BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah keadaan sekitar baik secara fisik dan non fisik yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi keadaan lingkungan kerja misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979). Sumber bahaya yang ditemukan di tempat kerja sangat beragam, salah satunya adalah bahaya kondisi termal. Kondisi termal di tempat kerja dipengaruhi oleh temperatur, kelembaban relatif, pergerakan udara. Aspek personal juga mempengaruhi seperti insulansi pakaian dan jenis kegiatan. Mengakibatkan timbulnya kenyamanan dan juga ketidaknyamanan dalam bekerja. Kenyamanan termal adalah sebuah kondisi dari pikiran yang mengekspresikan kepuasan terhadap suhu lingkungan. Paparan panas yang berlebihan menyebabkan gangguan fisiologis sederhana hingga penyakit serius berupa gangguan perilaku dan performansi kerja, dehidrasi, biang keringat (heat rash), kejang-kejang otot tubuh (heat cramps), aliran darah ke otak tidak cukup (heat syncope / fainting), tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan kehilangan garam (heat exhaustion) (Neville Stanton, 2005). PT. Pabrik Es Siantar merupakan perusahaan yang memproduksi minuman sarsaparilla dan soda water. Jumlah produksi yang dihasilkan dalam satu hari adalah 46.000 botol minuman. PT. Pabrik Es Siantar terdiri dari 5 stasiun kerja,
yaitu sterilisasi botol, quality control 1, pengisian sirup, quality control 2, packaging. Masalah paparan panas difokuskan pada stasiun sterilisasi botol dan stasiun pengangkatan botol ke conveyor. Operator terpapar uap panas 100 o C yang dihasilkan mesin washer selama 7 jam. Paparan dirasakan oleh dua operator sterilisasi dan dua operator pengangkatan botol ke conveyor. Operator sterilisasi botol bertugas mengontrol botol di conveyor yang sering macet dan membantu masuknya botol kedalam mesin washer. Pada stasiun pengangkatan botol operator bertugas mengangkat botol yang telah tersedia ke conveyor untuk sterilisasi. Sumber panas dari mesin washer dan bukaan ventilasi yang hanya 0,5 m x 0,5 m dengan jarak 10 m dari stasiun ini mengakibatkan panas dalam ruangan. Panas dalam ruangan cenderung terakumulasi dan terperangkap di dalam ruangan karena tidak adanya saluran pertukaran udara dalam dan udara luar. Pengamatan pendahuluan diketahui bahwa keluhan-keluhan kesehatan yang dialami para pekerja akibat stress termal, diantaranya yaitu pekerja mengalami kelelahan, sakit kepala, kejang otot, dan operator banyak berkeringat sehingga sering menyeka keringat dengan bajunya hingga membuka kancing baju. Bagian belakang baju juga terlihat basah akibat keringat. Hal ini dapat menyebabkan gangguan fisiologis berupa gangguan perilaku dan performansi kerja, dehidrasi, biang keringat (heat rash), tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan kehilangan garam (heat exhaustion). Gangguan fisiologis yang lain juga dapat terjadi bila dibiarkan lebih lama lagi yaitu kejang-kejang otot tubuh (heat cramps), aliran darah ke otak tidak cukup (heat syncope/ fainting) dan juga heat stroke.
