BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kementerian Keuangan adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi seperti saat ini, harus dipersiapkan sumber daya manusia

DAFTAR ISI III. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian... 40

Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan global,

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB V : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

AYO KERJA, KAMI PASTI

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Instansi Bentuk Instansi. Sejak jatuhnya Pemerintahan Orde Baru pada Bulan Maret

BAB I PENDAHULUAN. dimensi dan indikatornya dapat berbeda diantara orang-orang yang terlibat

PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN MAHASISWA di UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam prakteknya rumah sakit digunakan sebagai tempat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pendidikan tinggi, menjadikan perguruan tinggi sebagai sektor strategis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan barang berteknologi. Konsumen cenderung menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance), Indonesia akhirnya melakukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi publik maupun swasta perlu untuk peningkatan kinerja aparatur dalam

BAB I PENDAHULUAN. keamanan, keterisolasian, keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, keterbatasan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, suatu

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula organisasi-organisasi baik yang bersifat sosial maupun formal di. akan mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Riset dalam pelayanan pelanggan secara berulang-ulang menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga mampu unggul dalam persaingan tersebut. perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan terhadap perusahaan yang dikelola tersebut. pengalaman pelanggan yang menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Air

2011, No dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lemba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB 7 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. sebelumnya. Selain itu juga dipaparkan keterbatasan penelitian dan rekomendasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara menerapkan prinsip good governance dengan mengadopsi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2012, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nom

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mesin air, memasak, hingga melalukan pekerjaan rumah tangga lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. macam jenis, mutu, dan bentuk, dimana keseluruhan tersebut ditujukan untuk

PRESENTASI KEPALA PUSAT PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN. Dalam Rakornis BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2016

Cerdas, Terampil dan Bermartabat

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan

I.PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan ekonomi nasional ialah mendorong percepatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan menjadi sangat penting perannya dalam mengantarkan

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME WIDYAISWARA PASCA PERMENPAN NOMOR 14 TAHUN Penulis : Adang Karyana S

BAB 1 PENDAHULUAN. berbasis pada kemampuan riset dan untuk lebih mendekatkan antara teori dan

BERITA NEGARA. No.745, 2016 BKPM. Tunjangan Kinerja. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Profil Benz Auto Car Wash Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kepulauan yang berciri Nusantara yang disatukan oleh wilayah perairan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, maka berbagai aturan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya dan berkembangnya tekhnologi di era globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PEDOMAN PENATAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini perkembangan perekonomian di Indonesia telah

Rencana Strategis

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kekuatan utama yang harus dimiliki dan dipersiapkan oleh organisasi untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin canggih terletak pada sumber daya manusia yang dimiliki organisasi tersebut. Sumber daya manusia merupakan faktor penting (critical factor) dalam mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi juga merupakan salah satu unsur yang menunjang terselenggaranya seluruh kegiatan organisasi. Sebagai asset yang paling berharga bagi suatu organisasi, sumber daya manusia dengan segala potensi yang dimilikinya dapat memberikan kontribusi dan prestasinya yang optimal untuk mencapai tujuan organisasi. Karenanya pengembangan sumber daya manusia seringkali menjadi prioritas dalam suatu organisasi Proses pengembangan sumber daya manuisa berhubungan erat dengan konsep pendidikan dan pelatihan. Melalui pelatihan diharapkan seluruh potensi yang dimiliki seorang pegawai seperti pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), sikap (attitude) maupun perilaku (behavior) dapat ditingkatkan. Pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pemberdayaan. Dengan kata lain pendidikan memiliki fungsi tidak saja untuk menguak potensipotensi yang ada dalam diri tetapi juga untuk mengendalikan potensi yang dikembangkan agar dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang bersangkutan. Pendidikan dan pelatihan ini harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan karena percepatan dalam bidang teknologi senantiasa menuntut peningkatan kompetensi dari para pegawai. Meningkatnya kompetensi pegawai dengan sendirinya dapat meningkatkan kualitas dan prestasi kerjanya. Selain itu pegawai juga dapat memenuhi tuntutan jabatan maupun mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di unit organisasinya.

