PENGARUH IMPLANTASI ION CHROM TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJATAHAN KARAT AISI 316 L DALAM LARUTAN PBS

dokumen-dokumen yang mirip
EFEK IMPLANTASI ION CERIUM TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA NIRKARAT TIPE AISI 316 L DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

PENGARUH IMPLANTASI ION YTTRIUM (Y) TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI SUHU TINGGI MATERIAL FeAl DAN KARAKTERISASINYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a) b) c) d)

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( QS. Al Baqarah : 286 ) Bab V Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN

Abstrak. I. Pendahuluan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan

VARIASI RAPAT ARUS DALAM PROSES PELAPISAN KHROMIUM KERAS PADA CINCIN TORAK. Yusep Sukrawan 1

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS PADA HARD CHROME ELECTROPLATING TERHADAP KARAKTERISTIK PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH TEKANAN DAN LAMA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA TAHAN KARAT AISI 410

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

Teknika ATW(2013) halaman 1

Perbaikan Sifat Korosi Baja Tahan Karat AISI 410 Dengan Perlakuan Implantasi Ion Tin

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR.

PENGARUH IMPLANTASI ION NITROGEN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN STAINLESS STEEL 316L UNTUK APLIKASI SENDI LUTUT TIRUAN

Kata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

STUDI BANDING PELAPISAN MATERIAL SKD11 DENGAN METODE PHYSICAL VAPOUR DEPOSITION DAN THERMAL DIFUSION PADA KOMPONEN INSERT DIES MESIN STAMPING PRESS

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH IMPLANTASI ION NITROGEN TERHADAP KEKERASAN BAJA TAHAN KARAT TIPE SS 316L YANG DIDEFORMASI DINGIN

EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

Ir. Hari Subiyanto, MSc

PENGARUH IMPLANTASI ION ALUMINIUM NITRIDA TERHADAP KEKERASAN PADA BANTALAN BOLA (BALL BEARING)

PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

STUDI EKONOMIS PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Karakterisasi Material Sprocket

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGARUH CAIRAN TUBUH MANUSIA TERHADAP KOROSI PADA PLAT PENYAMBUNG TULANG

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

PENGARUH VARIASI WAKTU BAJA KARBON RENDAH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN NILAI KEAUSAN SPESIFIK

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING

PENGUJIAN SIFAT KETAHANAN OKSIDASI FEAL YANG DIIMPLANTASI ION CERIUM DENGAN TEKNIK SIKLUS TERMAL

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

EFEK IMPLANTASI ION TEMBAGA TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK DALAM MEDIA ASAM KHLORIDA

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.1 Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan suhu elektrolit o C dan variasi waktu pencelupan (a) 5 menit. (b) 10 menit. (c) 15 menit.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENUMBUHAN LAPIS LINDUNG NITRIDA PADA PERMUKAAN BAHAN STRUKTUR REAKTOR PADUAN FeCrNi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA GAS NITRIDING TERHADAP SURFACE HARDNESS BAHAN BAJA AISI 4140

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

Peningkatan Ketahanan Korosi Pada Material Biomedik Plat Penyambung Tulang SS 304 Dengan Gabungan Metode Shot peening dan Electroplating Ni-Cr

