BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

3 Metodologi Penelitian

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

KAJIAN ISOTERM ADSORPSI ION Ni(II) dan Zn(II) PADA BIOMASSA Porphyridium sp. YANG DIMODIFIKASI DENGAN SILIKA MAGNET

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

BAB 3 METODE PERCOBAAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

PEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

Transkripsi:

30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium sp, Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Lampung dan analisis menggunakan Spektrofotometer IR dan XRD di Laboratorium Kimia Organik FMIPA Universitas Gajah Mada. B. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain gelas kimia, gelas ukur, gelas plastik, pipet tetes, spatula, corong, neraca analitis, pengaduk magnetik, batang pengaduk, oven, ph indikator universal, spektrofotometer IR dan kertas saring Whatman No.42. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini adalah TEOS (tetraetilortosilikat), FeCl 3. 6H 2 O, FeSO 4. 5H 2 O, etanol p.a Merck, etanol teknis, aquades, HCl, NH 3, NH 4 OH, dan biomassa alga Porphyridium sp.

31 C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Biomassa Alga Porphyridium sp Alga dalam bentuk nata dipreparasi di BBPBL lampung. Alga tersebut kemudian dikeringkan selama 3 hari. Selanjutnya dioven pada suhu 40 O C selama 2-3 jam, setelah itu alga digerus hingga halus sampai ukuran 200 mesh. 2. Sintesis a. Hibrida Porphyridium sp silika (HAS) Sebanyak 5 ml TEOS dicampurkan 2,5 ml aquades ke dalam gelas plastik, lalu diaduk selama 30 menit dengan pengaduk magnet dan ditambahkan HCl 1 M hingga ph larutan mencapai ph 2 (Larutan 1). Di wadah lain, sebanyak 0,2 g biomassa Porphyridium sp dan etanol sebanyak 5 ml dicampur ke dalam gelas plastik dan diaduk dengan pengaduk magnet selama 30 menit (Larutan 2). Larutan A yang telah homogen kemudian dicampur dengan Larutan B, disertai dengan pengadukan dan penambahan beberapa tetes larutan NH 3 1M sampai terbentuk gel. Gel yang terbentuk disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, lalu didiamkan selama 24 jam. Gel kemudian dibilas dengan menggunakan aquades dan etanol (60:40) hingga ph 7. Selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 40 0 C selama 2-3 jam dan digerus hingga halus (Agung, 2014) b. Magnetit (Fe 3 O 4 ) Sebanyak 5,41 gram FeCl 3.6H 2 O dilarutkan dalam 10 ml akuades ( larutan 3) dan 5,56 gram FeSO 4.5H 2 O dilarutkan dalam 10 ml akuades ( larutan 4).

32 Selanjutnya (larutan A) dicampur dengan (larutan B) disertai pengadukkan hingga larutan menjadi homogen. Setelah larutannya homogen ditambahkan NH 4 OH 1 M tetes demi tetes (kurang lebih sampai ph > 10,5) sampai terbentuk endapan hitam. Kemudian endapan hitam yang terbentuk disaring dengan kertas saring Whatman No.42, lalu didiamkan selama 24 jam. Setelah itu endapan tersebut dibilas dengan aquades dan etanol (60:40) hingga ph 7. Endapan kemudian dioven pada suhu 40 o C selama 2-3 jam hingga berat konstan, selanjutnya digerus hingga halus (Buhani et al., 2013) c.. Hibrida Porphyridium sp-silika-magnetit (HASM) Sebanyak 5 ml TEOS dicampurkan dalam 2,5 ml aquades yang dimasukkan ke dalam gelas plastik, lalu ditambahkan ditambahkan HCl 1 M tetes demi tetes hingga ph larutan mencapai ph 2 sambil diaduk dengan pengaduk magnet selama 30 menit. Kemudian ditambahkan magnetit sebesar 0,2 g (Larutan 5). Di tempat lain, biomassa Porphyridium sp sebesar 0,2 g dicampur dengan 5 ml etanol disertai dengan pengadukkan selama 30 menit (Larutan 6). Selanjutnya larutan A dicampur dengan larutan B sambil diaduk dan penambahan beberapa tetes larutan NH 3 1M sampai terbentuk gel. Gel yang terbentuk disaring dengan kertas saring Whatman No.42, kemudian didiamkan selama 24 jam. Gel yang telah didiamkan semalaman selanjutnya dibilas dengan menggunakan aquades dan etanol (60:40) hingga ph 7. Kemudian dioven pada suhu 40 o C selama 2-3 jam dan digerus dengan ukuran 100-200 mesh (Buhani et al., 2013).

