BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan kata lain, dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas V SDN Jogonayan Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap (semester II) tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan lokasinya SD N Jogonayan berada di wilayah pedesaan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 28 siswa terdiri dari laki-laki 14 siswa dan perempuan 14 siswa. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa sangat bermacam-macam. Ada yang sangat mampu, mampu, ada yang cukup tetapi tidak sedikit juga yang lemah dalam ekonomi. Pekerjaan orang tua/wali siswa sebagian besar adalah pedagang dan petani, tetapi mayoritas pekerjaan petani. Penelitian dilakukan di SD N Jogonayan dengan alasan dan pertimbangan di SD tersebut belum pernah menjadi tempat penelitian tindakan kelas, khususnya dalam mata pelajaran IPS dengan model pembelajaran TPS menggunakan pendekatan inkuiri. 3.2 Variabel Penelitian Hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari 40% skor non tes yang terdiri dari observasi (pengamatan) berfikir individu, diskusi berpasangan dengan teman, ketika berbagi jawaban dalam diskusi kelas, dan melakukan langkah-langkah dalam inkuiri serta 60% skor tes formatif. Dapat diperoleh dengan rumus : Hasil Belajar (HB) = 40 % skor Non Tes (pengamatan berfikir individu, diskusi berpasangan, berbagi jawaban di kelas, langkah-langkah dalam Inkuiri) + 60 % skor Tes Formatif 41

Model pembelajaran Think Pair Share dengan pendekatan inkuiri adalah suatu rangkaian belajar siswa secara individu berfikir (think), berpasangan (pairs), dan bebagi jawaban dalam keseluruhan kelas (share) yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2010 : 131) bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu : a). Perencanaan atau planning, b). tindakan atau acting, c). pengamatan atau observing, dan d). refleksi atau reflecting. Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. Siklus inilah yang sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja. Kemmis dan McTaggart memandang komponen sebagai langkah dalam siklus, sehingga keduanya menyatukan dua komponen yang ke-2 dan ke-3, yaitu tindakan (acting) dan pengamatan (observing) sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini kemudian dijadikan dasar sebagai langkah berikutnya, yaitu refleksi-mencermati apa yang sudah terjadi-(reflecting). Dari terselesaikannya refleksi lalu disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu seterusnya. Mengacu dari Kemmis dan Mc Taggart, Hubungan antara Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan model spiral dari Kemmis dan McTarggart dengan menggunakan 3 siklus. Di dalam setiap siklus terdapat 3 tahap, yaitu: perencanaan (pembuatan RPP, lembar observasi, lembar evaluasi), implementasi 42

RPP dan observasi, serta refleksi. Penjelasan lebih rinci akan disajikan di gambar berikut ini. Gambar 3.1 Model Visualisasi Bagan (Model Spiral dari Kemmis dan Mc Targgart) Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Spiral dari Kemmis dan Mc Taggart Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan siklus I antara lain adalah : 1. Perencanaan Tindakan I Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal (terlampir), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali pertemuan. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi I Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. 43

3. Refleksi I Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada Siklus II. Siklus II akan dilaksanakan jika Siklus I belum tuntas. Dalam pelaksanaan siklus II sama seperti pada siklus I, yakni terdapat tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan yang terakhir adalah refleksi. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Perencanaan Tindakan II Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus I yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP, Lembar Penilaian (evaluasi), media dan alat peraga serta lembar observasi. Dalam Siklus II ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus I. Tindakan pada Siklus II disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada Siklus I atau dapat meningkatkan ketrampilan yang diinginkan. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi II Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. 3. Refleksi II Refleksi dalam Siklus II ini dilakukan sama seperti refleksi pada Siklus I. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatanhambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan 44

tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun rencana kegiatan pada Siklus III. Siklus III akan dilaksanakan jika Siklus II belum tuntas. Dalam pelaksanaan siklus III sama seperti pada siklus I dan Siklus II, yakni terdapat tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, dan yang terakhir adalah refleksi. Penjelasannya sebagai berikut: 1. Perencanaan Tindakan III Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sama dengan Siklus I dan Siklus II yaitu penyusunan perangkat pembelajaran meliputi RPP, Lembar Penilaian (evaluasi), media dan alat peraga serta lembar observasi. Dalam Siklus III ini perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil refleksi pada Siklus I dan Siklus II. Tindakan pada Siklus III disertai dengan penambahan/penyesuaian kegiatan yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pada Siklus I dan Siklus II atau dapat meningkatkan ketrampilan yang diinginkan. 2. Implementasi Tindakan dan Observasi III Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. 3. Refleksi III Refleksi dalam Siklus III ini dilakukan sama seperti refleksi pada Siklus I dan Siklus II. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil tindakan serta hambatan-hambatan yang dihadapinya. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. 45