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

98 ISSN 0216-3128 Bangun Pribadi, dkk. PENGARUH IMPLANTASI ION CHROM TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJATAHAN KARAT AISI 316 L DALAM LARUTAN PBS Bangun Pribadi, Priyo Tri Iswanto, dan Tjipto Sujitno Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No. 2 Kampus UGM, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGARUH IMPLANTASI ION CHROM TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA TAHAN KARAT AISI 316 DALAM LARUTAN PBS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implantasi ion khrom terhadap kekerasan dan laju korosi material stainless steel AISI 316 L dalam larutan PBS (Phosphate Buffer Saline). Lapisan khrom diperoleh dengan cara mengimplantasikan ion khrom ke permukaan spesimen. Parameter penelitian meliputi lama implantasi yaitu 3,5; 4,5; 5,5; 6;5 dan 7,5 jam, arus berkas dan energi ion khromium dipertahankan tetap yaitu masing masing sebesar 20 µa untuk arus berkas ion dan 100 kev untuk energi ion. Kekerasan permukaan untuk material dasar maupun yang diimplantasi untuk berbagai dosis ion diuji menggunakan alat uji keras mikro Vickers dengan beban indentasi 10 gram. Uji korosi dalam larutan PBS dilakukan menggunakan alat uji korosi sel tiga elektroda. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa kekerasan permukaan awal material AISI 316 L adalah sebesar 133, 15 VHN, sedang kekerasan optimum sebesar 262, 76 VHN atau mengalami peningkatan kekerasan sebesar 97 %. Kondisi optimum tersebut dicapai pada lamanya proses 5,5 jam atau pada dosis ion 4,31 x 10 17 ion/cm 2. Pada kondisi tersebut laju korosinya menurun dari 137.88 mpy (material dasar) menjadi 98.99 mpy atau terjadi peningkatan sifat ketahanan korosi sebesar 39 %. Kata kunci: implantasi ion khrom, kekerasan, laju korosi, AISI 316 L, PBS. ABSTRACT THE INFLUENCE OF CHROMIUM ION IMPLANTATION ON THE HARDNESS AND CORROSION RATE OF AISI 316 L STAINLESS STEEL IN PBS SOLOTION. The aim of this research is to study the influence of cromium ion implantation on the hardness and corrosion rate of AISI 316L stainless steel in PBS (Phosphate Buffer Saline) solution. Chrom layer can be formed by chromium ion implantation into AISI 316 L stainless steel surfaces. Parameters used in this research are time of implantation such as 3.5, 4.5, 5.5, 6.5, and 7.5 hours, 20 µa of the beam current, and 100 kev of the ions energy. Hardness surface for implanted and unimplanted samples were tested using micro vickers hardness. Corrosion test in PBS solution was carried out using three cell electrodes. The result showes that the surface hardness of raw material is in order of 133, 15 VHN, while the optimum hardness is in order of 262, 76 VHN or there is an increasing of hardness in order of 97 %. This optimum hardness was achieved for 5.5 hours of implantataion time or at 4.31x10 17 ion/cm 2 of ions dose. At this conditions, the corrosion rate decreases from from 137.88 mpy to 98.99 mpy or there is a decreasing of corrosion rate in ordert of 39%. Keywords: cromium ion implantation, hardness, corrosion rate, AISI 316 L, PBS. PENDAHULUAN B aja tahan karat AISI 316 L secara luas digunakan dalam industri kimia, bejana crygonik, penukar panas, permesinan untuk peralatan farmasi, dan peralatan dibidang medik. Baja tipe ini mempunyai ketahanan korosi sangat baik dan mudah dibentuk. Meskipun demikian baja ini masih mempunyai kekurangan yaitu masih rentan terhadap korosi batas butir, korosi rongga, dan mempunyai kekerasan yang relatif rendah serta ketahanan aus yang sangat jelek (1). Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, maka baja tahan karat perlu diberi perlakuan khusus yaitu tambahan lapisan pada permukaannya. Dengan pelapisan pada permukaan tersebut diharapkan baja tahan karat dapat memiliki sifat-sifat mekanis dan sifat kimia yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Salah satu cara untuk melapisi permukaan adalah dengan cara implantasi ion pada permukaannya. Implantasi ion merupakan teknik physical vapor deposition (PVD) dimana ion dicangkokkan ke permukaan logam dengan cara menembakkan ion-ion ke permukaan logam tersebut. Pada penelitian ini dilakukan implatasi ion krom terhadap permukaan baja tahan karat AISI 316 L. Selanjutnya setelah baja tahan karat selesai diimplantasi dengan ion krom, diharapkan memiliki

