BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan proliferasi selular dari trofoblas plasenta meliputi :

dokumen-dokumen yang mirip
TESIS OLEH JUHRIYANI M. LUBIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggulangi masalah angka kematian ibu yang masih tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang. terakhir dilaksanakan pada tahun 2007, walaupun menunjukkan

Mola Hidatidosa. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada tahun Jaringan trofoblas yang sehat secara agresif

Abstrak. Abstract. Kata kunci: Gambaran histopatologi, kadar βhcg, kista lutein, mola hidatidosa komplit, PTG

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

Penyakit Trofoblas Ganas

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

eissn X Korespondesi: Kemala Isnainiasih Mantilidewi,

BAB I. Pendahuluan. Kanker rahim tergolong penyakit kanker yang terbanyak diderita kaum

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang. disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker tersering nomor tujuh secara. keseluruhan, namun merupakan kanker terbanyak ke-dua di dunia pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

KORIOKARSINOMA PASCAABORTUS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Rumah Sakit Indonesia tahun 2010 menunjukan, kasus rawat

DEVISI ONKOLOGI-GINEKOLOGIGINEKOLOGI

Tinjauan Histopatologik Penyakit Trofoblastik Gestasional di Sumatera Utara pada Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

ABSTRAK GAMBARAN GENETIK PADA MOLA HIDATIDOSA DAN KORIOKARSINOMA

BAB I PENDAHULUAN. FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan tumor jinak payudara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

M O L A H I D A T I D O S A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

Prosiding Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia XVI Bandung BUKU II

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR IBU YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN MOLA HIDATIDOSA. Maternal factors that influence the incidence of hydatidiform mole

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe tertentu dengan kelainan berupa

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

KORIOKARSINOMA RESISTEN KHEMOTERAPI KOMBINASI PASCA SEKSIO SESAREA

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah. satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

KARAKTERISTIK MOLA HIDATIDOSA DI RSUP Dr.KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Journal of Diabetes & Metabolic Disorders Review Article

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

MENCARI NILAI THRESHOLD YANG TEPAT UNTUK PERANCANGAN PENDETEKSI KANKER TROFOBLAS

BAB I PENDAHULUAN. Harlap & Shiono (1980) melaporkan bahwa 80% kejadian abortus spontan terjadi pada usia kehamilan 12 minggu pertama.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kehamilan ektopik yang berakhir dengan keadaan ruptur atau abortus. 12 Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati. urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akhir Kasus Longitudinal MS-PPDS I IKA Fakultas Kedokteran UGM 1

Ethical Clearance 64

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. intermenstrual, dan 6% mengeluh perdarahan paska koitus. Isu-isu ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perangai Biologik Sel Kanker dan Onkogenesis. DR. Dr. Wiratno, Sp.THT-KL (K)

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit trofoblas gestasional merupakan kelompok penyakit dengan peningkatan proliferasi selular dari trofoblas plasenta meliputi : Molahidatidosa (komplit dan parsial) dan Penyakit trofoblas Ganas (PTG). Istilah PTG diaplikasikan pada kondisi penyakit yang bersifat progresif, invasif, metastasis dan menyebabkan kematian jika tidak diterapi. Secara histopatologi dan gambaran klinis, PTG ini dibagi menjadi mola invasif, koriokarsinoma, placental site trophoblastic tumor (PSTT) dan epitheloid tumor trophoblast (ETT).1,2 Molahidatidosa merupakan ekspresi jinak dari penyakit trofoblas gestasional, tetapi juga memiliki kemungkinan berkembang menjadi ganas. 15% molahidatidosa komplit dan 0,5-6,6% molahidatidosa parsial tetap menunjukkan progesifitas paska terapi evakuasi yang ditunjukkan dengan konsentrasi human chorionic gonadotrophin (hcg) serum yang tetap atau bahkan meningkat, keadaan ini disebut sebagai PTG paska mola atau beberapa pusat pendidikan menyebutnya sebagai Persisten Trophoblastic Disease (PTD), penatalaksanaan dari PTD ini dilanjutkan dengan pemberian kemoterapi selayaknya PTG lainnya.1 1

Setelah diagnosis ditegakkan, penentuan skor berdasarkan kriteria FIGO tahun 2000 harus dilakukan untuk menentukan kemoterapi yang akan diberikan. Skor 6 dikategorikan sebagai PTG risiko rendah, yang secara statistik menunjukkan respon yang baik terhadap pemberian kemoterapi agen tunggal. Agen kemoterapi yang paling sering digunakan pada PTG risiko rendah ini adalah metotrexat (MTX) dan actinomycin-d (Act-D).3,4 New England Trophoblastic Disease Center (NETDC) menggunakan MTX sebagai agen lini pertama PTG risiko rendah karena efek samping yang lebih rendah dibandingkan dengan Act-D.4,5 PTG merupakan keganasan yang sangat sensitif terhadap pemberian kemoterapi MTX dan rejimen kemoterapi yang efektif dari MTX juga telah dikembangkan, tetapi sama seperti agen kemoterapi lainnya khasiat MTX akhirnya dibatasi oleh resistensi.6 Sekitar 9-33% dari pasien yang diobati dengan kemoterapi agen tunggal untuk PTG risiko rendah akan memerlukan kemoterapi alternatif. Sampai saat ini, definisi yang diterima secara internasional untuk resistensi kemoterapi lini pertama ini masih kurang jelas. Dalam beberapa jurnal disebutkan resistensi terhadap kemoterapi lini pertama didefinisikan sebagai peningkatan β-hcg atau tetap dan/atau perkembangan metastasis baru selama pemberian kemoterapi.7,8 Pemantauan β-hcg selama pemberian kemoterapi penting untuk mengetahui keberhasilan kemoterapi ataupun kemungkinan resistensi.9 Untuk mengetahui apakah mungkin untuk mengidentifikasi secara dini kemungkinan pasien PTG risiko rendah yang tidak respon terhadap 2

kemoterapi MTX tunggal, diperlukan pemantauan yang lebih praktis menggunakan kurva regresi β-hcg, kurva regresi β-hcg adalah kurva yang menggambarkan penurunan normal kadar β-hcg pada pasien remisi komplit paska kemoterapi dan penurunan β-hcg abnormal pada pasien resisten MTX selama diberikan kemoterapi. Trommel dkk (2006) merancang suatu kurva regresi β-hcg selama terapi PTG risiko rendah untuk identifikasi resistensi MTX secara dini. Dengan kurva ini dapat diidentifikasi 14% pasien yang membutuhkan terapi alternatif sebelum dimulai kemoterapi lini pertama dengan spesifisitas 97.5% (cutoff 9.600ᴫg/L). Pengukuran hcg serum sebelum kemoterapi MTX siklus ke-4 (minggu ke-7), dapat mengidentifikasi 50% pasien yang tidak respon terhadap kemoterapi MTX dengan spesifisitas 97.5% (cutoff 56 ᴫg/L). Pengukuran hcg serum sebelum kemoterapi MTX siklus ke-6 (minggu ke11), dapat diidentifikasi 60% pasien yang tidak respon terhadap kemoterapi MTX dengan spesifisitas 97.5% (cutoff 24 ᴫg/L).8 Maka dari itu perlu untuk mengetahui pola regresi normal β-hcg serum pada pasien penyakit trofoblas ganas risiko redah yang mendapat kemoterapi MTX tunggal sebagai agen kemoterapi lini pertama yang dapat digunakan untuk melihat lebih awal kecenderungan pasien yang tidak respon terhadap pemberian kemoterapi MTX tunggal serta mencegah penggunaan kemoterapi multiagen yang tidak perlu mengingat segala komplikasi lebih berat yang dapat ditimbulkan. 3

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian timbul pertanyaan Bagaimana pola penurunan kadar β-hcg serum penderita penyakit trofoblas ganas risiko rendah yang menjalani kemoterapi MTX tunggal di RSUP. H. Adam Malik Medan? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kurva regresi β-hcg serum penderita penyakit trofoblas ganas risiko rendah yang menjalani kemoterapi MTX tunggal di RSUP. H. Adam Malik. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik dan distribusi frekuensi penderita penyakit trofoblas ganas risiko rendah berdasarkan usia, paritas, hasil patologi anatomi, β-hcg pra kemoterapi, skor FIGO resiko rendah, metastasis dan jumlah siklus kemoterapi MTX. 2. Untuk mengetahui gambaran kadar β-hcg pra kemoterapi penderita penyakit trofoblas ganas risiko rendah kelompok remisi komplit dan kelompok resisten MTX. 3. Untuk mengetahui gambaran kurva regresi kelompok remisi komplit dan kelompok resisten MTX. 4

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat terhadap institusi Dengan mendapatkan data mengenai karakteristik pasien dan pola penurunan kadar β-hcg serum penderita penyakit trofoblas ganas risiko rendah, diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar pada penelitian selanjutnya. 1.4.2. Manfaat terhadap peneliti Dengan mengetahui pola penurunan β-hcg serum penderita penyakit trofoblas ganas risiko rendah, diharapkan dapat menjadi dasar konseling dan follow up penderita penyakit trofoblas ganas risiko rendah yang menjalani kemoterapi MTX tunggal. 1.4.3. Manfaat terhadap pasien Dengan mendapatkan kurva regresi β-hcg serum pasien dengan remisi komplit, diharapkan dapat memprediksi lama pengobatan MTX tunggal yang akan dijalani pasien penyakit trofoblas ganas risiko rendah. 5