BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis, diberi atau

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

Pemanfaatan Limbah buah menjadi Jelly Kering. Purwanti Widhy H, M.Pd

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PEMANFAATAN LIMBAH BUAH MENJADI JELLY KERING

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur yang mirip seperti kayu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buah naga adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

1 I PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam umbi-umbian dapat dipergunakan sebagai sumber. kalori/karbohidrat, salah satunya adalah singkong. Singkong kaya akan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa adalah tanaman yang termasuk dalam famili palmae. Keluarga

I PENDAHULUAN. merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan tumbuh subur mulai

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Golongan kelapa dalam (tall coconut), golongan kelapa genjah (dwarf coconut),

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).tiga perempat dari luas wilayah

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa yang bernama ilmiah Tamarindus indica L. adalah sebuah

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Taksonomi dan Komposisi Kimia Pepaya (Carica papaya L.)

Madu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Marshmallow

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nira yang dihasilkan oleh setiap tanaman tersebut memiliki ciri fisik serta

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah

TINJAUAN PUSTAKA. Buah Sirsak. Tanaman sirsak tumbuh baik di dataran rendah yang bertipe iklim lembab

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II TINJAUAN PUSTAKA. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Anonim (2011), produksi tomat Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Permen Jelly Permen atau kembang gula lunak adalah jenis makanan selingan yang berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan pemanis, diberi atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan. Permen lunak memiliki tekstur yang relatif lunak jika dikunyah. Permen lunak dikategorikan menjadi permen lunak bukan jelly dan permen lunak jelly. Tabel 1. Persyaratan Mutu Permen Lunak No. Kriteria Uji Jelli 1. Keadaan - Rasa Normal - Bau Normal 2. Kadar Air % fraksi massa Max 20 3. Kadar Abu % fraksi massa Max 3 4. Gula reduksi (gula invert) % fraksi massa Max 25 5. Sakarosa % fraksi massa Min 27 6. Cemaran logam - Timbal (Pb) - Tembaga (Cu) - Timah (Sn) - Raksa (Hg) mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg Max 2 Max 2 Max 4 Max 0,03 7. Cemaran Arsen (As) mg/kg Max 1 8. Cemaran mikroba - Bakteri coliform APM/g - E. coli APM/g - Salmonella - Staphilococcus aureus koloni/g - Kapang dan khamir koloni/g Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2008) Max 20 < 3 Negatif/ 25 g Max 1x10 2 Max 1x10 2 Permen jelly adalah permen bertekstur lunak yang diproses dengan penambahan komponen hidrokoloid seperti agar, gum, pektin, pati, karagenan, gelatin dan lain-lain yang digunakan untuk modifikasi tekstur sehingga

5 menghasilkan produk yang kenyal (Badan Standarisasi Nasional, 2008). Syarat mutu permen lunak jelly menurut SNI 3547.02-2008 dapat dilihat pada Tabel 1. Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buahbuahan, bahan pembentuk gel atau dengan penambahan agensia flavoring untuk menghasilkan berbagai macam rasa dengan bentuk fisik jernih dan transparan (Atmaka et al., 2013). 2.2. Bahan-bahan Pembuatan Permen Jelly Wortel Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan permen jelly diantaranya sari buah atau sari sayuran salah satunya yaitu sari wortel, bahan pembentuk gel (agar, gelatin, gum, pektin dan lain-lain), sukrosa dan asam sitrat. 2.2.1. Wortel Wortel merupakan tanaman sayuran umbi yang berasal dari Eropa, Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika Utara. Tumbuhan ini memerlukan cuaca yang lembab dan agak dingin dengan kisaran suhu 20-30 C, cukup sinar matahari, tumbuh pada tanah yang gembur dengan ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut (Wijayakusuma, 2004). Wortel memiliki taksonomi tumbuhan menurut Wijayakusuma (2004), yang terdiri dari Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Apiales (umbelliflorae), Familia: Apiceae (umbelliflorae), Genus: Daucus, Species: Daucus carota L. dan Varietas: Daucus carota L. var. sativa.