Bangun Pribadi, dkk. ISSN 0216-3128 99 kekerasan yang lebih tinggi dan tahan korosi. Pengaruh implantasi ion krom terhadap perubahan kekerasan diuji dengan alat uji keras mikro vickers sedang perubahan ketahanan korosi diuji dengan metode tiga sel elektroda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implantasi ion khrom terhadap perubahan kekerasan dan ketahanaan korosi baja tahan karat AISI 316 L untuk berbagai parameter penelitian lama implantasi yaitu 3.5, 4.5, 5.5, 6.5, dan 7.5 jam pada energi implantasi 100 kev, arus berkas 20 µa dan tekanan 10-6 mbar. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh dosis optimum yang memberikan laju korosi terendah dan kekerasan tertinggi. LANDASAN TEORI Tinjauan Pustaka Pelapisan permukaan baja F1272 dengan chrom dengan teknik physical vapor deposition arc katodik dapat menurunkan laju korosi (Bayon,2008). Implantasi ion chrom dan chrom nitride pada material steel VCL 140 dapat meningkatkan sifat kekerasan dan ketahanan terhadap korosi (Putra,2009). Implantasi ion chrom pada material baja AISI 4140 dapat meningkatkan sifat kekerasan yaitu dari 257 VHN menjadi 389 VHN dan ketahanan terhadap laju korosi yaitu dari 80 mpy menjadi 55,20 mpy (Malau,2010). Material baja tahan karat AISI 316 L setelah dinitridasi dengan gas amoniak (NH 3 ) ketahanan korosi meningkat dari 0,1358 mpy menjadi 0,0082 mpy (Setiawan,2009). Implantasi ion terhadap AISI 316 L telah dilakukan oleh Soebogo (1999), Widanarko (1999), dan Wibowo (2000). Kekerasan AISI 316 L yang diimplantasi dengan ion Yttrium naik dari 326 KHN menjadi 401 KHN (Wibowo, 2000). Ketahanan korosi pada material AISI 316 L yang diimplantasi dengan ion Yttrium naik dari 52x10-4 mpy menjadi 2,6x10-4 mpy (Soebogo,1999), dengan ion Mo naik dari 5,25 µa/cm 2 menjadi 3,73 µa/cm 2 (Widanarko,1999), dan dengan ion Yttrium naik dari 3,3048 mpy menjadi 0,0072 mpy (Wibowo,2000). Kekerasan dan ketahanan korosi pada material AISI 316 L yang diimplantasi dengan ion Yttrium, dan molybdenum mengalami kenaikan. Akselerator Implantasi Ion Akselator implantasi ion yang ditunjukkan pada Gambar 1 merupakan jenis akselator ion yang khusus didisain untuk mengimplantasi ion-ion dari suatu atom atau molekul ke dalam suatu material, Prinsip kerja implantasi ion adalah pengionan atom-atom dopan dalam sumber ion, pemercepatan ion-ion di dalam tabung pemercepat, selanjutnya memfokuskan dan menembakkan ke permukaan suatu target. Untuk mendapatkan ion dopan yang betul-betul murni maka sebelum ditembakkan ke target berkas ion tersebut terlebih dulu dilewatkan magnit penganalisa, baru kemudian ditembakkan ke permukaan material sasaran atau target. Gambar 1. Skema alat implantasi ion Dalam proses perlakuan permukaan menggunakan teknik implantasi ion, faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang optimum meliputi energi (E), dosis/intensitas (D), dan jenis ion yang diimplantasikan maupun jenis material sasaran. Energi ion akan menentukan kedalaman penetrasi ion terimplantasi, sedangkan dosis ion akan menentukan konsentrasi/prosentase atom yang terimplantasi dalam material sasaran. Besarnya dosis ion ditentukan oleh nilai arus berkas (µa) maupun lamanya proses implantasi (detik). Besarnya dosis ion dapat dihitung dari persamaan : D = It eaberkas (1) dengan D adalah dosis ion (ion/cm 2 ), I =arus berkas ion (ampere), t =lamanya proses implantasi (detik), A =luasan berkas (cm 2 ), dan e =muatan elektron (1.602x10-19 coulomb) Kekerasan Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan material terhadap deformasi plastik, yaitu deformasi yang permanen, yang artinya apabila gaya yang diberikan pada suatu permukaan benda dilepas maka deformasi yang terjadi adalah permanen. Kekerasan merupakan salah satu sifat mekanik suatu material. Pada penelitian ini pengujian kekerasan menggunakan alat uji keras mikro Vickers, beban indentasi yang digunakan sebesar 10 gram. Uji kekerasan Vickers menggunakan penumbuk piramida intan yang dasarnya berbentuk bujur sangkar. Angka kekerasan piramida intan atau angka kekerasan

100 ISSN 0216-3128 Bangun Pribadi, dkk. Vickers (VHN), didefinisikan sebagai beban terpasang dibagi dengan luas permukaan lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari pengukuran mikroskopik panjang diagonal jejak. Angka kekerasan Vickers dapat ditentukan dari persamaan : 1,854P VHN = (2) 2 L dengan P adalah beban yang diterapkan (kg), dan L adalah panjang diagonal jejak rata-rata (mm). icorr.( EW ) r = 0,129 D Korosi Pada penelitian ini menggunakan alat dan bahan Korosi merupakan proses perusakan dan 1. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah degradasi sifat logam akibat berinteraksi dengan logam baja stinless steel AISI 316 L berbentuk lingkungan. Laju korosi bergantung pada suhu, lingkaran dengan diameter 14 mm dan tebal 4 konsentrasi reaktan, jumlah mula-mula partikel mm. Komposisi kimia baja tahan karat AISI 316 (massa) logam, dan faktor mekanik seperti tegangan. L tersaji pada Tabel 2. Korosi juga dapat dianggap sebagai proses balik dari 2. Bahan dopan berupa chrom berbentuk serbuk. pemurnian logam atau ekstraksi. 3. Media korosif berupa larutan phospat baver Pengujian korosi dilakukan dengan salin (PBS). menggunakan alat uji korosi prinsip tiga sel elektroda 4. Pesawat implantasi ion dengan larutan PBS. Komposisi larutan PBS tersaji 5. Alat uji korosi jenis potensiostat/galvanostat pada Tabel 1. dengan rentang tegangan -2000 mv s/d 2000 Perhitungan laju korosi dapat menggunakan mv dan rentang arus 200 na s/d 2 A. persamaan : 6. Alat uji kekerasan jenis viskers Tabel 2. Komposisi kimia baja tahan karat AISI 316 L. Fe C Si Mn P S Ni Co Nb 68,9 0,0241 0,287 1,21 0,0050 0,0158 11,2 0.098 0,039 (3) dengan r adalah laju korosi (mpy), i corr = arus korosi (µa/cm 2 ), dan EW = berat equivalen spesimen. Tabel 1. Komposisi larutan PBS dalam setiap liter NaCl KCl Na 2 HPO 4 KH 2 PO 4 8.0 g 0.2 g 1.44 g 0.24 g METODE PENELITIAN Cr Mo Cu Al Nb V W Pb Ti 16,2 1,33 0,367 0,0139 0,0392 0,0682 0,0250 0.023 0,0174 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Korosi Uji korosi dilakukan menggunakan potensiostat/galvanostat PGS 201 T terhadap material uji yang belum diimplantasi maupun yang sudah diimplantasi ion khrom dengan variasi waktu. Media korosif yang digunakan pada pengujian material yang sudah diimplantasi adalah cairan PBS. Informasi yang diperoleh dari hasil uji korosi adalah besarnya rapat arus korosi (i corr ) dari tiap material uji. Dari hasil tersebut dapat digunakan untuk menghitung laju korosi dalam mils per year (mpy) dengan persamaan 3. Hasil perhitungan dibuat grafik seperti tersaji pada Gambar 2. Dari Gambar 2 terlihat bahwa semakin lama proses implantasi, laju korosi mula-mula menurun sampai titik terendah kemudian naik lagi. Hal ini dapat terjadi karena ion khrom yang terimplantasi pada material target menyebabkan semakin rapatnya susunan atom permukaan material. Susunan yang rapat ini menjadikan kekuatan lapisan pelindung semakin bertambah dan lapisan logam dibawahnya semakin terlindung dari kontak dengan media korosif sehingga laju korosi semakin rendah. Namun apabila proses implantasi dikerjakan terus maka akan tertumpuk ion-ion chrom di permukaan membentuk lapisan tipis amorphous (13). Permukaan ini tentu saja mudah teroksidasi, sehingga bila proses implantasi diteruskan, maka laju korosi akan naik. Gambar 2. Hubungan lama implantasi (jam) dengan laju korosi (mpy) Pada material yang belum diimplantasi jika diuji korosi maka laju korosi lebih tinggi dan setelah diimplantasi selama 5.5 jam laju korosi lebih rendah Apabila diamati struktur mikronya nampak seperti pada Gambar 2a dan 2b.

