HUBUNGAN ANTARAKEPUASAN KERJA DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA KARYAWAN HAPPY PUPPY SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERSEPSI KEADILAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. AGUS JAYA MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK. Utin Wigiatri Endang Hendrayanti

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

Sumarlan 1), Liandy Disma Anggara 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun

HUBUNGAN KEPUASAN TERHADAP GAJI DENGAN ETOS KERJA KARYAWAN KPRI DI KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGAWASAN DENGAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir.

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

DAFTAR PUSTAKA. Alex S. Nitisemito,2005, Manajemen Personalia : Manajemen Sumber Daya. Manusia, edisi ketiga, Jakarta : Ghalia Indonesia

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG KEPERAWATAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mengharapkan produktivitas kinerja yang optimal dari

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

BAB III METODE PENELITIAN. populasi atau bagian populasi untuk mencari hubungan-hubungan yang. data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1998).

Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN MEMPERHATIKAN KEPUASAN KERJA. Oleh RETNO LARAS PALUPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia susunan Poerwadarminta

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat yang terkenal memiliki beberapa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

PENGARUH PENGHARGAAN, PROMOSI JABATAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. AXA FINANCIAL INDONESIA SURABAYA

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai tujuan yang harus

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada para pemimpin dan karyawan PT Wahana Persada

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

KINERJA DITINJAU DARI STRES KERJA PADA KARYAWAN STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA. Ariana Sumekar

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian

PENGARUH DISIPLIN KERJA, SEMANGAT KERJA, DAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UD. GUDANG`E TAHU TAKWA KABUPATEN KEDIRI

ANALISIS KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. IDS MARKETING INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

Bab 3 Metode Penelitian. 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesa Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional

PENGARUH PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KEADILAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DI PERUSAHAAN X. Wahyudhi Sutrisno ABSTRACT

DAFTAR PUSTAKA. Fathoni, Abdurahmat ManajemenSumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA RESTORAN A&W MALL TRANS STUDIO MAKASSAR. A s m a w i y a h 1

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN

SETIAWAN ATMIANTO Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PEMANEN.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA (Studi Pada Pegawai Administratif SMK Persada Makassar)

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki NSS , dan NIS No Surabaya. Mulai tahun pelajaran SMA Hang Tuah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN LUWES GADING

Pengaruh Semangat Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT. Sinar Galesong Pratama Malalayang. Max Pangkey

Candra, et al,. Pengaruh kepemimpinan transformasional dan Motivasi terhadap...

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

KORELASI PENERAPAN MESIN ABSENSI BIOMETRIK FACE RECOGNITION TERHADAP KEMUDAHAN MANAJEMEN DATA KEHADIRAN SERTA KEDISIPLINAN CIVITAS SMK N 2 SINGARAJA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK SINARMAS, TBK CABANG MANADO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan tetap PTPN VII (Persero)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Insentif dan disiplin kerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN GENERAL MANAGER (GM) DENGAN PERILAKU KERJA KARYAWAN DI HOTEL BUMIMINANG PADANG SRIANDANI PASARIBU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data jawaban dari hasil kuesioner yang diperoleh dari

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Cabang Blitar)

