Isolation Method of Bioactive Compounds in Paliasa

dokumen-dokumen yang mirip
Skrining Bioaktivitas Beberapa Bagian Jaringan Tumbuhan Paliasa (Melochia umbellata (Hout) Stapf var. Degrabrata K)

UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi Metilen Klorida Ekstrak Kayu Batang Paliasa (Kleinhovia hospita L.)

PROFIL KIMIA TUMBUHAN PERSEA AMERICANA MILL. INDONESIA

Uji Toksisitas Ekstrak methanol Beberapa Bagian Jaringan Tumbuhan Bayur (Pterospermum subpeltatum C.B. Rob) Jl. Dg. Tata Parang Tambung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Buah Mangrove Pidada (Sonneratia caseolaris)

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

Sri Mulyani M. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KONSTITUEN ORGANIK TANAMAN DAUN PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.) PADA KELARUTAN BERDASARKAN KELOMPOK POLARITASNYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pendahuluan. Mandasari, 5 Eva Nurlaela, 6 Mugia Kurniawan

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

KARAKTERISASI SENYAWA DARI EKSTRAK KLOROFORM DAUN Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. Degrabrata K. DAN UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK

UJI TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK n-heksan DARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) TERHADAP Artemia salina Leach A B S T R A K

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

3 Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

3 Percobaan dan Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

SENYAWA GOLONGAN STEROID DARI EKSTRAK n-heksana KULIT BATANG KAYU BITTI (Vitex cofassus) DAN UJI TOKSISITAS TERHADAP Artemia

Eksplorasi Metabolit Sekunder dari Spons di Wilayah Sulawesi Selatan dan Uji Bioaktivitasnya terhadap Artemia salina

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban manusia, tumbuhan telah digunakan sebagai bahan pangan, sandang maupun obat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

METABOLIT SEKUNDER FRAKSI NON AKTIF A. salina EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

SENYAWA 4-HIDROKSI SINAMAMIDA DARI EKSTRAK ETIL ASETAT (EtOAc) KULIT AKAR PALIASA (Kleinhovia hospita Linn)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

SENYAWA GERANIL-1, 3 -DIOKSO-PARA-KRESOL DARI EKSTRAK ETIL ASETAT (EtOAc) KULIT AKAR PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.)

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Kulit Batang Sukun (Artocarpus altilis)

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL : BUAH, BIJI, DAUN MAKUTADEWA

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

ISOLASI, KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN TUMBUHAN PACAR CINA (Aglaia odorata) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu penyakit yang menempati peringkat tertinggi

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis) ) Nohong ), Hadijah Sabarwati ) Abstract

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

(Momordica charantia L.) (Isolation and Bioactivity Test of Secondary Metabolites of Bittermelon (Momordica charantia L.) Leaves N -Hexane Extract)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

11 Metode Isolasi Senyawa Bioaktif pada Tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) Isolation Method of Bioactive Compounds in Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) 1) Iwan Dini dan 2) Darminto 1,2) Jurusan kimia FMIPA UNM iwandini@yahoo.com ABSTRAK Tumbuhan paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) yang digunakan sebagai obat diduga memetabolisme banyak jenis senyawa yang bersifat bioaktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode dalam mengisolasi senyawa bioaktif pada tumbuhan paliasa khususnya pada kulit batang. Dua isolat tunggal diperoleh dan berdasarkan uji regen yaitu isolat (1) senyawa fenol, (2) senyawa golongan alkaloid. Uji bioaktivitas dengan metode BST uji terhadap benur udang Artemia salina Leach. Keduanya memperlihatkan toksisitas yang cukup tinggi dengan LC 50 masing-masing 175,02, dan 143,59 g/ml. µ Kedua senyawa ini diperoleh melalui metode uji bioaktivitas (BST) terhadap setiap tahap maserasi, partisi dan fraksinasi. Kata Kunci; metode isolasi, senyawa bioaktif, paliasa ABSTRACT Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) is used as a drug suspected metabolism many kinds of bioactive compounds. This study was conducted to known the method for isolate bioactive compounds in paliasa especially in bark. Two single isolates was obtained and based on reagent test (1) phenolic compounds, (2) alkaloid groups. Bioactivity test with BST test to fry shrimp Artemia salina Leach. Both of them showed high toxicity with LC 50 respectively 175.02 and 143.59 μg/ml. Both of these compounds obtained by bioactivity test (BST) method on every maceration stage, partition, and fractionation. Keywords: isolation method, bioactive compounds, paliasa PENDAHULUAN Penelitian kimia organik bahan alam sudah banyak diarahkan pada tumbuhan tropis, terutama tumbuhan tingkat tinggi untuk menemukan senyawa-senyawa kimia baru yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam pengembangan senyawa-senyawa kimia yang berguna dalam industri farmasi dan agrokimia. Tumbuhan tropis diyakini mempunyai kemampuan merekayasa beranekaragam senyawa kimia yang mempunyai berbagai bioaktivitas yang menarik. Kemampuan tersebut salah satunya akibat mekanisme pertahanan diri terhadap ancaman lingkungan, karena pada umumnya hidup di bawah kondisi lingkungan yang keras, baik faktor iklim maupun gangguan dari herbivora, serangga, dan hama penyakit. Untuk itu, tumbuhan tropis dapat menghasilkan senyawa-senyawa kimia alami yang

