EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK"

Transkripsi

1 ISSN Volume 13, Januari 2012 EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK Lely Susita R.M., Sudjatmoko, Wirjoadi, Bambang Siswanto, Ratmi Herlani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK. Material yang digunakan dalam piranti ortopedik atau prostetik, terutama SS 316L dan Ti- 6Al-4V pada pemakaian jangka panjang mempunyai kecenderungan terjadinya korosi dalam lingkungan tubuh yang agresif. Dalam penelitian ini telah dilakukan implantasi ion nitrogen pada permukaan material SS 316L dan Ti-6Al-4V untuk meningkatkan ketahanan korosi permukaan material tersebut dalam lingkungan Hanks yang disimulasikan mirip dengan cairan tubuh manusia. Hasil uji korosi menunjukkan bahwa laju korosi cuplikan SS 316L dan Ti-6Al-4V mengalami penurunan cukup besar, yang berarti bahwa cuplikan hasil implantasi ion nitrogen mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik. Ketahanan korosi optimum cuplikan SS 316L diperoleh pada dosis ion ion/cm 2 dan energi 80, sedangkan untuk cuplikan Ti-6Al-4V diperoleh pada dosis ion/cm 2 dan energi 100, dimana pada kondisi ini tidak muncul kurva anodik, dimungkinkan telah terjadi peningkatan ketahanan korosi yang permanen pada cuplikan Ti-6Al-4V. Kata Kunci : lapisan nitrida, ketahanan korosi, implantasi ion, prostetik ABSTRACTS EFFECT OF NITRIDE LAYER ON THE CORROSION RESISTANCE OF PROSTHETIC MATERIALS. Materials used on orthopedics instruments especially SS 316L and Ti-6Al-4V for long term application tend to corrode in corrosive environment body. In this research, it has been carried out an implantation of nitrogen ions into SS 316L and Ti-6Al-4V surfaces for improving their corrosion resistance in Hanks environment simulated like human body liquid. It s found that the corrosion rate of implanted samples decrease significantly, it meants that the nitrogen ion implanted samples has a better corrosion resistance. The optimum corrosion resistance of SS 316L sample was achieved at 80 of energy and ion/cm 2 of ion dosage, while for Ti-6Al-4V sample was achieved at 100 of energy and ion/cm 2 of ion dosage. In this conditions there is no appearance of anodic curve, it may be caused by the increasing permanent of corrosion resistance of Ti-6Al-4V sample. Keywords : nitride layer, resistance corrosion, ion implantation, prosthetic PENDAHULUAN M aterial biomedik atau disebut biomaterial adalah material sintetis yang digunakan untuk membuat prostetik atau piranti cangkok ortopedik (orthopedic implant devices). Pencangkokan piranti ortopedik telah meningkatkan kualitas hidup jutaan orang hingga sekitar seperempat abad yang lalu. Biomaterial yang digunakan dalam pencangkokan prostetik berfungsi untuk menggantikan atau memperbaiki fungsi dari bagian tubuh manusia yang mengalami kontak secara kontinyu dengan cairan tubuh untuk jangka waktu pendek atau panjang. Tubuh manusia adalah suatu lingkungan yang agresif untuk metal dan paduannya karena berupa larutan mengandung garam yang teroksigenasi dengan kandungan garam sekitar 0,9% pada ph 7,4 dan pada suhu sekitar 37 o C (1,2). Apabila suatu prostetik atau piranti cangkok ortopedi dicangkokkan ke dalam tubuh manusia, cangkokan tersebut secara kontinyu tercelup dalam cairan jaringan tubuh. Semua biomaterial berbasis metal, termasuk material yang paling tahan korosi, mengalami kerusakan atau degradasi secara kimia dan elektrokimia pada kelajuan tertentu, yang diakibatkan oleh lingkungan tubuh manusia yang kompleks dan korosif. Oleh karena itu biomaterial tersebut harus biocompatible dan tidak menyebabkan terjadinya perangsangan atau penolakan oleh jaringan tubuh, dan harus nontoxic dan noncarcinogenic, serta dapat menahan beban secara berulang dalam lingkungan tubuh yang agresif. Biomaterial tersebut adalah suatu material atau kombinasi Ada tiga paduan metal, yaitu stainless steel, paduan kobalt-khrom, titanium dan paduannya 90 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi

2 Volume 13, Januari 2013 ISSN adalah material yang pada umumnya digunakan untuk pencangkokan ortopedi (3). Austenitic stainless steel sesuai dengan spesifikasi F138 ASTM dan stainless steel 316L pada saat ini banyak digunakan sebagai material prostetik atau untuk pembuatan piranti cangkok ortopedi (4). Selain stainless steel, vitallium yang mengandung kobalt, khrom dan nikel, dan juga paduan titanium-aluminium-vanadium banyak digunakan dalam piranti cangkok ortopedi (5). Korosi adalah salah satu isu utama yang mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam pencangkokan piranti ortopedi. Sifat dasar dari lapisan oksida pasif yang terbentuk dan sifat-sifat mekanik dari material merupakan beberapa kriteria penting untuk melakukan pemilihan material alternatif atau pengembangan material baru. Ditinjau secara klinis, peningkatan terbesar dapat dibuat dengan pemilihan material yang lebih baik, perancangan dan kendali mutu untuk mengurangi atau kalau mungkin mengeliminasi korosi dalam material prostetik atau piranti cangkok ortopedi. Modifikasi permukaan stainless steel 316L dan paduan Ti-6Al-4V dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik modifikasi atau rekayasa permukaan bahan. Teknik modifikasi permukaan yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah implantasi ion untuk memperbaiki unjuk kerja piranti cangkok ortopedi dan memperbaiki kualitas hidup penerima cangkok ortopedi. Pada penelitian ini telah dilakukan implantasi ion nitrogen pada dosis ion ion/cm 2 dan variasi energi ion 60, 80, 100 untuk SS 316L, serta dosis ion ion/cm 2 dan variasi energi ion 70, 80, 100 untuk Ti-6Al- 4V agar diperoleh peningkatan ketahanan korosi pada permukaan material untuk prostetik. TATA KERJA Pembuatan cuplikan Material yang digunakan untuk cuplikan adalah stainless steel AISI (American Iron and Steel Institute) 316L (komposisi 69% Fe, 18% Cr, 10% Ni dan 3% Mo) dan paduan Ti-6Al-4V dengan ketebalan 2 mm dipotong dalam bentuk silinder dengan diameter 2,6 cm dan bentuk persegi dengan sisi 1 cm. Cuplikan silinder untuk pengujian korosi dan cuplikan persegi untuk pengujian struktur mikro dan komposisi unsur. Potongan cuplikan tersebut dihaluskan permukaannya menggunakan kertas abrasif mulai dari ukuran 800 mesh hingga 1200 mesh, dilanjutkan pemolesan dengan pasta intan pada kain beludru sehingga dihasilkan permukaan yang sangat halus dan mengkilap. Sesudah proses penghalusan, kemudan pencucian cuplikan dengan menggunakan alkohol dalam ultrasonic cleaner, untuk menghilangkan kotoran hasil penghalusan dengan kertas abrasif. Sesudah proses pencucian kemudian cuplikan dikeringkan, dimasukkan dalam plastik klip dan disimpan dalam desikator untuk menghindari kemungkinan terjadinya oksidasi. Proses implantasi ion Implantasi ion adalah suatu teknik yang memungkinkan untuk mengubah berbagai sifat permukaan dari suatu material. Pada proses implantasi ion, atom-atom yang akan diimplantasikan harus diionisasikan dalam suatu sistem sumber ion, kemudian dipercepat dalam medan listrik dan selanjutnya diimplantasikan pada permukaan material untuk prostetik. Parameter yang berpengaruh terhadap hasil implantasi ion adalah dosis ion, energi ion, massa atau jenis ion, dan massa atau jenis material yang diimplantasi. Pada penelitian ini dilakukan implantasi ion nitrogen pada cuplikan Ti6Al-4V dan SS 316L dengan variasi parameter dosis ion ion/cm 2 hingga ion/cm 2 dan energi ion 60 hingga 100 untuk mendapatkan lapisan nitrida pada permukaan material prostetik dengan sifat ketahanan korosi yang optimal. Analisis struktur mikro dan komposisi unsur Secara teoritis kedalaman penetrasi ion-ion yang diimplantasikan pada permukaan material sangat tipis yaitu dalam orde ribuan Angstrom. Dengan demikian perubahan sifat permukaan material baik perubahan struktur mikro, struktur kristal maupun perubahan komposisi unsur hanya terjadi pada lapisan tipis di permukaan material. Mengingat dimensi dari hasil implantasi ion tersebut, maka pengamatan struktur mikro dan komposisi unsur hanya dapat diamati dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) dan EDAX (Energy Dispersive Analysis X-Ray). Pengujian korosi Korosi merupakan penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi yang terjadi pada logam tidak dapat dihindari, tetapi dapat dicegah dan dikendalikan sehingga struktur atau komponen mempunyai masa pakai yang lebih lama. Ketahanan korosi cuplikan ditentukan menggunakan alat uji korosi potensiostat PGS-210T untuk mengukur intensitas arus korosi (I kor ) cuplikan didalam lingkungan berupa larutan Hanks yang disimulasikan mirip dengan cairan tubuh manusia. Penentuan harga I kor secara tepat sangat diperlukan, karena I kor sebanding dengan laju korosi cuplikan dalam lingkungannya. Hal ini sesuai dengan persamaan laju korosi dalam mils (0,001 in) per year (mpy) : EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK Lely Susita R.M., dkk 91

3 ISSN Laju korosi= 0, 13 dengan 0,,13 adalah faktor konversi metrik dan waktu, I kor adalah rapat arus korosi (µa/cm 2 ), EW adalah berat ekivalen (g/ekivalen), A adalah luas penampang cuplikan yang terkorosi (cm 2 ) dan d adalah densitas material cuplikan (g/cm 3 ). HASIL PENELITIAN I kor ( ) A.EW d Dalam penelitiann ini digunakann stainless steel AISI 316L dan paduan Ti-6Al-4V untuk pencangkokan piranti ortopedik, karena mempunyai sifat biocompatibility yang baik, kuat dan ketahanan korosi yang baik. Akan tetapi pada pemakaian jangka panjang terjadi interaksi antara permukaan piranti orthopedik dengan lingkungan fisiologis sekitarnya dan permukaan piranti orthopedik itu sendiri. Interaksi tersebut mengakibatkan terjadinya peristiwa korosi dan/ /atau keausan yang dapat menyebabkan kegagalan pencangkokan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan modifikasi permukaan stainless steel 316L dan paduan Ti-6Al-4V dengan teknik implantasi ion untuk mendapatkan sifat permukaan yang lebih baik, seperti gesekan ketahanan aus yang tinggi atau kekerasan yang tinggi, tahan terhadap korosi, dan biocompatible. Implantasi ion nitrogen ke permukaan stainless steel 316L dan paduan Ti-6Al- titanium atau lapisan nitrida metal lainnya pada permukaan stainless steel 316L dan paduan Ti-6Al- 4V untuk meningkatkann ketahanan korosi. 4V menghasilkan lapisan nitrida besi, nitrida Analisis struktur mikro dan komposisi unsur Dalam penelitiann ini dilakukan pengamatan struktur mikro dan komposisi unsur permukaan cuplikan menggunakan SEM-EDAX, terutama untuk Volume 13, Januari 2012 mengetahui kandungan unsur nitrogen setelah proses implantasi ion terkait dengan terbentuknya lapisan nitrida dan perhitungan laju korosi cuplikan dalam lingkungannya. Hasil pengamatan strukturr mikro dan komposisi unsur dari cuplikan SS 316L sebelum proses implantasi ion ditampilkan pada Gambar 1. Berdasarkan analisis komposisi unsur diperoleh kandungan Fe 71,57% atom, Cr 17,69% atom, Ni 9,72% atom dan Mo 1,02 % atom, serta tidak ditemukan unsur nitrogen padaa permukaan cuplikan SS 316L. Gambar 2-4 memperlihatkan struktur mikro dan komposisi unsur dari cuplikan SS 316L setelah proses implantasi ion nitrogen untuk variasi energi 60, 80 dan 100 dan dosis ion ion/cm 2. Berdasarkan Gambar 2-4, komposisi atom N yang terdeteksi pada permukaan cuplikan sekitar 5,97% - 6,32% atom untuk cuplikan yang diimplantasi ion nitrogen pada dosis ion ion/cm 2 dan variasi energi ion Komposisi ini terlalu sedikit untuk pembentukan fasa-baik. Menurut Oliviera, A (6), fasa-s ini merupakan suatuu kondisi dimana nitrogen larut padat super yang mempunyai ketahanan korosi sangat jenuh dalam f.c.c γ-fe sebesar 20%-30% % atom (terjadi penyimpangan struktur f.c.c), sedangkan normalnya maksimum kelarutan padat f.c.c. γ-fe adalah 8,7% atom. Hasil pengamatan struktur mikro dan komposisi unsur dari cuplikan Ti-6Al-4V ditampilkan pada sebelum proses implantasi ion Gambar 5. Pada Gambar 6-8 menampilkan struktur mikro dan komposisi unsur dari cuplikan Ti-6Al-4nitrogen untuk variasi setelah proses implantasi ion energi 70, 80 dan 100 dan dosis ion ion/cm 2. Gambar 1. Struktur mikro dan komposisi unsur permukaan cuplikan SS 316L sebelum proses implantasi ion. 92 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi

4 Volume 13, Januari 2013 ISSN Gambar 2. Struktur mikro dan komposisi kimia permukaan cuplikan SS 316L setelah implantasi ion nitrogen pada energi 60 dan dosis ion ion/cm 2. Gambar 3. Struktur mikro dan komposisi kimia permukaan cuplikan SSS 316L setelah implantasi ion nitrogen pada energi 80 dan dosis ion ion/cm 2. Gambar 4. Struktur mikro dan komposisi kimia permukaan cuplikan SSS 316L setelah implantasi ion nitrogen pada energi 100 dan dosis ion ion/cm 2. EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK Lely Susita R.M., dkk 93

5 ISSN Volume 13, Januari 2012 Gambar 6. Gambar 5. Struktur mikro dan komposisi kimia permukaan cuplikan Ti-6Al-4V sebelum proses implantasi ion. Struktur mikro dan komposisi kimia permukaan cuplikan nitrogen pada dosis ion ion/cm 2 dan energi 70. Ti-6Al-4V setelah implantasi ion Gambar 7. Struktur mikro dan komposisi kimia permukaan cuplikan Ti-6Al-4V setelah implantasi ion nitrogen pada dosis ion ion/cm 2 dan energi Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi

6 Volume 13, Januari 2013 ISSN Berdasarkan analisis komposisi unsur dapat diketahui bahwa cuplikan SS 316L dan Ti-6Al-4V setelah mengalami proses implantasi ion nitrogen, permukaan cuplikan mengandung unsur nitrogen yang membentuk lapisan nitrida. Untuk memastikan lapisan nitrida yang terbentuk digunakan teknik Difraksi Sinar X. Hasil pengamatan difraksi sinar X menggunakan sumber radiasi Cu Kα dengan λ : 1,54056 Å pada cuplikan SS 316L sesudah diimplantasi dengan ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dengan variasi energi 60 dan 80 ditunjukkan pada Gambar 9 dan10. Gambar 8. Struktur mikro dan komposisi kimia permukaan cuplikan Ti-6Al-4V setelah implantasi ion nitrogen pada dosis ion ion/cm 2 dan energi 100. Gambar 9. Pola difraksi cuplikan SS 316L yang diimplantasi dengan ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dan energi 60. Gambar 10. Pola difraksi cuplikan SS 316L yang diimplantasi dengan ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dan energi 80. EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK Lely Susita R.M., dkk 95

7 ISSN Volume 13, Januari 2012 Dari informasi sudut hamburan, intensitas dan jarak antar bidang pada Gambar 9, setelah dicocokkan dengan data JCPDS (Joint Comitttee Powder On Diffraction Standards), lapisan nitrida yang terbentuk setelah proses implantasi ion nitrogen pada cuplikan SS 316L menghasilkan puncak-puncak Fe 2 N, Cr 2 N.dan β-cr 2 N. Pada Gambar 9 terlihat adanya satu puncak Fe 2 N dari bidang hkl (211) dengan jarak antar bidang 2,10925 Å pada sudut difraksi 42,840. Lapisan nitrida Cr 2 N dan β-cr 2 N menghasilkan satu puncak masingmasing dari bidang hkl (2 0 0) dengan jarak antar bidang 2,07332 Å pada sudut difraksi 43,620 untuk Cr 2 N dan bidang hkl (1 1 3) dengan jarak antar bidang 1,27407 Å pada sudut difraksi 74,40 untuk β-cr 2 N. Lapisan nitrida besi Fe 2 N dapat meningkatkan ketahanan aus dan kekerasan cuplikan SS 316L, sedangkan pembentukan lapisan nitrida krom Cr 2 N dan β-cr 2 N dapat menyebabkan terjadinya defisiensi krom yang seharusnya menjadi oksida krom sebagai lapisan pelindung pasif yang stabil pada permukaan cuplikan dalam lingkungan korosif (7). Pada umumnya pembentukan lapisan nitrida krom dapat menyebabkan pengurangan ketahanan korosi. Gambar 10 menunjukkan pola difraksi paduan TiAl yang diimplantasi ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dan energi 100 yang menghasilkan lapisan nitrida besi Fe 4 N dari bidang hkl (220) dengan jarak antar bidang 1,34198 Å pada sudut difraksi 70,0596. Terbentuknya lapisan nitrida besi Fe 4 N tersebut mempunyai sifat sangat keras atau mempunyai ketahanan aus yang sangat tinggi. Dari data pola difraksi (Gambar 11-13) dan setelah dicocokkan dengan data JCPDS (Joint Comitttee Powder On Diffraction Standards), lapisan nitrida yang terbentuk setelah proses implantasi ion nitrogen pada paduan Ti-6Al-4V menghasilkan puncak-puncak AlN, Ti 2 N dan Ti 2 AlN. Dari Gambar 11 terlihat adanya dua puncak Ti 2 N dari bidang hkl (210) dan (105) dengan jarak antar bidang 2,21937 Å dan 1,61747 Å pada sudut difraksi (2θ) 40,6176, dan 56,880. Lapisan nitrida Ti 2 AlN dan AlN menghasilkan satu puncak masingmasing dari bidang hkl (114) dengan jarak antar bidang 1,36846 Å pada sudut difraksi 68,5125 untuk Ti 2 AlN dan bidang hkl (220) dengan jarak antar bidang 1,45769 Å pada sudut difraksi 63,80 untuk AlN. Hasil yang serupa juga ditampilkan pada Gambar 12 dan 13 dimana cuplikan yang diimplantasi nitrogen menghasilkan lapisan nitrida tianium yang mempunyai sifat sangat keras atau mempunyai ketahanan aus yang baik. Gambar menampilkan pola difraksi cuplikan Ti-6Al-4V setelah proses implantasi ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dengan variasi energi 70 dan 80 dan 100. Pengujian Korosi Uji korosi dilakukan dengan menggunakan Potensistat/Galvanostat PGS 201 T terhadap material SS 316L dan Ti6Al-4V dalam larutran Hanks yang disimulasikan mirip dengan cairan tubuh manusia. Larutan Hanks dibuat di laboratorium dengan bahanbahan kimia yang terdiri dari : NaCl 8,0 g/l, CaCl 2 0,14 g/l, KCl 0,4 g/l, NaHCO 3 0,35 g/l, glukosa 1,0 g/l, NaH 2 PO 4 0,1 g/l, MgCl 2.6H 2 O 0,1 g/l, Na 2 HPO 4.2H 2 O 0,06 g/l dan MgSO 4.7H 2 O 0,06 g/l. Uji laju korosi dilakukan dengan pengamatan intensitas arus korosi (I kor ) benda uji dalam larutan Hanks. Hasil pengujian berupa grafik tafel untuk tiap cuplikan, dimana pada grafik tafel terdapat kurva polarisasi menggambarkan hubungan antara potensial (E kor ) dengan satuan mv sebagai fungsi log arus (I kor ) dalam satuan (µa/cm 2 Arus korosi menunjukkan banyak sedikitnya ion-ion logam yang larut dalam larutan elektrolit. Jika rapat arus yang terukur besar, maka ion-ion logam banyak yang larut kedalam larutan elektrolit sehingga mengakibatkan logam berada pada kondisi yang tidak stabil, sehingga mengakibatkan logam mengalami kerusakan pada bagian permukaannya karena bereaksi dengan lingkungannya. Dari grafik tafel diperoleh arus korosi, sehingga nilai laju korosi dapat dihitung. Pada Gambar 14 dan 15 ditampilkan grafik tafel untuk cuplikan SS 316L dan Ti-6Al-4V dalam larutan Hanks. Rapat arus korosi cuplikan SS 316L dalam larutan Hanks adalah 410,38 µa/cm 2 dan laju korosi 41,13 mpy, sedangkan rapat arus korosi cuplikan Ti-6Al-4V adalah 242,49 µa/cm 2 dengan laju korosi 32,78 mpy. Berdasarkan pada Gambar 16 dan 17 tersebut dapat diketahui bahwa laju korosi cuplikan SS 316Ldan Ti-6Al-4V mengalami penurunan cukup besar, yang berarti bahwa cuplikan hasil implantasi ion nitrogen mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik. Ketahanan korosi optimum cuplikan SS 316L dalam larutan Hanks diperoleh pada dosis ion nitrogen ion/cm 2 dan energi 80. Kondisi optimum ketahanan korosi pada energi 80 disebabkan oleh tidak terbentuknya lapisan nitrida krom. Khususnya pada SS 316L, pembentukan nitrida krom dapat menyebabkan terjadinya defisiensi krom yang seharusnya menjadi oksida krom sebagai lapisan pelindung pasif yang stabil pada permukaan cuplikan dalam lingkungan korosif. Ketahanan korosi optimum cuplikan Ti-6Al-4V dicapai pada dosis ion/cm 2 dan energi 100, dimana pada kondisi ini tidak muncul kurva anodik, dimungkinkan telah terjadi peningkatan ketahanan korosi yang permanen. 96 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi

8 Volume 13, Januari 2013 ISSN Gambar 11. Pola difraksi cuplikan Ti-6Al-4V yang diimplantasi dengan ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dan energi 70. Gambar 12. Pola difraksi cuplikan Ti-6Al-4V yang diimplantasi dengan ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dan energi 80. Gambar 13. Pola difraksi cuplikan Ti-6Al-4V yang diimplantasi dengan ion nitrogen pada dosis ion/cm 2 dan energi 100. EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK Lely Susita R.M., dkk 97

9 ISSN Volume 13, Januari 2012 Gambar 14. Grafik tafel untuk cuplikan SS 316L dalam larutan Hanks. Gambar 15. Grafik tafel untuk cuplikan Ti-6Al- 4V dalam larutan Hanks. Grafik hubungan laju korosi SS 316L dan energi ion ditunjukkan pada Gambar 16, sedangkan grafik hubungan laju korosi Ti-6Al-4V dan energi ion ditunjukkan pada Gambar 17. Gambar 16. Grafik hubungan energi ion nitrogen yang diimplantasikan pada cuplikan SS 316L terhadap laju korosi dalam larutan Hanks. Gambar 17 Grafik hubungan energi ion nitrogen yang diimplantasikan pada cuplikan Ti- 6Al-4V terhadap laju korosi dalam larutan Hanks. PEMBAHASAN Beberapa persyaratan yang harus dimiliki bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai biomaterial: a. Biocompatible terhadap komposisi kimia untuk menghindari terjadinya reaksi jaringan yang merugikan b. Mempunyai ketahanan yang sangat baik terhadap degradasi (sebagai contoh: ketahanan korosi untuk metal atau tahan terhadap degradasi secara biologi dalam bahan polimer) c. Mempunyai kekuatan untuk menopang siklus beban yang diterima oleh tulang persendian d. Mempunyai modulus yang rendah untuk memperkecil penyerapan tulang e. Mempunyai ketahanan aus yang tinggi untuk memperkecil terbentuknya serpihan hasil proses keausan Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagian data dari persyaratan yang harus dimiliki oleh biomaterial untuk dapat berfungsi sebagai pengganti fungsi jaringan tubuh manusia, antara lain kekuatan mekanik khususnya peningkatan kekerasan SS 316L dan Ti-6Al-4V (telah disajikan pada Pertemuan Ilmiah Litbang Teknologi Akselerator dan Aplikasinya Tahun 2010) dan ketahanan korosi biomaterial, SS 316L dan Ti-6Al-4V. Hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai kekerasan optimum dari cuplikan SS 316L adalah 355,7 KHN yang diperoleh pada dosis ion ion/cm 2 dan energi 60. Nilai kekerasan tersebut meningkat sebesar 198% terhadap kekerasan cuplikan standar. Pada cuplikan Ti-6Al-4V, kekerasan optimumnya dari hasil proses implantasi ion nitrogen diperoleh pada dosis ion ion/cm 2 dan energi ion 70 dengan nilai kekerasan 624,7 KHN, yang meningkat sekitar 223% jika dibandingkan dengan kekerasan 98 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi

10 Volume 13, Januari 2013 ISSN cuplikan standar. Lapisan nitrida besi yang terbentuk adalah Fe 2 N dan Fe 4 N, sedangkan nitrida titanium yang terbentuk adalah Ti 2 N dan Ti 2 AlN. Lapisan nitrida tersebut mempunyai sifat sangat keras atau mempunyai ketahanan aus yang tinggi dan ketahanan korosi yang baik. Dari hasil uji korosi pada cuplikan SS 316L yang diimplantasi ion nitrogen pada dosis ion ion/cm 2 dan energi 80 diperoleh laju korosi optimum sebesar 17,72 mpy, nilai laju korosi tersebut menurun sekitar 232,16% terhadap laju korosi cuplikan standar. Penurunan laju korosi atau peningkatan ketahanan korosi optimum dari cuplikan Ti-6Al-4V sebesar % yang diperoleh pada dosis ion/cm 2 dan energi 100, dimana pada kondisi ini tidak muncul kurva anodik, dimungkinkan telah terjadi peningkatan ketahanan korosi yang permanen. Dari data analisis nilai kekerasan dan ketahanan korosi biomaterial SS 316L dan Ti-6Al- 4V yang mempunyai kekerasan dan ketahanan korosi yang sangat baik, sehingga dapat digunakan untuk pembuatan prostetik atau piranti cangkok ortopedik yang biocompatible, murah dan kuat. (8) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah diuraikan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1) Pengamatan struktur mikro dan komposisi unsur cuplikan SS 316L setelah mengalami proses implantasi ion nitrogen, permukaan cuplikan mengandung unsur nitrogen 5,97% atom pada kondisi optimum ketahanan korosi (energi 80 ). Komposisi ini terlalu sedikit untuk pembentukan fasa-s yang mempunyai ketahanan korosi sangat baik. Komposisi atom N 31,91% atom yang terdeteksi pada permukaan cuplikan Ti-6Al-4V pada energi 100 telah mempunyai ketahanan korosi yang permanen, dimana pada kondisi ini tidak muncul kurva anodik. 2) Peningkatan ketahanan korosi cuplikan SS 316L pada energi 80 disebabkan oleh tidak terbentuknya lapisan nitrida krom Cr 2 N dan β- Cr 2 N. Khususnya pada SS 316L, pembentukan nitrida krom dapat menyebabkan terjadinya defisiensi krom yang seharusnya menjadi oksida krom sebagai lapisan pelindung pada permukaan cuplikan dalam lingkungan korosif. Untuk memastikan lapisan nitrida yang terbentuk digunakan teknik Difraksi Sinar X. Dari data pola difraksi cuplikan Ti6Al-4V yang diimplantasi ion nitrogen menghasilkan lapisan nitrida Ti 2 N yang mempunyai sifat sangat keras atau mempunyai ketahanan aus yang baik. DAFTAR PUSTAKA 1. MUDALI, U.K., et al., Corrosion of bio implants, Sadhana Vol. 28, Parts 3 & 4, June/August (2003), HANSEN, D.C., Metal Corrosion in the Human Body: The Ultimate Bio-Corrosion Scenario, The Electrochemical Society Interface, (2008) SUNDARARAJAN, T., and PRAUNSEIS, Z., The effect of nitrogen-ion implantation on the corrosion resistance of titanium in comparison with oxygen and argon-ion implantations, Materiali in Technologije 38 (1-2) (2004) BELOTI, M.M., et.al., In vitro biocompatibility of duplex stainless steel with and without 0.2% niobium, Journal of Applied Biomaterials & Biomechanics 2 (2004) KRECISZ, B., et.al., Allergy to metals as a cause of orthopedic implant failure, International Journal of Occupational Medicine and Environmental Health 19 (3) (2006) OLIVEIRA, et. al., Effect of Temperature of Plasma Nitriding in AISI 316L Austenitic Stainless Steel, Revista Brasileira de Aplicacöes de Väcuo, vol. 22 (2003) SHAIKH, et. al., Assesment of Intergranular Corrosion in AISI 316L Stainless Steel Weldsment, British Corrosion Journal, vol. 37 (2002) 8. SUDJATMOKO, Penerapan Teknik Nitridasi Ion Pada Pengembangan Material Untuk Prostetik Yang Biokompatible, Murah dan Kuat, Laporan Riset Terapan, BATAN (2010). TANYA JAWAB Prof. Dr. rer.nat. Tri Madji Atmono 1. Bagaimana sifat sifat prostetik yang diperlukan, apakah material yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan aplikasi untuk prostetik? 2. Disarankan mungkin kerjasama dengan person/instansi di bidang medis. Lely Susita 1. Biomaterial untuk piranti cangkok ortopedik atau prostetik berbasi metal, khususnya austenitic stainless steel jenis 316L dan paduan Ti-6Al-4V mempunyai sifat-sifat ketahanan korosi dan keausan yang tinggi, biocompatible, murah dan kuat. Dalam penelitian ini, tidak dilakukan pembuatan material untuk prostetik tetapi menggunakan material yang sudah sering digunakan untuk piranti ortopedik yaitu EFEK LAPISAN NITRIDA TERHADAP KETAHANAN KOROSI PERMUKAAN MATERIAL UNTUK PROSTETIK Lely Susita R.M., dkk 99

11 ISSN Volume 13, Januari 2012 stainless steel, titanium dan paduannya. Akan tetapi pada pemakaian jangka panjang terjadi gangguan penggunaan material tersebut karena terdapat kecenderungan terjadinya korosi pada prostetik diperlukan perbaikan sifat ketahanan korosi dengan teknik implantasi ion. Berdasarkan hasil uji ketahanan korosi biomaterial stainless steel jenis 316L dan paduan Ti-6Al-4V mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik sehingga dapat digunakan untuk pembuatan prostetik atau piranti cangkok ortopedik yang biocompatible, murah dan kuat. 2. Saran diterima. Keberhasilan kegiatan riset terapan ini pada tahap selanjutnya akan dirintis kerjasama dengan perguruan tinggi Fakultas Teknik Industri Bidang Biomedical Engineering, Fakultas Kedokteran UGM, dan staf dokter PTAPB-BATAN. 100 Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI Wirjoadi, Lely Susita, Bambang Siswanto, Sudjatmoko BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI

PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI Volume 13, Januari 2013 ISSN 1411-1349 PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb, Yogyakarta 55281 Email

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI BIOMATERIAL METALIK JENIS STAINLESS STEEL 316L DAN Ti-6Al-4V MENGGUNAKAN TEKNIK NITRIDASI ION

PENINGKATAN KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI BIOMATERIAL METALIK JENIS STAINLESS STEEL 316L DAN Ti-6Al-4V MENGGUNAKAN TEKNIK NITRIDASI ION PENINGKATAN KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI BIOMATERIAL METALIK JENIS STAINLESS STEEL 316L DAN Ti-6Al-4V MENGGUNAKAN TEKNIK NITRIDASI ION Sudjatmoko, Wirjoadi, Lely Susita R.M., Bambang Siswanto Pusat Teknologi

Lebih terperinci

EFEK IMPLANTASI ION CERIUM TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA NIRKARAT TIPE AISI 316 L DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT

EFEK IMPLANTASI ION CERIUM TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA NIRKARAT TIPE AISI 316 L DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT Lely Susita R. M., dkk. ISSN 0216-3128 89 EFEK IMPLANTASI ION CERIUM TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA NIRKARAT TIPE AISI 316 L DALAM LINGKUNGAN ASAM SULFAT Lely Susita R.M., Tjipto Sujitno, Elin Nuraini,

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS ION NITROGEN PADA KETAHANAN KOROSI, STRUKTUR MIKRO DAN STRUKTUR FASE BIOMATERIAL STAINLESS STEEL AUSTENITIK 316L

PENGARUH DOSIS ION NITROGEN PADA KETAHANAN KOROSI, STRUKTUR MIKRO DAN STRUKTUR FASE BIOMATERIAL STAINLESS STEEL AUSTENITIK 316L Pengaruh Dosis Ion Nitrogen Pada Ketahanan Korosi, Struktur Mikro Dan Struktur Fase Biomaterial Stainless Steel 316L (Lely Susita RM, dkk.) PENGARUH DOSIS ION NITROGEN PADA KETAHANAN KOROSI, STRUKTUR MIKRO

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA 30 BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Polarisasi Potensiodinamik 4.1.1 Data Laju Korosi (Corrosion Rate) Pengujian polarisasi potensiodinamik dilakukan berdasarkan analisa tafel dan memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. 10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 3.1. Metodologi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan menggunakan diagram alir seperti Gambar 3.1. PEMOTONGAN SAMPEL UJI KEKERASAN POLARISASI DICELUPKAN DALAM LARUTAN DARAH

Lebih terperinci

PENGARUH NITRIDASI ION SUHU RENDAH PADA KETAHANAN AUS DAN KOROSI BIOMATERIAL STAINLESS STEEL AUSTENITIK 316L

PENGARUH NITRIDASI ION SUHU RENDAH PADA KETAHANAN AUS DAN KOROSI BIOMATERIAL STAINLESS STEEL AUSTENITIK 316L PENGARUH NITRIDASI ION SUHU RENDAH PADA KETAHANAN AUS DAN KOROSI BIOMATERIAL STAINLESS STEEL AUSTENITIK 316L Sudjatmoko, Bambang Siswanto, Wirjoadi, Lely Susita RM Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING

DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING DEPOSISI LAPISAN NITRIDA PADA PERMUKAAN PIN DAN RING PISTON DENGAN METODA DC SPUTTERING Lely Susita R.M., Bambang Siswanto, Ihwanul Aziz, Taufik Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Laju Korosi Stainless Steel AISI 304 Pengujian terhadap impeller dengan material baja tahan karat AISI 304 dengan media limbah pertambangan batu bara di BATAN Puspitek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan beberapa tahun terakhir dalam hal material bioaktif, polimer, material komposit dan keramik, serta kecenderungan masa depan kearah sistem

Lebih terperinci

PENUMBUHAN LAPIS LINDUNG NITRIDA PADA PERMUKAAN BAHAN STRUKTUR REAKTOR PADUAN FeCrNi

PENUMBUHAN LAPIS LINDUNG NITRIDA PADA PERMUKAAN BAHAN STRUKTUR REAKTOR PADUAN FeCrNi Urania Vol. 19 No. 2, Juni 2013 : 63 118 ISSN 0852-4777 PENUMBUHAN LAPIS LINDUNG NITRIDA PADA PERMUKAAN BAHAN STRUKTUR REAKTOR PADUAN FeCrNi Ari Handayani 1, Sulistioso GS 1, Nurdin Effendi 1, Sumarmo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, sehingga manusia

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING

PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING 138 ISSN 0216-3128 Wirjoadi, dkk. PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING Wirjoadi, Bambang Siswanto, Sudjatmoko Pusat Teknologi Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plunger tip adalah salah satu rangkaian komponen penting pada mesin high pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING Analisis Sifat Fisik Lapisan Tipis Titanium Nitrida ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING Xander Salahudin Program Studi Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Anodizing Hasil anodizing aluminium 1XXX dengan variasi intensitas arus 0,016A/mm 2, 0,022A/mm 2, 0,028A/mm² dan waktu pencelupan 10 menit, terdapat kegagalan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Proses Shot peening Perlakuan shot peening pada material stainlees steel 304 memiliki pengaruh yang dapat dilihat pada gambar 4.1.(a) raw material, material sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Logam merupakan salah satu jenis bahan yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagi kehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyak kelebihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a) b) c) d)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a) b) c) d) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Permukaan Spesimen Shot Peening Spesimen SS AISI 316 yang diberi perlakuan shot peening memiliki pengaruh terhadap permukaan sesuai dengan variasi yang

Lebih terperinci

Ketahanan Korosi Paduan Amorf Berbasis Zirkonium Zr 69.5 Cu 12 Ni 11 Al 7.5 dalam Lingkungan Nacl

Ketahanan Korosi Paduan Amorf Berbasis Zirkonium Zr 69.5 Cu 12 Ni 11 Al 7.5 dalam Lingkungan Nacl TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Volume 29 (2) 2011: 39-46 ISSN : 0125-9121 Ketahanan Korosi Paduan Amorf Berbasis Zirkonium Zr 69.5 Cu 12 Ni 11 Al 7.5 dalam Lingkungan Nacl FREDINA DESTYORINI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Tahap Persiapan. Hasil Nitridasi. Pengukuran Ketebalan 11 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tahap Persiapan Pada tahap ini dihasilkan 18 buah sampel dengan diameter 1,4 cm dan tebal 0,5 mm (pengukuran menggunakan mikrometer skrup). 9 sampel dengan ukuran grit akhir

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV. 1 Analisis Hasil Pengujian Metalografi dan Spektrometri Sampel Baja Karbon Dari hasil uji material pipa pengalir hard water (Lampiran A.1), pipa tersebut terbuat dari baja

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Penelitian Mulai Preparasi dan larutan Pengujian Polarisasi Potensiodinamik untuk mendapatkan kinetika korosi ( no. 1-7) Pengujian Exposure (Immersion) untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau

BAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau alami, yang dapat digunakan untuk setiap periode waktu, secara keseluruhan atau sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING 110 ISSN 0216-3128 Bambang Siswanto., dkk. ANALISIS SIFAT MEKANIK LAPISAN TIPIS NITRIDA TITANIUM PADA CAMSHAFT HASIL TEKNIK PLASMA SPUTTERING Bambang Siswanto, Lely Susita RM., Sudjatmoko, Wirjoadi Pustek

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Lebih terperinci

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning Ardi Riski Saputra*, Dahyunir Dahlan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles. JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL

KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL A. Kerangka Konsep Baja stainless merupakan baja paduan yang

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLANTASI ION NITROGEN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN STAINLESS STEEL 316L UNTUK APLIKASI SENDI LUTUT TIRUAN

PENGARUH IMPLANTASI ION NITROGEN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN STAINLESS STEEL 316L UNTUK APLIKASI SENDI LUTUT TIRUAN PENGARUH IMPLANTASI ION NITROGEN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN STAINLESS STEEL 316L UNTUK APLIKASI SENDI LUTUT TIRUAN Darmanto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang

Lebih terperinci

Beberapa unsur paduan dalam baja tahan karat :

Beberapa unsur paduan dalam baja tahan karat : Beberapa unsur paduan dalam baja tahan karat : 1. kromium (Cr) 2. Molibdenum(Mo) 3. Nitrogen (N) 4. Nikel (Ni) 5. Karbon (C) PREN = %Cr + (3,3 x %Mo) + (16 x %N) Materials %Cr %Mo %N %Ni %C PREN AISI SS

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLANTASI ION CHROM TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJATAHAN KARAT AISI 316 L DALAM LARUTAN PBS

PENGARUH IMPLANTASI ION CHROM TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJATAHAN KARAT AISI 316 L DALAM LARUTAN PBS 98 ISSN 0216-3128 Bangun Pribadi, dkk. PENGARUH IMPLANTASI ION CHROM TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJATAHAN KARAT AISI 316 L DALAM LARUTAN PBS Bangun Pribadi, Priyo Tri Iswanto, dan Tjipto Sujitno

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. Hartono Program Diploma III Teknik Perkapala, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the usage

Lebih terperinci

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING

SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING 150 ISSN 0216-3128 Wirjoadi., dkk. SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING Wirjoadi, Elin Nuraini, Ihwanul Aziz, Bambang

Lebih terperinci

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN 63 BAB V PEMBAHASAN 5. 1. KETAHANAN KOROSI SUS 316L 5.1.1 Uji Celup SUS 316L Baja tahan karat mendapatkan ketahanan korosi hasil dari terbentuknya lapisan pasif pada permukaan logam. Lapisan pasif adalah

Lebih terperinci

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA Sidang TUGAS AKHIR Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA Latar Belakang Abdul Latif Murabbi / 2708.100.088 Batasan Masalah Abdul Latif Murabbi / 2708.100.088 PERMASALAHAN Abdul Latif Mrabbi /

Lebih terperinci

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA Umen Rumendi, Hana Hermawan Dosen Teknik Material Jurusan Teknik Manufaktur, Politeknik Manufaktur

Lebih terperinci

EFEK IMPLANTASI ELEMEN TERNER DAN KUATERNER TERHADAP KETAHANAN OKSIDASI PADUAN TITANIUM ALUMINIUM (TiAl)

EFEK IMPLANTASI ELEMEN TERNER DAN KUATERNER TERHADAP KETAHANAN OKSIDASI PADUAN TITANIUM ALUMINIUM (TiAl) ISSN 40-6957 GANENDRA, Vol. VII, N0. EFEK IMPLANTASI ELEMEN TERNER DAN KUATERNER TERHADAP KETAHANAN OKSIDASI PADUAN TITANIUM ALUMINIUM (TiAl) Lely Susita RM., Sudjatmoko, Tjipto Sujitno Puslitbang Teknologi

Lebih terperinci

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES AGING PADA PADUAN Co-Cr-Mo TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI UNTUK APLIKASI BIOMEDIS

PENGARUH PROSES AGING PADA PADUAN Co-Cr-Mo TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI UNTUK APLIKASI BIOMEDIS PENGARUH PROSES AGING PADA PADUAN Co-Cr-Mo TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI UNTUK APLIKASI BIOMEDIS Vicky Dewayanto 1, Bambang Sriyono 2, Alfirano 3 [1,3] Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas I Komang Astana Widi 1), Wayan Sujana 2), Teguh Rahardjo 3) 1),2),3 ) Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH Pengaruh Nitridasi PlasmaTerhadap Kekerasan AISI 304 dan Baja Karbon Rendah (Suprapto, Sudjatmoko, Tjipto Sujitno) PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH Suprapto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

IMPLANTASI ION YTTRIUM UNTUK MENGHAMBAT LAJU OKSIDASI PADUAN TiAl PADA SUHU 800 C

IMPLANTASI ION YTTRIUM UNTUK MENGHAMBAT LAJU OKSIDASI PADUAN TiAl PADA SUHU 800 C IMPLANTASI ION YTTRIUM UNTUK MENGHAMBAT LAJU OKSIDASI PADUAN TiAl PADA SUHU 800 C Lely Susita R.M., Sayono, BA. Tjipto Sujitno, Slamet Santoso Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jl. Babarsari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 28 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Kondisi Operasi Kondisi operasi dan informasi teknis dari sampel sesuai dengan data lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan posisi sample dapat dilihat

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI

PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI Bambang Siswanto, dkk. ISSN 0216-3128 129 PENGARUH SUHU SUBSTRAT DAN WAKTU DEPOSISI TERHADAP STRUKTUR MIKRO LAPISAN FeN PADA RODA GIGI Bambang Siswanto, Wirjoadi, Sudjatmoko Pustek Akselerator dan Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magnet permanen merupakan salah satu material strategis yang memiliki banyak aplikasi terutama dalam bidang konversi energi, sensor, dan elektronika. Dalam hal konversi

Lebih terperinci

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH C.11. Variasi waktu hard chromium plating (Sutrisno) VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH Sutrisno Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS SENYAWA OKSIDA YANG TERBENTUK PADA PADUAN FeAl YANG DIIMPLANTASI ION Y MENGGU- NAKAN "XRD"

ANALISIS SENYAWA OKSIDA YANG TERBENTUK PADA PADUAN FeAl YANG DIIMPLANTASI ION Y MENGGU- NAKAN XRD 108 ISSN 016-318 Lely Susita R.M. ANALISIS SENYAWA OKSIDA YANG TERBENTUK PADA PADUAN FeAl YANG DIIMPLANTASI ION Y MENGGU- NAKAN "XRD" Lely Susita R.M. PTAPB-BATAN, Yogyakarta, E-mail : ptapb@batan.co.id

Lebih terperinci

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING

PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING Kisnandar 1, Alfirano 2, Muhammad Fitrullah 2 1) Mahasiswa Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2) Dosen Teknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2013, dilaksanakan di Laboratorium Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung, Laboratorium

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA

PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA PEMBENTUKAN LAPISAN TIPIS TiC MENGGUNAKAN METODE PIRAC : OKSIDASI PADA 980 o C DI UDARA Penyusun: Dian Agustinawati 1110.100.061 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Suasmoro, DEA Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI

PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI D.17. Pengaruh Surface Treatment Metoda Plasma Nitriding Terhadap Kekerasan (Sunarto) D.98 PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR.

PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR. PENGARUH SUHU HEAT TREATMENT TERHADAP LAJU KOROSI MATERIAL PAGAR M. Fajar Sidiq 1, M. Agus Shidik 2, Soebyakto 3 1,2,3 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal fs080879@gmail.com INTISARI Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan sampel Sampel yang digunakan adalah pelat baja karbon rendah AISI 1010 yang dipotong berbentuk balok dengan ukuran 55mm x 35mm x 8mm untuk dijadikan sampel dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan prosedur pengujian pada Bab III maka didapatkan hasil pengujian Imersi, Potensiodinamik dan SEM sebagai berikut : 4.1 Hasil Pengujian Immerse Dari hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian Perumusan Masalah Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA Paduan CoCrMo

Tujuan Penelitian Perumusan Masalah Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA Paduan CoCrMo 2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mensintesis paduan CoCrMo dengan memvariasikan massa nitrogen. 2. Mengukur laju korosi paduan CoCrMo menggunakan potensiostat. 3. Mengukur kekerasaan

Lebih terperinci

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Oleh : Agus Solehudin Dipresentasikan pada : Seminar Nasional VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Diselenggarakan

Lebih terperinci

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( QS. Al Baqarah : 286 ) Bab V Kesimpulan

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( QS. Al Baqarah : 286 ) Bab V Kesimpulan Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ( QS. Al Baqarah : 286 ) Bab V Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah

Lebih terperinci

PENGARUH CAIRAN TUBUH MANUSIA TERHADAP KOROSI PADA PLAT PENYAMBUNG TULANG

PENGARUH CAIRAN TUBUH MANUSIA TERHADAP KOROSI PADA PLAT PENYAMBUNG TULANG Pengaruh Cairan Tubuh Manusia... (Nani Mulyaningsih) PENGARUH CAIRAN TUBUH MANUSIA TERHADAP KOROSI PADA PLAT PENYAMBUNG TULANG Nani Mulyaningsih Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410

PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 410 PENGARUH RAPAT ARUS DAN WAKTU PADA PULSE ELECTRODEPOSITION OF NICKEL TERHADAP MIKROSTRUKTUR LAPISAN DEPOSIT DAN LAJU KOROSI AISI 41 Rivaldo Ramadhana Saputra. 1,a, Soesaptri Oediyani, Ir., ME. 2, Dr. Efendi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Heri Jodi

Pendahuluan. Heri Jodi Karakterisasi Korosi Baja SS-430 pada lingkungan NaCl Heri Jodi Pusat Teknonologi Bahan Industri Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Serpong-Tangerang Selatan Banten-Indonesia 15314 Telp./Faks.: 021.7587.4788

Lebih terperinci

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA 516-70 TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI Material baja karbon A 516 yang telah diklasi klasifikasikan : American Society For Testing

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

EFEK IMPLANTASI ION Mg DAN Y TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI MATERIAL MA 956

EFEK IMPLANTASI ION Mg DAN Y TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI MATERIAL MA 956 GANENDRA, Vol. V, N0.2 ISSN 1410-6957 EFEK IMPLANTASI ION Mg DAN Y TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI MATERIAL MA 956 B.A. Tjipto Sujitno, Lely Susita, RM, Suprapto Pusat Penelitian Dan Pengembangan Teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Baja tahan karat digunakan dalam berbagai aplikasi industri, kimia, pertambangan, dan biomaterial karena tahan korosi dan tahan aus. Kandungan krom pada baja akan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti pada saat ini, banyak orang beranggapan bahwa kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat mahal. Kesehatan seseorang bisa terganggu akibat

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Penelitian penganalisaan korosi stainless stee 316L dilakukan di laboratorium material termaju, Teknik Mesin Universitas Mercu Buana Meruya dan di laboratorium

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Korosi Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan logam atau berkarat. Korosi adalah terjadinya perusakan material (khususnya logam)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron

BAB V HASIL PENELITIAN. peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray Fluorecense), SEM (Scanning Electron BAB V HASIL PENELITIAN Berikut ini hasil eksperimen disusun dan ditampilkan dalam bentuk tabel, gambar mikroskop dan grafik. Eksperimen yang dilakukan menggunakan peralatan sebagai berikut : XRF (X-Ray

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengikuti diagram alir berikut. Studi literatur Sampel uji: Sampel A: AC4B + 0 wt. % Sr + 0 wt. % Ti Sampel B: AC4B + 0.02

Lebih terperinci

STUDI KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK UNTUK MATERIAL ORTOPEDI

STUDI KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK UNTUK MATERIAL ORTOPEDI STUDI KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK UNTUK MATERIAL ORTOPEDI Aan Sulistyawan 1, Mochamad Ichwan 2 dan Djoko HP 3 1 Fakultas Teknik Metalurgi Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Jend. Gatot

Lebih terperinci

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Gurum AP. Ayu SA, Dita Rahmayanti, dan Nindy EM. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Jl Prof. Dr. Sumantri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja nirkarat austenitik AISI 304, memiliki daya tahan korosi lebih baik dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air laut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium korosi pada Jurusan Metalurgi dan Material Fakultas Teknik. Variabel penelitian yang akan - digunakanadalah konsentrasi bikarbonat (HCO3)

Lebih terperinci

EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I -

EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I - Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 212 ISBN : 978-979-28-55-7 Surabaya, 25 Pebruari 212 EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 34 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I - EFFICIENCY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan 28 BAB III METODE PENELITIAN III. 1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al)

PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al) , dkk. ISSN 0216-3128 49 PENGARUH DEPOSISI BAHAN STAINLESS STEEL (SS) AUSTENITIK TERHADAP SIFAT MEKANIK ALUMINIUM (Al), Tjipto Suyitno, Bambang Siswanto, Sudjatmoko Puslitbang Teknologi Maju, Batan ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLANTASI ION YTTRIUM (Y) TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI SUHU TINGGI MATERIAL FeAl DAN KARAKTERISASINYA

PENGARUH IMPLANTASI ION YTTRIUM (Y) TERHADAP SIFAT KETAHANAN OKSIDASI SUHU TINGGI MATERIAL FeAl DAN KARAKTERISASINYA Anis Yuniati Fakultas Saintek, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Kusminarto Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Sudjatmoko PTAPB-BATAN, Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Desain Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan menggunakan metode tape

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini akan dilakukan percobaan untuk menganalisa produk oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan SEM/EDS (Scaning

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK * Ir. Soewefy, M.Eng, ** Indra Prasetyawan * Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020 SIDANG TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl TERHADAP KETAHANAN KOROSI HASIL ELEKTROPLATING Zn PADA COLDROLLED STEEL AISI 1020 Oleh: Pathya Rupajati (2706 100 039) Dosen Pembimbing: Prof.

Lebih terperinci

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER 244 ISSN 0216-3128 Saefurrochman., dkk. ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING

PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING PENGARUH KOMPOSISI LARUTAN TERHADAP KANDUNGAN Mo DALAM LAPISAN PADUAN Ni-Mo SECARA ELEKTROPLATING Sri Mulyaningsih dan Budi Priyono Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI E-mail : srim006@lipi.go.id Intisari

Lebih terperinci

EFEK IMPLANTASI ION TEMBAGA TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK DALAM MEDIA ASAM KHLORIDA

EFEK IMPLANTASI ION TEMBAGA TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK DALAM MEDIA ASAM KHLORIDA 20 ISSN 0216-3128 Abbas Ali A Habib, dkk. EFEK IMPLANTASI ION TEMBAGA TERHADAP SIFAT KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK DALAM MEDIA ASAM KHLORIDA Abbas Ali A Habib Jurusan Fisika, Fakultas MIPA-UGM

Lebih terperinci

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KETAHANAN KOROSI WADAH GELAS - LIMBAH DALAM PENYIMPANAN LESTARI

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KETAHANAN KOROSI WADAH GELAS - LIMBAH DALAM PENYIMPANAN LESTARI Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 1 Juli 2007 (Volume 10, Number 1, July, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive

Lebih terperinci