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARAKEPUASAN KERJA DENGAN KEDISIPLINAN KERJA PADA KARYAWAN HAPPY PUPPY SURABAYA Dannisya Rahmat Perdana Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, email: dannisyarahmat@yahoo.co.id Hermien Laksmiwati Program Studi Psikologi, FIP, Unesa, email: hlaksmiwati@yahoo.com Abstrak SDM yang bermutu serta perusahaan yang kompeten, di butuhkan dalam mewujudkan kepuasan kerja dan kedisiplinan kerja. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku aktif dari setiap aktivitas perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja karyawan Happy Puppy Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 44 karyawan Happy Puppy Surabaya. Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala kepuasan kerja dan skala kedisiplinan kerja yang disusun menggunakan skala likert. Metode analisis data menggunakan korelasiproduct moment untuk menguji hubungan antara dua variabel. Hasil analisis data menunjukkan nilai kofisien korelasi sebesar 0,832 (r= 0,832) dengan taraf signifikansi 0,05 (p=0,000). Hasil tersebut membuktikan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja. Kata kunci:kepuasan Kerja, Kedisiplinan Kerja, Karyawan Abstract A qualified human resource and a good company are two conditions needed for work satisfaction and work discipline. An employee and a company are two things that cannot be separated. The employee is the main character in handling the work wheel and the whole activity in the company. This research aims to know the relationship between work satisfaction and work discipline of Happy Puppy Employee in Surabaya. This research is a quantitative research. The subject for this research are 44 employees of Surabaya Happy Puppy. The instrument used in this research are work satisfaction scale and work discipline scalethat were complied using likert scale. The data were analyzed using correlation product moment to test the relationship between two variables. The result shows coefficient correlation of 0,832(r= 0,832) with the significant level of 0,05 (p=0,000). That result approved that there is a relationship between work satisfaction scale and work discipline. Keywords : Work Satisfaction, Work Discipline, Employee PENDAHULUAN Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman manusia dan hiburan saling berkaitan hal ini yang mendorong para pelaku usaha untuk membangun, menyediakan, serta mengembangkan usaha tempat hiburan dengan pengembangan strategi yang sitematis terutama pada aspek Sumber Daya Manusia(SDM).Perusahaanselaluberupaya untuk membuat inovasi sertameningkatkan kualitas mutu sumber daya manusia tersebut dengan cara mengadakan peningkatan skill dan wawasan guna meningkatkan mutu karyawan suatu perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan yang lain. Karyawan sebagai sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan. perusahaan akan berjalan dengan baik jika dijalankan oleh sumber daya manusia yang baik dan berkualitas, oleh karena itu keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan tetap dijaga. Hal ini 1 seperti apa yang dikemukakan Allen (dalam As ad, 2008) bahwa sebaik apapun organisasi direncanakan dan diawasi, apabila sumber daya manusianya atau karyawandari suatu perusahaan tidak menjalankannya dengan minat dan gembira maka suatu organisasi tidak akan mencapai hasil yang sebenarnya dapat dicapainya. Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia yang dikelola. Pengelolahan sumber daya manusia tidak lepas dari faktor karyawan yang diharapkan dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai suatu tujuan dan keinginan. Dalam usaha memanfaatkan dan mengelola sumber daya manusia diperlukan manajemen yang baik dalam perusahaan. Perusahaan harus mengerti dan memahami setiap hal yang dapat memberikan kepuasan kerja pada karyawan. Kepuasan dalam pekerjaan yang digeluti oleh seseorang dapat memberikan dampak yang baik bagi organisasi menaunginya. As ad (2008) mengatakan

Character. Volume 03 Nomor 2 Tahun 2014 bahwa pegawai yang puas dengan apa yang diperolehnya dari organisasi akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan, dia akan terus memperbaiki kinerjanya, pegawai yang merasa tidak puas cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang membosankan dan menjemukan sehingga ia bekerja. Kepuasan kerja jadi masalah yang cukup menarik karena manfaatnya berguna untuk kepentingan individu, industri serta masyarakat. Kepuasan kerja pada tingkat tertentu dapat mencegah karyawan mencari pekerjaan diperusahaan lain. Karyawan tersebut mendapatkan kepuasan, akan cenderung bertahan perusahaan. Karyawan yang memperoleh kepuasan dari perusahaannya akan memiliki rasa keterikatan atau komitmen lebih besar terhadap perusahaan dibanding karyawan yang tidak puas. Kepuasan kerja yang berasal dari dalam diri disebut juga motivator factor atau faktor intrinsik, faktor kepuasan kerja yang berasal dari luar diri disebut hygiene factor atau faktor ekstrinsik Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001), ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka mempunyai motivasi untuk berkerja yang tinggi, mereka lebih senang dalam melakukan pekerjaannya, ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang malas berangkat ke tempat bekerja dan malas dengan pekerjaan dan tidak puas. Tingkah laku karyawan yang malas tentunya akan menimbulkan masalah bagi perusahaan berupa tingkat absensi yang tinggi, keterlambatan kerja dan pelanggaran disiplin yang lainnya, tingkah laku karyawanyang puas akan lebih menguntungkan bagi perusahaan. Kepuasan kerja akan mendorong karyawan untuk berprestasi lebih baik. Prestasi yang lebih baik akan menimbulkan imbalan ekonomi dan psikologis yang lebih tinggi. Imbalan tersebut dipandang pantas dan adil maka timbul kepuasan yang lebih besar karena karyawan merasa bahwa mereka menerima imbalan sesuai dengan prestasinya. Imbalan dipandang tidak sesuai dengan tingkat prestasi maka cenderung timbul ketidakpastian. Robbins (1998), istilahkepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.handoko (2002) menyatakan bahwa kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah keadaan emosional menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka. Pendapat tersebut dapat dipahami bahwa karyawan harus ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang keterampilannya. Kepuasan kerja mengandung makna yang sangat penting baik dari sisi pekerja maupun perusahaan serta bagi masyarakat secara umum, menciptakan keadaan yang bernilai positif dalam lingkungan kerja suatu perusahaan mutlak merupakan kewajiban dari setiap jajaran pimpinan perusahaan yang bersangkutan. Seseorang karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila ia ditempatkan pada posisi dan golongan yang sesuai dengan keinginannya, manajemen juga harus melihat kemampuan karyawan tersebut agar dapat bernilai positif. Perusahaan juga harus menyediakan jaminan keuangan dan sosial yang layak dan adil. Jaminan tersebut sangat penting artinya bagi karyawan mengingat mereka bekerja bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk memberikan kehidupan yang layak pada keluarga mereka. Perusahaan dan karyawan merupakan dua hal yang menjadi satu kesatuan. Karyawan memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku aktif dari setiap aktivitas perusahaan. Organisasi atau perusahaan, didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang mana status tersebut berupa pendidikan, jabatan dan golongan, pengalaman dan jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pengeluaran, serta tingkat usia dari masing-masing individu tersebut (Hasibuan, 2000). Perbedaan-perbedaan tersebut akan dibawa ke dalam dunia kerja, sehingga dengan adanya perbedaan tersebut menyebabkan kepuasan kerja berbeda satu sama lainnya, walaupun mereka ditempatkan dalam satu lingkungan kerja yang sama. Howel & Dipbowe (dalam Munandar, 2001) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat suka dan tidak suka tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya. Kepuasan kerja mencerminkan sikap masing-masing tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Hal ini didukung oleh apa yang disampaikan oleh As ad (2008) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Kepuasan kerja menjadi hal penting dalam dunia industri karena diyakini kepuasan kerja yang tinggi akan mendorong peningkatan kinerja karyawan dan kelompok. Banyak faktor yang terkait dalam perbaikan kinerja perusahaan, apabila dilihat dari aspek sumber daya manusia antara lain penegakkan disiplin kerja bagi karyawan, pemberian reward bagi karyawan yang berprestasi, dan pemberian insentif negatif bagi karyawan yang melakukan pelanggaran. Disiplin kerja karyawan merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan prestasi kerja sehingga karyawan bisa bekerja secara optimal 2

