KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami hambatan sehingga program-program yang diluncurkan untuk

LANDASAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAKSARAAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

PERAN SERTA TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN BONDOWOSO DALAM RANGKA PENUNTASAN BUTA AKSARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kesetaraan Gender Strategi Jitu dalam Pemberantasan Buta Aksara di Indonesia

KOMITMEN MASYARAKAT INTERNASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN KEAKSARAAN

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN

PENYEBAB TERJADINYA BUTA AKSARA

VI. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL. Pelaksanaan Kegiatan Keaksaraan Fungsional merupakan Gambaran

173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,.

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU

KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PERANAN PENERAPAN METODE IQRO TERHADAP HASIL BELAJAR WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI. Irliana Faiqotul Himmah 13

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga masyarakat yang buta aksara merupakan penghambat utama baginya untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia. Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 4, Nomor 1 : Februari 2016

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 481

PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

P Direktur Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

PEMBERANTASAN BUTA AKSARA

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam dunia pendidikan motivasi merupakan pendorong utama siswa dalam

B U T A A K S A R A. Oleh: FITTA UMMAYA SANTI

Menumbuhkan Motivasi, Menggali Potensi yang Tersembunyi

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan. keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

Tabel 3.28 Pencapaian Misi IV dan Indikator. tercapai. tidak tercapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Badan Pusat Statistik, Penduduk buta aksara usia tahun

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

INOVASI KEAKSARAAN UNTUK PEMBERDAYAAN DAN PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN ENREKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat hadir di Indonesia di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga

Efektivitas program pemberantasan buta aksara melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik di kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul. DIY.

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KEAKSARAAN TERINTEGRASI DENGAN LIFE SKILLS BERBASIS POTENSI PANGAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas

PENDIDIKAN KESETARAAN FITTA UMMAYA SANTI, S. PD., M. PD

STRATEGI & METODE PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari

BUPATI TANGGAMUS PROPINSI LAMPUNG

Direktur Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan

Kata Kunci: Aksesibilitas dan Partisipasi Masyarakat, Pendidikan Dasar 9 Tahun, dan Daerah Perbatasan

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN JEMBER

STA NDA R LAYA NA N DA N PROG RA M TA HUN 2012

Pemberantasan Buta Aksara untuk Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Masyarakat Sekitar Hutan Desa Manipi, Kecamatan Pana, Kabupaten Mamasa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setelah lebih dari 60 tahun bangsa Indonesia merdeka, masih terdapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. besar dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

Panduan Teknis Apresiasi Layanan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Melalui. Lomba Keberaksaraan Warga Belajar Pendidikan Keaksaraan Tahun 2017

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Direktorat Pendidikan Masyarakat Gd. E Lt.VI Jl. Jend. Sudirman - Senayan Jakarta Telp. : (021) , , , ,

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang strategis dalam mengembangkan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEAKSARAAN TERHADAP PENDIDIKAN ORANG DEWASA (Penelitian Tentang Keaksaraan di PKBM Hidayah)

PEMBELAJARAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL PEKERJA BURUH GENDONG DI PASAR GIWANGAN YOGYAKARTA SKRIPSI

KEBIJAKAN PROVINSI JAWA TIMUR DI BIDANG PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BIDANG PENDIDIKAN. Ida Rindaningsih, M.Pd

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang rendah akan memiliki tingkat kesejahteraan yang kurang

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

SKRIPSI. Oleh: Riski Yuliani NIM

EVIDENCE BASED PLANNING

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MERANCANG BAHAN AJAR PENDIDIKAN KEAKSARAAN Bahan Sajian Semiloka Pendidikan Keaksaraan

BAB I PENDAHULUAN. mencetak peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi, mempunyai. sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat.

UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR BAGI WARGA BUTA HURUF PADA KEAKSARAAN FUNGSIONAL

PENERAPAN METODE IQRO PADA PEMBELAJARAN CALISTUNG WARGA BELAJAR KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR MERPATI

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI :

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

KEBERHASILAN PROGRAM KEAKSARAAN FUNGSIONAL (KF)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI ORANG TUA TERHADAP BUTA AKSARA ANAK USIA SEKOLAH DI KECAMATAN SUMBER WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO

IKATAN MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH INDONESIA (IMADIKLUS INDONESIA)

Transkripsi:

KEBIJAKAN PROGRAM PEMBERANTASAN BUTA AKSARA Disampaikan Dalam Program Pengabdian pada Masyarakat Di Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kab Bantul Tanggal 19 Juli 2008 OLEH: Hiryanto, M.Si Dosen Jurusan PLS FIP UNY JJURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2008