Bangun Pribadi, dkk. ISSN 0216-3128 101 Gambar 2a. Foto mikro specimen yang belum di implantasi diuji korosi dalam media PBS Hasil uji kekerasan Dari Gambar 3, terlihat bahwa pengaruh implantasi ion khrom pada permukaan baja tahan karat AISI 316 L untuk variasi waktu tertentu mampu meningkatkan sifat kekerasan permukaan material target. Dalam proses implantasi ion khrom, ion-ion khrom dengan energi yang cukup tinggi menumbuk permukaan material target dan menekan atom-atom material target untuk bergeser dari kisinya. Pergeseran atom-atom material target dapat mengakibatkan terbentuknya kekosongan pada tempat yang ditinggalkan atau justru pergerakan atom-atom itu dapat mengisi kekosongan dalam butir. Gambar 3. Hubungan lama implantasi dan kekerasan Terbentuknya kekosongan ini memberikan kontribusi yang besar dalam menghambat pergerakan dislokasi, sehingga mengakibatkan kekerasan material tersebut meningkat (11). Nilai kekerasan tertinggi dicapai pada lama implantasi 5.5 jam (dosis 4.31x10 17 ion/cm 2 ) sebesar 262.76 VHN. Di bawah dosis tersebut, yaitu dimulai dari dosis 2.75x10 17 ion/cm 2 kenaikan angka kekerasan belum begitu besar. Pada lama proses implantasi rendah, yang terjadi baru pembentukan cacat-cacat yang berupa kekosongan atom-atom target dalam jumlah yang Gambar 2b. Foto mikro specimen yang diimplantasi 5,5 jam diuji korosi dalam media PBS masih relatif sedikit. Semakin meningkat lama proses implantasi semakin banyak ion-ion khrom yang diberikan dan semakin banyak tumbukan antara ionion dopan dengan atom-atom target, mengakibatkan semakin banyak daerah cacat yang terbentuk. Daerah cacat menjadi tumpang tindih (over lap) dan masuk diantara butir, yang hal ini akan memperbesar kontribusi dalam menghambat pergerakan dislokasi, sehingga kekerasannya meningkat dan mencapai puncaknya pada lama proses 5.5 jam (dosis 4.31x10 17 ion/cm 2 ) yang merupakan dosis optimal dari ion dopan yang ditembakkan terhadap material target. Di atas lama proses 5.5 jam (dosis 4.31x10 17 ion/cm 2 ), angka kekerasannya mengalami penurunan. Hal ini dimungkinkan, daerah cacat yang menjadi tumpang tindih seiring dengan meningkatnya dosis ion akhirnya membentuk lapisan amorf sehingga mengakibatkan kekerasan material menurun. KESIMPULAN 1. Teknik implantasi ion menggunakan dopan khromium terbukti mampu meningkatkan ketahanan korosi dan kekerasan pada material baja tahan karat AISI 316 L. 2. Kondisi optimum untuk meningkatkan kekerasan dicapai pada material uji dengan lama implantasi 5.5 jam pada dosis 4.31 x 10 17 ion/cm 2 dengan nilai kekerasan Vickers sebesar 262.76 VHN. Pada kondisi ini material uji mengalami kenaikan dari 133.15 VHN menjadi 262.76 VHN atau mengalami kenaikan sebesar 97 %. 3. Kondisi optimum untuk meningkatkan ketahanan korosi dicapai pada material uji dengan lama implantasi 5.5 jam pada dosis 4.31 x 10 17 ion/cm 2 dengan laju korosi sebesar 137.88 mpy. Pada kondisi ini material uji mengalami penurunan dari 137.88 mpy menjadi 98.99 mpy atau mengalami penurunan sebesar 39%.

