BAB 2 LANDASAN TEORI. keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. akan datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Hartono (2013:7) tipe-tipe investasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II LANDASAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate)

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan analisis laporan keuangan, sebenarnya pintu yang paling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Investasi dan Teori Pasar Modal. Investasi yaitu aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu dilakukan oleh Rosita (2010) pada periode

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer yang diperjual

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menjadi n lembar saham, dimana harga per lembar saham baru setelah stock split

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

II. LANDASAN TEORI. dananya untuk investasi dengan harapan akan menerima keuntungan di masa yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB II LANDASAN PUSTAKA. antara pihak yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki modal.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai pedoman agar dapat digunakan didalam penelitian ini. Sebagai berikut

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia sebenarnya, hampir semua investasi mengandung unsur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Investasi adalah mengorbankan asset yang dimiliki sekarang untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset (Kasmir, 2003). Adapun rumus ROA adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari investor maka akan muncul asymmetric information (Sartono, 2001:xxii).

Transkripsi:

12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menanamkan modal baik dalam uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan memperoleh keuntungan selama periode tertentu. Keputusan investasi adalah suatu keputusan yang sangat penting dalam berinvestasi, dimana untuk memperoleh suatu keuntungan kita harus berhadapan dengan risiko, oleh sebab itu investor harus mengevaluasi hubungan antara tingkat pengembalian dan risiko. Investasi dapat diartikan sebagai cara penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat atau keuntungan tertentu sebagai hasil penanaman modal tersebut. Untuk maksud tersebut, sejumlah uang ditanamkan atau diinvestasikan dalam bidang usaha tertentu yang dianggap investor akan dapat memberikan hasil. Satu hal yang harus diingat, setiap investasi dapat memberikan keuntungan tetapi dapat pula memberikan kerugian. Hal ini menunjukan bahwa investasi mengandung risiko, seorang investor harus bersedia menanggung risiko karena mengharapkan keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut.

13 2.1.2 Tujuan Investasi Menurut Reily dan Brown (2000), ada beberapa alasan orang melakukan investasi, yaitu : 1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang, seseorang yang bijaksana akan berfikir bagaimana untuk meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu. 2) Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam perusahaan atau objek lain, seorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena inflasi. 3) Dorongan untuk menghemat pajak. Melalui fasilitas perpajakan di bidang investasi tertentu mendorong orang untuk melakukan investasi. 2.1.3 Jenis-jenis Investasi Pada dasarnya investasi dibedakan menjadi 3 kelompok (sharpe, 1997) : 1) Investasi dalam aktiva finansial (financial asset) dan aktiva riil (real asset). Aktiva finansial adalah yang ditanamkan oleh investor dalam bentuk tabungan atau surat berharga. Aktiva riil adalah bentuk investasi yang ditanamkan oleh investor dalam bentuk kekayaan riil. 2) Investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung adalah investasi dimana investor langsung memperoleh atas surat berharga atau kekayaan. Investasi tidak langsung adalah investasi yang dilakukan dalam suatu fortofolio atau suatu kelompok surat berharga.

14 3) Investasi jangka panjang dan jangka pendek. Investasi jangka panjang adalah investasi dengan masa jatuh tempo lebih dari satu tahun atau tidak mengenal adanya jatuh tempo. Investasi jangka pendek adalah investasi dengan masa jatuh tempo kurang atau sama dengan satu tahun. 2.2 Pasar Modal 2.2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar financial yang menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 1994). Pasar modal dalam menjalankan fungsi ekonomi yaitu dengan mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang memiliki dana kepada pihak yang membutuhkan dana, sedangkan fungsi keuangannya dapat ditunjukkan oleh adanya perolehan imbalan bagi pihak yang memberi dana sesuai dengan karakteristik investasi yang mereka pilih. Pasar modal menjadi salah satu pilihan bagi investor dalam menyalurkan dana yang mereka miliki. Dalam hal ini informasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting, karena seorang investor sebelum menginvestasikan dananya di pasar modal dengan cara membeli saham yang diperdagangkan dia harus memahami dan mempercayai bahwa semua informasi tersedia dan mekanisme perdagangan di pasar modal dapat dipercaya, tidak ada pihak tertentu yang memanipulasi informasi dan perdagangan tersebut. Keberhasilan suatu perusahaan dilihat dari nilai perusahaan. Pada perusahaan yang go public, nilai perusahaan dilihat dari harga sahamnya. Harga

15 saham mencerminkan nilai perusahaan bila pasar modal dalam keadaan efisien. Pasar yang efisien dapat menunjukkan harga saham yang mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi yang tersedia, informasi tersebut dapat berupa laporan tahunan perusahaan, pembagian deviden, pemecahan saham, laporan para analis pasar modal, dan sebagainya. Pasar modal yang efisien menjadikan harga saham cenderung wajar dan benar-benar mencerminkan nilai saham (perusahaan) yang bersangkutan hingga tidak ada harga saham yang overvalue atau undervalue. Bila benar harga-harga saham di pasar modal di Indonesia overvalue atau undervalue berarti pasar modal di Indonesia belumlah efisien, selain itu pasar modal yang efisien dimana seluruh informasi yang relevan diterima oleh investor dan informasinya telah diprediksikan ke dalam saham. 2.2.2 Tujuan Pasar Modal Menurut Keputusan Presiden no. 52 tahun 1976, keberadaan pasar modal bertujuan untuk : 1) Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan saham-saham perusahaan swasta, guna menuju pemerataan pendapatan masyarakat. 2) Untuk lebih menggairahkan partisipasi masyarakat dalam mengerahkan dan menghimpun dana yang digunakan secara produktif dalam pembiayaan pembangunan nasional.

16 2.3 Saham 2.3.1 Pengertian Saham Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham adalah yang paling dikenal masyarakat dan di antara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat berharga) saham juga yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat, khususnya saham biasa (common stock). Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Pengertian saham menurut Jogiyanto (2000) adalah tanda kepemilikan perusahaan yang memiliki beberapa hak dalam perusahaan. Menurut UU no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal (1996), menyatakan bahwa saham adalah tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Dapat disimpulkan pengertian saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk perseroan (PT) yang menyatakan bahwa pemegang saham adalah pemilik sebagian dari perusahaan dan memilki andil dalam perusahaan tersebut. Jadi, saham merupakan bukti kepemilikan bagian modal Perseroan Terbatas yang memberikan hak atas deviden dan lain-lain menurut besar kecilnya modal yang disetor.

17 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Alwi (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham atau indeks harga saham, antara lain : 1) Faktor Internal (Lingkungan mikro), yaitu : a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan. b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. c. Pengumuman badan direksi manajemen (management-broard of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian, laporan divestasi dan lainnya. e. Pengumumna investasi (invesment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset, dan penutupan usaha lainnya. f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan, dan lainnya. g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan deviden per share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on equity (ROE), dan lain-lain.

18 2) Faktor eksternal (Lingkungan makro), mencakup : a. Pengumuman dari pemerintah yaitu perubahan kebijakan dan peraturan seperti suku bunga tabungan, deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcement), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading. d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. e. Berbagai isu baik dalam negeri maupun luar negeri. 2.3.3 Jenis-jenis Saham Menurut Panji Anoraga (2001) saham dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1) Saham preferen (preferred stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan

19 menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dan ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan. 2) Saham biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang menderita terlebih dahulu. Penghitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 2.4 Return Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi (Jogiyanto, 2000). Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis, sedangkan return ekspektasi adalah return yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dimasa yang akan datang. Biasanya return realisasi digunakan sebagai salah satu ukuran kinerja perusahaan. Sumber-sumber return yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh

20 secara periodik dari suatu investasi. Dividen (yield) merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan capital gain adalah selisih antara harga beli dengan harga jual. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya, sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Return ekspektasi dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi yakni mean adjusted model, market model, dan market adjusted model (Jogiyanto, 2000). 1) Mean adjusted model Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yaitu sebesar nilai rata-rata return realisasi sebelumnya periode estimasi (estimation period). Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window). 2) Market model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap yaitu : a. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi. b. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.