Berikut ini disajikan tabel 3.1 tentang Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru : Tabel 3.1 NO I. Pendahuluan Instrumen Pengamatan Aktivitas Guru INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 2 Melakukan kegiatan apersepsi 3 Memberikan motivasi 4 Menyampaikan tujuan pembelajaran 5 Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran II. Kegiatan Inti A. Penguasaan Materi Pembelajaran 6 Menunjukkan penguasaan materi 7 Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan lain yang berhubungan dan yang relevan 8 Memfasilitasi pembelajaran B. Pendekatan Inquiry 9 Membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah 10 Membimbing siswa dalam menganalisis masalah 11 Membimbing siswa dalam merumuskan masalah 12 Membimbing siswa dalam merumuskan hipotesis 13 Membimbing siswa dalam mengumpulkan informasi 14 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengklasifikasi hal-hal positif 46

15 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengklasifikasi hal-hal negatif 16 Membimbing siswa untuk membuat kesimpulan 17 Meminta siswa untuk membuat rekomendasi 18 Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi C. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar 19 Menggunakan media gambar secara efektif dan efisien 20 Menghasilkan pesan yang menarik 21 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media gambar D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa 22 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui diskusi kelompok 23 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa melalui diskusi kelas 24 Menumbuhkan keceriaan dan semangat siswa dalam belajar E. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Melakukan penilaian saat : 25 Siswa mengidentifikasi masalah 26 Siswa menganalisis masalah 27 Siswa merumuskan masalah 28 Siswa merumuskan hipotesis 29 Siswa mengumpulkan informasi 30 Siswa mengklasifikasi hal-hal positif 31 Siswa mengklasifikasi hal-hal negatif 47

32 Siswa membuat kesimpulan 33 Siswa membuat rekomendasi 34 Siswa mempresentasikan hasil diskusi F. Penggunaan Bahasa 34 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar III. Penutup 35 Memberikan reinforcement (penguatan) 36 Membimbing siswa yang kesulitan membuat kesimpulan 37 Melaksanakan tindak lanjut Skor Total Penilaian terhadap aktivitas guru dilakukan dari berbagai aspek (indikator yang diamati), yaitu : Kegiatan awal (Pendahuluan), Kegiatan Inti yang meliputi penguasaan materi pembelajaran, pendekatan inkuiri, pemanfaatan media dan sumber belajar, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa, dan Kegiatan Penutup (penguatan dan tindak lanjut). 48

Tabel 3.2 tentang Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR 1 Siswa mengidentifikasi masalah 2 Siswa menganalisis masalah 3 Siswa merumuskan masalah 4 Siswa merumuskan hipotesis 5 Siswa mengumpulkan informasi 6 Siswa mengklasifikasi hal-hal positif 7 Siswa mengklasifikasi hal-hal negatif 8 Siswa membuat kesimpulan 9 Siswa membuat rekomendasi 10 Siswa mempresentasikan data (hasil diskusi) Skor Total 49

3.4. Data dan Cara Pengumpulan 3.4.1 Jenis Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi (pengamatan) siswa dan guru; dan data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes formatif dan rubrik penilaian inkuiri. 3.4.2 Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian tindakan ini adalah teknik tes dan non tes yang terdiri dari: a). Tes Tes dalam penelitian ini adalah tes formatif. Tes formatif berbentuk pilihan ganda, digunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi pembelajaran Think Pair Share dengan menggunakan pendekatan inkuiri. b). Non Tes Non tes dalam penelitian ini berupa observasi dan rubrik inkuiri siswa ketika berfikir individu, diskusi berpasangan dengan teman sebangku, berbagi jawaban dalam diskusi kelas dengan langkah- langkah dalam inkuiri. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi yang akan diobservasi. 3.4.3 Instrumen penelitian Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah butir-butir soal (Terlampir), rubrik penilaian inkuiri (Terlampir), lembar observasi aktivitas siswa (Terlampir), dan lembar observasi aktivitas guru (Terlampir). 3.5 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kesesuaian hasil belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa, target, KKM IPS 90 dan apabila sebanyak 100% siswa telah mencapai nilai minimal 90 maka dikatakan tuntas secara klasikal. 50

