BAB II PENGUKURAN TEGANGAN PUNCAK DENGAN PERCIKAN SELA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tegangan tinggi dapat diukur dengan menggunakan alat ukur elektroda bola-bola.

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

PENGARUH KENAIKAN TEMPERATUR TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA PADA ELEKTRODA BOLA TERPOLUSI ASAM

TUGAS AKHIR PENGARUH KETINGGIAN ALAT UKUR ELEKTRODA BOLA- BOLA DI ATAS PERMUKAAN TANAH TERHADAP KESALAHAN PENGUKURAN OKTAFIANUS ZEBUA NIM :

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

Pengujian Tegangan Impuls Pada Isolator Tonggak Pin ( PinPost) Untuk Saluran Udara Tegangan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Preparasi, Pencetakan dan Penyinteran Varistor

medan flux...(1) tegangan emf... (2) besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya Weber (Wb = T.m 2 ). Secara matematis besarnya adalah :

BAB IV P E N G U J I A N

1. BAB I PENDAHULUAN

SIMULASI PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN SELA BOLA

KUAT MEDAN ELEKTRIK DI PERMUKAAN ISOLATOR PENDUKUNG

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO TELKOM UNIVERSITY

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

Geografi. Kelas X ATMOSFER II KTSP & K-13. E. Suhu Udara. 1. Kondisi Suhu Udara di Indonesia

Induktor. oleh danny kurnia

Rancang Bangun Pemotong Surja Tegangan Pada kwh Meter Tiga Fasa Menggunakan PCB (Printed Circuit Board)

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

UJI TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRANSFORMATOR TERDESTILASI PADA TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TEGANGAN IMPULS DI PT. BAMBANG DJAJA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA DASAR II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

BAB IV ANALISA JARINGAN AKSES TEMBAGA UNTUK IMPLEMENTASI ADSL DI KANCATEL PAMANUKAN

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Pada saat sistem isolasi menahan electrical stresses, isolasi

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

KUIS I PROSES TRANSFER Hari, tanggal : Rabu, 3 November 2004 Waktu : 100 menit Sifat : Tabel Terbuka

EL2005 Elektronika PR#02

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1

Verifikasi Standar Massa. Diklat Penera Tingkat Ahli 2011

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

BAB III PENGAMBILAN DATA

BAB 22. GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

Latihan soal-soal PENGHANTAR

saklar pemisah (disconnecting switch)

PENGARUH DIAMETER PENAMPANG ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR RANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II SISTEM SALURAN TRANSMISI ( yang membawa arus yang mencapai ratusan kilo amper. Energi listrik yang

III. METODE PENELITIAN. dilakukan, pembuatan sampel mentah dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan air tanah sebagai sumber air minum sehari hari. Namun, terkadang

LEMBAR VALIDASI SOAL

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Fasor

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

Merangkai Rangkaian Pada Kit Praktikum Laboratorium Dasar Teknik Elektro Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum - Plat

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses Pembuatan varistor meliputi preparasi, pembentukan atau pencetakan,

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. lebih impuls yang disebabkan oleh adanya operasi hubung-buka (switching. ketahanan peralatan dalam memikul tegangan lebih impuls.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. hari. Jumlah hari guruh yang terjadi pada suatu daerah dalam satu tahun disebut

BAB I PENDAHULUAN. juga, penelusuran lebih jauh akan diketahui banyak hal mengenai kontstruksinya.

INSTRUKSI KERJA. Transmille s 8081 Precision Digital Multimeter

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

EVALUASI SISTEM PEMBUMIAN GARDU INDUK BELAWAN

Berdasarkan data yang dipelihatkan oleh alat ukur tersebut, maka.

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

ELEKTRONIKA DASAR 105J

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

Transkripsi:

BAB II PENGUKURAN TEGANGAN PUNCAK DENGAN PERCIKAN SELA II.1 Pendahuluan Percikan di sela elektrda bla-bla yang diislasi leh dielektrik udara dapat digunakan untuk mengukur amplitud (puncak) tegangan di atas 10 kv. Peralihan yang cepat di sela elektrda bla-bla yang awalnya sebagai dielektrik ke keadaan knduksi yang tinggi dapat menentukan level tegangan. Pemanfaatan sela elektrda bla-bla untuk pengukuran tegangan tinggi hanya dapat digunakan jika mengikuti aturan-aturan dan petunjuk yang telah ditetapkan. Sumber tegangan tinggi harus mampu menyalurkan arus saat terjadi hubung singkat di antara sela meskipun arus dibatasi leh resistr. Pemanfaatan percikan pada sela untuk mengukur tegangan tinggi dapat dianggap akurat karena telah dipertimbangkan dengan ukuran dasar yang diakui dalam keakuratan terbatas. Pemanfaatan sela elektrda bla-bla untuk pengukuran tegangan tinggi sering digunakan di labratrium tegangan tinggi karena lebih murah dan mudah menggunakannya. Alat ukur rangkaian elektrnik mahal meskipun dapat digunakan untuk pengukuran rutin. Tetapi, alat ukur ini sangat sensitif terhadap medan elektrmagnetik sehingga kadang-kadang gagal bekerja.

II.2 Sela Elektrda Bla-Bla Sela terdapat di antara dua elektrda bla-bla yang terpisah dengan jarak yang dibatasi. Jarak sela di antara elektrda bla-bla menentukan pengukuran nilai puncak tegangan DC, AC dan impuls. Sela elektrda bla-bla mampu merespn nilai puncak tegangan dalam durasi ( 1 3 μs). Dua standar pengaturan sela di antara elektrda blabla ditunjukkan pada Gambar 2.1dan 2.2. Gambar 2.1 Susunan Elektrda Bla-Bla Vertikal [4]

Gambar 2.2 Susunan Elektrda Bla-Bla Hrizntal [4] Gambar 2.1 dan 2.2 menunjukkan jarak ruang di sekitar elektrda bla-bla. Objek yang diijinkan ada di sekitar elektrda bla- bla adalah dinding, langit-langit tertinggi, tangki transfrmatr, generatr impuls. Pada susunan vertikal elektrda bla yang dihubungkan ke terminal tegangan tinggi disebut elektrda bla tegangan tinggi sedangkan elektrda bla yang dihubungkan ke terminal tegangan rendah disebut elektrda bla tegangan rendah. Elektrda bla tegangan tinggi digantung leh elektrda berbentuk silinder dan elektrda bla tegangan rendahnya disangga leh elektrda yang terhubung ke tanah.

Tabel 2.1. Jarak Ruang Sekitar Elektrda Bla Diameter Elektrda bla-bla (mm) Nilai Minimum A Nilai Maksimum A Nilai Minimum B 62.5 7D 9D 14S 125 6 8 12 250 5 7 10 500 4 6 8 750 4 6 8 1000 3.5 5 7 1500 3 4 6 2000 3 4 6 Tabel 2.1 menunjukkan jarak ruang di sekitar elektrda bla-bla, yaitu ketinggian titik percik di atas tanah dan jarak bebas elektda bla tegangan tinggi dari bjek luar. Batasan jarak sela dibatasi leh distribusi medan pada sela yang harus tetap hmgen sehingga tidak menimbulkan krna sebelum tembus listrik. II.3 Elektrda Bla Elektrda bla dibuat dan dirancang dengan hati-hati supaya permukaannya halus dan lengkungannya merata. Bahannya terbuat dari tembaga, kuningan atau aluminium. Standar diameter elektrda bla mulai dari 2, 5, 6, 6,25, 10, 12,5, 15, 20, 25, 50, 75, 100, 150, dan 200 cm. Diameter elektrda bla tidak lebih 2 persen dari nilai nminalnya. Permukaan elektrda bla dijaga bersih dan kering, tidak bleh digsk dan berdebu, tidak bleh kena pernis, cat, minyak, atau lapisan lainnya. Jika terlalu banyak

bintik akibat percikan yang berulang-ulang maka permukaannya harus dihaluskan. Elektrda berbentuk silinder digantung leh islatr. Diameter elektrda berbentuk silinder tidak lebih dari 0,2D. II.4 Tegangan Peluahan Muatan Tegangan peluahan muatan standar telah ditetapkan berdasarkan hasil pengukuran bersama tingkat internasinal pada peride 1920 sampai 1955 sebagai nilai standar pengukuran. Kalibrasi data ini dihubungkan ke referensi kndisi atmsfer (temperature 20 C, tek anan udara 101,3 kpa atau 760 mmhg). Jenis dan plaritas tegangan yang digunakan juga diperhatikan. Berdasarkan hasil pengukuran ditemukan bahwa untuk setiap diameter elektrda bla, tegangan percik adalah fungsi tidak linier terhadap jarak sela. Hal ini dikarenakan perubahan distribusi medan listrik yang tidak hmgen terhadap tembus listrik. Setelah semua kndisi di atas telah dipenuhi, maka diameter elektrda bla dan jarak sela percikan tegangan puncak yang nilainya mendekati nilai nminal ditunjukkan dalam Table 2.2.

Tabel 2.2 Tegangan puncak lewat denyar AC, tegangan impuls negative (50 % untuk pengujian impuls), tegangan switching negative dan tegangan dc, dengan satu elektrda ditanahkan Jarak Sela (mm) Tegangan puncak kv Diameter elektrda bla-bla (cm) 6.25 12.5 25 50 75 100 150 200 5 17.25 16.8 10 31.9 31.7 15 45.5 45.5 20 58.5 59 25 69.5 72.5 72.5 30 79.5 85 86 35 (87.5 97 99 40 95 108 112 45 101 119 125 50 107 129 237 138 138 138 138 55 112 138 149 60 116 146 161 65 154 173 70 161 184 75 202 203 203 203 203 80 174 206 90 185 226 100 195 244 263 265 266 266 266 110 203 261 120 212 275 125 214 282 320 287 330 330 330 150 314 373 443 390 390 390 175 342 420 492 443 450 450 200 366 460 585 510 510 510 225 385 250 400 530 585 615 630 630 300 585 665 710 745 750 350 630 735 800 850 855 400 670 800 875 955 975 450 700 850 945 1050 1080 500 730 895 1010 1130 1180 600 970 1110 1280 1340 700 1025 1200 1390 1480 750 1040 1230 1440 1540 800 1260 1490 1600

Lanjutan Tabel 2.2 Jarak Sela (mm) Tegangan puncak (kv) Diameter elektrda bla-bla (cm) 6.25 12.5 25 50 75 100 150 200 900 1320 1580 1720 1000 1360 1660 1840 1100 1730 1940 1200 1800 2020 1300 1870 2100 1400 1920 2180 1500 1960 2250 1600 2320 1700 2370 1800 2410 1900 2460 2000 2490 Kesalahan hasil pengukuran tegangan DC yang jarak selanya lebih kecil dari 0,4D diperkirakan ± 5 persen. Kesalahan hasil pengukuran tegangan AC dan impuls untuk jarak sela di atas 0,5D diperkirakan ± 3 persen. Tabel 2.2 tidak valid untuk mengukur tegangan impuls di bawah 10 kv dan jarak sela lebih kecil dari 0,05D. Untuk jarak sela lebih besar dari 0,5D dipandang cukup akurat. II.5 Petunjuk Penggunaan Sela Elektrda Bla-Bla Sebuah tahanan peredam dipasang di antara terminal traf uji dan elektrda berbentuk silinder dengan jarak minimal dua kali lebih panjang dari diameter elektrda

bla. Tahan peredam ini berfungsi untuk membatasi arus tembus listrik dan meredamkan silasi yang tidak diinginkan ketika terjadi tembus listrik pada sela karena dapat menimbulkan kelebihan bintik pada permukaan elektrda (dalam kasus tegangan impuls). Besar tahanan peredam ini di antara 0,1 sampai 1 MΩ untuk tegangan AC frekuensi daya dan tegangan DC. Untuk tegangan frekuensi yang lebih tinggi yaitu tegangan impuls, drp tegangan akan meningkat pada tahanan peredam. Oleh karena itu, nilai tahanan peredam tidak lebih dari 500 Ω ( induktansi lebih kecil dari 30 μh). Umumnya, rapat udara selama pengukuran tidak tetap setiap saat sehingga tegangan tinggi pada sela yang terukur dinyatakan sebagai berikut: V = δ (2.1) t V s Di mana V s adalah nilai dalam tabel standar dan kd adalah faktr kreksi rapat udara. Faktr kreksi δ dinyatakan dalam Tabel 2.3, merupakan fungsi tidak linier. Tabel 2.3. Faktr Kreksi Rapat Udara Rapat udara Relatif Faktr Kreksi δ 0.7 0.72 0.75 0.77 0.8 0.82 0.85 0.86 0.9 0.91 0.95 0.95 1 1 1.05 1.05 1.1 1.09 1.15 1.13

Jika rapat udara relatif diketahui maka faktr kreksi dapat diperleh dengan menggunakan Tabel 2.3. faktr kreksi δ dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.2. δ = p(273 + t ) p (273 + t) = pt p T δ = p(273 + t ) (273 + 20) p = p (273 + t) 756 (273 + t) p δ = 0,386 (2.2) (273 + t) Di mana p = standar tekanan udara (756 mmhg). p = tekanan udara pada waktu pengukuran. t = 20 C. t = suhu ruangan ( c). Dalam perhitungan faktr kreksi pengaruh kelembaban diabaikan seperti ditunjukkan pada Persamaan 2.2.