21 Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). 3) Market adjusted model Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan indeks pasar. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar BEI misalnya IHSG (indeks harga saham gabungan). Di Indonesia, IHSG (indeks harga saham gabungan) merupakan indeks yang dapat digunakan sebagai dasar tingkat pengembalian pasar modal. Secara matematis tingkat pengembalian pasar dapat dihitung berdasarkan rumus : IHSG t Rm = 1 Keterangan: IHSG t-1 Rm IHSG t IHSG t-1 : Hasil pengembalian pasar : Indeks harga saham gabungan atau pasar periode t : Indeks haraga pasar periode sebelumnya (t-1)

22 2.5 Required Return Sebelum berinvestasi investor harus bisa memprediksi tingkat pengembalian yang diinginkan, biasanya tingkat bunga yang diinginkan itu melebihi tingkat suku bunga bank yang berlaku. Salah satu cara mengetahuinya adalah dengan menghitung required return. Required return adalah tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh seorang investor yang menginvestasikan modalnya (Weston and Copeland, 2001), dirumuskan : Rj = Rf + Rp Keterangan: Rj Rf : Required return on investment : Risk free rate (suku bunga bank pada suatu investasi yang tidak mengandung resiko) Rp : Risk premium on investment (tingkat bunga diatas risk free yang diinginkan) 2.6 Abnormal Return Abnormal return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto, 2000). Abnormal return sering digunakan sebagai dasar pengujian kandungan informasi dari suatu pengumuman peristiwa dan akhirnya akan digunakan untuk menguji efisiensi pasar. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan return yang tidak normal terhadap pasar dan sebaliknya. Penghitungan Abnormal return dapat

23 dilakukan dengan mengurangi return sesungguhnya dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang dikurangi harga sebelumnya, sedangkan untuk return ekspektasi dapat diestimasi dengan model mean adjusted, model market model dan market adjusted model. 2.7 Efisiensi Pasar Secara umum, efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubunan antara harga-harga sekuritas dengan informasi. Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan informasi, tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisiensi yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Sedang pasar efisiensi yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market). Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi. Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat sebagai berikut :

24 1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) Pasar dikatakan efisiensi dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini adalah informasi yang telah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. 2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form). 2.8 Studi Peristiwa (Event Study) Penelitian yang mengamati dampak dari pengumuman informasi sering disebut event study. Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar (Jogiyanto, 2003). Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda. Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga

25 dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika menggunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Pengujian kandungan informasinya hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Jika pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap informasi yang diumumkan maka pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi (informational market) bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang memperoleh abnormal return dari informasi yang di umumkan atau jika memang ada abnormal return, maka pasar harus bereaksi dengan cepat (quickly ) untuk menyerap abnormal return untuk menuju harga keseimbangan yang baru. 2.9 Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebagian besar penelitian event study yang dilakukan terdahulu menggunakan berbagai event yang terkait dengan aktivitas ekonomi atau bisnis. Sebagian penelitian tersebut dilakukan untuk menguji efisiensi suatu pasar modal. Namun beberapa penelitian event study yang terbaru cenderung untuk mengamati reaksi pasar modal dengan menggunakan berbagai event yang tidak terkait dengan aktivitas-aktivitas ekonomi.

26 Dr. Adler Haymans Manarung dan Cahyanti Ira K (2004) dalam penelitian event study yang dilakukan dengan judul Pengaruh Peristiwa Politik (pengumuman hasil pemilu legeslatif, pengumuman hasil pemilihan presiden, pengumuman kabinet, reshuffle kabinet) terhadap sektor-sektor industri di Bursa Efek Indonesia menghasilkan abnormal retrun yang signifikan di BEI dikarenakan informasi dari peristiwa-peristiwa tersebut. Begitu pula dengan Dheaning Lukita (2009) dengan judul Pengaruh Pemilihan Presiden 2009 terhadap retrun Saham Indeks LQ 45 menghasilkan abnormal return yang signifikan di BEI. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukan bahwa sektor keuangan, sektor perdagangan, jasa, dan investasi, serta sektor konstruksi, property dan real estate menunjukan reaksi setiap kali peristiwa politik terjadi. Hal ini memberikan implikasi bahwa pada masa-masa ketidakpastian politik selama beberapa hari di sekitar peristiwa politik, investasi pada sektor-sektor yang terlalu reaktif terhadap peristiwa politik sebaiknya dihindari jika ada indikasi bahwa informasi yang mucul tidak sesuai yang diharapkan investor secara umum.