2 Keberhasilan peningkatan kompetensi serta kualitas dan prestasi kerja para pegawai tentunya tidak terlepas dari kesuksesan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang sukses didukung oleh kecermatan dalam menentukan kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta ketepatan dan kesesuaian program pelatihan yang diselenggarakan dengan kebutuhan organisasi. Seiring dengan kompleksitas kebutuhan pendidikan dan pelatihan dalam pembangunan di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, struktur dan desain organisasi Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Pelatihan) Pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia yang lalu dipandang kurang mampu mengakomodir berbagai perubahan dan tuntutan pengembangan sumber daya manusia hukum dan hak asasi manusia. Keterbatasan Pusdiklat pegawai dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan ini terlihat dari persentase peserta pendidikan dan pelatihan. Dari kurang lebih 35.000 pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia yang dapat dididik dan dilatih untuk ditingkatkan kompetensi dan profesionalitasnya, sampai dengan tahun 2006, baru hanya sekitar 11,56 sampai 12,42 persen pegawai yang mampu diberikan pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan terdiri dari 58 jenis kegiatan pendidikan dan pelatihan mencakup bidang kepemimpinan, fungsional maupun teknis, seperti keimigrasian, pemasyarakatan, Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Asasi Manusia (Bulletin SDM, 2007:3). Saat ini jumlah pegawai Departemen Hukum dan HAM berdasarkan Laporan Tahunan Biro Perencanaan Departemen Hukum dan HAM Tahun 2007 mencapai kurang lebih 40.000 orang. Tersebar di 11 (sebelas) unit Utama Eselon I, 33 (tiga puluh tiga) unit Kantor Wilayah, 575 (lima ratus tujuh puluh lima) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan, 5 (lima) unit Balai Harta Peninggalan (BPH), 126 (seratus dua puluh enam) UPT Imigrasi dan 19 (Sembilan belas) Kantor Perwakilan Imigrasi di luar negeri. Seluruh pegawai tersebut sudah seharusnya mendapatkan pembinaan yang berjenjang dan berkelanjutan agar potensinya berkembang, keahlian dan

3 pengetahuannya bertambah serta kompetensi yang dimilikinya meningkat sehingga mampu menghadapi berbagai kendala dalam pencapaian tujuan organisasi. Bila dibandingkan dengan departemen lain seperti Departemen Dalam Negeri, Departemen Perhubungan dan Departemen Agama, unit kerja pendidikan dan pelatihan dilakukan oleh sebuah Badan yang dikepalai oleh seorang pejabat eselon I. Hal ini berarti bahwa kewenangan Pusdiklat Pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia selama ini lebih terbatas dibandingkan dengan departemen lain, yang memiliki wewenang setingkat eselon I (satu). Padahal, bila kita tengok beban kerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia memiliki beban kerja yang cukup kompleks dan variatif. Pada saat semakin kompleks dan beragamnya kebutuhan pendidikan dan pelatihan, persoalan potensial yang muncul di Pusdiklat dengan bentuk struktur dan desain organisasi saat itu (desain organisasi yang hanya setingkat eselon II) menyulitkan untuk koordinasi, akomodasi dan adaptasi terhadap tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia hukum dan hak asasi manusia secara luas. Oleh karena itu, pada tahun 2007 Pusdiklat (Pusat Pendidikan dan Latihan) Pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dikembangkan organisasinya menjadi BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia) Hukum dan Hak Asasi Manusia. Restrukturisasi organisasi Pusdiklat bertujuan agar organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia lebih akomodatif dan adaptif dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang professional dan kompeten. Pengembangan organisasi Pusdiklat Pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia menjadi BPSDM Hukum dan Hak Asasi Manusia serta adanya peningkatan eselonering Pusdiklat Pegawai menjadi sebuah Badan Unit Eselon I, merupakan salah satu usaha transformasi guna meningkatkan kapasitas organisasi sebagai public service di bidang pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia.

4 Kehadiran BPSDM Hukum dan HAM diharapkan dapat menjadi ujung tombak organisasi dalam pembinaan aparat dengan variasi kebutuhan kompetensi yang cukup kompleks dan dalam operasionalisasi kerja, BPSDM Hukum & HAM dituntut dapat memenuhi berbagai kebutuhan pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap Pegawai Negeri Sipil agar dapat menjalankan tugas-tugas pemerintahan di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (Barmawi, 2008) Transformasi organisasi Pusdiklat menjadi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM disahkan melalui Peraturan Presiden RI No. 91 tahun 2006 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI. Transformasi ini bukan saja hanya peningkatan status eselon ataupun masalah kesejajaran BPSDM Hukum dan HAM dengan unit eselon I lainnya. Perubahan ini selain diiringi dengan kompleksitas dan variasi kerja dalam pengembangan sumber daya manusia hukum dan hak asasi manusia juga menunjukkan bertambah luasnya kewenangan yang dimiliki BPSDM Hukum dan HAM dalam pembinaan sumber daya manusia di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia. Departemen Hukum dan HAM memiliki karakteristik unit organisasi yang khas dam menggambarkan bidang-bidang yang menuntut keahlian spesifik (Buletin SDM, 2007:2). Luasnya cakupan bidang yang ditangani Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia menuntut pembinaan aparatur yang lebih luas dan intensif. Mengingat cakupan lingkup tugas Departemen Hukum dan HAM yang begitu luas dan heterogen maka kebutuhan dan tuntutan pelatihan dan pengembangan Sumber Daya Manusia semakin besar, sehingga tuntutan ini tidak dapat ditangani oleh satu pusat saja. Berdasarkan Surat Menpan RI No. B/941/M.PAN/42007, tanggal 16 April 2007,tentang Penyempurnaaan Rancangan Peraturan Menteri Hukum dan HAM dan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.04.PR.07.10 Tahun 2007 Tanggal 20 April 2007, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I., maka struktur organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia

5 terdiri dari 48 jabatan struktural yang tersebar dalam 3 (tiga) Pusat Pengembangan yaitu Pusat Pengembangan Kepemimpinan dan Manajemen, Pusat Pengembangan Teknis dan Pusat Pengembangan Fungsional dan HAM, 2 unit pelaksana teknis pendidikan setingkat eselon 3 dan kelompok jabatan fungsional. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai Departemen Hukum dan HAM yang dulu ditangani oleh satu pusat pendidikan dan pelatihan, kini dengan adanya transformasi organisasi pusdiklat menjadi BPSDM Hukum dan HAM penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ditangani oleh 3 (tiga) pusat pengembangan. Pusat Pengembangan Kepemimpinan dan Manajemen melaksanakan tugas di bidang pendidikan dan pelatihan kepemimpinan dan manajemen, Pusat Pengembangan Fungsional dan HAM melaksanakan tugas di bidang pendidikan dan pelatihan fungsional dan hak asasi manusia serta Pusat Pengembangan Teknis yang melaksanakan tugas di bidang pendidikan dan pelatihan teknis. Transformasi dikatakan berhasil ketika pelanggan dan karyawan telah mengubah kesan mereka terhadap perusahaan atau organisasi secara fundamental (Ulrich, 1997). Demikian pula yang terjadi dengan transformasi organisasi Pusdiklat Pegawai menjadi BPSDM Hukum dan HAM. Pusdiklat sebelum transformasi mempunyai kesan sebagai tempat pelaksanaan pendidikan dan pelatihan internal saja, setelah melalui proses transformasi mempunyai kesan sebagai sarana pelaksana berbagai pendidikan dan pelatihan baik untuk internal maupun eksternal organisasi di bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM menangani berbagai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang hukum dan hak asasi manusia bagi organisasi di lingkungan Departemen Hukum dan HAM maupun bagi organisasi di luar Departemen Hukum dan HAM. Program pengembangan internal dan eksternal ini menunjukkan semakin luasnya kewenangan yang dimiliki BPSDM Hukum dan HAM dalam pembinaan sumber daya manusia. McKinsey (2004) mendefinisikan transformasi sebagai perubahan yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan menuju tingkat kinerja yang lebih tinggi

6 berdasar pada kapabilitas dan budaya organisasi. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM memiliki misi menyelenggarakan pengembangan sumber daya manusia Hukum dan HAM d bidang kepemimpinan dan manajemen, bidang fungsional dan hak asasi manusia serta bidang teknis. Dengan adanya perubahan atau transformasi organisasi diharapkan dapat menunjukkan tingkat kinerja yang lebih tinggi. Namun perubahan tidak selalu berlangsung dengan mulus, sebagian besar akan menghadapi hambatan, baik dari tingkat individu, kelompok maupun organisasional. Perubahan yang terjadi juga akan mendapatkan persepsi dan cara pandang yang berbeda-beda dari setiap individu yang merasakan perubahan tersebut. Satu hal yang perlu dijelaskan dalam tesis ini adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai pemberian pelayanan atau proses penyajian pelayanan. Sehingga teori yang digunakan pun adalah teori yang berkaitan dengan evaluasi kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas layanan yang nyata-nyata mereka terima atau peroleh dengan layanan yang sesungguhnya mereka inginkan (Fitzsimmons & Fitzsimmons, 1994; Parasuraman et. Al., 1988). Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka pelayanan dapat dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka pelayanan dapat dikatakan tidak bermutu; apabila kenyataan sama dengan harapan maka pelayanan disebut memuaskan. Evaluasi terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan pada akhir tahun 2008 oleh bidang Penyusunan Program dan Kerjasama serta bidang Evaluasi dan Pelaporan masing-masing Pusat Pengembangan BPSDM Hukum dan Hak Asasi Manusia menunjukan hasil sebagai berikut : 1. Belum terwujudnya pelaksanaan program dan kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagai suatu system terpadu (perencanaan, penyelenggaraan dan evaluasi) 2. Belum terpenuhinya ragam pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan organisasi unit eselon I