3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Komparatif yaitu membandingkan hasil dari Prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menggunakan distribusi ketuntasan, skor rata-rata, skor minimal, skor maksimal, dan persentase. Untuk melakukan Analisis data telebih dahulu dilakukan Uji Prasarat Instrumen Penelitian, yang terdiri dari Uji Validitas Isi, Uji Reliabilitas, dan analisis data. Uji prasarat instrumen penelitian terdiri dari validitas, reliabilitas yang di perkuat oleh tingkat kesukaran soal. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2010). Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2010 : 213). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar. ( )( ) = [ ( ) ][ ( ) ] Keterangan: r xy x y n = index korelasi antara dua variable yang dikorelasikan = variabel bebas = variabel terikat = jumlah (banyaknya) data Uji validitas dilakukan dengan SPSS 17,0. Tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen, ada berbagai pendapat. Kriteria intrumen menurut Saifuddin Azwar dalam Naniek Sulistya Wardani (2010) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation 0,20. Kategori inilah yang digunakan untuk menentukan apakah item valid atau tidak. Menghitung validitas bertujuan untuk menilai ketepatan instrument tersebut dalam mengukur kemampuan siswa. 51

Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah variabel bentukkan yang menunjukkan derajad sampai dimana masingmasing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2010 : 221) Untuk menentukan koefisien reliabilitas soal pilihan ganda menggunakan rumus KR.20. Rumus reliabilitas dengan KR.20 (Arikunto, 2010 : 230) adalah: ( 1) Keterangan: k = banyaknya butir pertanyaan = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir = 1- = varians total Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 dan kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Naniek Sulistya Wardani (2010:35) sebagai berikut: α 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < α 0,8 : dapat diterima 0,8 < α 0,9 : reliabilitas bagus α > 0,9 : reliabilitas memuaskan Soal yang akan diujikan pada siswa kelas V SD N Jogonayan dilakukan uji coba terlebih dahulu pada SD N 1 Ngablak untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas. Item soal yang diuji validitasnya ada 30 soal pilihan ganda untuk siklus I, 30 soal pilihan ganda pada siklus II, dan 30 Soal Pilihan ganda pada siklus III. Hasil dari validitas pada siklus 1 ada 8 soal pilihan ganda Koefisien corrected item to total correlation kurang dari 0,2, sehingga butir-butir tersebut 52

tidak valid dan dibuang. Untuk hasil dari validitas siklus II dan III ada 7 soal pilihan ganda Koefisien corrected item to total correlation kurang dari 0,2, sehingga butir-butir tersebut tidak valid dan dibuang. Sedangkan butir-butir yang lainnya memiliki koefisien corrected item to total correlation lebih dari 0,2, maka butir-butir tersebut dinyatakan valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian. Untuk lebih lengkapnya dapat di lihat di lampiran. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap soal-soal pada siklus I, pada soal pilihan ganda di dapat koefisien realibilitas alphanya memiliki nilai 0,888 sehingga dinyatakan reliabilitas soal bagus. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap soal-soal pada siklus II dan III, pada soal pilihan ganda di dapat koefisien realibilitas alphanya memiliki nilai 0,893 sehingga dinyatakan reliabilitas soal bagus. Tingkat kesukaran soal adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut (Rahmah Zulaiha, 2008;14). Tingkat kesukaran soal pilihan ganda diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus berikut (Rahmah Zulaiha, 2008:15) : TK = Keterangan: TK JB n = Tingkat kesukaran soal pilihan ganda = Jumlah (banyaknya) siswa yang menjawab benar = jumlah (banyaknya) siswa Tingkat kesukaran soal uraian menurut klasifikasi puspendik dalam Rahmah Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: 53

TK = Keterangan TK = Tingkat kesukaran soal uraian Mean = Rata-rata skor siswa Skor Maksimum = Skor maksimum yang ada pada tabel penskoran Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Rahmah Zulaiha, 2008:14). TK < 0, 3 = Sukar 0,3 TK 0,7 = Sedang TK > 0,7 = Mudah Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas diambil 20 butir soal pilihan ganda pada siklus I serta pada siklus II dan III diambil 20 butir soal pilihan ganda. Untuk hasil akhir pada uji tingkat kesukaran instrumen tes siklus I didapat hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 19 butir dan pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 1 butir. Pada siklus II dan III didapat hasil pada butir soal pilihan ganda dengan tingkat kesukaran sedang sebanyak 18 butir dan pada tingkat kesukaran sukar sebanyak 2 butir. 54