2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan banyaknya industri yang berkembang, baik industri yang berskala

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pola Konsumsi Pangan Sumber Karbohidrat Tahun Sumber : Susenas ; BPS diolah BKP Kementan

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertanam selain itu sebagian masyarakat Indonesia hampir setiap hari

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

Tabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas Menurut Cabang Industri

BAB 2 PRODUK DAN JASA

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN. Santi Oktaviani, Woro Priatini, Wendi Andriatna

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan lokal umbi-umbian, namun sampai saat ini pemanfaatan. Tanaman talas merupakan tumbuhan asli daerah tropis.

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan waktu. Banyak

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan menurut Indrasti (2004) adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA WISATAWAN MANCANEGARA KE JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung dikenal memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia pariwisata di Indonesia pada saat ini sudah maju dan berkembang dengan baik, karena ditunjang oleh berbagai komponen yang saling bekerja sama. Oleh karena itu Pemerintah maupun pihak swasta selaku pengelola objek wisata dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik. Berdasarkan Undang-Undang Pariwisata No.10 Tahun 2009 tentang pengertian pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (Bab 1, Pasal 1, Ayat 3). Industri pariwisata saat ini merupakan industri yang sedang dilakukan oleh Pemerintah disamping industri hasil alam yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Paradigma pembangunan beberapa negara ini lebih berorientasi kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk didalamnya adalah pariwisata. Demikian juga halnya yang berlangsung di Indonesia, aktivitas sektor pariwisata telah didorong dan ditanggapi secara positif oleh Pemerintah dengan harapan sektor pariwisata turut mambantu meningkatkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi wisata yang terus berkembang dengan pesat, serta didukung oleh kondisi geografis dataran tinggi beriklim dingin sehingga banyak menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini menimbulkan bermunculannya tempat-tempat perbelanjaan, rekreasi, serta kuliner. Hal tersebut mendorong baik investor lokal maupun interlokal berlomba-lomba mengembangkan dan membuat ide-ide usaha yang unik, berbeda dan memberikan nilai lebih kepada konsumen, salah satunya adalah industri kuliner. Dalam melakukan aktivitas pariwisata, para wisatawan pasti memerlukan fasilitas untuk beristirahat dan memenuhi kebutuhan akan pangan yang berupa makanan dan minuman, karena itu sudah menjadi kebutuhan dasar setiap manusia.

2 Faktor itulah yang membuat berkembangnya usaha kuliner disuatu tempat wisata tidak terkecuali di. Kebutuhan pangan yang harus dipenuhi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara seringkali menginginkan rasa yang berbeda dari tempat-tempat lain dan pelayanan yang lebih baik. Suatu perusahaan yang memiliki usaha dalam bidang kuliner harus mempunyai strategi dalam menjual produk dan jasa mereka dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat. Semakin banyak pesaing semakin banyak pula yang menjadikan pilihan bagi para pelanggan untuk dapat memiliki produk yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pelanggan. Memuaskan para pelanggan merupakan salah satu tujuan dari perusahaan tersebut untuk menuju profibilitas dan kepuasan para pelanggan serta menjadikan poin yang sangat penting bagi perusahaan untuk lebih diperhatikan, tetapi apabila terdapat pelanggan yang merasa tidak puas dengan pelayanan maupun makanan yang telah tersedia maka pelanggan akan berpindah perusahaan ke tempat lain. Pilihan kuliner yang ada di sangat beragam, mulai dari makanan tradisional sampai dengan makanan luar negeri, serta ada pun jajanan tradisional sampai dengan jajanan yang sudah dimodifikasi. Sudah banyak berbagai macam tempat makan dan inovasi makanan yang sudah ada menjadi inovasi baru di, sehingga banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin mencoba. Dalam usaha tempat makanan tersebut banyak beraneka ragam bentuk, ada yang berbentuk makanan cepat saji seperti restoran, cafe, kedai, dan lain-lain. Harga ditempat makan tersebut berbeda-beda, ada yang harga luar biasa mahal tetapi biasanya untuk kalangan atas, dan ada pula harga yang murah serta sedang, harga tersebut biasanya untuk kalangan pelajar atau mahasiswa. Menurut data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2014, selama periode lima tahun dari tahun 2009 2013 Jumlah data wisatawan yang datang ke sempat meningkat. Di bawah ini merupakan tabel data kunjungan wisatawan ke :

3 Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke TAHUN WISATAWAN MANCANEGARA DOMESTIK JUMLAH 2009 168.712 2.928.157 3.096.869 2010 180.603 3.024.666 3.205.269 2011 194.062 3.882.010 4.070.072 2012 158.848 3.354.857 3.513.705 2013 170.982 3.726.447 3.897.429 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 data kunjungan wisatawan ke mengalami kenaikan dan penurunan, disebabkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan dan pada tahun 2012 mengalami penurunan lalu pada tahun 2013 kunjungan wisatawan ke mengalami kenaikan kembali. Kota Bandung memiliki banyak hal yang menarik perhatian para wisatawan untuk berkunjung ke seperti tempat wisata dan tempat kuliner yang banyak ragamnya. memiliki banyak variasi oleh-oleh khas yang bisa dibawa sebagai buah tangan ketika berkunjung ke dan banyak toko-toko yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas, maka tidak sulit untuk mencari kuliner khas. Oleh-oleh yang paling terfavorit dan menjadi pilihan para pelaku bisnis kuliner di Kota Bandung adalah brownies. Brownies kini telah banyak diminati oleh para wisatawan asing maupun para wisatawan lokal saat berkunjung ke. Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke tanpa membawa oleholeh yang satu ini. Menurut Noormindhawati (2014, hlm.3) Brownies pada awalnya merupakan cake cokelat yang gagal. Karena teksturnya bantat dan sedikit basah di bagian dalam, tidak sebagaimana cake pada umumnya yang lembut dan berpori. Namun pada kenyataannya, cake jenis ini ternyata dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Brownies pertama kali dikembangkan di Amerika pada akhir

4 abad ke-19. Selanjutnya pada abad ke-20, brownies semakin dikenal luas di berbagai negara. Dan kini, brownies semakin kaya rasa dan banyak variannya. Bahkan menjadi salah satu jenis cake yang banyak peminatnya. Berdasarkan dari hasil analisis pra-penelitian yang dilakukan penulis ke beberapa toko brownies yang ada di dan varian rasa brownies dapat dilihat dari Tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2 Data Beberapa Toko Brownies di NO NAMA TOKO ALAMAT MENU VARIAN 1. Amanda Jl.Lengkong Besar 101 2. Prima Rasa Jl.Pasir Kaliki 3. Vanissa Jl.Soekarno Hatta cheese cream tiramisu green pink choco blueberry banana biz sarikaya pandan original Brownies bakar Brownies kering Brownies panggang cokelat Brownies panggang mocca keju tiramisu ketan hitam Brownies cokelat Brownies keju Brownies blueberry Brownies strawberry Brownies keju pandan Brownies pisang keju

5 4. Kaduga Jl.Kopo 5. Vaganza Jl.Cijerah no 1 Sumber : Data diolah tahun 2015 Brownies original Brownies blueberry Brownies keju Brownies pindekas Brownies cokelat Brownies keju Brownies blueberry Berdasarkan Tabel 1.2 dari beberapa toko brownies di, toko brownies yang menjual banyak berbagai varian rasa yaitu Amanda. Banyaknya varian rasa brownies yang terdapat di toko brownies Amanda menjadikan toko brownies tersebut banyak didatangi para wisatawan untuk membeli brownies berdasarkan selera konsumen. Sehingga toko brownies Amanda lah yang banyak diminati oleh para wisatawan dan sudah terkenal di. Maraknya brownies dikalangan wisatawan domestik maupun mancanegara membuat para pengusaha brownies bersaing dalam menciptakan produk yang berkualitas. Masing-masing perusahaan brownies memiliki ciri khas yang berbeda dari hasil produksi yang berbeda pula dengan produk brownies yang lainnya, dan juga varian rasa yang berbeda sesuai dengan selera para konsumen. Cara proses pembuatan brownies ada dua cara yaitu bisa dengan cara di kukus atau di panggang. Inovasi pengolahan makanan yang berbahan baku kacang merah sangat minim. Pengolahan yang biasa dilakukan terhadap bahan baku kacang merah hanya dibuat sebagai isi onde-onde, selai, dan bubur kacang merah. Maka dari itu dibutuhkan sebuah inovasi yang dapat memanfaatkan potensi serta kelebihan yang dimiliki oleh kacang merah tersebut. Inovasi sebagaimana yang diketahui, merupakan proses yang tidak pernah berhenti karena merupakan tuntutan perusahaan yang selalu menghendaki produkproduk terbaru yang tidak dapat muncul begitu saja kalau tidak ada orang-orang yang melakukannya (Bartono dan Ruffino, 2005, hlm.193). Karenanya, inovasi harus difokuskan pada pembaharuan dan penemuan. Produk tersebut dihadapkan pada bahan murah, cara mengolah dan menyajikan dengan cara yang eksklusif

6 sehingga tampak mahal. Untuk proses ini, memang diperlukan seorang staf yang memiliki daya imajinasi kuat, ide-ide yang unik dan keberanian mencoba. Pada saat ini sudah banyak sekali inovasi makanan yang tercipta dan para pengusaha yang saling bersaing untuk menciptakan sebuah kreasi baru untuk mengembangkan usahanya. Salah satu bahan baku lokal yang saat ini tidak banyak diolah yaitu kacang merah. Sebagai salah satu jenis kacang-kacangan, kacang merah memiliki kandungan energi, protein, lemak, dan karbohidrat 100 gram makanan dan bahan makanan sumber protein nabati, dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut: Tabel 1.3 Kandungan Energi, Protein, Lemak, dan Karbohidrat 100 g Makanan dan Bahan Makanan Sumber Protein Nabati Jenis Energi Protein Lemak Karbohidrat (Kkal) (g) (g) (g) Kacang Kedelai 331 34,9 18,1 34,8 Kacang Merah 336 23,1 1,7 59,5 Kacang Hijau 345 22,2 1,2 62,9 Kacang Tanah 452 25,3 42,8 21,1 Sumber : Wiramihardja (2004, hlm.211) Berdasarkan Tabel 1.3 bahwa kacang merah memiliki energi (kkal) tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai sedangkan kacang merah memiliki energi (kkal) rendah dibandingkan kacang hijau dan kacang tanah, kemudian kacang merah memiliki protein (g) tinggi dibandingkan dengan kacang hijau sedangkan kacang merah memiliki protein (g) rendah dibanding kacang kedelai dan kacang tanah, kemudian kacang merah memiliki lemak (g) tinggi dibandingkan dengan kacang hijau sedangkan kacang merah memiliki lemak (g) rendah dibanding kacang kedelai dan kacang tanah, kemudian kacang merah memiliki karbohidrat (g) tinggi dibandingkan dengan kacang kedelai dan kacang tanah sedangkan kacang merah memiliki karbohidrat (g) rendah dibanding kacang hijau.

7 Tanaman kacang merah tergolong dalam tanaman semak merambat yang membutuhkan penyangga ketika tumbuh. Bentuk biji kacang merah memiliki ukuran lebih besar dibanding biji kacang hijau ataupun kacang panjang dengan kulit biji berwarna merah tua atau merah bata. Jika kulit biji dikupas, maka akan terlihat biji kacang yang berwarna putih. Kacang merah banyak mengandung protein, lemak, natrium, serat, vitamin B1, vitamin B2, asam folat, dan mineral. Oleh karena itu, kacang merah sangat bermanfaat bagi tubuh serta sangat dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin. Kandungan vitamin B1nya mampu mencegah beri-beri serta menjaga metabolisme dan fungsi saraf. Kandungan protein nabatinya mampu mencegah tumbuhnya sel kanker pada usus besar. Kandungan zat besi dan tembaga yang ada dalam kacang merah mampu mencegah anemia serta membantu pembentukan berbagai enzim penting dalam tubuh (Saputra, 2014). Biji Kacang merah merupakan bahan makanan yang mempunyai energi tinggi dan sekaligus sumber protein nabati yang potensial. Kacang merah dapat digunakan sebagai sayuran (sayur asam atau sup), campuran salad, sambal goreng, kacang goreng, bahan dodol, wajik, dan aneka kue lainnya (Astawan, 2009, hlm.20). Dari hasil pengamatan penulis, penulis ingin memberikan alternatif pengolahan kacang merah menjadi variasi yang berbeda sebagai penambahan dunia kuliner yang mempunyai kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Dengan mempertimbangkan perkembangan potensi daerah dan nilai gizi yang terkandung dalam kacang merah, maka penulis tertarik untuk melakukan percobaan penggunaan kacang merah dalam pembuatan brownies yang biasanya hanya menggunakan tepung terigu saja. Keunikan dari brownies yang menggunakan tepung kacang merah yaitu meningkatkan nilai gizi dan lebih banyak protein nabatinya. Dalam penelitian ini saya menggunakan metode pengolahan melalui pembakaran sehingga biasa disebut brownies bakar, karena aslinya brownies memang dipanggang dan awalnya tercipta dari pembuatan cake yang gagal alias bantat.

8 Pengujian sensori atau pengujian dengan indra atau dikenal juga dengan pengujian organoleptik sudah ada sejak manusia mulai menggunakan indranya untuk menilai kualitas dan keamanan suatu makanan dan minuman (Setyaningsih, dkk, 2010, hlm.1). Pada produk pangan analisis sensori sangat penting, meskipun nilai gizinya sangat tinggi dan higienis, jika rasanya sangat tidak enak maka nilai gizinya dapat tidak termanfaatkan karena tidak seorangpun yang mau mengonsumsi. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa selera manusia sangat menentukan dalam penerimaan dan nilai suatu produk. Barang yang direspon secara positif oleh indra manusia karena menghasilkan kesan subjektif yang menyenangkan dan memuaskan harapan konsumen disebut memiliki kualitas sensori yang tinggi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN. 1.2 Rumusan Penelitian Adapun rumusan penelitian berdasarkan teori diatas, yaitu: 1. Bagaimana proses pembuatan tepung kacang merah pada brownies bakar berbasis tepung kacang merah. 2. Bagaimana formulasi standar resep pada penggunaan tepung kacang merah pada pembuatan brownies bakar. 3. Bagaimana respon daya terima konsumen terhadap brownies bakar berbasis tepung kacang merah.

9 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan penelitian di atas, maka adapun tujuan penelitian, yaitu: 1. Untuk mengetahui proses pembuatan tepung kacang merah pada brownies bakar berbasis tepung kacang merah. 2. Untuk mengetahui formulasi standar resep pada penggunaan tepung kacang merah pada pembuatan brownies bakar. 3. Untuk mengetahui respon daya terima konsumen terhadap brownies bakar berbasis tepung kacang merah. 1.3.2 Manfaat Penelitian Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian bagi menulis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis dalam melakukan penelitian ini penulis dapat mengetahui proses pembuatan tepung kacang merah dan mengetahui formulasi standar resep pada penggunaan tepung kacang merah pada pembuatan brownies bakar. 2. Manfaat Praktis Secara praktis adapun manfaat penulis yaitu untuk memberikan informasi tambahan tentang inovasi produk brownies dan penerimaan produk baru pada masyarakat di.