A. Pendahuluan Program Pemberantasan Buta Aksara, sebetulnya sudah berjalan sejak jaman kemerdekaan, namun dalam perjalanannya terjadi pasang surut, bahkan dalam sejarahnya negara Indonesia pernah memproklamirkan bebas 3 buta. Tetapi karena tidak dipergunakan ketrampilan menyebabkan banyak yang menjadi buta kembali. Undang-undang Dasar 1945, pasal 31 ayat (2) Deklarasi Dakkar 2000: menurunkan angka buta aksara orang dewasa khususnya perempuan sebesar 50 % pada akhir tahun 2015 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 5 ayat (1) dan pasal 11 ayat (1) dan pasal 26. PP No. 7 Tahun 2005 tentang RPJMN tahun 2004-2009. Inpres RI No. 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajar Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara Kep.Menko Kesra No. 22/KEP/MENKO/KESRA/IX/2006, tentang Pembentukan Tim Koordinasi Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara (GNP- PWB/PBA) Peraturan Bersama antara Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Mendagri dan Mendiknas Nomor: 17/Men.PP/Dep.II/VII/2005, Nomor 28A Tahun 2005 dan Nomor 1/PB/2005 tentang Percepatan Pemberantasan Buta Aksara Perempuan. Peraturan Mendiknas Nomor 35 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajar Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara Renstra Depdiknas tahun 2005-2009 Keputusan Mendiknas No.009 tahun 2007 tentang Pembentukan Sekretariat Tim Koordinasi Nasional GNP-PWB/PBA Mengapa Perlu Pemberantasan Buta Aksara Pertama, Melek aksara merupakan hak dasar bagi setiap orang, sekaligus sebagai kunci pembuka bagi pemerolehan hak-hak dasar lainnya. Kedua masalah buta aksara sangat terkait dengan:

1. Kemiskinan 2. Kebodohan 3. Keterbelakangan 4. Ketidakberdayaan Ketiga, Buta aksara berdampak terhadap pembangunan Bangsa, yakni: 1. Rendahnya produktivitas masyarakat 2. Rendahnya kesadaran untuk menyekolahkan anak/keluarganya. 3. Rendahnya kemampuan mengakses informasi 4. Sulit menerima inovasi (pembaharuan) 5. Rendahnya indeks pembangunan manusia. Strategi Pemberantasan Buta Aksara Memprioritaskan pemberantasan buta aksara di provinsi dan kabupaten yang tinggi angka buta aksarannya. Menerapkan sistem blok, yakni pemberantasan buta aksara mulai dari daerah yang angka buta aksaranya paling tinggi selanjutnya bergeser ke daerah yang angka buta aksaranya lebih rendah. Menerapkan pendekatan vertikal melalui penggunaan struktur pemerintahan. Menerapkan pendekatan horisontal melalui kerjasama dengan berbagai organisasi nonpemerintah Kerjasama dengan Perguruan Tinggi antara lain melalui penyelenggaraan KKN dan PPL tematik PBA Mengintegrasikan program pemberantasan buta aksara dengan programprogram pemberantasan kemiskinan atau program lain yang relevan. Melaksanakan sertifikasi pendidikan keaksaraan yang mengacu pada SKK dan Pedoman penilaian Hasil Belajar (PPHB) pendidikan keaksaraan TANTANGAN PENDIDIKAN KEAKSARAN Sebagian besar dari penduduk buta aksara berusia di atas 44 tahun sehingga sulit dibelajarkan (hardrock) dengan ciri-ciri: a) Umumnya berasal dari keluarga miskin b) Mengalami gangguan penglihatan c) Berdomisili di daerah yang sulit dijangkau d) Motivasi belajarnya rendah

Komitmen beberapa Pemda belum kuat, belum semua provinsi dan kabupaten mengalokasikan anggaran untuk PBA Belum semua daerah menetapkan perda tentan program Pendidikan Keaksaraan Masih berkembangnya persepsi yang salah bahwa proses pembelajaran harus mendapatkan ijazah. Karakteristik Program Pendidikan Keaksaraan Arah program: pemberdayaan masyarakat Usia sasaran: 15 tahun ke atas, dengan prioritas warga BA usia 15-44 tahun Dilaksanakan secara bertahap o Keaksaraan Dasar 114 jam @ 60 menit o Keaksaraan Lanjutan 66 jam @ 60 jam o Keaksaraan Mandiri 36 jam @ 60 jam Pendekatan: Keaksaraan Fungsional Dilakukan secara kelompok : 10 orang tiap kelompok di bawah bimbingan seorang tutor Sebagai bukti kelulusan WB diberi SUKMA dengan tingkatan SUKMA 1, SUKMA 2 dan SUKMA 3. Untuk peningkatan dan pelestarian kemampuan keaksaraan di tindaklanjuti dengan program Taman Bacaan Masyarakat Apa Melek Aksara Fungsional itu? Seseorang dikatakan melek aksara fungsional apabila paling tidak orang tersebut dapat menggunakan kemampuan baca dan tulis dengan huruf latin dan berhitung dengan angka arab dalam kegiatannya memerlukan kecakapan tersebut dan juga memungkinkannya untuk melanjutkan pemanfaatan kecakapan membaca, menulis dan berhitung untuk pengembangan diri dan masyarakat Apa Tujuan Pemberantasan Buta Aksara Meningkatkan kemampuan membaca dan menulis dengan huruf latin dan berhitung serta berketrampilan Dengan kemampuan calistung memungkinkan mereka dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Menciptakan tenaga lokal yang potensian untuk mengelola sumberdaya yang ada dilingkungannya. Dengan kemampuan calistung merupakan dasar untuk terciptanya masyarakat gemar membaca dan mampu menekan angka drop out di pendidikan persekolahan. Cara agar strategi PBA berhasil Belajar dengan materi yang dikaitkan dengan kebutuhan & masalah seharihari. Bahan belajar yang menarik dari segi isi dan kemudahan untuk mempelajarinya. Proses belajar yang menarik dan relevan dengan kebutuhan. Ada wadah atau tindak lanjut yang menjadi wahana pembelajaran lulus, misal TBM, KBU dsb. Kesempatan untuk mempraktekkan kemampuan baca, tulis dan hitung dalam kehidupan sehari-hari.