BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sangat pesat, ini terlihat dari banyaknya penggemar-penggemar motor atau mobil

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang suka ugal-ugalan dan kebut-kebutan di jalan. Fakta adanya klub motor

STRATEGI KOMUNIKASI PADA KELOMPOK SOSIAL SKRIPSI. Disusun oleh : RACHMAD ROMADHONI NPM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kapitalisme global yang semakin kuat telah menuntut

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. Moge (Motor Gede), atau yang dikenal sebagai High Class Community. dekat, tetapi juga sebagai hobi dan gaya hidup (life style).

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA ANGGOTA KOMUNITAS MOTOR DI BANDUNG SKRIPSI

BAB II TINJAUAN TENTANG KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Komunitas

BAB I PENDAHULUAN. merk Honda dan Yamaha dan roda empat banyak yang berlalu lalang berjalanjalan

BAB I PENDAHULUAN. Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN KEDISIPLINAN BERLALU LINTAS PADA ANGGOTA KLUB MOTOR SKRIPSI

2015 LADY BIKERS 250CC PLUS DALAM GAMBARAN FEMININITY DAN MASCULINITY

DEPARTEMEN SOSIOLOGI PERILAKU SOSIAL KOMUNITAS MOTOR. (Studi Deskriptif Pada Komunitas Motor Piranha kota Binjai Sumatera Utara)

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PROGRAM HIBAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dunia pekerjaan, kemunculan komuitas hobi ini menjadi hal yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Anggota

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. sejak dahulu kala, hanya saja pada jaman sekarang perubahan-perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

BAB I PENDAHULUAN. yang menggemari olahraga tersebut baik sebagai cara untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah anggota komunitas Naked Wolves Indonesia. No. Komunitas Jumlah Anggota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan dalam perkembangannya. Tranportasi telah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Antony Rahardi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak permasalahan seperti persoalan ketertiban, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan industri otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia saat ini begitu

Ahmad Syarif Hidayat Fasilitas Komunitas Kawasaki Motor Sport 1

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, namun secara geografis berjarak cukup jauh dari pusat kekuasaan di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. tidak lagi menjadi objek dari aktivitas pembangunan brand, namun sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. yang semakin pesat, mempertinggi mobilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Menurut Schiffman dan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap industri otomotif, salah satu sektor industri yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam mobilisasi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yara Andita Anastasya,2013

BAB III PENYAJIAN DATA A. DESKRIPSI SUBJEK, OBJEK, DAN LOKASI PENELITIAN. a. Sejarah CB Brother Speed Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri karena merupakan bagian

2015 PENYESUAIAN SOSIAL MANTAN ANGGOTA GENG MOTOR


BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Perancis dan Rusia. Ciri khas utama

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Skuter yang dirancang pabrikan Yamaha di Negara asal negeri sakura Jepang,

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini harus di akui hampir semua kalangan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra suatu negara ditunjukkan oleh citra sistem lalu lintas di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan di masyarakat selalu mengalami banyak perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi generasi muda yang lebih baik dan berguna bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berdiri sendiri, banyak pihak yang dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menawarkan produk-produk yang sejenis baik melalui media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. pemain baru dalam industri bisnis. Kotler dan Keller (2009) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi pemandangan sehari-hari bila jalan protokol di Jakarta dipadati

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang kehidupan termasuk ekonomi, teknologi, komunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Motor merupakan alat transportasi roda dua yang efisien, efektif dan ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan otomotif saling mengeluarkan produk andalannya yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dengan makin berkembangnya jaman, maka seseorang di tuntut untuk mobilitas yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik. Tampaknya sepeda motor menjadi alat transportasi yang paling mudah di jumpai, dari mulai jalanan besar yang padat dengan kemacetan lalu lintasnya, bisa dipastikan ada kendaraan roda dua yang melintas. Efisiensi dan mobilitas menjadi pertimbangan utama seseorang memilih sepeda motor. Saat ini popularitas sepeda motor memang tengah menanjak dan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat indonesia. Pertumbuhan komunitas motor di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Berdasarkan perbandingan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua dapat disimpulkan berbanding lurus dengan pangsa pasar sepeda motor di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia. Berdasarkan data yang dihimpun dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), kepemilikan sepeda motor di Indonesia saat ini adalah sekitar 10 penduduk per sepeda motor. Dibandingkan dengan negara tetangga; Malaysia dan Thailand yang kepadatan sudah mencapai 3,5 orang per sepeda motor, hal itu merupakan salah satu dasar pertumbuhan komunitas motor. Menurut pandangan Soerjono Soekanto, dalam kehidupan masyarakat dalam pengertian komunitas terdapat ikatan solidaritas antar individu, yang biasanya ditentukan oleh kesamaan kesamaan yang mencakup kesamaan dalam hal perasaan, adat istiadat,

bahasa, norma norma sosial, dan cara cara hidup bersama pada umumnya yang dinamakan cummunity sentiment / perasaan komunitas. Adapun unsur unsur perasaan komunitas antara lain : a. Seperasaan: Unsur seperasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut, sehingga kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai kelompok kami, perasaan kami dan sebagainya. b. Sepenanggungan. Setiap induvidu sadar akan peranannya dalam kelompok dan keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya; dalam kelompok dijalankan, sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya sendiri c. Saling memerlukan; induvidu yang tergabung dalam masyarakat setempat, merasa dirinya tergantung pada komuniti - nya yang meliputi kebutuahan fisik maupun kebutuhan kebutuhan psikologis. ( Soekanto, 2003 : 150,151 ) Sedangkan menurut pendapat Athur Hilman (1951), komunitas itu mempunyai kriteria yang relatif sama, yaitu mempunyai ciri kehidupan bersama yang relatif besar berstandar pada peranan atau derajat hubungan sosial yang sentimental. Komunitas (community) dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu: 1. Community sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah/ tempat dengan batas-batas tertentu, maka iya menunjukan dari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga dapat disebut sebagai suatu kelompok masyarakat setempat. 2. Community dipandang sebagai unsur dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang terbentuk melalui faktor psikologis dan hubungan antar manusia. Jika dipandang dari segi proses hubungan antar manusianya, maka didalamnya terkandung unsur-unsur

kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional. (http://blog.unila.ac.id/abdulsyani/files/2009/08/dinamika 1pdf ) Sepeda motor di indonesia tidak hanya di anggap sebagai alat transportasi, namun juga merupakan gaya hidup yang tidak terpisahkan dari masyarakat indonesia.sepeda motor menjadi citra dari pemiliknya, menjadi sebuah hobi bagi pemiliknya, dan dari sinilah masyarakat dalam hal ini pemilik atau pengguna sepeda motor mulai mencari wadah atau tempat untuk menyalurkan hobinya yang kemudian membentuk kelompokkelompok pecinta sepeda motor atau yang lebih akrab kita kenal dengan komunitas motor,club motor maupun geng motor. Berangkat dari sinilah kemudian muncul dan berkembangnya beragam komunitas motor dengan kareteristik atau ciri khas yang berbeda-beda. Komunitas terbentuk oleh berbagai tujuan, pandangan dan pemahaman tentang pengetahuan menciptakan proses. Berbagi pengalamaman menciptakan keyakinan mendalam dan aturan dasar tentang menjadi angota sebuah komunitas. Pemahaman pengetahuan menciptakan proses yang menjadikan sebuah anggota dapat melihat apakah kegiatan mereka berguna bagi lingkungan sekitarnya dan usaha yang terus-menerus untuk menciptakan teori, alat dan hubungan antar anggota. Suatu komunitas mengandung tiga karakteristik. Pertama, para anggota suatu komunitas berbagi identitas, nilai-nilai, dan pengertian-pengertian. Kedua, mereka yang didalam komunitas memiliki berbagai sisi dan hubungan langsung; interaksi terjadi bukan secara terisolasi melainkan, melalui hubungan-hubungan tatap muka dan dalam berbagai keadaan atau tata cara. Ketiga, komunitas menunjukkan suatu resiprositas yang mengekspresikan derajat teretentu kepentingan jangka panjang dan mungkin bahkan

altruisme (mementingkan orang lain); kepentinga jangka panjang di dorong oleh pengetahuan dengan siapa seseorang berinteraksi, dan altuarisme dapat dipahami sebagai suatu rasa kewajiban dan tanggung jawab.(dalam C.P.F Luhlima,2008:14). Komunitas motor adalah pasar potensial masa depan. Sebuah komunitas motor dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka, komunitas cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikai bersama diantara pekerja, tetangga, dan kelompok minat. Melalui komunitas, sekelompok orang berbagi nilai nilai kognitif emosi dan mateial. ( http//www:digilib.ui.ac.id/apac/themes/libri2/detailjsp?id=126102&lokasi=lokal ) Perkembangan komunitas motor di Indonesia pada saat ini semakin meluas sampai ketingkat desa, komunitas motor semakin digemari oleh masyarakat karena komunitas dianggap dapat secara langsung menyalurkan hobi mereka dengan mudah dan lebih mengarah pada implikasi sosial yang lebih positif maupun negatif. Situasi yang berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor merupakan mesin penghasil generasi yang tidak ada bedanya dengan organisasi organisasi lainnya yaitu merupakan tempat pencarian jati diri dan aktualisasi diri. Beberapa kareteristik komunitas motor itu antara lain; ada satu komunitas motor yang mengharuskan anggotanya menggunakan satu merek pabrikan saja, ada pula yang mewajibkan anggotanya dengan type sepeda motor tertentu, atau berdasarkan kapasitas mesin cc sepeda motor, ataupun mencirikan komunitas mereka dengan warna-warna tertentu yang mewajibkan anggotanya menggunakan warna tertentu, komunitas yang seperti itu terbentuk lebih karena fisik kendaraan yaitu sepeda motor yang sejenis, namun

ada pula komunitas motor yang terbentuk karena lebih mengarah atas persamaan hobi dan visi misi yang ingin di capai bersama, yaitu hobi modifikasi, freestyle, touring, balapan maupun croos country. Komunitas sepeda motor merupakan bentuk kelompok yang terbentuk atas kesamaan ketertarikan dan hobi yang sama juga memiliki visi-misi yang sama. Untuk menunjukkan identitasnya pada masyarakat biasanya suatu komunitas motor mnggunakan atribut-atribut tertentu atau acessoris yang dipasangkan pada sepeda motor anggota komunitas, yang menunjukkan bahwasannya mereka adalah berasal dari satu komunitas tertentu. Komunitas motor juga sebagai wadah bagi para bikers ( pecinta atau pengguna sepeda motor), yang mempunyai idialisme tinggi keselamatan berkendara dan dapat menuangkan dan ide-ide mereka dalam komunitas yang diikutinya, yang kemudian dapat mengkampanyekan ide-ide tersebut dalam kehidupan masyarakat melalui wadah komunitas, yang kemudian munculah istilah sefty riding di indonesia pada era 90-an dan dilanjutkan dengan Smart riding hingga saat ini. ( http://saft7.com/?p=293&cpage=2) Berkembangnya komunitas motor di kota kota semakin marak merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin heterogen. Hal tersebut akan menimbulkan implikasi sosial yang positif maupun negatif, situasi yang berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor telah menjadi mesin penghasil generasi yang disiplin dalam berlalu lintas ataupun sebaliknya menjadi generasi yang anarkis, bersifat negatif.

Perilaku komunitas motor tidak saja meresahkan masyarakat, tapi juga merugikan club club motor lain yang merasa tidak terlibat dalam aksi aksi anarkis maupun negatif. Perilaku komunitas motor tentu saja sangat mengkhawatirkan, karena mereka merupakan generasi muda yang kelak diharapkan menjadi penerus, pemilik masa depan bangsa. Perilaku komunitas motor dalam berlalu lintas menurut banyak kalangan harus dilihat secara menyeluruh, tanpa bermaksud membenarkan tindakan negatif perilaku komunitas motor yang tidak lepas dari faktor faktor di luarnya. Kehadiran komunitas motor menimbulkan permasalahan sosial ditengah tengah masyarakat, setelah selama ini masyarakat sudah banyak dipusingkan oleh aksi seperti tawuran antar pelajar, sampai hal hal yang menjerumus kriminal. Perilaku komunitas motor dalam berkendara sebenarnya bukan hal baru. Aksi main kebut dan cenderung brutal dalam mengendarai kendaraannya sudah ada sejak 10 tahun bahkan belasan tahun yang lalu, selain itu masih banyak permasalahan oleh para komunitas motor dimana safety riding / keselamatan dalam berkendara dan peraturan lalu lintas yang sama sekali tidak di terapkan oleh para komunitas motor. ( http//etd.eprints.ums.ac.id / 4809 / 1 / f100040139.pdf ) Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa perilaku disiplin para komunitas motor masih kurang, sehingga para komunitas motor sering melakukan tindakan-tindakan pelanggaran dalam berlalu-lintas, hal demikian tidak hanya membahayakan diri para anggota komunitas motor, tetapi juga membahayakan penguna jalan lainnya. Maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan menganalisis Perilaku Sosial Komunitas Motor dalam Disiplin Berlalu-lintas, khususnya pada Komunitas motor Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif Community) Kota Binjai Sumatera Utara.

1.2. Perumusan Masalah Lincoln dan Guba (1985 : 218 ) mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanda dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sebuah jawaban. Faktor yang berhubungan tersebut mungkin berupa konsep, data empiris, pengalaman atau unsur lainnya. ( Maleong, 2006 : 93 ). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perilaku sosial komunitas motor Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif Community)? 2. Bagaimana Aktivitas Dan Perkembangan komunitas motor PIRANHA B.O.C ( Binjai Otomotif Community)? 1.3. Tujuan Penelitian Mengacu pada pernyataan M Iqbal Hasan ( 2002 : 44 ) bahwa tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan demikian pada dasarnya tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah selesai penelitian. Berdasarkan adanya keinginan penulis untuk memperoleh data, guna menjawab pertanyaan -

pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku komunitas motor PIRANHA B.O.C ( Binjai Otomotif Community) dalam berlalu lintas. 2. Untuk mengetahui bagaimana Aktivitas dan Perkembangan komunitas motor Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif Community). 1.4. Manfaat Penelitian Setelah melakukan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa: 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan ilmiah yang berkaitan dengan komunitas motor, sehingga dapat memberikan bahan masukan terhadap pihakpihak yang berkompeten. 1.4.2 Manfat Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta fakta temuan di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis peneliti sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan khususnya penelitian ini dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian penelitian selanjutnya. 1.5. Definisi Konsep Konsep merupakan suatu gagasan yang dinyatakan dalam suatu simbol atau kata. Untuk memperoeh maksud dan pengertian mengenai konsep yang digunakan dalam

penelitian ini, maka penulis membatasi konsep-konsep yang digunakan. Pemberian batasan konsep ini diperlukan diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam menginterpretasikan hasil penelitian (faisal, 2003 : 107). Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perilaku: Merupakan cara bertingkah laku tertentu dalam suatu situasi tertentu. Menurut Weber suatu tipe perilaku dapat dipahami, Artinya secara intelektual apabila perilaku tersebut Rasional. Rasionalitas tersebut tergantung padaa pola perilaku yang terwujud dengan cara yang dianggap logis, Artinyaperilaku ang sesuai dengan urutan perilaku yang dapat di duga, Sedangkan menurut Emitai ETzioni Perilaku menunjukan bahwa individu-individu yang berusaha untuk berbuat sesuai komitmen moral mereka berperilaku dengan cara sistematis dan berarti. 2. Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values (Kertajaya Hermawan, 2008). Proses pembentukannya bersifat horisontal karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional (Soenarno, 2002). Kekuatan pengikat suatu komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang budaya, ideologi, sosial-ekonomi. Disamping itu secara fisik suatu komunitas

biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang dihadapainya serta mengembangkan kemampuan kelompoknya.( http://airachma.wordpress.com/2009/10/11/pengertian-komunitas/) 3. Subkultur adalah suatu budaya atau seperangkat dari orang dengan perilaku dan keyakinan yang berbeda dalam kebudayaan yang lebih luas. Esensi dari suatu subkultur, yang membedakan dengan pengelompokan sosial yang lain, adalah pemahaman tentang gaya dan perbedaan dalam gaya, pakaian, musik dan hal-hal lain. 4. Komunitas sepeda motor merupakan bentuk kelompok pengguna sepeda motor, yang terbentuk atas kesamaan ketertarikan dan hobi yang sama juga memiliki visi-misi yang sama.untuk menunjukkan identitasnya pada masyarakat biasanya suatu komunitas motor mnggunakan atribut-atribut tertentu atau acesoris yang dipasangkan pada sepeda motor anggota komunitas, yang menunjukkan bahwasannya mereka adalah berasal dari satu komunitas tertentu. 5. Piranha B.O.C (Piranha Binjai otomotif Community) adalah komunitas pemilik kendaraan bermotor berbagai merek di daerah Kota Binjai, Sumatera Utara, Indonesia. Sebuah sarana berkomunikasi dan berdiskusi antar pemilik dan penggemar sepeda motor. PIRANHA B.O.C dibuat untuk membantu para pencinta sepeda motor agar dapat menyalurkan hobi serta bakat para anggota dan

juga mendapatkan informasi-informasi yang penting, berguna dan bermanfaat seputar perkembangan kegiatan Biker s dan sepeda motor.