33 D. Karakterisasi Instrumentasi yang digunakan untuk karakterisasi zat pada penelitian ini adalah : 1. Spektrofotometer IR, untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada Porphyridium sp., TEOS dan magnetit. 2. XRD untuk análisis kualitatif dan penetapan semi-kuantitatif, menentukan tingkat kekristalan HAS dan HAS-M, dan keberhasilan immobilsasi biomassa Porphyridium sp. 3. SSA, untuk análisis kandungan logam Pb(II), Cu(II), dan Cd(II) yang diadsorbsi HAS dan HASM E. Uji Adsorpsi 1. Penentuan dosis adsorben Biomassa HAS sebanyak 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 gram masing-masing dimasukkan ke dalam labu erlemeyer dan ditambahkan 25 ml larutan ion Pb(II) 100 ppm lalu diaduk dengan pengaduk selama 1 jam. Kemudian larutan disentrifus dan filtrat yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SSA. Prosedur ini juga diterapkan dengan menggunakan larutan ion Cu(II) dan ion Cd(II). Penentuan dosis optimum untuk HASM dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur di atas. 2. Penentuan ph optimum Dari percobaan (a) yang diperoleh massa HAS optimum dimasukkan ke dalam 5 labu Erlenmeyer. Kemudian sebanyak 25 ml larutan ion Pb(II) 100 ppm ditambahkan ke dalam masing-masing labu Erlenmeyer. Masing-masing labu

34 Erlenmeyer diatur ph yang berbeda dengan menggunakan larutan penyangga asam asetat. ph yang digunakan, yaitu 3, 4, 5, 6, dan 7. Kemudian larutan diaduk dengan pengaduk selama 1 jam. Setelah itu larutan disentrifus dan filtrat yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SSA. Prosedur ini juga diterapkan dengan menggunakan larutan ion Cu(II) dan larutan ion Cd(II). Penentuan ph optimum untuk HASM dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur di atas (Buhani et al., 2010) 3. Variasi waktu interaksi Massa alga HAS optimum dari percobaan (a) dimasukkan ke dalam 6 labu erlenmeyer yang berbeda kemudian ditambahkan 25 ml larutan Pb(II) 100 ppm dan kondisi ph dibuat optimum sesuai hasil percobaan (b). Waktu pengadukan dibuat bervariasi, yaitu 0, 15, 30, 45, 60, dan 90 menit. Kemudian larutan disentrifus dan filtrat yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SSA. Prosedur ini juga diterapkan dengan menggunakan ion Cu(II) dan Cd(II). Penentuan waktu optimum untuk HASM dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur di atas (Buhani et al., 2010). 4. Penentuan variasi konsentrasi logam optimum Massa alga HAS optimum dari hasil percobaan (a) dimasukkan ke dalam 5 labu Erlenmeyer, kemudian ditambahkan dengan 25 ml larutan ion logam Pb(II) yang berbeda, yakni 0, 25, 50, 100, 200, dan 300 ppm. Masing-masing labu Erlenmeyer diaduk dengan waktu pengadukan optimum sesuai hasil perobaan (c) dan ph optimum dari hasil percobaan (b). Kemudian larutan disentrifus dan filtrat yang diperoleh dianalisis menggunakan SSA. Prosedur ini juga diterapkan dengan

35 menggunakan larutan ion Cu(II) dan Cd(II). Penentuan konsentrasi logam optimum yang diserap HASM dilakukan dengan cara yang sama seperti prosedur di atas (Buhani et al., 2010)