UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING PADA SISWA KELAS XI MAN 2 MADIUN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA KELAS VII C SMP N 1 NGLIPAR GUNUNGKIDUL

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar Matematika, dan kooperatif tipe Teams Games Tournament

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS METODE PICTORIAL RIDDLE

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

GROUP INVESTIGATION KELAS IV

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS VIII SMP N 32 PADANG

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

1 Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret 2,3 Dosen Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret

BAB II LANDASAN TEORI

Disusun Oleh : WAHYU SEKTI RETNANINGSIH A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Slavin (2005: 35), dalam kelompok kooperatif, pembelajaran menjadi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Y. Danni Prihartanto 43, DinawatiTrapsilasiwi 44, Toto Bara Setiawan 45

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD. Afandi Roqit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan afektif yang dianalisis dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

PENGARUH PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD MODEL TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

METRIA KHUSNUL CHOTIMAH NPM:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

ISSN Indikhiro Awalani Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Suhartini & Sukanti 1-11

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Fika Septiningkasih, Eko Setyadi Kurniawan, Nur Ngazizah

Suminem dan Siti Khaeriyah MAN 2 Kota Pontianak, Dinas Pendidikan Kota Pontianak

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP

Kata Kunci: Metode Group Investigation (GI), hasil belajar siswa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SD-1 AL-AZHAR MEDAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Group Investigation (GI), hasil belajar IPA, Science Learning Result

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

: Pembelajaran Kooperatif tipe TAI, Keaktifan dan Hasil Belajar.

Model Kooperatif GI Berbasis Outdoor Study Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 2 kelas sampel. Deskripsinya adalah kelas VIII

BAB II KAJIAN TEORI. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, budaya dan lingkungan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Menurut Margono (2010:1) metode penelitian adalah semua kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN Choiri Katon B 1), Agus Wahyudi 2), Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun 1) Guru Fisika SMP Negeri 2 Kawedanan 2) Email : choiri.bagas@gmail.com 1) Abstrak Tujuan penelitian ini untuk : Mengetahui peningkatan siswa kelas VIII SMPN 2 Kawedanan melalui model Group Investigation. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan Satu siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMPN 2 Kawedanan. Kata Kunci : Group Investigation, PENDAHULUAN ajar fisika oleh siswa pendidikan dasar Titik sentral setiap peristiwa dan menengah yang belum memenuhi pembelajaran terletak pada suksesnya harapan. siswa mengorganisasikan Rendahnya tingkat keberhasilan pengalamannya, mengembangkan siswa dalam proses belajar mengajar kemampuan berfikir bukan pada dipengaruhi oleh beberapa faktor, kebenaran siswa dalam replika apa yang diantaranya adalah metode dan dikerjakan oleh guru. Kenyataan di pendekatan pembelajaran. Beberapa lapangan menunjukkan bahwa mata metode yang digunakan dalam proses pelajaran fisika dianggap sebagai belajar mengajar antara lain metode momok yang menakutkan oleh ceramah, demonstrasi, metode tugas, sebagai besar siswa di pendidikan metode eksperimen. Pada masa kini, tingkat dasar maupun menengah, harus diakui bahwa proses belajar sehingga banyak dijumpai siswa yang mengajar matematika dan sains di kurang atau bahkan tidak senang tingkat dasar ataupun menengah, terhadap pelajaran fisika. Kenyataan khususnya pelajaran fisika, masih sering tersebut memberikan gambaran menekankan pada penggunaan metode mengenai tingkat penguasaan materi ceramah sehingga proses pembelajaran

kurang terfokus pada siswa, tetapi lebih berpusat pada guru. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan lima seorang siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kawedanan, diketahui bahwa siswa kelas VIII sering dikelas dan dijelaskan oleh guru dibandingkan melakukan praktikum di laboratorium. Padahal alat yang disediakan di laboratorium sudah memenuhi dan layak untuk digunakan praktikum dari pada mendengarkan ceramah karena siswa cenderung lebih pasif saat guru ceramah. Investigasi kelompok ( Group Investigation) dikembangkan oleh Sholomo dan Sharon (Slavin, 2005: 24). Investigasi kelompok adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari kemampuan dan latar belakang, baik dari segi jenis kelamin, suku, dan agama, untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Menurut Miftahul Huda (2013: 292-294) metode Group Investigation (GI) yang pertama kali dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) ini merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir level tinggi. Menurut Isjoni (2010: 58), pada model investigasi kelompok ( group investigation), siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Nana Sudjana (2010:22) menegaskan bahwa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Hamzah B. Uno (2011: 21) hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: Keefektifan, efisiensi, daya tarik. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analisis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasika, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Sedangkan menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap (Suprijono 2012:6-7). METODE PENELITIAN 57 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui...

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan ( action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru, kehadiran peneliti sebagai pengamat di kelas, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Kelas 8G SMP Negeri 2 Kawedanan tahun ajaran 2014/2015. Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi: Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 20 soal diperoleh 2 soal tidak valid dan 18 soal valid. Hasil dari validits soalsoal dirangkum dalam tabel 1.1 Tabel 1.1 Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa Soal Valid Soal Tidak Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 13, 17 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui... 58

16, 18, 19, 20 Kriteria pengujian reliabilitas test yaitu setelah didapatkan harga r hitung, kemudian dibandingkan dengan r product moment pada tabel. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% atau 0,05. Jika r hitung > r tabel, maka item yang diujikan tersebut dianggap reliabel. Dari perhitungan, 20 butir soal penelitian diperoleh nilai 0,88 sedangkan 48 butir pertanyaan pada angket diperoleh nilai 0,91 sehingga dinyatakan hasil perhitungan uji reabilitas dinyatakan reable. Dari 20 soal yang diujikan di kelas kontrol diperoleh soal dengan kategori mudah meliputi nomor 2, 3, 5, 7, 10, 12, 13, 15, 16, 18 dan 19. Soal dengan kategori sedang meliputi nomor 1, 4, 6, 8, 9, 11, 14, 17 dan 20. Dari soal yang diujikan diperoleh daya beda jelek meliputi nomor 13 dan 17. Soal dengan kategori cukup meliputi nomor 3, 6, 7, 16, 19 dan 20. Soal dengan kategori baik meliputi nomor 1, 2, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15 dan 18. Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan observer dalam kegiatan pembelajaran, siswa masih ragu-ragu dalam melakukan penelitian. Siswa belum memiliki kepercayaan diri, masih ada rasa kuatir salah. Di sini peneliti mengambil nilai pra siklus yaitu dari nilai pretest siswa terdapat 11 siswa (52,38%) yang belum tuntas atau nilai kurang dari 75 dan 10 siswa (47,62%) yang sudah tuntas atau nilai lebih dari 75. Dari hasil ulangan atau post tes pada siklus I terdapat perubahan yang nilai yang signifikan. Dari 21 siswa, yang mendapat nilai tuntas sebanyak 18 siswa (85,71%) dan 3 siswa (14,29) yang belum tuntas. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa siswa lebih suka bereksperimen langsung dari pada guru menerangkan, karena membuat siswa merasa jenuh. Dari data di atas dapat dikatan terjadi kenaikan jumlah siswa yang sudah tuntas. Tabel 1.2 Ketuntasan Hasil Siswa Uraian Siswa Belum Tuntas Siswa Tuntas Frek % Frek % Pra Siklus Siklus I 11 3 52,38 14,29 10 18 47,62 85,71 Berdasarkan tabel di atas hasil ke siklus I mengalami kenaikan sebesar belajar siswa mengalami peningkatan sebagai berikut: berdasarkan pra siklus 38,09%, yakni dari 47,62% menjadi 85,71%. 59 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui...

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemebelajaran menggunakan metode group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dari studi awal (pra siklus) sampai siklus I siswa mengalami peningkatan ketuntasan hasil belajar. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pelaksanaan pembelajaran dengan metode group investigation dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: bahwa penerapan pembelajaran model Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMPN 2 Kawedanan. Penulis menyampikan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam menentukan model pembelajaran dapat dilakukan dengan melihat kondisi dari siswa dan materi yang dipelajari. Menentukan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan keberhasilan pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu sebaiknya guru lebih sering memancing siswa agar memiliki keterampilan proses dalam belajar, khususnya pelajaran fisika. 2. Kepada peneliti selanjutnya atau guru untuk meneruskan 2 siklus lagi untuk mengetahui konsistensi hasil belajar siswa apakah terus meningkat atau tidak. DAFTAR PUSTAKA Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Indah. Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Uno B. Hamzah. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui... 60