7 3. Belum tercapainya outcome program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan perencanaan 4. Belum terciptanya kesesuaian antara sasaran kompetensi pendidikan dan pelatihan dengan kurikulum dan metoda 5. Masih adanya inefisiensi jam mata pelajaran bila dibanding dengan output yang dihasilkan 6. Belum memadainya sarana penunjang kegiatan belajar di kelas (Laporan Evaluasi Kinerja BPSDM Hukum dan HAM, 2008) Namun evaluasi tersebut di atas belum mencakup evaluasi terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang diajukan adalah 1. Bagaimana persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM.? 2. Bagaimanakah kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ditinjau dari dimensi (i) tangibility (ii) reliability (iii) responsiveness (iv) assurance dan (v) emphaty? 3. Bagaimanakah posisi masing-masing dimensi (i) tangibility (ii) reliability (iii) responsiveness (iv) assurance dan (v) emphaty menurut tingkat kepentingan (harapan peserta pendidikan dan pelatihan) dan kinerja yang telah dicapai (persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap kenyataan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan)?

8 4. Seberapa besar kesenjangan antara persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dirasakan dan harapan terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di BPSDM Hukum dan HAM? 4.1. Tujuan dan Signifikasi Penelitian 4.1.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM. 2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pendidikan dan pelatihan dengan menggunakan konsep Service Quality melalui 5 (lima ) dimensinya yaitu dimensi (i) tangibility (ii) reliability (iii) responsiveness (iv) assurance dan (v) emphaty 3. Untuk menganalisis tingkat kesesuaian antara harapan peserta pendidikan dan pelatihan dan persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap kenyataan dalam kelima dimensi kualitas pelayanan. 4. Untuk mengetahui seberapa besar kesenjangan (gap) antara persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang dirasakan dan harapan terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di BPSDM Hukum dan HAM 4.1.2. Signifikansi Penelitian Signifikansi penelitian meliputi : 1. Signifikansi Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai kualitas pelayanan di bidang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta dapat memberi masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan administrasi kebijakan publik.

9 2. Signifikansi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu masukan di dalam penyusunan program serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM serta masukan bagi organisasi publik yang ditujukan untuk memberdayakan sumber daya manusia sebagai aset utama organisasi untuk meningkatkan kapasitas organisasi. 4.2. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah BAB I merupakan PENDAHULUAN yang menjelaskan aspek yang menjadi latar belakang melakukan penelitian persepsi peserta pendidikan dan pelatihan terhadap kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di BPSDM Hukum dan HAM. Berdasarkan latar belakang tersebut dirumuskan pokok permasalahan penelitian dan dikemukakan tujuan penelitian, signifikansi penelitian serta sistematika penulisan tesis ini. Pada BAB II berisi TINJAUAN LITERATUR yang berisi uraian mengenai teori-teori yang menjadi dasar untuk membangun kerangka konseptual, paradigma penelitian serta analisis hasil penelitian. Diawali dengan memaparkan penelitian terdahulu yang memperkuat data dan informasi serta teori yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan konsep pelayanan publik, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan serta konsep pendidikan dan pelatihan. BAB III yaitu bagian METODE PENELITIAN dijelaskan metode penelitian, populasi dan penentuan sampel penelitian, instrumen penelitian, cara pengumpulan data, jenis data serta pendekatan statistik sebagai alat analisis dan interpretasi hasil penelitian. BAB IV merupakan paparan mengenai GAMBARAN ORGANISASI Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM serta

10 PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam gambaran umum dipaparkan segala hal yang berkaitan dengan organisasi BPSDM Hukum dan HAM yang menunjang informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Informasi tersebut meliputi visi dan misi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, fokus kegiatan yaitu pendidikan dan pelatihan serta fasilitas pendukung kegiatan pendidikan dan pelatihan. Pada bagian PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN dipaparkan data hasil penelitian, penyajian hasil, pengolahan data penelitian, tabulasi, deskripsi, analisis serta interpretasi hasil penelitian dan hubungannya dengan kerangka teori dan paradigma yang diajukan. Jawaban atas pertanyaan penelitian dapat diketahui dalam Bab ini. Terakhir yaitu BAB V yaitu PENUTUP menyajikan Simpulan dan Saran. Kesimpulan disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan dimensi kualitas pelayanan atau service quality yaitu dimensi (i) tangibility (ii) reliability (iii) responsiveness (iv) assurance dan (v) emphaty kemudian diajukan saran-saran pengembangan bagi kemajuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM.