BAB II GAMBARAN UMUM PEKERJA ANAK DI KOTA TANJUNGBALAI

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN PENGARUH KEBERADAAN PELABUHAN TANJUNG EMAS TERHADAP LINGKUNGAN MASYARAKAT ( STUDI KASUS : KELURAHAN BANDARHARJO DAN TANJUNGMAS) TUGAS AKHIR

Universitas Sumatera Utara. 1 lebih ini, tidak pernah beroperasi sebagai pelabuhan pelelengan ikan, sehingga. 1 Dirjen Perikanan 2000

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Asahan secara geografis terletak pada ,2 LU dan ,4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Tanjung Balai adalah sebuah kota yang berdiri sendiri sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aktivitas di kawasan ini menjadi semakin tinggi. Hal ini akan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

Presiden Republik Indonesia,

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

METODE PENELITIAN. satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara

BAB VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH Bujur Timur dan Lintang Utara, dengan batas. Utara : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses untuk mencapai

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KOTA TANJUNGBALAI

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan penuturan Bapak Abdulhak selaku tokoh masyarakat, Kuala Stabas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB 3 GAMBARAN UMUM KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

Yohannes A Banjarnahor 1), Eni Yulinda 2), Viktor Amrifo 2) ABSTRACT

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB I PENDAHULUAN. dipilih umat manusia dalam berkomunikasi dibanding berbahasa non lisan. Hal ini

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2016

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk. dibahas, apalagi Indonesia penduduk terpadat ke empat dunia masih

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Upaya Pemberantasan Kemiskinann Masyarakat Pesisir MEMBERI NELAYAN KAIL, BUKAN UMPANNYA

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA JULI 2017

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Selatan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Bujur Timur sampai 105º50 (BT) Bujur Timur dan 3º45 (LS) Lintang Selatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA MARET 2016

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

V. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PELALAWAN BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempercepat proses pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PELABUHAN TANGLOK GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI DI KABUPATEN SAMPANG TUGAS AKHIR (TKP 481)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM PEKERJA ANAK DI KOTA TANJUNGBALAI Kota Tanjungbalai merupakan salah satu daerah yang berada di Pantai Timur Sumatera Utara, secara geografis Kota Tanjung Balai berada pada 2 58 00 LU dan 99 48 00 BT, serta berada di ketinggian lahan 0 3 m di atas permukaan laut (dpl). Dengan ketinggian lahan yang seperti itu, maka sebahagian besar wilayah Kota Tanjungbalai merupakan lahan basah yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Sungai besar dan dalam yang melintasi wilayah ini sebagai sarana penunjang yang menjadikan Kota Tanjungbalai sebagai salah satu sentra industri perikanan di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini ditandai dengan berdirinya ratusan pelabuhan perikanan milik pengusaha-pengusaha perikanan yang banyak ditemukan di kawasan Teluk Nibung. Didirikannya pelabuhan laut di Teluk Nibung milik pemerintah yang melayani transportasi laut domestik dan internasional telah menjadikan Kota Tanjungbalai sebagai kota pelabuhan modern. Hal itu telah melancarkan arus barang dan manusia dari Kota Tanjungbalai dan sekitarnya ke berbagai daerah di Sumatera Utara maupun ke luar negeri, yakni Malaysia. Luas Kota Tanjung Balai adalah 58 Km2 dengan jumlah penduduk sekitar 125.000 jiwa. Dengan tofografi lahan yang berada di wilayah pesisir dan berkembangnya industri perikanan modern maka sebahagian besar masyarakat Kota Tanjungbalai bermata pencaharian sebagai nelayan dan industri yang terkait dengan perikanan. Sesuai dengan ciri khas wilayah perkotaan dengan beragamnya mata pencaharian hidup, di Kota Tanjungbalai juga berkembang sektor-sektor lain seperti perdagangan, konstruksi, buruh angkut di pelabuhan, transportasi air dan darat, dan lain-lain baik fomal maupun informal. Berbagai bentuk pekerjaan yang disebut di atas, terutama yang bergerak di sektor informal juga dimasuki oleh pekerja anak (PA). Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh kepala-kepala lingkungan se Kota Tanjungbalai bekerjasama dengan Disnaker Kota Tanjungbalai menunjukkan bahwa nelayan menjadi pekerjaan mayoritas pekerja anak.

Dari 732 pekerja anak yang telah terdata, terdapat 306 atau 42 % anak yang bekerja sebagai nelayan 1. Grafik 1. Pekerja Anak Di Kota Tanjungbalai 42% 8% 3% 11% Sumber : Disnaker Kota Tanjungbalai, 2006. Nelayan Pemulung Mocok2 Karyawan Wiraswasta Kupek kerang Kupek Udang PRT Tukang Semir Jualan Buruh Bengkel D Data sebaran PA di atas, dalam kajian ini dijadikan pertimbangan untuk menentukan sebaran sampel kajian walaupun tidak dilakukan secara ketat. Artinya, dengan kecenderungan yang ada bahwa jumlah sebahagian besar PA adalah nelayan maka jumlah PA di sektor perikanan merupakan 40 % dari keseluruhan responden. Sisanya tersebar di sektor-sektor lainnya yang diidentifikasi sebagai bentuk pekerjaan terburuk yang dilakukan secara snowball. Implikasinya adalah jumlah responden di antara satu sektor dengan sektor lainnya bervariasi terkait dengan rekomendasi hasil penjajakan awal. Artinya tidak ditetapkan secara ketat berdasarkan persentase jumlah tetapi lebih kepada buruknya sektor tersebut bagi PA. Teknik identifikasi yang dilakukan berikutnya adalah dengan melakukan komparasi pada 13 bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak yang sudah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Keppres 59/2002. Bahan komparasi pertama adalah data identifikasi PA yang dilakukan Disnaker Kota Tanjungbalai di atas. Namun, 1 Walaupun data tersebut belumlah final karena masih ada beberapa kepala lingkungan yang belum mengembalikan form pengisian, dan pengkategorian yang tidak seragam namun sudah bisa menggambarkan tentang sebaran pekerja anak di Kota Tanjungbalai.

pengkategorian yang tidak seragam maka tidak memungkinkan untuk dijadikan satusatunya bahan perbandingan. Selanjutnya dilakukan survey awal untuk mengetahui gambaran umum bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak di Kota Kota Tanjungbalai sesuai dengan Keppres tersebut. Dari beberapa pertimbangan di atas, maka ada 8 sektor yang relevan yakni : Anak yang bekerja pada sektor perikanan lepas pantai ; Anak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga; Anak yang bekerja di sektor konstruksi; Anak yang bekerja di sektor prostitusi; Anak yang bekerja pada industri rumah tangga; Anak yang bekerja sebagai pemulung; Anak yang bekerja di jalanan (tukang semir sepatu); anak yang bekerja di jermal. Dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk di atas, akhirnya anak yang bekerja di jermal diputuskan untuk tidak dijadikan sebagai fokus kajian. Hal ini didasarkan informasi bahwa tidak ada lagi PA yang bekerja di jermal di perairan Tanjungbalai saat ini seiring dengan menyusutnya jumlah jermal dan dampak intervensi dari pemerintah dan LSM. Sebagai penggantinya, peneliti memasukkan anak yang bekerja di gudang perikanan, khususnya anak yang bekerja sebagai pencatuk 2. Survey awal yang dilakukan menemukan bahwa anak yang bekerja sebagai pencatuk memiliki bahaya dan resiko yang besar. Jumlah pekerja anak yang bekerja sebagai pencatuk, berdasarkan estimasi yang dilakukan dari hasil wawancara dan pengamatan, diperkirakan berjumlah ± 50 orang. Jumlah yang sama pada pekerja anak di sektor pemulung. Sementara jumlah pekerja anak yang bekerja sebagai penyemir sepatu berjumlah ± 20 orang. Dan Pekerja anak yang bekerja di sektor konstruksi berjumlah ± 100 orang. Untuk anak yang bekerja sebagai nelayan jumlahnya di atas 500 orang pekerja anak. Sedangkan untuk pekerja anak yang bekerja pada sektor prostitusi ± 40 orang. 2 Pencatuk untuk menyebut anak yang bekerja di gudang. Pekerja anak ini mengumpulkan sisa-sisa ikan yang ada di kapal ikan yang sedang bongkar muat. Sehingga mereka juga menyebut dirinya SB-SB atau siap bersih. Hasil tangkapan nelayan yang terus berkurang, sehingga kehadiran pencatuk ini di gudang dianggap mengganggu dan sering dituding sebagai pencuri. Akibatnya mereka seringkali mendapat perlakuan buruk dari pengawas gudang.

Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran responden PA menurut bentuk pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Responden Berdasarkan Bentuk Pekerjaan Usia Responden F % Anak bekerja di jalan (penyemir sepatu) 9 8.2 Anak yang bekerja di industri rumah tangga (pengupas 29 26.4 kerang & udang) Anak yang bekerja di sektor konstruksi 14 12.7 Anak yang bekerja sebagai PRT 4 3.6 Anak yang bekerja sebagai pemulung 6 5.5 Anak yang bekerja di gudang (pencatuk) 7 6.4 Anak yang bekerja di perikanan lepas pantai 40 36.4 Anak yang bekerja di prostitusi 1.9 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Pekerja-pekerja anak dari bebagai sektor ini tersebar di beberapa titik wilayah di Kotamadya Tanjung Balai. Anak-anak yang bekerja sebagai pencatuk umumnya berasal dari wilayah di sekitar gudang-gudang perikanan di Kelurahan Pematang Pasir, Kecamatan Teluk Nibung. Untuk pekerja anak yang bekerja di sektor perikanan tangkap atau anak yang menjadi nelayan berasal dari beberapa kecamatan yang ada di Kota Tanjungbalai. Namun sebagian besar berasal dari dua kecamatan yakni Kecamatan Teluk Nibung dan Sei Tulang Raso. Untuk anak yang bekerja di sektor industri rumah tangga, dalam hal ini usaha pengupasan kerang dan udang, umumnya terpusat di Kelurahan Pematang Pasir, Kecamatan Teluk Nibung. Sementara untuk pekerja anak yang bekerja di sektor konstruksi, yang dijadikan responden berasal dari Kecamatan Datuk Bandar khususnya Kelurahan Bunga Tanjung. Responden pekerja anak sebagai pembantu rumah tangga juga berasal dari Kecamatan Datuk Bandar. Sementara, responden pekerja anak yang bekerja di jalan (penyemir sepatu) umumnya berasal dari kawasan PAM di Kecamatan Sei Tualang Raso.

Dan untuk pekerja anak yang bekerja sebagai pemulung umumnya berasal dari Kelurahan Teluk Ketapang, Kecamatan Datuk Bandar.