IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP Penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola. Manajemen Risiko Perbankan di PT BSM Cabang Makassar

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB IV PEMAHAMAN KARYAWAN TERHADAP SITEM MANAJEMEN SYARIAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA DUNIA PERBANKAN ISNIAR BUDIARTI. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIKOM

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian


Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentu sangat perlu akan kehadiran sektor

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

I. PENDAHULUAN. perkapita, kesempatan kerja, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Sasaran itu terus

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena munculnya Good Corporate Governance mulai dikenal karena

ORISINALITAS TUGAS AKHIR...

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STIE DEWANTARA GCG Bank

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution)

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah

Pedoman Good Corporate Governance Perbankan Indonesia

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan yang semakin pesat saat ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB II LANDASAN TEORI

PEDOMAN & TATA TERTIB KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, isu mengenai Corporate

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

PEDOMAN TATA KELOLA YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) BPJS KETENAGAKERJAAN Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) Pedoman

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kegagalan penerapan prinsip good corporate governance oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KESEHATAN PERUSAHAAN BUMN (Studi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

BAB I PENDAHULUAN. yang berkenaan dengan permasalahan Good Corporate Governance (GCG) seketika

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan milik negara yang

Transkripsi:

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA BUMD KABUPATEN SUMENEP (STUDI PADA PT. BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) BHAKTI SUMEKAR SUMENEP) Astri Furqani dan Isnani Yuli Andini (As3oke_dech@yahoo.com) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Wiraraja ABSTRAK Perbankan Syariah seperti halnya perbankan pada umumnya merupakan lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary institution) yakni lembaga yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Pengoperasian Bank Syariah ini tidak terlepas dengan tuntutan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) seperti yang diamanatkan oleh PBI No 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Konsep Good Corporate Governance antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah pada dasarnya adalah sama, namun yang menjadi pembeda diantara keduanya ialah adanya syariah compliance yaitu kepatuhan pada syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Implementasi Good Corporate Governance (GCG) Bank BPRS Bhakti Sumekar sebagai salah satu BUS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam studi kasus ini menggambarkan Implementasi Good Corporate Governance (GCG) di PT. BPRS Bhakti Sumekar. Peneliti dalam pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data, wawancara, dan dokumentasi. PT. BPRS Bhakti Sumekar belum sepenuhnya melakukan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan baik. Lima prinsip tata kelola yang baik yaitu Transparency (keterbukaan informasi), accountability (akuntabilitas), Responsibility (pertanggungjawaban), independency (kemandirian), dan fairness (keadilan), khususnya yang perlu diperbaiki dalam akuntabilitas pelanggaran di titik Kode Etik. Kata Kunci: Good Corporate Governance, Perbankan Syariah, Syariah Compliance Ada keterkaitan antara krisis ekonomi, krisis finansial dan krisis yang berkepanjangan di berbagai negara dengan lemahya corporate governance. Corporate governance adalah seperangkat tata hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan stakeholders lainnya yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (OECD, 2004). Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global. Selain itu krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG (Daniri, 2005). Survey dari Booz-Allen di Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki indeks corporate governance paling rendah dengan skor 2,88 jauh di bawah Singapura (8,93), Malaysia (7,72) dan Thailand Jurnal PERFORMANCE Bisnis & Akuntansi Volume III, No.1, Maret 1013 63

(4,89). Rendahnya kualitas GCG korporasi-korporasi di Indonesia ditengarai menjadi kejatuhan perusahaan-perusahaan tersebut (Kaihatu, 2006) Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Di Indonesia, penerapan Good Corporate Governance telah diterbitkan pedomannya oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) melalui bukunya yang dirilis tahun 2006 yang berjudul Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. BUMD sebagai salah satu organisasi yang dimilki pemerintah daerah dan dituntut untuk menjadi mesin uang pemerintah daerah harus mampu dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Demikian halnya dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep sebagai salah satu BUMD di Kabupaten Sumenep dituntut harus menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dalam pengelolaannya. Pedoman Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap aspek dunia usaha termasuk di dalamnya BUMD yang dalam hal ini salah satunya adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep, tercantum dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance di Indonesia yang dibuat oleh KNKG pada tahun 2006 dan khusus untuk dunia perbankan telah ada pedomannya yaitu Peraturan Bank Indonesia NO. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Oleh karena itu. diperlukan adanya suatu penelitian khusus tentang sejauh mana Implementasi Good Corporate Governance pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep sehingga didapatkan gambaran tentang pelaksanaan Implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep sebagai salah satu BUMD di Kabupaten Sumenep. Peneliti ingin mengetahui Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Bhakti Sumekar Sumenep sebagai salah satu BUMD Milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep? PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS Implementasi Good Corporate Governance (GCG) pada PT. BPRS Bhakti Sumekar Sumenep. Dalam melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, oleh segenap manajemen dan pekerja, PT BPRS Bhakti Sumekar telah berusaha untuk mengarah kepada best practise sesuai dengan tata kelola perusahaan yang berlaku. 64

