata ke otak untuk dipahami dan diberi makna berdasarkan pengalaman masing-masing pengguna. Menurut Cullen dalam Brogden (1991), penyusunan suatu ruang didasarkan pada urutan kayalan yang bersifat serial dari bagian terkecil untuk dikembangkan pada konteks yang lebih besar. Urutan kayalan yang dimaksud adalah kesinambungan dalam persepsi untuk mendapatkan pemahaman mengenai fungsi ruang. Kesalahan dalam mengurutkan kesinambungan persepsi, akan didapatkan pemahaman fungsi ruang yang bermakna ganda (ambiguous). Fenomena yang terjadi pada setting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, mengindikasikan adanya kecenderungan fungsi tangga yang bermakna ganda, dimana fungsi tangga yang keperuntukannya sebagai elemen akses vertikal, pada periode waktu tertentu berubah fungsi sebagai ruang berkumpul informal bagi mahasiswa. Peristiwa perubahan fungsi yang demikian, sebagai akibat dari penyusunan / penempatan seting tangga dalam hall yang dapat memunculkan atribut kenyamanan sebagai ruang berkumpul bagi mahasiswa, sehingga menimbulkan persepsi makna ganda. Dampak dari munculnya makna ganda tersebut mengakibatkan terganggunya kelancaran aktifitas bagi pengguna bangunan yang lain. 2. TUJUAN PENELITIAN: Tujuan penelitian ini adalah mengkaji ruang tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, dengan mengkaitkan faktor persepsi mahasiswa Persepsi Mahasiswa Terhadap Atribut Kenyamanan Pada Seting Tangga Dalam Hall Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma - Purwokerto 39

sebagai produk interaksi individu / kelompok di dalam seting tangga dengan faktor atribut kenyamanan. Adapun temuan yang diharapkan dalam penelitian ini, adalah: Mengetahui sejauh mana keterkaitan persepsi mahasiswa dengan atribut kenyamanan ruang berkumpul / publik seting tangga dalam hall. OBJEK PENELITIAN Kasir Papan Pengumuman HALL DEKAN Ka. Prodi ADMINISTRASI Pemb. DEKAN Gambar: I-1 Sketsa Seting Tangga dalam Hall, Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto. 3. BATASAN MASALAH: Dalam penelitian ini dilakukan batasan-batasan yang menyangkut pada objek kajian, waktu pelaksanaan pengambilan data sampel / responden, dan landasan konsep / teori operasional, yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut: a. Objek kajian: Dibatasi pada setting tangga dalam hall fakultas ekonomi Unwiku yang mengandung makna ganda oleh mahasiswa, pada waktu tertentu dipersepsikan sebagai ruang berkumpul. b. Waktu Pelaksanaan: 40 Teodolita Vol.13, No.1., Juni 2012:38-47

Dalam pengambilan data sampel / responden, menyesuaikan dengan program pokok jadwal perkuliahan. c. Landasan Teori / Landasan Konsep: Dibangun dengan mendasarkan pada paham rasionalistik dengan cara pemecahan bersifat deskriptif kualitatif. 4. MANFAAT PENELITIAN: a. Memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya arsitektur, yang berkaitan dengan perilaku individu / kelompok terhadap lingkungan (fisik). b. Sebagai langkah awal dalam rekam jejak untuk melakukan penelitian pada objek yang sama dengan atribut ruang berkumpul yang berbeda. 5. ALUR PIKIR PENELITIAN: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang didasarkan pada filsafat rasionalisme, dimana teori operasional dibangun dengan cara memberikan permaknaan yang didasarkan pada empiri sensual, logik, dan etik terhadap teori Weismann (1981), teori Paul. A. Bell, dkk (1978), dan teori Atkinson Rita. L, dkk (1983), dengan tetap mengkaitkan kondisi realitas dari objek penelitian. Untuk memperjelas alur pola pikir penelitian yang terbagi kedalam dua bagian pokok, yaitu: pertama, bagian temuan problematik dan teori (berisi tentang fenomena yang terjadi pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, sebagai objek penelitian untuk diamati salah satu dari problematiknya dengan mengajukan alat untuk mengkaji problematik tersebut), dan kedua, bagian dugaan dan pemecahannya (berisi tentang dugaan sementara dari problematik yang terjadi, yang akan dipecahkan dengan paham rasionalistik secara kuantitatif). Dari hasil model pendekatan tersebut, terhadapnya akan diperlakukan sebagai alat untuk mengkaji persepsi mahasiswa terhadap seting tangga yang mengandung atribut kenyamanan ruang berkumpul mahasiswa sebagai faktor penyebab munculnya makna ganda. Persepsi Mahasiswa Terhadap Atribut Kenyamanan Pada Seting Tangga Dalam Hall Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma - Purwokerto 41

Diagram: I 2 Permasalahan/Problematik Penelitian 6. LANDASAN TEORI (sebagai Kerangka Bangun Metoda Penelitian): Teori operasional dalam penelitian ini dibangun dari beberapa teori, yang dapat dikelompokan menjadi dua bagian kelompok teori, pertama; teori utama, dan kedua; teori pendukung. Teori utama dimaksudkan sebagai dasar / pijakan dalam upaya membangun metoda sebagai alat untuk melihat dan memecahkan permasalahan penelitian. Sedang teori pendukung dimaksudkan sebagai pendukung terhadap kerangka dasar metoda yang telah terbentuk atas teori utama. A. Kelompok Teori Utama: 1. Teori Weismann (1981), tentang atribut kenyamanan sebagai produk interaksi antara perilaku individu / kelompok individu dengan setingnya. Kenyamanan (comfort): adalah lingkungan yang memberi rasa nyaman yang sesuai dengan tuntutan panca indra dan antropometrik (menyangkut proporsi, dimensi, dan karakteristik fisiologis), serta mampu memfasilitasi kegiatan untuk mendapatkan produktifitas dan efesiensi kerja yang berarti suatu penghematan dalam penggunaan ruang (space). Menurut Suptandar (1999), Antropometrik sering disebut sebagai faktor manusia, yang dalam penerapan atau sistem kerjanya disebut ergonomik. Ergonomik sebagai ilmu yang mempelajari tentang kondisi fisik seseorang dalam melakukan kerja meliputi: kerja fisik, efisiensi kerja, tenaga yang dikeluarkan untuk suatu objek, konsumsi 42 Teodolita Vol.13, No.1., Juni 2012:38-47

kalori, kelelahan, dan pengorganisasian sistem kerja. Pengertian ergonomik tidak hanya terbatas pada sisi fisik saja, melainkan juga meliputi segala hal yang berkaitan dengan kelima indera manusia, yaitu: penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan peraba. 2. Teori Paul A. Bell, dkk (1978), tentang persepsi sebagi produk interaksi antara individu dengan objek fisiknya. 3. Teori Atkinson Rita. L, dkk (1983), tentang: Motiv, Harapan, dan Minat sebagai faktor internal dari sifat individu. B. Kelompok Teori Pendukung: 1. Teori Woodwort dalam Gerungan (2000), tentang kemungkinan persepsi yang terjadi sebagai produk interaksi individu dengan setingnya, yaitu: individu menentang lingkungan, individu memanfaatkan lingkungan, individu ikut serta pada apa yang sedang berjalan dalam lingkungannya, dan individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 2. Teori Hall (1963), tentang perbedaan sikap dan jarak sebagai respon manusia dalam melakukan interaksi dengan sesamanya. 3. Teori ataupun pendapat dari beberapa ahli yang dianggap sesuai dan relevan untuk dijadikan pendukung terhadap teori utama. 7. HIPOTESIS: Ada hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap atribut Kenyamanan ruang berkumpul pada seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma- Purwokerto. 8. OPERASIONAL VARIABEL: Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat berbentuk persepsi remaja dengan indikator motif, harapan, dan minat remaja terhadap seting tangga fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto. Sedang variabel bebas berbentuk atribut ruang berkumpul dengan indikator kenyamanan. Penentuan variabel penelitian, dilakukan melalui observasi lapangan dengan menggunakan Place Centered Mapping untuk mengetahui bentuk minat mahasiswa. Sedang untuk menentukan variabel bebas yang berupa atribut kenyamanan ruang berkumpul pada seting tangga dalam hall, didasarkan pada realitas di lapangan dan landasan teori yang diterapkan dalam penelitian untuk menyusun daftar pertanyaan guna mengetahui persepsi Persepsi Mahasiswa Terhadap Atribut Kenyamanan Pada Seting Tangga Dalam Hall Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma - Purwokerto 43

mahasiswa terhadap seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Unwiku Purwokerto. Adapun variabel yang akan diamati dalam penelitian, adalah sebagai berikut: Tabel: I-1 Keterkaitan antara Variabel Terikat, Indikator, dan Tolok ukur penelitian: Variabel TERIKAT PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP SETING TANGGA DALAM HALL INDIKATOR PERSEPSI TOLOK UKUR MOTIV 1. Mahasiswa menentang eksistensi Seting tangga 2. Mahasiswa menyesuaikan eksistensi Seting tangga HARAPAN 1. Seting Tangga di Rubah (adjustment) 2. Seting Tangga dibiarkan apa adanya (adaptasi) TUJUAN MINAT BENTUK MINAT 1. Baca Menunggu Kuliah 2. Diskusi 3. Ngobrol MINAT 1. Baca Menunggu Dosen 2. Diskusi 3. Ngobrol 1. Baca Menunggu Teman 2. Diskusi 3. Ngobrol Tabel: I-2 Keterkaitan antara Variabel Bebas, Indikator, dan Tolok ukur penelitian: Variabel BEBAS ATRIBUT RUANG BERKUMPUL MAHASISWA 9. TEMUAN PENELITIAN: INDIKATOR ATRIBUT KENYAMANAN TOLOK UKUR Indra Penglihatan 1. Terang 2. Gelap Indra Pendengaran 1. Tenang 2. Gaduh Indra Peraba 1. Segar 2. Pengap A. Persepsi mahasiswa dalam bentuk motif menyesuaikan atribut Kenyamanan dengan bentuk harapan yang adaptif dan yang membutuhkan adjustment: 44 Teodolita Vol.13, No.1., Juni 2012:38-47

Dari hasil analisa keterkaitan persepsi mahasiswa dalam bentuk motif menyesuaikan serta dengan bentuk harapan yang adaptif dan yang membutuhkan adjustment terhadap atribut kenyamanan pada seting tangga dalam hall, yang terwakili oleh 74 mahasiswa (74%) dari 100 responden, didapatkan hasil: a) Seting tangga layak untuk melakukan kegiatan membaca, yaitu dengan diperlihatkan pernyataan setuju (32%), netral (27%) terhadap kesan terang, serta pernyataan setuju (8%), netral (7%) terhadap kesan gelap. b) Seting tangga layak untuk melakukan kegiatan ngobrol dan diskusi dengan teman, yaitu dengan diperlihatkan pernyataan setuju (28%), netral (29%), tidak setuju (8%) terhadap kesan gaduh, serta pernyataan setuju (2%), netral (7%) terhadap kesan tenang. c) Seting tangga layak untuk melakukan kegiatan membaca, yaitu dengan diperlihatkan pernyataan setuju (38%), netral (20%) terhadap kesan segar, serta pernyataan setuju (4%), netral (8%), tidak setuju (4%) terhadap kesan pengap. B. Persepsi mahasiswa dalam bentuk motif menentang atribut Kenyamanan dengan bentuk harapan yang adaptif dan yang membutuhkan adjustment: Dari hasil analisa keterkaitan persepsi mahasiswa dalam bentuk motif menentang serta dengan bentuk harapan yang adaptif dan yang membutuhkan adjustment terhadap atribut kenyamanan pada seting tangga dalam hall, yang terwakili oleh 26 mahasiswa (26%) dari 100 responden, didapatkan hasil: a) Seting tangga layak untuk melakukan kegiatan membaca, yaitu dengan diperlihatkan pernyataan setuju (11%), netral (10%) terhadap kesan terang, serta pernyataan setuju (2%), netral (2%), tidak setuju (1%) terhadap kesan gelap. Persepsi Mahasiswa Terhadap Atribut Kenyamanan Pada Seting Tangga Dalam Hall Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma - Purwokerto 45

b) Seting tangga layak untuk melakukan kegiatan ngobrol dan diskusi dengan teman, yaitu dengan diperlihatkan pernyataan setuju (10%), netral (7%), tidak setuju (7%) terhadap kesan gaduh, serta pernyataan setuju (1%), netral (1%) terhadap kesan tenang. c) Seting tangga layak untuk melakukan kegiatan membaca, yaitu dengan diperlihatkan pernyataan setuju (9%), netral (1%), tidak setuju (2%) terhadap kesan segar, serta pernyataan setuju (6%), netral (3%), tidak setuju (5%) terhadap kesan pengap. 10. KESIMPULAN: Dengan memperhatikan temuan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa seting tangga dalam hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto, akan memberikan makna ganda dalam operasionalnya. Hal ini ditunjukan dengan persepsi mahasiswa yang menyatakan bahwa seting tangga yang ada tidak membuatnya merasa pengap (sesak) = 38%, oleh mahasiswa yang menyesuaikan dengan seting tangga fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma-Purwokerto. Dokumentasi pada seting tangga dalam Hall fakultas ekonomi Universitas Wijayakusuma- Purwokerto Dari 100 mahasiswa yang diambil sebagai sampel penelitian, 74 mahasiswa mempunyai motif untuk menyesuaikan dengan seting tangga, sedang 26 mahasiswa yang lain menyatakan menentang apabila seting tangga pada suatu waktu tertentu menjadi ruang berkumpul untuk melakukan interaksi dengan sesama mahasiswa, dalam bentuk minat: membaca, diskusi, dan ngobrol dengan sesama mahasiswa. 46 Teodolita Vol.13, No.1., Juni 2012:38-47

Dengan demikian seting tangga yang diterima ataupun ditentang oleh mahasiswa sebagai ruang berkumpul untuk melakukan interaksi dengan sesama mahasiswa, dapat disimpulkan: 1. Seting tangga memberi rasa nyaman untuk melakukan aktifitas membaca/diskusi (90%), dengan penerangan yang memenuhi persyaratan untuk melakukan aktifitas membaca (43%). 2. Seting tangga memberi rasa nyaman untuk melakukan aktifitas ngobrol (38%), dengan seting tangga yang dinilai tidak sesak / crowded (47%). DAFTAR PUSTAKA: Atkinson, Rita.L, dkk (1983), Pengantar Psikologi jilid. 1, Erlangga, Jakarta.., (1999), Pengantar Psikologi jilid. 2, Erlangga, Jakarta. Azwar, S (2002), Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta. Bimo Walgito, Prof. Dr (1994), Psikologi Sosial, Andi Offset, Yogyakarta. Brogden,F, Perencanaan dan Perancangan Tapak, dalam: Snyder, James.C & Catanese, Anthony.J, (1991), Pengantar Arsitektur, Erlangga, Jakarta. P:179-215 Gerungan.WA (2000), Psikologi Sosial, PT.Refika Aditama, Bandung. Hadi. S (1973), Metodologi Research, untuk penulisan paper, skripsi, thesis dan disertasi, diterbitkan: yayasan penerbit fakultas psikologi UGM, Yogyakarta. Noeng Muhadjir. H, Prof. Dr (2000), Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi. IV, penerbit Rake Sarasin, Yogyakarta. Sarwono, Sarlito. W (1995), Psikologi Lingkungan, PT. Gramedia Widiasarana, Indonesia, Jakarta.., (2001), Psikologi Sosial (psikologi kelompok dan psikologi terapan), Balai Pustaka, Jakarta. Sears, David. O, dkk (1985), Psikologi Sosial jilid. 2, Erlangga, Jakarta. Setiawan. B, Haryadi (1995), Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Persepsi Mahasiswa Terhadap Atribut Kenyamanan Pada Seting Tangga Dalam Hall Fakultas Ekonomi Universitas Wijayakusuma - Purwokerto 47