6 Wortel merupakan tanaman semusim yang memiliki batang yang sangat pendek, daun yang majemuk menyirip ganda berwarna hijau. Bunga majemuk dalam rangkaian bentuk payung berwarna putih, buah berbentuk lonjong pipih, dan berakar tunggang yang kemudian membentuk umbi. Umbi wortel memiliki warna oranye atau kuning kemerah-merahan dan memiliki bentuk yang berbedabeda. Umbi wortel dapat dipanen mulai umur 90 hari (Wijayakusuma, 2004). Tabel 2. Kandungan Gizi Wortel dalam 100 gram Kandungan Gizi Satuan Jumlah Energi (Kal) 41,00 Protein (g) 0,93 Lemak (g) 0,24 Karbohidrat Serat Gula total Air (g) (g) (g) (g) 9,58 2,80 4,74 88,29 Kalsium (mg) 33,00 Fosfor (mg) 35,00 Kalium (mg) 320,00 Natrium (mg) 69,00 Vitamin (IU) 16.706,00 Vitamin C (mg) 5,90 Vitamin K (µg) 13,20 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1996) Wortel merupakan bahan makanan yang mudah rusak, sehingga umur simpannya relatif pendek. Wortel apabila dilakukan penyimpanan dingin memiliki umur simpan 4-6 minggu (Samad, 2006). Wortel merupakan salah satu sayuran yang disukai oleh masyarakat, sehingga permintaan terhadap komoditas ini sangat besar baik untuk konsumsi di dalam dan luar negeri. Selain itu, wortel sangat berpotensi sebagai bahan pangan untuk mengentaskan masalah kekurangan vitamin A, tumor/kanker dan kurang gizi (Cahyono, 2002). Wortel dikenal memiliki kandungan kimia yang berupa betakaroten yang berkhasiat sebagai antioksidan dan antikanker yang melindungi tubuh dan

7 membantu merangsang pertambahan sistem kekebalan dalam tubuh (Wijayakusuma, 2004). Pigmen karoten berwarna oranye yang penting untuk fotosintesis. Zat ini membentuk warna oranye pada wortel serta buah dan sayuran lainnya. Karoten dapat disimpan di dalam hati dan dapat diubah menjadi vitamin A sesuai kebutuhan tubuh (Sandjaja et al., 2013). Menurut Direktorat Departemen Gizi Kesehatan RI (1996), wortel memiliki banyak kandungan gizi dalam per 100 gram yang dapat dilihat pada Tabel 2. 2.2.2. Sukrosa Sukrosa merupakan salah satu jenis gula disakarida yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Gula dalam ilmu pangan atau gizi berdasarkan susunan molekulnya dikelompokkan menjadi tiga. Monosakarida yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa, kemudian disakarida yaitu gukosa dan fruktosa serta polisakarida yaitu tepung, dekstrin, glikogen dan selulosa (Sandjaja et al., 2013). Sukrosa yang banyak terdapat di pasaran dan sering dijumpai yaitu gula pasir. Sukrosa banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kopyor. Kelarutan sukrosa dalam air sangat tinggi dan jika dipanaskan kelarutannya bertambah tinggi. Sukrosa jika dipanaskan akan membentuk cairan jernih yang kemudian berubah warnanya menjadi coklat membentuk karamel (Koswara, 2009). Gula merupakan senyawa organik penting di dalam bahan makanan, karena gula dapat mudah dicerna di dalam tubuh dan dapat menghasilkan kalor. Selain itu, gula juga berfungsi sebagai pengawet pada makanan (Bait, 2012). Gula pasir merupakan salah satu bahan yang ditambahkan pada proses pembuatan permen jelly. Penambahan gula pada pembuatan permen jelly ini memiliki fungsi untuk

8 memberikan rasa manis dan dapat pula sebagai pengawet, yaitu dalam konsentrasi tinggi menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan cara menurunkan aktivitas air dari bahan pangan (Malik, 2010). 2.2.3. Agar-agar Agar-agar merupakan istilah umum yang berkaitan dengan gel. Agar-agar terdiri dari fraksi yang mengandung sulfat yaitu agarosa dan yang tidak mengandung sulfat yaitu agaropektin. Agarosa dapat membentuk gel sedangkan agaropektin tidak dapat membentuk gel. Agar-agar bersifat anionik, dapat membentuk gel yang jernih, liat yang tidak mantap pada perlakuan pembekuan sampai pelelehan (Cahyadi, 2008). Agar-agar larut dalam air mendidih dan pada larutan 1,5%, agar-agar dapat membentuk gel pada suhu kurang lebih 37 C kemudian meleleh lagi pada suhu antara 60-70 C yang mana tergantung adanya elektrolit. Kekentalan larutan agar-agar tergantung varietas sumber bahan mentah, musim dan teknik pengolahan. Kekentalan mantap pada ph antara 4,5-9. Kebanyakan hidrokolid dapat berfungsi bersama-sama kecuali dengan gelatin pada ph kurang dari 3 mengalami flokulasi (Tranggono, 2009). Agar-agar yang sebenarnya adalah karbohirat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Agar-agar di dalam air panas akan segera mengental dan membentuk gel. Agar-agar merupakan salah satu hidrokoloid yang mudah dijumpai di pasaran. Agar-agar berasal dari rumput laut merah dari kelas Rhodophyceae dan memiliki polimer galaktosa (Rasyid, 2004). Agar-agar memiliki fungsi sebagai zat pengental, pengemulsi, penstabil dan pensuspensi yang banyak digunakan di industri makanan, minuman, farmasi, biologi dan lain-

9 lain. Agar-agar saat ini digunakan untuk keperluan laboratorium sebagai media kultur mikroba, industri makanan dalam bentuk jelly, es krim, makanan kaleng, permen manisan dan roti (Soraya, 2016). Agar-agar digunakan dalam pembuatan permen jelly karena memiliki salah satu sifat yaitu sebagai pembentuk gel. Jika dalam konsentrasi agar-agar terlalu rendah, maka dapat menyebabkan permen menjadi semakin lunak, teksturnya menjadi kenyal. Sedangkan jika konsentrasi agar-agar terlalu tinggi, maka dapat menyebabkan permen menjadi semakin keras, teksturnya menjadi mudah patah dan tidak kenyal (Santoso, 2007). 2.2.4. Gelatin Gelatin merupakan suatu produk yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen yang berasal dari kulit jaringan ikat dan tulang hewan. Tahapan pembuatan gelatin dari kulit hewan meliputi penyabunan komponen lemak dengan kapur, pengasaman, pemucatan, penyebaran, pengeringan serta penepungan (Minarni, 1996). Gelatin dapat diperoleh dari kolagen pada kulit, tulang belulang dan kasein tulang. Perubahan kolagen menjadi gelatin menyebabkan terjadinya perbedaan jenis gelatin akibat perlakuan kimia yang berbeda. Gelatin A dan gelatin B dapat dibedakan berdasarkan titik isoelektriknya. Gelatin A pada ph 8 9 dan gelatin B pada ph 5. Gelatin umumnya tidak larut dalam air dingin, tetapi kelarutannya naik pada suhu di atas 45 C, kecuali bubuk gelatin yang diperoleh dengan spray drying. Gel gelatin melebur pada suhu 25-28 C tergantung pada kandungan

10 padatan dalam larutan. Sifat tersebut menyebabkan keterbatasan penggunaan gelatin (Cahyadi, 2008). Gelatin digunakan sebagai gelling agent (pembentuk gel) pada industri pangan dan industri obat-obatan. Penggunaan gelatin dalam pembuatan permen jelly dapat menghambat kristalisasi gula, mengubah cairan menjadi padatan yang elastik, memperbaiki bentuk dan tekstur permen jelly yang dihasilkan (Rahmi et al., 2012). Gelatin memiliki sifat yaitu tidak berbau, hampir tidak berasa, tidak berwarna, larut dalam air, asam asetat dan pelarut alkohol seperti gliserol, propilen glikol, sorbitol dan manitol, tetapi tidak larut dalam alkohol, aseton, karbon tetraklorida, benzena, petroleum eter dan pelarut organik lainnya. Keunggulan dari gelatin yaitu dapat berubah secara reversible dari bentuk sol ke gel, mengembang di dalam air dingin, dapat membentuk film, mempengaruhi viskositas suatu bahan dan dapat melindungi sistem koloid. Kekurangannya yaitu sifat dari gelatin yang terbentuk akan membuat tekstur sangat kenyal bahkan seperti karet (Maryani et al., 2010). Gelatin digunakan pada pembuatan permen jelly dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia. Pembentukan gel yang baik dapat ditentukan dari konsentrasi gelatin dalam campuran permen jelly, karena gel yang terbentuk memiliki batasan tertentu. Jika konsentrasi gelatin yang ditambahkan terlalu rendah, maka gel yang terbentuk menjadi lunak atau bahkan tidak terbentuk gel. Sedangkan jika konsentrasi gelatin yang ditambahkan terlalu tinggi, maka gel yang terbentuk akan kaku (Rahmi et.al., 2012).

11 2.2.5. Asam Sitrat Pengatur keasaman (asidulan) merupakan senyawa kimia yang bersifat sebagai asam dan merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan yang sengaja ditambahkan dengan berbagai tujuan. Asidulan dapat bertindak sebagai penegas rasa atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Sifat asam senyawa ini dapat mencegah pertumbuhan mikroba dan sebagai bahan pengawet. Pengatur keasaman biasanya dapat digunakan di dalam bahan pangan seperti salad, margarine, baking powder, bir, selai, roti, jeli, natural cheese, es krim, bahan pangan yang dikalengkan dan lain-lain (Cahyadi, 2008). Asam sitrat adalah asam organik yang merupakan hasil dari metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat pada tanaman dan daging. Asam sitrat diproduksi secara komersial dari fermentasi gula oleh Aspergillus niger yang didapatkan dari buah sitrus, digunakan sebagai pengasam dan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sebagai perisa atau penyedap (Sandjaja et al., 2013). Asam ditambahkan dalam bahan makanan salah satunya berfungsi untuk memberikan rasa asam. Asam sitrat adalah salah satu jenis asam yang banyak digunakan pada bahan makanan (Winarno, 2004). Asam sitrat dan natrium sitrat diperlukan sebagai alat penyangga (buffering agent) untuk menjaga kestabilan ph pada permen jelly yaitu antara 5-6 (Salunke dan Mayee, 2013). Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan mencegah kristalisasi gula. Selain itu, asam sitrat juga berfungsi sebagai katalisator hidrolisa sukrosa ke bentuk gula invert selama penyimpanan serta penjernih gel yang dihasilkan (Koswara, 2009).

12 2.3. Aktivitas Air (a w ) Aktivitas air (a w ) adalah air bebas atau air yang tersedia yang terdapat pada bahan pangan. Aktivitas air dapat berpengaruh terhadap umur simpan, keamanan, tekstur, rasa dan aroma pada bahan pangan. Aktivitas air merupakan faktor yang paling penting dalam mengendalikan bakteri pembusuk (Utomo et al., 2014). Nilai aktivitas air (a w ) yang dihasilkan semakin rendah, maka semakin kecil pula kemungkinan mikroba yang tumbuh dan daya simpan bahan pangan semakin panjang. Sedangkan nilai aktivitas air (a w ) yang dihasilkan semakin tinggi, maka kemungkinan mikroba yang tumbuh semakin besar dan daya simpan semakin pendek. 2.4. Tingkat Kemanisan Tingkat kemanisan adalah rasa manis yang dimiliki oleh suatu bahan pangan yang mengandung gula dengan jumlah atau tingkatan tertentu. Semakin tinggi tingkat kemanisan yang ditunjukkan, maka semakin tinggi pula rasa manis yang dihasilkan. Semua jenis permen termasuk permen jelly dari komposisi bahannya, sukrosa atau gula pasir merupakan bahan pemanis yang sering digunakan. Bahan pemanis seperti sukrosa diperlukan untuk menghasilkan rasa manis dan dapat berfungsi sebagai bahan pengawet alami untuk memperpanjang masa simpan (Koswara, 2009). 2.5. Tekstur Tekstur merupakan salah satu parameter mutu yang penting dalam permen. Tekstur memiliki beberapa sifat fisik yang termasuk densitas, kekerasan, pastisitas

13 atau elastisitas dan konsistensi. Sifat-sifat fisik tersebut yang diinginkan bervariasi tergantung dari tekstur yang diinginkan dari jenis permen yang berbeda. Misalnya, dari jenis permen jelly, sifat-sifat yang diinginkan yaitu memiliki tekstur yang lunak, kenyal, tidak keras dan dapat dikunyah (Koswara, 2009). 2.6. Sifat Organoleptik Uji sifat organoleptik dilakukan untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap suatu produk yang dihasilkan. Jenis pengujian yang dilakukan dalam sifat organoleptik ini adalah dengan metode uji tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa yang dihasilkan dari masing-masing perlakuan (Hasniarti, 2012). Pengujian organoleptik memiliki relevansi yang tinggi terhadap mutu suatu produk karena langsung berhubungan dengan tingkat selera konsumen (Ayustaningwarno, 2014).