102 ISSN 0216-3128 Bangun Pribadi, dkk. DAFTAR PUSTAKA 1. A. TRIWIYANTO, S. MRIDHAU, E. HARUMAN and M. BIN SUDIN, Thermochemical Treatments of Austenitic Stainless Steel in Fluidised Bed Furnace for Improved Mechanical and Ribological Properties, IJMME,2009. 2. BAYON, R., IGARTUA, A., FERNANDEZ, X., MARTINEZ, R., Corrosion wear behavior of PVD Cr/CrN Multilayer Coatings for Gear Applications, Tribology International, Elsevier, 2008. 3. CALLISTER, W.D., 2007, Material Science and Engineering an Introduction 7 ed, Wiley 4. LAWRENCE H. VAN VLACK, 2004, Elemenelemen Ilmu dan Rekayasa Material, Erlangga- Jakarta. 5. MALAU, V., PUTRA,R., 2010, Karakterisasi sifat korosi dan kekerasan dari lapisan implantasi ion chromium dan chromium nitride pada baja poros AISI 4140, Seminar Nasional Teknik Mesin, Palembang. 6. PUTRA, R., 2009, Pengaruh Implantasi Ion Chromium (Cr) dan Chromium Nitrida (CrN) terhadap kekerasan, Laju Korosi Dan Struktur Mikro pada Machinery Steels VCL 7. SETIAWAN,D., TRIWIKANTORO, FAISAL,H. WAGIYO, Pengaruh nitridasi terhadap ketahanan korosi SS AISI 316L dalam cairan tubuh tiruan, Seminar nasional pascasarjana IX-ITS, Surabaya. 8. SOEBOGO, D., 1999, Efek implantasi ion Yttrium ketahanan korosi baja tahan karat austenitic 316L. 9. SUJITNO, T., 2003, Diktat pelatihan teknologi akselerator dan aplikasinya, PTAPB-BATAN, Yogyakarta. 10. TRETHEWEY, K. R. &CHAMBERLAIN, J., 1991, Korosi Untuk Mahasiswa Sains dan Rekayasa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 11. VAN VLACK, 1983, Ilmu dan Teknologi Bahan, Erlangga-Jakarta. 12. WIBOWO, 1999, Efek implantasi ion Yttrium pada baja 316L terhadap sifat kekerasan dan ketahanan korosi. 13. SHEN, L.R., WANG, K., TIE, J., TONG, H.H., Modification of High-Chromium Cast Iron Alloy by N and Ti Ion Implantation, Surface & Coating Technology, Elsevier, 2004. TANYA JAWAB Tjipto Sujitno Geni Bagaimana cara menghitung % Cr yang masuk kedalam bahan? Bangun Pribadi Prosentasi % Cr dapat dihitung secara teori maupun eksperimen. Secara teori dapat dihitung dengan cara menghitung jumlah atom chromium yang di implantasikan, jumlah atom yang menjadi sasaran pada volume/kedalaman tertentu secara matematik. Sedang secara eksperiment, % chromium dapat dianalisamenggunakan teknik EDS (energy dispersive spectroscopy) yang di kopel dengan SEM (Scanning Electron Microscopy). Bagaimana mekanisme reaksi yang terjadi yang melatarbelakangi adanya nilai optimum kekerasan dan minimum laju korosi dengan deviasi waktu implantasi? Bangun Pribadi Dengan implantasi ion chromium pada material berarti ion-ion tersebut akan larut padat (substitusi) diantara kisi-kisi atom matrik. Semakin lama proses berarti semakin banyak atom chromium yang terlarut. Kelarutan itu akan mencapai kondisi jenuh, sehingga mekanisme pengerasan yang terjadi adalah pengerasan larut padat jenuh. Pada kondisi jenuh ini kekerasanya mencapai optimum. Bila waktu ditambah, maka tambahan ion-ion chromium akan tertahan dan mengapung dipermukaan, sehingga kekerasanya menurun.