BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam pendidikan memiliki peranan utama untuk menciptakan

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SD DI KECAMATAN LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai motivator

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju. peningkatan sumber daya manusia. Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui. mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen tenaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Itan Tanjilurohmah,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (tools of management) yang terdiri dari man, money, methods,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. daya manusia pada bangsa ini tidak diimbangi dengan kualitasnya. Agar di

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Mutu guru memegang peranan yang sangat penting di antara komponen

BAB I PENDAHULUAN. Guru dalam proses pembelajaran di kelas memainkan peran penting terutama

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini bersentuhan dengan Undang - undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH GAJI, INSENTIF, DAN FASILITAS TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PD BPR BANK PASAR KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007/2008

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan daya saing dalam rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tantangan bagi manajemen sumber daya manusia karena abad ke-21 ini

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa, dunia usaha dan industri, serta pemerintah karena sudah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat esensial,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan perubahan pola pikir dan

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

Oleh : Muh. Khamim N I M : Q

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan di Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, GAJI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. ASURANSI KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan. semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan

I. PENDAHULUAN. menjadi subyek atau pelaku. Mereka dapat menjadi perencana, pelaksana dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Persepsi..., May, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. dan berpengaruh terhadap semua dimensi kehidupan. sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill untuk mengolahnya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri bahan bangunan di Indonesia terus berkembang pesat seiring meningkatnya kondisi perekonomian nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang di kemukakan oleh Martoyo (2000), bahwa kepuasan kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Profesi guru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

2014 PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. proaktif dan dapat memberikan jasa yang memuaskan kepada nasabahnya agar

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang terkenal memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya UKDW

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR ANTARA GURU DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA DAN MADRASAH MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dalam pendidikan memiliki peranan utama untuk menciptakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan, dan dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Peran guru sangat penting dalam kedudukannya sebagai pemberi pembelajaran kepada siswa sebagai generasi bangsa. Oleh karena itu di butuhkan kinerja dari seorang guru yang berkualitas dan bertanggung jawab bagi sebuah lembaga pendidikan. Kualitas guru pernah diteliti oleh Depdikbud (Napitupulu, 2012) melalui Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun 2012 secara nasional. Hasil UKA guru SD rata-rata 36,85, sedangkan guru TK rata-ratanya 58,87. Kompetensi pedagogi guru SD ratarata 42,10, sedangkan guru TK rata-rata 44,31. Adapun kompetensi profesional guru SD rata-rata 41,26, sedangkan guru TK rata-rata 45,77. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ungin (2013) menyimpulkan bahwa kualitas guru dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan seorang guru harus memiliki ijasah S1 hanya 8 orang guru presentasenya 57,14%, sedangkan tenaga pengajar (guru) masih belum optimal karena masih ada guru pendidikannya D3 (1 orang guru) 35,71 % dan 5 orang guru SMA 7,14%. Kemampuan kinerja guru dalam mengajarkan pemahaman pada siswa di kelas masih rendah. Sebagaimana hasil penelitian disebutkan bahwa kemampuan guru-guru tersebut relatif rendah, yaitu hanya 42,85 % dari ideal. Sementara itu, 1

2 kemampuan tiap tahapan pembelajaran pada prainstruksional 29,67 %, instruksional 49,55 %, dan evaluasi 24,75 % dari ideal Ini menunjukkan bahwa kemampuan mengajar guru setelah memproleh predikat guru profesonal masih tetap tidak mengalami perubahan yang berarti. Hal ini juga menggambarkan bahwa guru yang berpredikat profesioanl masih kurang mengembangkan kemampuannya dalam berbagai kompetensi. Selain itu, sebanyak sebelas ribuan guru, hanya 0,05% saja yang telah melakukan pengembangan profesi dengan membuat karya ilmiah atau penelitian. Dilaporkan harian ini pula, minat guru minim karena para guru masih terjebak dengan rutinitas mengajar yang dilakukan setiap hari di kelas (Antara, 2009). Dua kutipan penelitian tersebut membuktikan bahwa kinerja guru belum optimal. Dampak kinerja guru yang kurang optimal akan mempengaruhi kualitas pendidikan secara umum. Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika, dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay (Satria, 2012). Permasalahan kinerja guru berdampak pada hasil pada siswa. Khususnya pada hasil belajar untuk pelajaran matematika di SD Surakrata dapat diketahui melalui hasil nilai semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 pada tiga SD, yaitu SD SDN Tegalayu Surakarta, SD Djama atul Ichwan Surakarta, dan SDN Bratan 2 Laweyan pada siswa kelas V dan VI dengan jumlah 196 siswa ada 124 siswa atau

3 63,26% mengalami masalah belajar matematika dengan berbagai alasan. Alasanalasan siswa menemui masalah belajar matematika melalui hasil penyebaran kuesioner antara lain siswa tidak punya minat untuk belajar matematika sebanyak 22 siswa (17,74%), tidak bersemangat untuk belajar matematika sebanyak 38 siswa (30,64%), pelajaran matematika sulit sebanyak 43 siswa (34,67%), guru matematika galak 9 siswa (3,73%), guru matematika tidak jelas dalam menerangkan materi 12 siswa (13,22%). Akibat siswa kurang memahami permasalahan matematika tersebut membuat siswa membutuhkan waktu lama dalam mengerjakan soal matematika, yang akhirnya juga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa rendah. Untuk SDN Tegalayu Surakarta lebih dari 50% siswa memperoleh nilai di bawah 6. Hasil belajar matematika siswa rendah dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan dari faktor luar siswa. Faktor dari luar dpengaruhi oleh guru. Arifin (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian yaitu kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38%, dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Beberapa hasil penelitian kinerja guru yang belum optimal dan dampaknya bagi kualitas guru dan hasil prestasi belajar siswa perlu mendapat perhatian. Karena guru adalah penentu dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama dan utama, figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara tentang pendidikan. Guru selalu terkait dengan komponen maupun dalam sistem pendidikan, guru memegang peran utama

4 dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Oleh sebab itu, seorang guru perlu memiliki kinerja yang optimal. Kinerja menurut Wirawan (2009) adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Pekerjaan adalah suatu aktivitas menyelesaikan sesuatu atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan tenaga dan keterampilan tertentu seperti yang dilakukan oleh pekerja kasar atau blue collar worker. Suatu pekerjaan mempunyai sejumlah fungsi atau indikator yang dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. Istilah kinerja digunakan untuk menunjukkan keluaran organisasi, alat, fungsi-fungsi manajemen, atau keluaran seorang pegawai. Kinerja seorang guru merupakan pengendali operasi dalam pendidikan, sehingga jika kinerja guru (individual Performance) baik maka kinerja pendidikan (corporate Performance) itu juga akan baik, menurut Sutanto (dalam Usman, 2011). Kinerja seorang guru akan baik bila guru mempunyai keahlian (skill) yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji, sehingga mempunyai harapan masa depan akan lebih baik.. Kecamatan Laweyan adalah salah satu kecamatan yang ada di kota Surakarta, yang memiliki 11 Kelurahan, dengan total penduduknya sebanyak 109.930 jiwa. Kecamatan Laweyan juga termasuk salah satu kecamatan yang memiliki tingkat pendidikan diatas sedang dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Surakarta. Kecamatan Laweyan sampai saat ini menaungi sebanyak 58 Sekolah Dasar (SD) baik negeri maupun swasta. Berdasarkan hasil observasi pra peelitian pada guru SD yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa sebagaian guru masih memiliki kinerja mengajar yang rendah. Hal ini dapat

5 diketahui masih ada guru yang kurang disiplin dalam menjalankan tugas, yaitu datang ke sekolah terlambat. Selain ketidakdisplinan guru dijelaskan oleh Kepala Sekolah SD Ta mirul Islam Surakarta bahwa ada tiga tantangan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan kegiatan mengajar, yaitu; tantangan bidang pengelolaan kurikulum, bidang pembelajaran, dan bidang penilaian. Di bidang pengelolaan kurikulum dijelaskan oleh Kepala Sekolah SD Ta mirul Islam Surakarta bahwa para guru dalam mengajar sudah berdasarkan kurikulum yang dikembangkan melalui pembuatan tabulasi pembelajaran dan pembuatan rencana pembelajaran. Dalam membuat tabulasi dan membuat rencana pembelajaran masih banyak guru yang menggunakan pada tahun sebelumnya. Hal ini terjadi hampir setiap tahun, guru kurang kreatif untuk membuat yang baru. Di bidang pembelajaran, masih ada guru yang menggunakan metode lama, seperti menggunakan metode ceramah, Tanya jawad, stau diskusi, sehingga proses pembelajaran berjalan monoton. Di bidang penilaian masih ada guru yang memberikan nilai pada siswa tidak sesuai dengan yang diperoleh siswa. Guru memberikan nilai tambahan, dengan tujuanhasil pembelajaran yang dilakukan guru berhasil. Permasalahan-permasalahan tersebut masih ditemui pada guru, sehingga guru dalam kinerjanya kurang professional. Gibson (1990) menjelaskan banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, salah satunya yaitu faktor psikologis, seperti persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional pegawai atau guru yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja pegawai dan perusahan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh pegawai yang bersangkutan.

6 Menurut Sinambela dalam (Barnawi, 2012) menyebutkan bahwa kepuasan pegawai berhubungan erat dengan kinerja pegawai. Kepuasan kerja guru dapat meningkatkan produktivitas kerja dan disiplin kerja. Selain itu, kepuasan kerja dapat menekankan tingkat keluarnya guru dan banyaknya respons ketidakpuasan. Guru yang terpuaskan, ia akan memiliki semangat kerja dan disiplin yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan adanya kinerja yang baik, produktivitas mengajar guru pun meningkat dan sebaliknya. Selain itu, hasil penelitian yang lain tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan diperoleh bahwa adanya pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan, dan dari faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja faktor kepuasan finansial yang paling mempengaruhi kinerja karyawan pada PT TELKOM Cabang Boyolali (Tirtorin, 2010). Kepuasan kerja merupakan salah satu unsur yang ada pada setiap bidang pekerjaan dan termasuk persoalan yang tidak bisa diabaikan. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pegawai dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya dari tempatnya bekerja.dengan kata lain secara tidak langsung dapat dikatakan bawa kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penentu kinerja dalam suatu pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu: apakah ada hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru? Adanya rumusan masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Kepuasan kerja dengan Kinerja Guru SD di Kecamatan Laweyan.

7 B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja pada guru. 2. Mengetahui tingkat kepuasan guru. 3. Mengetahui tingkat kinerja pada guru. 4. Mengetahui sumbangan efektif kepuasan kerja terhadap kinerja guru. C. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi lembaga pendidikan, dapat dijadikan sebagai acuan dalam penilaian kinerja guru dan dapat dijadikan dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan dan pemberian imbalan. 2. Bagi guru, dapat dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki kualitas kerja dalam meningkatkan mutu pendidikan serta menjadi motivator dalam menyampaikan pendidikan kepada anak didiknya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat menjadi acuan dalam mengembangkan temuan atau ilmu baru yang berkaitan dalam kepuasan dan kinerja dalam lingkup yang lebih luas.