Pengukuran awal dan penyebaran kuesioner kepada para operator di stasiun sterilisasi botol dan pengangkatan botol, diperoleh kondisi kerja berupa suhu ruangan yang berada diatas NAB ikllim kerja /panas sesuai sesuai (KepMenaker Nomor PER.13/MEN/X/2011) yakni 28 0 C selama 7 jam dan keluhan fisik operator seperti letih, dan tidak stabil/ berkurang konsentrasi saat bekerja, sakit kepala dan kejang otot sehingga menimbulkan ketidaknyamanan operator. 1 Penelitian Kralikova (2014) pada sebuah industri manufaktur di Slonvakia pada dua stasiun kerja yaitu M1 dan M2. Perhitungan ISBB menunjukkan bahwa beban termal terjadi di tempat kerja yang berarti pekerja terkena gangguan termal. Nilai rata-rata ISBB yang diperoleh yaitu M1 = 33,22 0 C dan M2 = 32,84 0 C. Ini menunjukkan bahwa nilai ISBB M1 baik dan M2 diatas standar ISBB 28 0 C. Perbaikan yang dilakukan adalah perancangan ventilasi untuk memasok udara dalam volume besar dan mengatur kelembaban, serta kondisi udara di lingkungan kerja. 2 Penelitian Nurul (2012) pada pabrik pembuatan anti nyamuk bakar di Medan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa indeks paparan tekanan panas adalah 94,41% yang mengindikasikan bahwa ruangan formulasi tersebut sudah akan membahayakan kesehatan pekerja. Pada penelitian ini dilakukan perancangan ventilasi dengan menggunakan software CFD. Simulasi dengan 1 Kralikova, Ruzena, dkk. 2014. Thermal Environment Evaluation According to Indices in Industrial Workplaces.Slonvakia 2 Huda, Listiani Nurul, Kristoffel. 2012. Kajian Termal Akibat Paparan Panas dan Perbaikan Lingkungan Kerja
software CFD yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada lagi panas yang terakumulasi di daerah operator dalam ruangan formulasi. Pada penelitian akan dilakukan analisa kondisi termal untuk mengatasi ketidaknyamanan dan meningkatnya keluhan fisik operator pada saat bekerja dan melakukan perbaikan lingkungan kerja. 1.2. Perumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah paparan panas di stasiun sterilisasi botol dan stasiun pengangkatan botol yang ditimbulkan dari mesin washer serta kondisi ventilasi yang masih belum memadai sehingga menimbulkan keluhan fisik operator. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum adalah mendapatkan lingkungan kerja yang nyaman bagi para operator. 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan nilai temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, temperatur basah dan globe yang terjadi di stasiun sterilisasi botol dan pengangkatan botol PT. Pabrik Es Siantar.
2. Mendapatkan nilai Indeks Suhu Bola Basah dan Heat Stress Iindex (HSI) para pekerja di stasiun sterilisasi botol dan pengangkatan botol PT. Pabrik Es Siantar. 3. Mendapatkan rancangan ventilasi pabrik. 4. Mendapatkan jumlah turbin ventilator yang dibutuhkan untuk mereduksi panas. Manfaat yang diperoleh dari penelitian antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa a. Menerapkan teori peranan fisik lingkungan kerja sebagai salah satu disiplin ilmu dalam bidang Human Factor Engineering dalam memecahkan permasalahan keseimbangan panas yang terjadi di perusahaan. b. Mendapat peluang untuk dapat memecahkan dan mencari solusi permasalahan-permasalahan di perusahaan dari sudut pandang akademis. 2. Bagi Perusahaan a. Memberi masukan kepada perusahaan dan usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengatasi heat stress di tempat kerja agar tercipta kenyamanan termal di tempat kerja dan menghindari timbulnya gangguan kesehatan pada para pekerja.
3. Bagi Perguruan Tinggi a. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik dengan pihak perusahaan tempat pelaksanaan penelitian. b. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi terbaik dalam pengendalian paparan panas di tempat kerja. 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi Batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada stasiun sterilisasi botol antara pukul 07.00 16.00 WIB di PT. Pabrik Es Siantar 2. Pengumpulan data dilakukan hanya pada shift 1. 3. Penelitian ini tidak memperhitungkan biaya Asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Pengukuran kondisi termal dilakukan pada empat titik pengukuran yang dianggap mewakili. 2. Alat yang digunakan dalam keadaan baik dan sesuai standar. 1.5. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Sarjana Sistematika penulisan laporan tugas sarjana akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan, perumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir. Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah singkat dari perusahaan PT. Pabrik Es Siantar, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, organisasi dan manajemen, standar bahan, uraian proses produksi dan bahanbahan produksi. Bab III Landasan Teori, berisi tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori yang mendukung permasalahan, teori mengenai kenyamanan termal, paparan panas, persamaan Heat Stress Index. Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya, tempat dan waktu dilakukannya penelitian, serta instrumen penelitian yang digunakan, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual penelitian. Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, memuat data-data penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di lapangan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah. Bab VI Analis Pemecahan Masalah, memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan data dengan cara membandingkan dengan teori-teori yang ada. Selain itu, juga diupayakan untuk memberikan perbandingan kondisi kerja yang ada dengan kondisi kerja yang diusulkan.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi mengenai kesimpulan yang diambil oleh penulis dari hasil penelitian serta memberikan rekomendasi saran-saran yang diperlukan bagi perusahaan.