Di samping mentaati ketentuan formal dalam peraturan perundang-undangan dan ketentuan dari Otoritas Pengawas Bank, hendaknya perusahaan melaksanakan pula kebiasaankebiasaan perusahaan yang sehat (best practise). Sebagai Bank yang beroperasi dengan sistem syariah, PT. BPRS Bhakti Sumekar berkewajiban untuk memenuhi ketentuan-ketentuan BI termasuk meningkatkan ketaatannya terhadap ketentuan Peraturan bank Indonesia (PBI) No. 13/14/PBI/2011. Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan harus menganut prinsip keterbukaan (transparency), memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran perusahaan berdasarkan ukuran-ukuran yang konsisten dengan corporate values, sasaran usaha dan strategi perusahaan sebagai pencerminan akuntabilitas perusahaan (accountability), berpegang pada prudential banking practise dan menjamin dilaksanakannya ketentuan yang berlaku sebagai wujud tanggung-jawab bank (responsibility), objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun dalam pengambilan keputusan (independency), serta senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran (fairness). Dalam hubungan dengan prinsip tersebut perusahaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Transparacy (Keterbukaan) Dalam penerapan aspek Transparacy, PT BPRS Bhakti Sumekar mempunyai kriteria sebagai berikut: transparacy dalam hal laporan keuangan, transparacy atas informasi yang terkait dengan perusahaan, keterbukaan mengenai risiko yang dihadapi perbankan. 2. Accountability (Akuntabilitas) Akuntabitas yaitu menyangkut kejelasan akuntabilitas yang berarti bank wajib menyampaikan kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban setiap organ bank. Dalam hal kejelasan fungsi dan tanggung jawab setiap karyawan PT. BPRS Bhakti Sumekar belum melaksanakan sesuai dengan job discription sesuai dengan jabatan dan tugasnya. PT. BPRS Bhakti Sumekar terdapat perangkapan job discription dalam melakukan aktivitas bisnisnya, misalnya Teller merangkap Bagian Administrasi di kantor cabang daerah Bangkal dan Pasar Anom. Dalam PT. BPRS Bhakti Sumekar terdapat perangkapan tugas dan jabatan dikarenakan kurangnya karyawan. Ini dapat dikatakan bahwa PT. BPRS Bhakti Sumekar belum melakukan aktivitas bisnisnya dengan terarah sesuai dengan job discription perusahaan. Dalam penerapan GCG ini juga, PT. BPRS Bhakti Sumekar belum menerapkan budaya kerja dan juga belum tertuang dalam sebuah pedoman yang merupakan landasan untuk mengarahkan dan mengembangkan pola pikir dan perilaku sehingga dapat membudayakan iklim berorganisasi yang sehat serta memperkuat komitmen perusahaan. Di dalam penerapan 65

akuntabilitas pada aspek CoC PT. BPRS Bhakti Sumekar belum bisa menerapkan aspek accountability. Selain kejelasan fungsi, struktur dan tanggung jawab dalam organisasi dan pedoman perilaku, akuntabilitas juga dapat diaplikasikan melalui Reward and Punishment System. Pemberian reward PT. BPRS Bhakti Sumekar berupa bonus. Untuk pemberian reward PT. BPRS Bhakti Sumekar biasanya berpatok kepada target, misalnya target di dalam pencapaian pendanaan. Sebaliknya punishment sistem tidak hanya berkaitan dengan tindakan yang melanggar hukum tetapi berhubungan pula dengan ketidakpatuhan terhadap etika. 3. Responsibility Pertanggungjawaban (Responsibility) merupakan prinsip dasar GCG. Aspek yang terpenting dalam prinsip ini adalah pada pengelolaan bank yang sesuai dengan regulasi dan aspek kesehatan bank. Responsibility yang dilakukan BPRS antara lain; (1) kepatuhan Terhadap Perundang-Undangan yang Berlaku; (2) tanggung jawab kepada karyawan; (3) Corporate Social Responsibility (CSR) 4. Independency Bank harus menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest). Bank dalam mengambil keputusan harus objektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun. 5. Fairness Di dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan-kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran yaitu perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan Undang-Undang yang berlaku. Salah satu penyajian informasi yang wajar kepada nasabah selaku Stakeholders Bank yang dilakukan PT. BPRS Bhakti Sumekar adalah penyantuman informasi yang wajar kepada nasabah tentang bagi hasil, pendapatan dari bank. Disini nasabah selaku investor harus diberi informasi yang wajar, sehingga nasabah dapat mengetahui dan mempertimbangkan risiko yang mungkin akan dihadapi apabila meninvestasikan dananya di PT. BPRS Bhakti Sumekar. Perda dan Peraturan BI harus sejalan dengan pengajuan permohonan kebutuhan dana dengan baik. 66

KESIMPULAN 1. Implementasi Good Corporate Governance (GCG) di PT BPRS Bhakti Sumekar belum sesuai dengan arahan, kebijakan GCG. PT BPRS Bhakti Sumekar belum memiliki Pedoman Code of Conduct. 2. Secara umum penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dikatakan cukup baik meskipun belum sepenuhnya dilakukan PT. BPRS Bhakti Sumekar, dan terdapat kendala-kendala yang dihadapi. 3. Adapun penerapan Good Corporate Governance (GCG) sebagai BUMD adalah sebagai berikut: a) Transparasi Informasi yang dipublikasikan/diakses oleh pihak umum. Informasi-informasi penting yang berkaitan dengan diperbolehkannya nasabah untuk mengakses semua informasi tentang bank, seperti neraca, laporan keuangan yang telah diaudit. Hal-hal yang tidak boleh diketahui pihak luar termasuk nasabah adalah tentang rahasia-rahasia bank yang jika diketahui oleh pihak luar akan mengakibatkan terganggunya kegiatan dalam bank tersebut. Informasi-informasi penting seperti sistem, kebijakan, dan laporan kinerja perusahaan hanya dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan seperti, kantor pajak, BI. Dalam hal transparansi, PT. BPRS Bhakti Sumekar telah melakukan transparansi perbankannya dengan baik. b) Akuntabilitas Dalam hal kejelasan fungsi dan tanggung jawab setiap karyawan PT BPRS Bhakti Sumekar diharuskan melaksanakan sesuai dengan job discription sesuai dengan jabatan dan tugasnya. Dalam melakukan tugasnya karyawan juga harus berpengang kepada Code of Conduct (CoC) perbankan syariah. c) Responsibilitas Pertanggungjawaban (Responsibility) merupakan prinsip dasar GCG. Aspek yang terpenting dalam prinsip ini adalah pada pengelolaan bank yang sesuai dengan regulasi dan aspek kesehatan bank. PT. BPRS Bhakti Sumekar sebagai wujud Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu dua setengah dari laba perusahaan untuk membantu meringankan beban penderitaan saudara sesama dengan cara memberikan pinjaman modal kerja, memberikan beasiswa kepada pelajar tak mampu hingga menyalurkan bantuan dana kepada kaum dhuafa. d) Independensi 67

PT BPRS Bhakti Sumekar Dalam rangka penerapan Good Corporate Governance (GCG), perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing insan perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. e) Fairness Salah satu penyajian informasi yang wajar kepada nasabah sekalu Stakeholders Bank yang dilakukan BPRS Bhakti Sumekar adalah penyantuman informasi yang wajar kepada nasabah tentang bagi hasil, pendapatan dari bank. Disini nasabah selaku investor harus diberi informasi yang wajar, sehingga nasabah dapat mengetahui dan mempertimbangkan risiko yang mungkin akan dihadapi apabila menginvestasikan dananya di BPRS Bhakti Sumekar. 4. Berdasarkan data di lapangan dan analisis peneliti, kendala-kendala yang dihadapi oleh PT BPRS Bhakti Sumekar terkait penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola risiko perbankan di PT BPRS Bhakti Sumekar antara lain: a. Pihak yang mengarahkan GCG belum berjalan dengan efektif. b. Dalam hal Code of Conduct: belum dibuat code of conduct. Beberapa saran yang diberikan oleh peneliti sehubungan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG. 1. Dalam menerapkan Good Corporate Governance diperlukan supervisi agar GCG berjalan dengan efektif, karena tidak adanya supervisi akan membawa dampak kepada pemahaman Good Corporate Governance pada seluruh jajaran perusahaan. 2. PT BPRS Bhakti Sumekar hendaknya menyusun Code Of Conduct yang memuat sekurangkurangnya Pedoman tentang benturan kepentingan (conflict of interest), kerahasiaan yang harus dipelihara, hal-hal yang tergolong penyalahgunaan jabatan, integritas dan akurasi data, pernyataan tahunan (annual disclosure) dan sanksi pelanggaran dan ketidakpatuhan. DAFTAR PUSTAKA Arifin. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori Keagenan) Abdul Halim. 2004. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat. Kajian Tentang Pedoman Good Corporate Governance Di Negara-Negara Anggota Acmf. 2010. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Mardiasmo. 2004. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi. 68

Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. 2006. Komite Nasional Kebijakan Governance Peraturan Bank IndonesiaNomor 8/4/Pbi/2006Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Rustian. 2001. Peran dan Pemberdayaan BUMD Dalam Rangka Peningkatan Perekonomian Daerah. Majalah Perencanaan Pembangunan. Edisi 23. Studi Implementasi Good Corporate Governance di Sektor Swasta, BUMN dan BUMD. Komisi Pemberantasan Korupsi Sugiyono dkk. 2010. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wahyudin Zarkasyi. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta. 69