mencapai target. Berdasarkan keterangan supervisor masih ada pelanggaran yang terjadi pada karyawan waktu kerja disebabkan kurangnya pengawasan dari atasan yang berupa kapten, kapten mempunyai tugas dalam mengawasi kinerja karyawan serta mempunyai wewenang dalam memberikan sanksi dan sebagai contoh rekan-rekannya. Lemahnya pengawasan dari kapten menimbulkan ketidakdisiplinan dan dapat dilihat dalam satu bulan terdapat 5 dari 44 karyawan terlambat yang seharusnya masuk jam 17.30 wib baru datang jam17.50 wib. Berdasarkan keterangan supervisor ada juga ketidakdisiplinan karyawan ketika masuk pagi yang mencuri waktu untuk tidur di kamar mandi, merokok, dan tidak masuk kerja tanpa adanya surat keterangan sakit dari rumah sakit. hal ini diketahui ketika ada pengawas yang berkeliling untuk memantau kinerja dari karyawan ini dapat berdampak pada jam operasional yang tidak maksimal dan bahwa kepuasan kerja masih rendah beberapa. Indikasi dilapangan menunjukkan ketidakpuasan kerja oleh karyawan perusahaan tersebut adalah prosedur promosi yang tidak jelas selama ini tidak ada kenaikan jabatan bagi karyawan diperusahaan tersebut dan rekan kerja yang kurang mendukung lebih mementingkan individu dari pada kerja tim serta kurangnya atasan memberikan penghargaan bagi karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik. Salah satu hal yang menjadi indikator rendahnya kepuasan kerja adalah kemangkiran. Menurut Robbins (2003) masuk akal bahwa karyawan yang tidak puas besar kemungkinannya untuk tidak masuk kerja. Perilaku terlambat datang ketempat kerja dan tidak masuk kerja dianggap sebagai perilaku yang tidak efisien, hal ini tentu saja menimbulkan kerugian bagi organisasi. Adanya kedisiplinan kerja dari para karyawan sangat memungkinkan terhindarnya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti adanya pelanggaran, kelalaian seorang karyawan akan mampu merusak peralatan yang ada, mencelakakan teman kerja bahkan mungkin lebih parah lagi bagi kelangsungan hidup organisasi itu sendiri (Lateiner & Lavine, 1985). Tujuan kedisiplinan kerja ini dalam rangka memperlancar seseorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya agar pencapaian tujuan organisasi tepat waktu, tepat sasaran serta efektif dan efisien.menurut Hasibuan (2000) kepuasan kerja mempengaruhi kedisiplinan karyawan artinya jika kepuasan diperoleh dari pekerjaan maka kedisplinan karyawan baik, Kepuasan kerja kurang tercapai dari pekerjaannya maka kedisiplinan karyawan rendah. Perusahaan memberikan kepuasaan kerja kepada karyawan maka karyawan dengan senang hati dan bersemangat dalam melakukan pekerjaan, dan mengikuti peraturan yang sesuai yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dan memiliki tanggung jawab akan tugas-tugas yang diemban. Sehingga dapat terwujud disiplin kerja yang baik. Nitisemito (2000), menyatakan apabila seorang karyawan merasakan adanya kepuasan kerja maka karyawan akan melaksanakan pekerjaan dengan senang dan bersemangat. Kepuasan kerja terpenuhi maka timbul kedisiplinan dengan mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga karyawan akan lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan, kerusakan dapat dicegah, absensi dapat ditekan. Disiplin kerja akan menekankan pada upaya penyadaran dan pembentukan perilaku pegawai untuk mematuhi tata peraturan yang telah disusun oleh suatu perusahaan. Disiplin kerja akan membawa dampak positif bagi karyawan sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran akan disiplin kerja bagi karyawannya. Masalah yang biasanya terjadi adalah pelaksanaan disiplin ini memerlukan pengawasan. Pengawasan mengendur maka disiplin biasanya juga mengendur. Keadaan ini disebabkan karena disiplin kerja karyawan belum bersifat intrinsik berasal dari dalam diri individu seperti: suasana hati, motivasi, kebutuhan dan sikap kerja tetapi cenderung lebih bersifat ekstrinsik lingkungan kerja dan rekan kerja yaitu disiplin karena pengaruh dari luar diri individu sehingga halini menyebabkan produktivitas kerja karyawan rendah. Disiplin yang perlu ditegakkan adalah disiplin diri yaitu dengan tumbuhnya kesadaran karyawan untuk bersikap dan berperilaku disiplin secara sukarela walaupun tanpa adanya pengawasan sedikit pun. Produktivitas kerja dapat dicapai dengan adanya disiplin kerja maka pemenuhan kebutuhan karyawan baik fisik maupun psikologis harus diperhatikan, dengan demikian dapat terbentuk kepuasan kerja dari para karyawannya bahwa mereka dihargai dan diakui keberadaannya. METODE Jenis Penelitian yang digunakkan adalah jenis penelitian kuantitatif, dimana hasil penelitian merupakan kesimpulan statistik beserta analisisnya Rancangan penelitian antara kepuasan kerja (X) dengan kedisiplinan kerja (Y) pada karyawan Happy Puppy Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah 44 karyawan Happy Puppy Surabaya yang berumur 20-30 tahun dan bekerja selama 1 tahun.menurut Sugiyono (2009) mengartikan populasi adalah totalitas dari 3

Character. Volume 03 Nomor 2 Tahun 2014 semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner kepuasan kerja dan kedisiplinan kerja dibuat dengan menggunakan skala Likert dengan pernyataan lima kategori yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Sifat aitemaitem dalam kuesioner tersebut dibuat bervariasi, mulai favourable hingga yang bersifat Unfavourable. Penelitian ini, menggunakan validitas skala kepuasan kerja memberikan hasil penghitungan menunjukkan 36 aitem yang diujicobakan dan diuji validitasnya diperoleh 27 aitem yang valid dan 9 aitem yang gugur. Validitas skala kedisiplinan kerja hasil penghitungan menunjukkan dari 32 aitem yang diujicobakan dan diuji validitasnya diperoleh 25 aitem yang valid dan 7 aitem yang gugur. Penelitian ini menggunakan metode analisis data korelasi product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Sebelum melakukan uji korelasi product moment dilakukan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data dari setiap variabel penelitian, berdasarkan dari data penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari kepuasan kerja sebesar 0,783 yang artinya bahwa data tersebut normal karena memiliki nilai signifikansi atau nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan nilai signifikansi dari kedisiplinan kerja sebesar 0,372 yang artinya bahwa data tersebut normal karena memiliki nilai signifikansi atau nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Setelah mendapatkan data yang normal baru dilakukan uji hipotesis product moment antara kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja Perhitungan hipotesis dengan product momentkepuasan kerja dan kedisiplinan kerja diketahui nilai r hitung = 0.832, dengan nilai sig. (p) = 0.000 dimana nilai signifikansi 0.000 (< 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak, Nilai r hitung diperoleh 0,832 terletak diantara rentang kriteria 0,80-1,00 yang menunjukkan ada hubungan yang positif kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja karyawan Happy Puppy Surabaya. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, diketahui terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja karyawan Happy Puppy Surabaya. Jika dilihat dari hipotesis maka kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja memiliki korelasi sebesar 0,000 (<0,05) sehingga kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan, dan diperoleh r hitung sebesar 0,832, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga diketahui hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan Soetomo Surabaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa kepuasan kerja dan kedisiplinan kerja pada karyawan Happy Puppy dr Soetomo Surabaya sangat kuat karena terletak diantara rentang kriteria 0,80-1,00. Hal ini sesuai dengan teori Herzberg Teori dua faktor atau teori hygiene-motivasi yang menjelaskan bahwa faktorfaktor yang menimbulkan kepuasan kerja mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi (intrinsik) dari pekerjaan antara lain tanggung jawab (besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan dan diberikan pada tenaga kerja), kemajuan (besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya), pekerjaan itu sendiri (besar kecilnya tantangan bagi tenaga kerja dari pekerjaannya), pencapaian (besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi), serta pengakuan (besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas kinerjanya). Menurut Nitisemito (2000), apabila seorang karyawan merasakan adanya kepuasan kerja maka karyawan akan melaksanakan pekerjaan dengan senang dan bersemangat kepuasan kerja terpenuhi maka akan timbul kedisiplinan dengan mematuhi semua peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan Happy Puppy dr Soetomo Surabaya hasil penelitian memiliki hubungan yang signifikan kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja pada karyawan Happy Puppy dr Soetomo Surabaya. Hasil uji statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan danpositif antarakepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja karyawan Happy Puppy dr Soetomo Surabaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja karyawan Happy Puppy dr Soetomo Surabaya diterima. Perhitungan hipotesis dengan product moment diketahui nilai r hitung = 0.832 dengan nilai sig. (p) = 4

0.000 dimana nilai signifikansi 0.000 (< 0,05), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga diketahui hubungan yang positif antara kepuasan kerja dengan Soetomo Surabaya. Disimpulkan pula bahwa karena nilai r hitung sebesar 0.832 terletak dalam rentang kriteria 0.8 1.00, maka hubungan hubungan kepuasan kerja dengan kedisiplinan kerja pada karyawan Happy Puppy Surabaya dr Soetomo Surabaya tergolong sangat kuat. Dimana semakin puas karyawan akan semakin disiplin karyawan dalam bekerja di Happy Puppy dr Soetomo Surabaya. SARAN Saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Happy Puppy dr Soetomo Surabaya. Karyawan merupakan suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan, guna menciptakan kepuasan kerja yang diinginkan maka perusahaan harus memperhatikan gaji, kesehatan, promosi jabatan serta hak-hak yang sudah menjadi milik karyawan, sehingga dapat tercipta kepuasan kerja yang baik sedangkan untuk disiplin sebaiknya kapten dan staff bertindak tegas namun bijaksana dalam memberikan sanksi sesuai pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan sehingga karyawan dapat mematuhi peraturan yang berlaku di Happy Puppy dr Soetomo Surabaya. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi para peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian yang lebih baik, lebih luas dan menambahkan subjek serta indikator dalam penelitian. Peneliti yang selanjutkan disarankan menambahkan faktor lain dalam mengukur kepuasan kerja sehingga dapat memperdalam dan memperjelas penelitian. Penelitian ini hanya menekankan pada variabel kepuasan kerja dengan Soetomo Surabaya. Maka diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengungkapkan variabel lain yang belum diungkap dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA As ad, M. (2008). Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty Handoko, T. H. (2002). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. Hasibuan, Malayu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Bumi Aksara Lateiner, A. R., &Levine, I. E. (1985). Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja (Alih bahasa Imam Sujono). Jakarta : Aksara Baru Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Nitisemito, Alex. (2000). Manajemen Personalia Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Edisi Ketiga. Jakarta : Ghalia Robbins, S. (1998). Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Dan Aplikasi. Versi Bahasa Indonesia. Jilid II. Edisi Kedelapan. Edisi Bahasa Indonesia Jakarta : PT. Prenhallindo Robbins, S. (2003). Perilaku Organisasi.Alih Bahasa Drs. Benyamin MolanEdisi Kesepuluh. Indonesia, PT. Macanan Jaya Cemerlang. Sugiyono, (2009).Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Bandung : Alfabeta Sugiyono, (2011).MetodePenelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 5