12 bersifat pestisida, insektisida, antifungal, dan sitotoksik. Tumbuhan paliasa termasuk salah satu jenis tumbuhan tropis dan tersebar secara luas di kepulauan Indonesia. Tumbuhan ini diyakini dapat menghasilkan senyawa-senyawa metabolit sekunder yang memiliki bioaktivitas menarik dan efek terapetik yang ampuh. Secara tradisional daun tumbuhan paliasa sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional secara luas oleh masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan dan dipercaya berkhasiat sebagai obat yang mampu mengobati penyakit liver, hipertensi, dan diabetes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ekstrak metanol dan ekstrak eter daun paliasa 15 % mampu meningkatkan regenerasi sel-sel hati mencit (Suryawati, 1991) dan infus daun paliasa mampu menurunkan kolesterol, hipertensi dan glukosa darah pada kelinci (Herlina, 1993). Kambium pohonnya digunakan untuk menyembuhkan pneumonia dan juga menghilangkan kutu rambut dan bisa berfungsi sebagai anti tumor dalam sarkoma mencit (Latif, 1997). Ekstrak daun paliasa juga dapat melindungi radang hati pada tikus putih betina Strain wistar yang diakibatkan oleh CCI 4 dan mengandung senyawa saponin, kardenolin, bufadienal dan antarkinon (Raflizar, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Hasni (2002) mengemukakan bahwa daun paliasa mempunyai efek anti diabetes dengan mekanisme penghambatan terhadap transpor aktif glukosa. Penelitian yang dilakukan dalam mengisolasi senyawa organik yang terdapat dalam daun paliasa berdasarkan beberapa tingkat polaritas pelarut, menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya ada 96 isolat tunggal dan secara instrumentasi menunjukkan adanya senyawa golongan terpenoid dan fenolik (Noor dan kumanireng, 2004). Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Taebe (2004) berhasil diidentifikasi adanya golongan senyawa flavonoid dan alkaloid. Kemudian pada fraksi metilen klorida dari fraksi aktif diisolasi satu senyawa turunan kumarin yang diduga sebagai skopoletin (Wiwi, 2005). Penelitian mengenai kandungan kimia khususnya metabolit sekunder yang ada dalam tumbuhan paliasa sampai sekarang ini baru pada daunnya, belum secara keseluruhan meliputi batang dan akarnya. Sedangkan untuk menemukan senyawa kimia yang bersifat bioaktif pada tumbuhan khususnya pada tumbuhan tingkat tinggi tidak hanya pada daunnya. Pada batang dan akar memungkinkan juga bisa ditemukan karena proses metabolisme yang terjadi pada tumbuhan dalam menghasilkan senyawa metabolit sekunder juga terjadi pada kulit batang. Penelitian terhadap kulit batang paliasa ini dilakukan untuk mendukung informasi yang berbasis ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut terutama kandungan kimianya penting dilakukan secara keseluruhan baik daun, batang, maupun pada akarnya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada metode yang telah sering digunakan dalam mengisolasi senyawa kimia bahan alam yang meliputi pemilihan spesies tumbuhan, penentuan lokasi pengambilan sampel, persiapan dan pengambilan sampel tumbuhan, maserasi, partisi, fraksinasi, pemurnian dan analisis senyawa baik dengan pereaksi regen maupun dengan spektroskopi dari senyawa murni yang ditemukan dan

13 dilanjutkan dengan uji-uji aktivitas dari senyawa yang ditemukan. Metode penelusuran senyawa bioaktif dilakukan dengan penelusuran disertai dengan pengujian ekstrak. Ekstrak yang bersifat aktif dilanjutkan untuk purifikasi sampai ditemukan senyawa murni yang bersifat bioaktif. A. Prosedur Kerja 1. Pengumpulan bahan tumbuhan Kulit batang paliasa diambil dan dikumpulkan dari Kelurahan manggala, Kecamatan Manggala Makassar pada bulan Mei 2012. Sampel kulit batang tumbuhan paliasa yang diambil terlebih dahulu dibersihkan, dikeringkan diudara terbuka (tanpa sinar matahari) kemudian dihaluskan menggunakan blender dan dikeringkan kembali dengan udara terbuka tanpa kena sinar matahari. 2. Ekstraksi dan Fraksinasi a. Ekstraksi. Serbuk kulit batang paliasa yang telah dihaluskan dan dikeringkan dimaserasi selama 1 x 24 jam sebanyak 4 kali dengan pelarut metanol. Maserat yang diperoleh dari hasil penyaringan menggunakan penyaring Buchner dengan kertas Whatman di evaporasi sampai diperoleh maserat metanol agak kental. Ekstrak metanol diekstraksi cair-cair menggunakan corong pisah dengan pelarut pada kepolaran yang berbedabeda dimulai dari pelarut yang paling nonpolar yaitu n-heksan, metilen klorida, kemudian kloroform, dan etil asetat. Setiap fraksi yang diperoleh dievaporasi sampai kering dan kemudian ditentukan beratnya serta diuji aktivitasnya. b. Fraksinasi. Fraksinasi dilakukan pada ekstrak yang paling aktif. Sebelum ekstrak difraksinasi terlebih dahulu dianalisis dengan KLT dan dideteksi dengan lampu UV dan penyemprotan larutan serium sulfat lalu dipanaskan untuk menentukan eluen yang cocok dalam proses fraksinasi. Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan KKV, fraksi-fraksi yang diperoleh dianalisis dengan KLT. Fraksi yang mempunyai nilai Rf yang sama digabung kemudian dievaporasi sampai kering, ditentukan beratnya dan dilakukan uji aktivitas. Fraksi fraksi yang aktif kemudian difraksinasi lebih lanjut menggunakan KKT dan KKG yang dilakukan berulang kali sampai diperoleh isolat murni dan selanjutnya diuji bioaktivitasnya. B. Uji Bioaktivitas Uji bioaktivitas yang dilakukan adalah Brine Shirmp Lethality Test yang dilakukan terhadap benur udang A. salina. Uji ini mempunyai korelasi positif dengan uji-uji sekunder yang lain, seperti sebagai anti tumor sel murni leukemia P- 388 maupun anti kanker. Prosedur uji aktivitas sebagai berikut; Satu mg sampel dalam tabung ependorf dilarutkan dengan DMSO sebanyak 100 µl kemudian diencerkan dengan 150 µl aquabides. Dari pengenceran tersebut diambil 200 µ L diencerkan kembali dengan 600 µl aquabides sehingga konsentrasi sampel menjadi 1000 µg/ml. Selanjutnya pengenceran dilakukan dalam mikroplate dengan variasi konsentrasi 500, 250, 125, 62,5, 31,2 15,6 dan 7,8 µg/ml untuk tiap lubang pada mikroplate dan dilakukan secara triplo. Benur udang A. Salina yang berumur 48 jam dipipet menggunakan pipet 100 µl berisi benur 7-15 ekor lalu dimasukkan pada tiap lubang pada mikroplate yang berisi sampel, kemudian diinkubasi selama 24 jam. Perlakuan ini juga dilakukan pada kontrol sebagai kontrol negatif. Setelah 24 jam jumlah benur udang yang mati dan yang hidup pada tiap lubang dihitung. Data jumlah rata-rata udang yang mati dan jumlah total udang pada tiap variasi konsentrasi sampel kemudian dimasukkan dalam program komputer

14 Bliss method untuk menentukan nilai LC 50. pengeceran tambahan mungkin diperlukan untuk zat yang sangat aktif (Meyer, 1982). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Hasil evaporasi Hasil ekstraksi cair-cair dalam corong pisah berturutturut dengan pelarut n-heksan, kloroform, dan etil asetat pada penguapan menggunakan alat rotary vapor dengan tekanan rendah diperoleh ekstrak n- heksan, metilen klorida, kloroform, dan etil asetat. Ekstrak kloroform difraksinasi menggunakan KKV dengan silika gel G GF 254 100 g dan eluen n- heksan, n-heksan-etil asetat, etil asetat, aseton, dan metanol dengan kepolaran yang terus ditingkatkan diperoleh 22. Penggabungan ke 22 fraksi berdasarkan analisis KLT diperoleh sepuluh fraksi utama (A-J). Uji aktivitas dalam lethal konsentrasi (LC 50 ) kesepuluh fraksi gabungan dalam µg/ml terhadap benur udang A. salina Leach dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai aktivitas (LC 50 dalam g/ml) µ 10 fraksi utama fraksinasi ekstrak kloroform kulit batang palisa. Berat Aktivitas (LC 50 ) No. Fraksi (mg) (µ g/ml) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. A B C D E F G H I J 602,8 470,3 1134,1 100,3 308,2 308,1 1300,6 372,3 382,6 3201,5 19161,66 59,63 9,72 13,21 24,92 66,69 163,58 96,49 34,44 1444,32 Fraksi utama keenam (F), difraksinasi lebih lanjut menggunakan KKT dengan eluen etil asetat - n-heksan 20 % diperoleh 32 fraksi dan berdasarkan analisis KLT diperoleh empat fraksi utama (F 1 - F 4 ). Fraksi G difraksinasi menggunakan KKT dengan eluen etil asetat - n-heksan 30 % diperoleh 26 fraksi. Berdasarkan analisis dengan KLT menghasilkan lima fraksi utama (G 1 - G 5 ). Selanjutnya analisis dengan KLT menunjukkan bahw fraksi F 3 dan fraksi G 2 mempunya noda dan Rf yang sama sehingga digabung menjadi fraksi Y. Fraksi (Y) difraksinasi lebih lanjut menggunakan KKT dengan eluen kloroform - etil asetat 0-30 % diperoleh 34 fraksi diperoleh empat fraksi utama (Y 1 - Y 4 ). Pada fraksi utama kesatu (Y 1 ) setelah dikristalisasi dengan etil asetat - kloroform (1 : 99) diperoleh senyawa (1). Fraksi utama H terdapat endapan difraksinasi menggunakan KKT dengan eluen etil asetat - n-heksan 40 % diperoleh 46 fraksi. Hasil analisis dengan KLT diperoleh empat fraksi utama (H 1 - H 4 ). Fraksi utama ketiga (H 3 ) direkristalisasi dengan etil asetat n- heksan diperoleh senyawa (2). B. Identifikasi dan uji bioaktivitas Senyawa (1) diperoleh sebagai kristal berbentuk jarum kehijauan dengan titik leleh 182-184 o C. Spot pada KLT berpendar putih di bawah sinar UV 254 nm menunjukkan bahwa senyawa ini mempunyai kromofor atau ikatan rangkap terkonjugasi yang mengindikasikan suatu senyawa fenol. Hasil uji bioaktivitas terhadap A. salina leach diperoleh LC 50 143,59 µg/ml. hasil ini menunjukkan bahwa senyawa yang diisolasi ini bersifat cukup aktif. Senyawa (2) diperoleh sebagai kristal putih berbentuk jarum dengan titik leleh 100-102 o C. Senyawa ini adalah golongan alkaloid, hal ini didukung dengan uji kualitatif yang dilakukan menggunakan pereaksi Dragendroff menghasilkan warna kemerahan yang mengindikasikan sebagai senyawa

15 alkaloid. Hasil uji aktivitas terhadap A. salina Leach toksisitas diperoleh LC 50 masing 175,02, µg/ml. Karakterisasi awal senyawa (1) menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh adalah senyawa golongan turunan fenol dan fenol banyak ditemukan dan diisolasi dari tumbuhan yang bersifat bioaktif seperti; Stemanthren A [1], Pinosilivin [2], dan Stilbostemin G [3] Gambar 1. Ketiga senyawa ini aktif sebagai antifungal dan anti jamur (Khatarina dkk., 2003). HO H 3 CO HO OCH 3 H 3 CO [1] [2] [3] CH 3 CH 3 OCH 3 Gambar 1. Stemanthren A, Pinosilivin, dan Stilbostemin G Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa ekstrak atau fraksi yang bersifat aktif setelah difraksinasi lebih lanjut akan menghasilkan fraksi atau senyawa murni yang juga bersifat aktif seperti pada fraksi (Y). Tetapi tidak menutup kemungkinan pada ekstrak atau fraksi yang tergolong aktif ditemukan atau terdapat senyawa yang tidak aktif khususnya terhadap benur udang A. salina. Kemudian data-data di atas yang menunjukkan toksisitas yang tinggi terhadap benur udang A. salina baik pada fraksi, ekstrak maupun senyawa yang diperoleh, menunjukkan korelasi nyata bahwa tumbuhan paliasa merupakan tumbuhan obat yang telah digunakan secara tradisional mengandung senyawasenyawa bersifat bioaktif. KESIMPULAN Pada penelitian terhadap tumbuhan paliasa telah ditemukan isolat murni yang bersifat bioaktif. Dua isolat yang ditemukan berdasarkan metode penelusuran senyawa bioaktif pada tumbuhan. Kedua senyawa ini diperoleh dari ekstrak kloroform kulit kayu yaitu; (1) senyawa fenol dan (2) senyawa golongan alkaloid. Hasil uji aktivitas terhadap benur udang A. salina memperlihatkan keduanya aktif dengan toksisitas LC 50 masing-masing 175,02, dan 143,59 µg/ml. Ditemukannya 2 senyawa metabolit sekunder, dan ekstrak yang cukup toksik pada kulit batang paliasa, diharapkan dapat dieksplorasi lebih jauh kandungan kimia tumbuhan paliasa menggunakan pelarut yang lain. Elusidasi struktur dengan pengukuran spektroskopi diperlukan untuk mengetahui struktur molekul isolat atau senyawa murni yang ditemukan. DAFTAR PUSTAKA Hasni, 2002. Pengaruh Infus Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) Terhadap Traspor Aktif Glukosa pada Usush Halus Marmut. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Herlina. 1993. Pengaruh Infus Daun Kayu Paliasa Klenhovia hospita

16 Linn. Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Kelinci. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Hasanddin. Kartharina K., Doris E., Thomas P., Otmar H., Srunya V., Harald G., 2003. Dihydrophenantrennes and Other Antifungal Stilbenoids from Stemona cf. Pierrei. J. Phytochemistry 65: 99-106. Latiff, A., Faridah, H.I., L.J.G Van den Maese, 1997. Kleinhovia Hospita Linn. Plant Reseorces of South-east Asia No.II. Meyer, B.N., N.R. Ferrigni, J.E. Putnan, L.B. Jacobsen, D.E. Nicholas, J.L. McLaughlin 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituent. Department of Medical Chemistry and Pharmacognocy, School of Pharmacy and pharmacal science, and Cell Culture Libratory, Purdue Cancer Center. West lavayette. USA. Noor, A. dan Kumanireng A.S., 2004. Isolasi dan Identifikasi Konstituen Organik Tanaman Daun Paliasa, Kleinhovia hospita Linn. pada Kelarutan Berdasarkan Kelompok Polaritasnya; Suatu Laporan Reserch. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin. Makassar. Raflizar, 2000. Dekok Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn) Sebagai Obat Radang Hati Akut. Badan Litbang Kesehatan Jakarta. (Online). (http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2001- raflizar-272-paliasa, diakses 21 Agustus 2004). Suryawati, 1991. Pengaruh Pemberian Ekstrak daun Paliasa Klenhovia hospita Linn. Terhadap Hati Hewan Uji Mencit. Skripsi tidak diterbitkan, Ujung Pandang: Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. Taebe, B., 2004. Standarisasi Ekstrak Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Liin.) Sebagai Bahan Baku Sedian Fitofarmaka. Makalah disajikan dalam seminar hasil penelitian pada Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Makassar 23 Pebruari 2004. Wiwi, 2005. Eksplorasi Senyawa Kimia Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) Pada Fraksi Aktif Metilenklorida. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin.