SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Susu segar-bagian 1: Sapi

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Sosis ikan SNI 7755:2013

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Pupuk kalium klorida

Bakso ikan SNI 7266:2014

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Terasi udang SNI 2716:2016

Air demineral SNI 6241:2015

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Semen beku Bagian 1: Sapi

Mutu karkas dan daging ayam

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

Siomay ikan SNI 7756:2013

Pupuk urea amonium fosfat

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Air mineral SNI 3553:2015

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Air mineral alami SNI 6242:2015

Pupuk SP-36 SNI

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 6128:2008. Standar Nasional Indonesia. Beras. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Jahe untuk bahan baku obat

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Bambu lamina penggunaan umum

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Kulit masohi SNI 7941:2013

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk amonium sulfat

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Pupuk amonium klorida

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Semen portland komposit

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Bibit niaga (final stock) itik Mojosari meri umur sehari

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pupuk dolomit SNI

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

SNI Standar Nasional Indonesia

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Kayu lapis Istilah dan definisi

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

SNI PANGAN SEKARANG INI A BASRAH ENIE

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Biji kopi

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Bibit niaga (final stock) itik Alabio dara

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Jeruk keprok ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan mengenai mutu... 3 5 Ketentuan mengenai ukuran... 4 6 Ketentuan mengenai toleransi... 4 7 Ketentuan mengenai penampilan... 5 8 Penandaan dan pelabelan... 5 9 Residu pestisida... 6 11 Higienis... 6 12 Metode pengambilan contoh... 6 13 Metode pengujian... 6 Lampiran A (normatif) Batas maksimum cemaran logam berat pada buah... 8 Bibliografi... 9 Tabel 1 - Kode ukuran berdasarkan diameter... 4 Tabel A.1 - Batas maksimum cemaran logam berat pada buah... 8 i

Prakata Jeruk keprok atau jeruk mandarin merupakan salah satu jenis jeruk yang sudah lama dikenal dan dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia dan diperdagangkan di pasar internasional, selain menjadi komoditas perdagangan di dalam negeri. Indonesia merupakan salah satu produsen jeruk keprok yang mempunyai potensi cukup besar untuk memenuhi permintaan konsumen di dalam dan di luar negeri. Untuk dapat meningkatkan mutu agar dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun internasional diperlukan adanya standar mutu yang dapat diterapkan oleh petani Indonesia dan dapat diterima oleh pasar internasional. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3165-1992, Jeruk keprok direvisi berdasarkan usulan dari seluruh pemangku kepentingan sebagai upaya untuk menghasilkan jeruk dengan mutu sesuai permintaan pasar. Standar Nasional Indonesia (SNI) ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-03 Pertanian dan telah dibahas dalam rapat-rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal 20 dan 21 September 2007 yang dihadiri oleh anggota Panitia Teknis. Standar ini juga telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 7 April 2008 sampai dengan 7 Juni 2008, namun untuk mencapai kuorum diperpanjang sampai dengan tanggal 7 Juli 2008 dan langsung disetujui menjadi RASNI. ii

Jeruk keprok 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran, toleransi, penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi dan higienis pada buah jeruk keprok (Citrus sinensis (L) Osbeck). Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari jeruk keprok (Citrus sinensis (L) Osbeck) famili Rutaceae yang dipasarkan sebagai konsumsi segar setelah penanganan pasca panennya. Jeruk keprok bagi kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam ketetapan standar ini. 2 Acuan normatif SNI 7313:2008, Batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian. CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 and 2008, Codex general standard for the labelling of prepackaged food. CODEX STAN 228-2001, General methods of analysis for contaminants. CAC/GL 21-1997, Principles for the establishment and application of microbiological criteria for food. CAC/GL 50-2004, General guidelines on sampling. CAC/RCP 1-1969, Rev.4-2003, Recommended international code of practice general principles of food hygiene. CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004, Recommended international code of practice for packaging and transport of tropical fresh fruit and vegetables. CAC/RCP 53-2003, Code of hygienic practice for fresh friuts and vegetables. OECD, 2005, Guidance on objective tests to determine quality of fruits and vegetables and dry and dried produce. Pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian, 2006. 3 Istilah dan definisi 3.1 utuh buah sempurna tidak cacat (kecuali memar) yang mempengaruhi penampilan umum 3.2 cacat kerusakan fisik pada buah 3.3 cacat sangat kecil kerusakan fisik pada buah yang sangat sedikit sehingga tidak mempengaruhi mutu dan penampilan buah secara umum 1 dari 9

3.4 cacat kecil sedikit kerusakan fisik pada buah yang sedikit mempengaruhi mutu dan penampilan buah secara umum 3.5 tampilan segar keadaan fisik buah yang tidak menunjukkan keriput akibat berkurangnya kandungan air 3.6 layak konsumsi buah tidak busuk atau rusak 3.7 bersih buah bebas dari kotoran dan benda asing lainnya 3.8 bebas dari hama dan penyakit buah tidak terkontaminasi hama dan penyakit dan atau mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit 3.9 bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang ekstrim buah bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang mencolok dalam penyimpanan 3.10 bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal buah bebas dari penyimpanan pada lingkungan yang mengalami perubahan kelembaban yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau kimia buah 3.11 bebas dari aroma dan rasa asing buah bebas dari aroma dan rasa selain khas jeruk keprok 3.12 tingkat kematangan kondisi perkembangan fisiologis buah 3.13 pengkelasan penggolongan buah berdasarkan mutu dengan mempertimbangkan toleransi yang ditentukan 3.14 kode ukuran penggolongan buah berdasarkan diameter buah 2 dari 9

4 Ketentuan mengenai mutu 4.1 Ketentuan minimum 4.1.1 Untuk semua kelas buah jeruk keprok, ketentuan minimum yang harus dipenuhi adalah: utuh; padat (firm); penampilan segar; layak dikonsumsi; bersih, bebas dari benda asing; bebas dari memar; bebas dari hama dan penyakit. bebas dari kerusakan akibat suhu rendah dan atau tinggi; bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, kecuali pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin; bebas dari aroma dan rasa asing. 4.1.2 Buah harus dipetik secara hati-hati dan telah mencapai tingkat kematangan yang tepat sesuai dengan kriteria ciri varietas dan atau jenis komersial dan lingkungan tumbuhnya. Perkembangan dan kondisi jeruk keprok harus memungkinkan untuk mendukung penanganan dan pengangkutan hingga sampai ke tujuan dalam kondisi yang diinginkan. 4.1.3 Ketentuan kematangan Padatan terlarut total daging buah minimum 8 Brix. Derajat Brix menggambarkan nilai ratarata keseluruhan bagian daging buah. Warna buah harus menunjukkan ciri varietas dan atau tipe komersial serta lokasi tanam. Perlakuan pengkuningan kulit buah (degreening) tidak diperbolehkan. 4.1.4 Pelilinan diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan perubahan mutu dan karakteristik buah dengan memperhatikan persyaratan keamanan pangan. 4.2 Pengkelasan Jeruk keprok digolongkan dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu: - kelas super; - kelas A; - kelas B. 4.2.1 Kelas super Jeruk keprok bermutu paling baik (super) yaitu mencerminkan ciri varietas/tipe komersial, bebas dari kerusakan kecuali kerusakan sangat kecil. 4.2.2 Kelas A Jeruk keprok bermutu baik yaitu mencerminkan ciri varietas/tipe komersial, dengan kerusakan kecil yang diperbolehkan sebagai berikut: sedikit penyimpangan pada bentuk; sedikit penyimpangan pada warna kulit; 3 dari 9

sedikit penyimpangan pada kulit terkait dengan pembentukan buah; sedikit bekas luka/cacat pada kulit akibat mekanis. - total area yang mengalami penyimpangan dan cacat maksimum 10 % total luas permukaan buah dan penyimpangan tersebut tidak boleh mempengaruhi mutu daging buah. 4.2.3 Kelas B Jeruk keprok bermutu baik yaitu mencerminkan ciri varietas/tipe komersial, dengan kerusakan kecil yang diperbolehkan sebagai berikut: sedikit penyimpangan pada bentuk; sedikit penyimpangan pada warna kulit; sedikit penyimpangan pada kulit terkait dengan pembentukan buah; sedikit bekas luka/cacat pada kulit akibat mekanis. - total area yang mengalami penyimpangan dan cacat maksimum 15 % dari total luas permukaan buah dan penyimpangan tersebut tidak boleh mempengaruhi mutu daging buah. 5 Ketentuan mengenai ukuran Kode ukuran ditentukan berdasarkan diameter maksimum buah, sesuai dengan Tabel 1. Kode ukuran 6 Ketentuan mengenai toleransi Tabel 1 - Kode ukuran berdasarkan diameter Diameter (milimeter) 1 > 70 2 61 70 3 51 60 4 40 50 6.1 Toleransi mutu 6.1.1 Kelas super Batas toleransi mutu kelas super, yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 5 % dari jumlah atau bobot jeruk keprok tetapi masih termasuk dalam kelas A. 6.1.2 Kelas A Batas toleransi mutu kelas A yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10 % dari jumlah atau bobot jeruk keprok tetapi masih termasuk dalam kelas B. 4 dari 9

6.1.3 Kelas B Batas toleransi mutu kelas B, yang diperkenankan tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10 % dari jumlah atau bobot jeruk keprok tapi masih memenuhi persyaratan minimum. 6.2 Toleransi ukuran Untuk semua kelas, batas toleransi ukuran yang diberikan adalah 10 % berdasarkan jumlah atau bobot di atas atau di bawah kisaran ukuran yang ditentukan. 7 Ketentuan mengenai penampilan 7.1. Keseragaman Isi setiap kemasan jeruk keprok harus seragam dan berasal dari kawasan, kelas mutu dan ukuran yang sama. Jeruk keprok yang tampak dari kemasan atau yang curah harus mencerminkan keseluruhan isi. 7.2 Pengemasan Jeruk keprok harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi buah dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal buah. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi buah yang dicetak masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang tidak beracun. Jeruk keprok dikemas dalam kontainer sesuai dengan rekomendasi internasional untuk pengemasan dan pengangkutan buah dan sayuran segar (CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004). Kemasan harus memenuhi syarat mutu, higienis, ventilasi dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan dan pengiriman untuk mempertahankan mutu. Kemasan harus bebas dari benda dan aroma asing. 8 Penandaan dan pelabelan 8.1 Kemasan konsumen Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus sesuai dengan standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003, 2005 and 2008. Apabila isi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan harus diberi label yang berisi informasi mengenai nama buah dan ditulis sebagai nama varietas. 8.2 Kemasan bukan eceran Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus, serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang menyertai pengiriman barang. Untuk buah yang diangkut dalam bentuk curah, label harus ditunjukkan pada dokumen yang menyertai buah. Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan: nama dan varietas buah; nama dan alamat perusahaan eksportir, pengemas dan atau pengumpul; 5 dari 9

asal buah; kelas; ukuran (kode ukuran atau kisaran bobot dalam gram); bobot buah dalam setiap kemasan. 9 Residu pestisida Jeruk keprok harus memenuhi syarat di bawah batas maksimum residu pestisida sesuai dengan SNI 7313:2008. 10 Cemaran logam berat Jeruk keprok harus memenuhi syarat di bawah batas maksimum cemaran logam berat sesuai dengan Lampiran A. 11 Higienis 11.1 Jeruk keprok dianjurkan untuk memenuhi syarat higienis sesuai dengan prinsip dasar higienis makanan (CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-2003, CAC/RCP 53-2003) atau ketentuan lainnya yang relevan. 11.2 Jeruk keprok harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai dengan ketentuan standar mikrobiologi untuk makanan (CAC/GL 21-1997) atau ketentuan lainnya yang relevan. 12 Metode pengambilan contoh 12.1 Uji organoleptik Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus sesuai CAC/GL 50-2004. 12.2 Uji residu pestisida Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus sesuai dengan pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. 12.3 Uji cemaran logam berat Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus sesuai dengan CAC/GL 50-2004. 13 Metode pengujian 13.1 Uji organoleptik Pengujian organoleptik dalam ketentuan ini harus sesuai dengan pedoman pengujian organoleptik pada buah (OECD, 2005). 6 dari 9

13.2 Uji residu pestisida Pengujian residu pestisida dalam ketentuan ini sesuai dengan pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. 13.3 Uji cemaran logam berat Pengujian cemaran logam berat dalam ketentuan ini harus sesuai dengan CODEX STAN 228-2001. 7 dari 9

Lampiran A (normatif) Batas maksimum cemaran logam berat pada buah Tabel A.1 - Batas maksimum cemaran logam berat pada buah No Jenis logam berat Batas maksimum (mg/kg) 1 Arsen (As) 0,25 2 Kadmium (Cd) 0,2 3 Merkuri (Hg) 0,03 4 Timbal (Pb) 0,5 5 Timah (Sn) 40 8 dari 9

Bibliografi CODEX STAN 245-2004, Amd.1-2005, Codex standard for oranges. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 03725/B/SK/VII/1989 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan. RSNI4 7387:2008, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan. 9 dari 9

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.or.id