BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tekanan Panas 1. Tekanan panas Tekanan panas adalah kombinasi atau interaksi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu udara yang dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh yang didapat dari metabolisme. Produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan, pengaruh dari berbagai bahan kimiawi, dan gangguan pada sistem pengatur panas. 2 Faktor-faktor yang menyebabkan pertukaran panas diantara tubuh dengan sekitarnya adalah konduksi, konveksi, radiasi dan penguapan. a. Konduksi Adalah pertukaran panas diantara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan dan kontak. Konduksi dapat menghilangkan panas dari tubuh, apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya dan dapat menambah panas tubuh, manakala benda-benda sekitar lebih panas dari badan manusia. 2 b. Konveksi Adalah pertukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Panas yang diterma atau dilepaskan tubuh tergantung suhu kulit dan suhu udara yang dipengaruhi juga oleh kecepatan gerakan udara. 2 c. Radiasi Tubuh menerima atau kehilangan panas lewat mekanisme radiasi melalui gelombang elektromagnetik. Benda yang mempunyai suhu lebih tinggi akan memancarkan energi radiasi kebenda yang mempunyai suhu lebih rendah. 2 d. Penguapan 8

2 Hilangnya panas dengan proses keluarnya keringat terjadi karena keringat dibagian kulit tersebut menguap/evaporasi. Pada radiasi yang normal setiap orang akan menguapkan sebanyak satu liter per hari. Akan tetapi jika temperatur sekeliling melebihi batas ambang kenyamanan maka kulit akan merefleksikannnya berupa proses keluarnyan keringat yang disertai dengan hilangnya panas. 13 Untuk mempertahankan suhu tubuh, maka : M ± kond ± konv ± R E = 0 M : panas dari metabolisme Kond : pertukaran panas secara konduksi Konv : pertukaran panas secara konveksi R : panas radiasi E : panas oleh evaporasi 2 Hubungan interaksi panas lingkungan dengan manusia terjadi bila seseorang sedang bekerja, tubuh pekerja tersebut akan mengadakan interaksi dengan kondisi lingkungan, yang terdiri dari suhu udara, kelembaban, dan gerakan atau aliran udara. a. Suhu udara Tubuh pekerja dapat kehilangan panas bila terjadi kontak langsung dengan benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuh (kulit). Besarnya panas yang hilang tergantung pada besarnya perbedaan antara suhu kulit dan media penghantar. Tubuh lebih cepat kehilangan panas dalam air dingin dari pada dalam udara yang suhunya sama, akan tetapi kehilangan panas tubuh dengan konduksi sangat sedikit, pengaruh panas lingkungan pada tubuh lebih banyak melalui radiasi. Hal ini disebabkan karena tiap benda panas (termasuk tubuh manusia) mengeluarkan gelombang-gelombang elektromagnetik. b. Kelembaban udara 9

3 Salah satu cara penurunan suhu tubuh adalah dengan evaporasi (penguapan). Evaporasi adalah prose perubahan sifat dari bentuk air menjadi gas (uap). Pada tubuh manusia, penguapan terjadi melalui pernapasan (paru-paru) dan keringat (kulit). Keringat yang keluar akan cepat menguap bila kelembaban udara rendah. Penguapan terjadi dengan mengambil panas tubuh. Dengan berkeringat suhu tubuh akn menurun, namun apabila ada penguapan. Pada lingkungan dengan kelembaban tinggi, seseorang berkeringat tanpa memperoleh efek pendinginan dan keringat tidak menguap tetapi menetes. c. Gerakan atau aliran udara Gerakan atau aliran udara adalah faktor penting dalam membantu penurunan suhu tubuh. Adanya aliran udara menyebabkan udara yang terdapat di lapisan dekat kyulit dapat diganti oleh udara yang suhunya rendah dan lebih kering. Kecepatan aliran udara (media) mempengaruhi proses pertukaran panas. Kulit yang tidak terlindungi pakaian akan berhubungan langsung dengan udara dan pertukaran panas lebih cepat terjadi, sedangkan pada bagian tubuh yang tertutup pakaian terdapat lapisan udara yang tidak bergerak, yang merupakan penghalang terjadinya sentuhan dengan udara yang bergerak (mengalir). Gerakan udara yang memperlancar terjadinya pelepasan panas tubuh yang lebih panas dan lembab yang berada di permukaan kulit diganti dengan udara yang suhunya lebih dingin. 10 Untuk menilai hubungan cuaca kerja dan efek-efek terhadap perorangan atau kelompok tenaga kerja, perlu diperhatikan seluruh faktor yang meliputi lingkungan, faktor manusia dan pekerjaan. 2 Tabel 2.1 Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan panas Faktor lingkungan Faktor manusia Faktor pekerjaan 10

4 Suhu Kelembab an Angin Radiasi panas pakaian Usia Jenis kelamin Ukuran tubuh Kesehata n Aklimatis asi Kemamp uan fisik Kemamp uan mental Sumber : 2 2. Cara Menetapkan Besarnya Tekanan Panas Komple knya tugas Lamany a kerja Beban fisik Beban mental Terdapat beberapa cara untuk menetapkan besarnya tekanan panas sebagai berikut: a. Suhu effektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yang dialami oleh seseorang tanpa baju dan kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan aliran udara. 2 b. Indeks suhu basah dan bola (=wet bulb-globe temperature index) yaitu parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami dan suhu bola. Dapat dihitung dengan rumus-rumus sebagai berikut: I.S.B.B = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering (untuk bekerja dengan sinar matahari) I.S.B.B = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi (untuk pekerjaan tanpa penyinaran sinar matahari). 9 c. Indeks kecepatan keluar keringat selama 4 jam (=predicted-4-hour sweatrate disingkat P4SR) yaitu banyaknya keringat keluar selama 4 jam, sebagai akibat kombinasi suhu, kelembaban dan kecepatan gerakan udata serta panas radiasi. 2 d. Indeks belding-hacth, dihubungkan dengan kemampuan berkeringat dari orang standard yaitu seseorang muda dengan tinggi 170 cm dan berat 154 pond, dalam keadaan sehat dan memiliki kesegaran jasmani, 11

5 serta beraklimatisasi terhadap panas. Belding hacth mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat. 2 Tabel 2.2 Nilai Ambang Batas Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang diperkenankan (dalam o C) Pengaturan waktu setiap jam ISBB ( o C) Waktu kerja Waktu istirahat Beban kerja Ringan Sedang Berat Bekerja terus-menerus (8 jam/hari) - 30,0 26,7 25,0 75% kerja 25% istirahat 30,6 28,0 25,9 50% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9 25% kerja 75% istirahat 32,2 31,1 30,0 Sumber : 7 3. Gangguan Akibat Tekanan Panas Pada Manusia Gangguan yang tampak secara klinis akibat suhu yang tinggi antara lain : a. Kejang panas (heat cramp) Heat cramp dialami dalam lingkungan yang suhunya tinggi, akibat Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh karena bertambahnya keringat yang keluar sehingga menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh dan akibat banyak minum air, tetapi tidak diberi garam untuk mengganti garam natrium yang hilang. Heat cramps terasa sebagai kejang-kejang otot yang timbul secara mendadak.gejala yang timbul adalah gelisah karena kesakitan, suhu tubuh dapat normal atau sedikit meninggi, denyut nadi cepat, tekanan darah normal, dan kejang otot perut dan otot-otot tubuh yang sangat hebat. 2,10 b. Kelelahan panas (heat exhaustion) Kelelahan panas biasanya terjadi karena cuaca yang sangat panas, terutama bagi mereka yang belum beraklimatisasi terhadap udara 12

6 panas dan pada keadaan dehidrasi atau defisiensi garam tanpa dehidrasi. Kelainan ini dapat dipercepat terjadinya pada orang-orang yang kurang minum, berkeringat banyak, muntah-muntah, diare atau penyebab lain yang mengakibatkan pengeluaran air yang berlebihan. Gejala yamg timbul adalah tekanan darah menurun, nadi lebih cepat, suhu tubuh normal atau subnormal, sakit kepala, badan terasa panas, otot-otot terasa nyeri dan sedikit kejang, kulit pucat dan badan lemah. 10 c. Sengatan panas (heat stroke) Sengatan panas adalah suatu keadaan darurat medik dengan angka kematian yang tinggi. Pada kelelahan panas, mekanisme pengatur suhu tubuh bekerja berlebihan tetapi masih berfungsi, sedangkan pada sengatan panas, mekanisme pengatur suhu tubuh sudah tidak berfungsi lagi. Heats stroke jarang terjadi dalam industri, namun bila terjadi sangatlah hebat. Biasanya yang terkena adalah laki-laki yang pekerjaaanya berat dan belum beraklimatisasi. Gejala terpenting adalah suhu badan naik, kulit kering dan panas, tidak ada keringat, kejang-kejang, pernapasan cepat, nadi cepat dan penuh, dan delirium (penurunan kesadaran). 2,10 d. Miliaria (Heat rash) Miliaria adalah kelainan kulit sebagai akibat keluarnya keringat yang berlebih-lebihan. Adanya kelainan kulit mengakibatkan proses berkeringat dan evaporasi terhambat, sehingga proses pendinginan tubuh terganggu. Sering dijumpai dikalangan militer atau pekerja fisik lainnya yang tinggal di iklim panas. 2,10 e. Supersaturasi dan kristal urin Kristal urin dapat terjadi pada pekerja yang terpapar suhu WBGT. Suhu lingkungan kerja yang panas akan menyebabkan usaha mendinginkan tubuh dengan jalan mengeluarkan keringat dan meningkatkan penguapan melalui paru-paru. Pengeluaran cairan yang relatif banyak akan mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tubuh; cairan tubuh akan berkurang, disusul dengan pemekatan urin, 13

7 sehingga akan terjadi keadaan supersaturasi urin. Keadaan ini akan mempengaruhi ion-ion dalam urin, sehingga mempermudah kristalisasi. 5 Efisiensi kerja sangat dipengaruhi cuaca kerja dalam daerah nikmat kerja, jadi tidak dingin dan kepanasan. Suhu nikmat demikian sekitar o C bagi orang-orang Indonesia. Suhu panas mengurangi kelincahan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris Tindakan Pencegahan Terhadap Gangguan Panas a. Air minum Air minum merupakan unsur pendingin tubuh yang penting dalam lingkungan panas. Air diperlukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat berkeringat dan pengeluaran urine. Pada keadaan banyak keringat, tiap orang memerlukan 0,5 liter air atau lebih tiap jam. Air tersebut sebaiknya diberikan dalam jumlah kecil tapi frekuensinya lebih sering, dengan interval menit. b. Garam (NaCl) Kebutuhan rata-rata tiap orang adalah gram/hari dan biasanya sudah cukup dipenuhi dari makanan sehari-hari. Pada pengeluaran keringat yang banyak, perlu menambah pemberian garam, akan tetapi tidak boleh berlebihan karena dapat menimbulkan haus dan mual. Penambahan dapat diberikan melalui makanan atau lebih mudah melalui air minum. c. Makanan Sesudah makan, sebagian besar darah mengalir ke daerah usus untuk menyerap hasil pencernaan. Bila latihan fisik dilakukan segera sesudah makan, darah yang mengalir diperlukan juga untuk otot-otot. Akibatnya aliran darah menjadi tidak efisien karena kebutuhan ganda dan ini dapat mengganggu fungsi normal, karena itu sebaiknya, latihan dilakukan setelah cukup istirahat. 14

8 d. Pakaian Pakaian melindungi permukaan tubuh terhadap lingkungan panas, tetapi juga merupakan penghambat terjadinya konveksi antara kulit dengan aliran udara. Untuk mendapatkan efek yang menguntungkan, baju yang dipakai harus cukup longgar terutama bagian leher, ujung lengan, ujung celana, dan sebagainya. e. Aklimatisasi WHO (1969) memberikan definisi, aklimatisasi adalah istilah yang diberikan pada suatu keadaan penyesuaian fisiologik yang terjadi pada seseorang yang biasanya hidup diiklim dingin kemudian berada diiklim panas. Proses aklimatisasi harus dilakukan secara bertahap dan berangsur-angsur. Aklimatisasi terjadi dalam waktu yang relatif singkat yaitu 4-7 hari dan dapat dipercepat dengan melakukan aktivitas fisik secara intermiten selama 2-4 jam/hari. B. Kristal Urin 1. Patogenesa Kristal Urin Cuaca kerja yang panas akan menyebabkan usaha mendinginkan tubuh, antara lain dengan jalan mengeluarkan keringat dan meningkatkan penguapan melalui paru-paru. Pengeluaran cairan yang relatif banyak akan mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tubuh, cairan tubuh akan berkurang (dehidrasi), disusul dengan pemekatan urin, sehingga akan terjadi keadaan supersaturasi urin. Keadaan ini akan mempengaruhi ionion dalam urin, sehingga mempermudah kristalisasi urin. 5 Segala sesuatu yang menghambat aliran urin dan menyebabkan statis urin di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu. Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai keadaankeadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal. Batu asam urat sering menyertai gout, suatu 15

9 penyakit peningkatan pembentukan atau penurunan ekskresi asam urat. Patogenesa terjadinya kristal pada saluran kencing sebagai berikut: 1. Bila urin jenuh (supersaturasi) misalnya calsium oksalat, maka akan terjadi kristalisasi urin. Kristalisasi yang banyak dan menetap yang terjadi pada urin yang supersaturasi dapat berakibat agregasi (penggumpalan) kristal dan kemudian dapat tumbuh menjadi batu. 2. Pada beberapa jenis kristal tertentu untuk terbentuknya kristal masih ada faktor penting yaitu adanya defisiensi bahan inhibitor (menghambat pertumbuhan kristal) sehingga mempermudah agregasi kristal dan pertumbuhan kristal. Macam-macam unsur sedimen: a. Unsur anorganik (macam-macam kristal) 1. Kristal tidak patologis a. Kristal dalam urin asam : amorf urat, natrium urat, asam urat, kalsium oksalat, ammonium urat. b. Kristal dalam urin basa : amorf fosfat, triple fosfat, kalsium fosfat. 2. Kristal patologis, meliputi sistin, leucine, tirosin, bilirubin, kolesterol dan hematoidin. b. Unsur organik (berasal dari jaringan) Yang berasal dari jaringan antara lain: sel epitel, eritrosit, leukosit, silinder/torax, spermatozoa, potongan-potongan jaringan dan lainlain. 14 Jumlah terbesar dari batu mengandung kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan magnesium ammonium fosfat. Jumlah unsur sedimen yang nampak diberitakan secara semikuantitatif, yaitu jumlah rata-ratanya per LPK (lapang penglihatan kecil) atau per LPB (lapang penglihatan besar). Jumlah silinder dilaporkan (rata-ratanya) per LPK, jumlah rata-rata leukosit dan erotrosit dilaporkan per LPB, sedangkan 16

10 jumlah sel epitel dan kristal urin dilaporkan dengan tanda-tanda: +1 (ada), +2 (banyak), +3 (banyak sekali) dan +4 (penuh) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kristal urin Disamping faktor tekanan panas, faktor-faktor lain yang juga berperan dalam pembentukan kristal urin antara lain: a. Lama kerja Lama kerja berhubungan dengan terjadinya kristalisasi urin. Hal ini terjadi karena paparan panas akan berlangsung selama pekerja bekerja setiap harinya. Suhu lingkungan yang panas akan menyebabkan usaha mendinginkan tubuh dengan jalan mengeluarkan keringat dan meningkatkan penguapan melalui paru-paru. 2,5 b. Masa kerja Masa kerja berpengaruh terhadap kejadian kristal urin. Semakin lama seseorang bekerja di lingkungan bersuhu panas, risiko pembentukan kristal urin akan semakin besar, karena pekerja terpapar panas setiap hari selama masa kerja. 5 c. Usia Pada usia kurang dari 40 tahun ketahanan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan panas masih normal dan belum melemah. Ketahanan tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungan panas akan melambat dan menurun pada usia di atas 40 tahun, sehingga kemungkinan prevalensi kejadian kristal urin akan meningkat karena kemampuan tubuh orang usia lanjut dalam mengembalikan suhu tubuh menjadi normal lebih lambat. 4 d. Kebiasaan minum-minuman tertentu Kebiasaan minum minuman tertentu, misalnya minuman yang mengandung purin (anggur) dan alkohol akan menyebabkan pembentukan kristal asam urat. Jenis minuman yang mengandung oksalat (teh, kopi), minuman produk susu dan air minum yang mengandung mineral tinggi terutama kalsium akan menyebabkan 17

11 pembentukan kristal kalsium, minuman yang mengandung asam fosfat (soft drink) akan menyebabkan pembentukan kristal fosfat. 5 e. Kebiasaan konsumsi makanan Konsumsi makanan yang mengandung protein hewani, lemak dan garam akan meningkatkan resiko kristalisasi urin karena banyak mengandung asam amino yang mengandung sulfur. Hasil metabolismenya akan meningkatkan asam sulfur dan akan berpengaruh terhadap ekskresi kalsium, asam urat dan sitrat. Makanan yang mengandung purin (jeroan, kerang-kerangan) akan menyebabkan pembentukan kristal asam urat, sedangkan jenis makanan yang mengandung oksalat (bayam, coklat, kacang-kacangan) menyebabkan pembentukan kristal kalsium. 5 f. Riwayat penyakit ginjal Riwayat penyakit yang berhubungan dengan ginjal, seperti : hipertensi, diabetes mellitus, gout, hepatitis, rematik/arthritis dan batu saluran kemih berpengaruh terhadap pembentukan kristal urin. 5 g. Kebiasaan minum obat-obatan Penggunaan obat anti hipertensi (diazide) dan antasida yang mengandung kalsium berpengaruh terhadap pembentukan kristal kalsium. 5 h. Kebiasaan buang air kecil selama bekerja Semakin banyak minum akan semakin sering diuresis, tetapi jika air yang dikonsumsi kurang maka produksi urin akan menurun oleh pengeluaran keringat maupun karena penguapan yang akan mempengaruhi pembentukan kristal. Volume urin normal manusia adalah 2,5-3,5 liter/24 jam, tergantung suhu dan aktivitas. 5 Pengelolaan pada penderita kristal urin dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Pengelolaan umum: olah raga, dan minum air banyak agar kencing mencapai 2-3 liter/hari 2. Pengelolaan khusus: tergantung dari jenis kristalnya. 18

12 Jenis-jenis kristal dalam urin: a. Kristal kalsium Kristal kalsium terdiri atas campuran kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Jumlah kalsium fosfat tergantung dari ph urin. Batu kalsium sering dijumpai dibanding dengan kristal urin lainnya. b. Kristal asam urat Kristal asam urat mudah keluar Karena berbentuk kapur. Faktor yang mempengaruhi pembentukan batu asam urat adalah Kencing sedikit, pengeluaran asam urat yang tinggi dalam urin dan ph urin (asam). c. Kristal sistin Sistin adalah jenis kristal yang paling sukar larut dalam urin, sehingga bila kadarnya dalam urin melebihi 1250 mmol/liter akan terjadi kristalisasi dan pembentukan kristal sistin. Dengan ph urin yang rendah akan mempermudah terjadinya kristal sistin. d. Kristal xanthine Kristal ini amat jarang dijumpai. Kristal ini disebabkan karena adanya xanthinuria sebagai akibat defisiensi enzim xanthine oxidase. e. Batu infeksi Mengandung magnesium ammonium fosfat dengan kombinasi yang bervariasi kalsium fosfat. Kristal jenis ini di ginjal biasanya tumbuh menjadi kristal yang memenuhi pelvis ginjal yang lamakelamaan dapat merusak jaringan ginjal. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu infeksi adalah ph urin tinggi (alkalis) dan konsentrasi ammonium yang tinggi. 11,14 19

13 i. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan kerangka teori dari penelitian adalah sebagai berikut : Tekanan panas Kenaikan suhu tubuh Dilatasi pembuluh darah dan keluar keringat Cairan tubuh berkurang atau dehidrasi Kepekatan urin bertambah Faktor manusia - Usia - Konsumsi makanan - Minuman tertentu - Obat-obatan Kejadian kristal - Riwayat penyakit ginjal urin - Kebiasaan buang air selama bekerja - Jumlah konsumsi air minum Supersaturasi urin Faktor pekerjaan - Lama kerja - Masa kerja Gambar 2.1 kerangka teori Sumber : Modifikasi 2,5,11 20

14 C. Kerangka Konsep Variabel bebas Tekanan panas Variabel terikat Usia Kejadian kristal urin Masa kerja Jumlah konsumsi air minum Variabel pengganggu Lama kerja* Konsumsi makanan* Minuman tertentu* Obat-obatan* Riwayat penyakit ginjal* Kebiasaan buang air selama bekerja* Keterangan : *Variabel tidak diteliti Gambar 2.2 Kerangka konsep E. Hipotesa 1. Ada perbedaan kejadian kristal urin pekerja berdasarkan tekanan panas 2. Ada perbedaan kejadian kristal urin berdasarkan usia pekerja 3. Ada perbedaan kejadian kristal urin berdasarkan masa kerja pekerja 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Iklim Kerja 1. Pengertian Iklim kerja Iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja. 2 Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti; temperatur, kelembapan udara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang pekerja. 1 Di dalam lingkungan kerja terdapat faktor-faktor yang menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan

Lebih terperinci

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya antara 36-37 0 C dengan berbagai cara

Lebih terperinci

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan

Lebih terperinci

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas 2.1.1 Defenisi Tekanan Panas Menurut Suma mur (2009) cuaca kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas 2.1.1 Pengertian Tekanan Panas Tekanan panas adalah batasan kemampuan penerimaan panas yang diterima pekerja dari kontribusi kombinasi metabolisme tubuh akibat

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kerja. 2 Iklim kerja atau cuaca kerja yang terlalu panas atau dingin dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan industri dengan produk dan distribusinya telah menimbulkan suatu lingkungan

Lebih terperinci

IV-138 DAFTAR ISTILAH

IV-138 DAFTAR ISTILAH IV-138 DAFTAR ISTILAH Evaporasi; (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan produksi panas oleh tubuh (Suma mur, 2009). b. Sumber Panas Lingkungan Kerja. dan peningkatan produktivitas.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan produksi panas oleh tubuh (Suma mur, 2009). b. Sumber Panas Lingkungan Kerja. dan peningkatan produktivitas. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tekanan Panas a. Definisi Tekanan Panas Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi yang dihubungkan

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas 2.1.1 Defenisi Tekanan Panas Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi yang kemudian dipadankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nefrolitiasis adalah sebuah material solid yang terbentuk di ginjal ketika zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit ini bagian

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Kerja 2.1.1. Definisi Iklim Kerja Iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sehat menurut Santoso (2004:16) terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan utama pada makhluk hidup, terutama manusia.tidak ada makhluk hidup bisa hidup tanpa adanya air yang di konsumsi. Karena pada proses metabolisme,

Lebih terperinci

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi: Dehidrasi Pengertian, Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan Pengertian: Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam

Lebih terperinci

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C.

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37 C. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih (Pratomo, 2007). Batu ginjal di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya Bab V Hasil dan Pembahasan Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya V.1 Identifikasi Bahaya Teknik yang digunakan untuk penentuan bahaya dalam

Lebih terperinci

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin

TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2. By: Syariffudin TEORI PENYEBAB PENYAKIT 2 By: Syariffudin Definisi Teori Penyebab Penyakit Teori penyebab penyakit memiliki pengertian sebuah teori yang mempelajari gejala-gejala timbulnya penyakit karena adanya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tekanan Panas a. Definisi Iklim kerja adalah suatu bentuk kombinasi dari suhu di tempat kerja, kelembaban pada udara, kecepatan gerakan udara, serta suhu radiasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Panas 2.1.1 Definisi Tekanan Panas Tekanan panas adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas radiasi yang kemudian dipadankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan di Indonesia telah membawa kemajuan pesat disegala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti, pertambangan, transportasi, dan lainnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang

TINJAUAN PUSTAKA. banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan banyak telur dan merupakan produk akhir ayam ras. Sifat-sifat yang dikembangkan pada tipe

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Definisi Kenyamanan Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Kenyamanan tidak dapat diwakili oleh

Lebih terperinci

Pengeringan Untuk Pengawetan

Pengeringan Untuk Pengawetan TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan

Lebih terperinci

Manfaat Minum Air Putih

Manfaat Minum Air Putih Manfaat Minum Air Putih "Teman-teman, mungkin banyak dari kita yang malas minum air putih...padahal manfaatnya banyak banget...yuks kita kupas manfaatnya!" Sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. Namun dalam penerapan teknologi tinggi tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber daya

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

KESEIMBANGAN SUHU TUBUH KESEIMBANGAN SUHU TUBUH Niken Andalasari Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dari tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.tubuh bagian dlm ex: cranium,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan, tetapi hanya dapat bertahan selama beberapa hari tanpa air. Air merupakan komponen utama dari semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dehidrasi 1. Pengertian Dehidrasi Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja yang dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu dari aspek ligkungan fisik seperti suhu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah keadaan sekitar baik secara fisik dan non fisik yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi keadaan lingkungan kerja

Lebih terperinci

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. 1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehat anda untuk jangka panjang (kecuali dalam kondisi tertentu ketika tekanan darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tekanan Darah 2.1.1 Pengertian Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan keseluruh tubuh. Umumnya semakin rendah tekanan darah,

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan

Lebih terperinci

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA http://dbriawan.staff.ipb.ac.id/research/studi-kebiasaan-minum-dan-hidrasi-pada-remaja-dan-dewas a STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA STUDI KEBIASAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan

Lebih terperinci

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon

yang dihasilkan oleh pankreas dan berperan penting dalam proses penyimpanan Gangguan metabolisme tersebut disebabkan karena kurang produksi hormon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelainan metabolitik yang disebabkan oleh defisiensi insulin yang dapat bersifat relatif absolut. Insulin adalah hormon yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan 2.1. Tekanan Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Definisi Tekanan Darah Tekanan darah adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan

Lebih terperinci

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penggerindaan dan pengelasan di area malting, dan finishing produk. Lokasi

BAB V PEMBAHASAN. penggerindaan dan pengelasan di area malting, dan finishing produk. Lokasi digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kegiatan operasional industri pengecoran logam X terdapat berbagai jenis pekerjaan yang dibagi dalam beberapa proses produksi antara lain : pola produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat vital bagi kehidupan karena air adalah komponen utama cairan tubuh. Seseorang dapat bertahan hidup selama 8 minggu tanpa makan, tetapi tanpa air hanya dapat

Lebih terperinci

BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS?

BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS? BAGIAN 1: MENGAPA PERLU DETOKS? Dikutip dari tulisan Ibu Andang Gunawan, ADN, ND (Majalah NIRMALA Mei 2004) - sebagian kecil tulisan asli dibuang Anda punya masalah sembelit, demam, flu, kelebihan berat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Faktor temperatur pada suatu lingkungan kerja merupakan salah satu faktor fisik yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan bagi pekerja, bila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecukupan air dan homeostasis elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk kesehatan fungsi fisiologis. Hal ini juga tergantung dari keseimbangan air dan elektrolit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM. ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM. 110 500 130 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB Mufrida Meri 1), Hendra Risda Eka Putra 2) 1) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang,

Lebih terperinci

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.

Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein atau penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua. PENDIDIKAN KESEHATAN PERAWATAN LANSIA Apa Itu ASAM URAT...?? Nilai normal asam urat : Pria 3,4 7 mg/dl Wanita 2,4 5,7 mg/dl Zat yang secara normal dihasilkan tubuh yang merupakan sisa pembakaran protein

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi : BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN 2339-028X ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA Indah Pratiwi* Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.

Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar. SUHU TUBUH Suhu tubuh: Keseimbangan antara panas yg diproduksi tubuh dgn panas yg hilang dr tubuh. Jenis2 suhu tubuh: 1. Suhu inti: suhu jar.tubuh bagian dlm ex: cranium, thorax, rongga perut, rongga pelvis

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah bahan makanan yang memiliki peran penting bagi manusia karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

REKAP SAMPLING HEAT STRESS Tgl 23 juni 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA. 1 Line A Dekat Mesin BOM A

REKAP SAMPLING HEAT STRESS Tgl 23 juni 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA. 1 Line A Dekat Mesin BOM A Heat Stress REKAP SAMPLING HEAT STRESS Tgl 23 juni 2008 PT. MULTISTRADA ARAH SARANA No Location Time Result Wbgt Start End Tw Td Tg in Rh 1 Line A Dekat Mesin BOM A4 10.20 10.45 25.9 37.5 38.1 29.6 40.12%

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari manusia selalu membutuhkan minum untuk mempercepat proses metabolisme dalam tubuh dan agar terhindar dari dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh, hal

Lebih terperinci

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id

POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator tersebut melakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurangnya konsumsi cairan merupakan masalah penting di bidang kesehatan karena sel tubuh manusia memerlukan air dalam proses metabolisme. Air sebagai zat gizi tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalium 1. Deskripsi Kalium merupakan logam alkali yang sangat reaktif, mempunyai rumus atom K +, berwarna putih perak dan merupakan logam yang lunak. Kalium mempunyai nomor atom

Lebih terperinci

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I EPIDEMIOLOGI WHO DEGENERATIF Puluhan juta ORANG DEATH DEFINISI Penyakit degeneratif penyakit yg timbul akibat kemunduran fungsi sel Penyakit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Karakteristik subyek dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu kelompok remaja dan kelompok dewasa. Karakteristik subyek terdiri dari umur, wilayah ekologi, jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan peternakan dimasa mendatang bertujuan untuk mewujudkan peternakan yang modern, efisien, mandiri mampu bersaing dan berkelanjutan sekaligus dapat memberdayakan

Lebih terperinci

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi

- - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - sbl1ekskresi - - SISTEM EKSKRESI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl1ekskresi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR HEAT STRESS DENGAN TERJADINYA KRISTALISASI URIN PADA PEKERJA BINATU DAN DAPUR HOTEL X, MEDAN

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR HEAT STRESS DENGAN TERJADINYA KRISTALISASI URIN PADA PEKERJA BINATU DAN DAPUR HOTEL X, MEDAN HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR HEAT STRESS DENGAN TERJADINYA KRISTALISASI URIN PADA PEKERJA BINATU DAN DAPUR HOTEL X, MEDAN TESIS OLEH : FIRY TRIYANTI 057010010 / KK SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci