BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 3 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik pula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) bertujuan sebagai salah satu syarat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja lapangan Mandiri (PKLM) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dengan yang namanya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 10 Tahun 2002 Seri: C

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Administrasi Perpajakan yaitu Praktik Kerja Lapangan, sebagai mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan penduduk yang padat. Untuk mengatur dan menjalankan sebuah

BAB III GAMBARAN TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPARKIRAN. Dasar Hukum Pengeloal Perparkiran Kota Medan meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. oleh pemerintah pusat merupakan sumber penerimaan Negara Anggaran

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 108 TAHUN 2015 TENTANG BIAYA PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Dalam hal ini peran masyarakat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Dan Prosedur Pembayaran Retribusi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

DAFTAR TABEL. Tabel 2. 2 Tabel Jumlah Perangkat Desa Silumajang BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

P E R A T U R A N D A E R A H

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruhi dan memiliki peranan yang terpenting bagi Negara Indonesia

WALIKOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : 2/B TAHUN : 2001 SERI : B PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2001

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dalam menghadapi era-globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya rencana penerimaan negara yang berasal dari pajak sebagai sumber utama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. terutama melalui pembayaran pajak, digunakan oleh pemerintah untuk melakukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus keuangannya sendiri dan mempunyai hak untuk mengelola segala. sumber daya daerah untuk kepentingan masyarakat setempat.

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 01 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan dengan memberikan keleluasaan pada

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 12 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dana untuk pembiayaan pembangunan guna mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Demi mewujudkan kemandirian suatu bangsa dan negara dalam pembiayaan

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengenai lingkungan kerja dan kegiatan-kegiatan suatu perkantoran khususnya di

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan di segala bidang, maka konsekuensinya Pemerintah

Perda No. 16 / 2001 tentang Retribusi dan Pengelolaan Parkir di Tepi Jalan Umum di Kabupaten Magelang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU

WALIKOTA YOGYAKARTA, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perpajakan di Indonesia bukan menjadi persoalan pemerintah

setelah tax reform, Pemerintah menjadikan sektor pajak sebagai sumber utama dalam

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PARKIR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 62 TAHUN 2006 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Nasional diperlukan dana guna pemenuhan tersebut. Pemerintah Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan peningkatan usaha pembangunan, maka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. peranan penting dan vital dalam kebijaksanaan fiskal, baik negara maju maupun

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

BAB V PENUTUP. maka bab ini akan mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah dan pelayanan terhadap masyarakatnya. Daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari hasil Pajak Daerah. Pajak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR KENDARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Keberhasilan suatu bangsa dalam pembangunan nasional sangat ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Dari sektor pajak diharapkan partisipasi aktif masyarakat dalam

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat dengan daerah, dimana pemerintah harus dapat mengatur dan mengurus

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 18 TAHUN 2007 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap daerah memiliki kebebasan untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. rakyat pada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan.

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DITEPI JALAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Pemerintah Daerah sebagai salah satu komponen Pemerintah Pusat secara otomatis memikul tanggung jawab dalam penghimpunan dana untuk pembangunan di daerahnya. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang bertujuan mengatur penyelenggaraan otonomi daerah. Daerah otonom merupakan suatu daerah yang diberikan hak sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Oleh karena itu, salah satu sumber dana atau pendapatan yang dapat diambil adalah dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kemudian Pemerintah Pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2000 tentang Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah yang mengatur tentang retribusi parkir harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas. Selanjutnya Pemerintah Daerah Kota Medan membuat suatu peraturan mengenai retribusi daerah dalam hal perparkiran yaitu Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 34 Tahun 2000 Pasal 2 huruf g tentang Pajak Parkir yang bertujuan untuk mengatur pelaksanaan retribusi perparkiran di Kota Medan

agar dapat berjalan dengan baik dan teratur. Dimana Pajak Parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran. Dengan melihat keadaan perparkiran berdasarkan Peraturan Daerah tersebut banyak permasalahan yang bisa diangkat ke permukaan untuk dapat dicari solusi pemecahannya agar tercipta Kota Medan yang tertib, aman, lancar dan bestari. Kemudian penulis mengambil beberapa permasalahan saja dikarenakan waktu yang diberikan hanya sedikit dan itupun masih kurang. Masalah yang pertama, penulis akan menguraikan pendapatan Kota Medan yang diperoleh dari retribusi perparkiran yang dilaksanakan oleh Kantor Badan Pengelola Perparkiran Kota Medan. Masalah yang kedua adalah petugas parkir yang bertugas dilokasi tepi jalan umum hanya memberikan karcis kepada pemilik atau pengemudi kendaraan bermotor yang parkir apabila meminta karcis tersebut dan apabila tidak memintanya maka karcis tersebut tidak akan diberikan, padahal karcis harus diberikan kepada pemilik atau pengemudi kendaraan yang memarkirkan kendaraannya di lokasi parkir walaupun karcis tersebut tidak diminta. Karena setiap penerimaan dan penyetoran retribusi parkir yang akan masuk ke kas

daerah harus sesuai dengan jumlah yang diterima dan disetor serta jumlah pemakaian karcis terakhir. Masalah yang ketiga yaitu petugas parkir memberikan tarif parkir yang sama besarnya untuk setiap kendaraan yang diparkir lama atau hanya sebentar, padahal seharusnya ada batas waktu parkir yang telah ditetapkan dan apabila telah melewati batas waktu tersebut maka akan dikenai biaya tambahan. Hal penting lainnya yang dijadikan permasalahan dari penulis yaitu petugas parkir dibebaskan dari tuntutan dan tanggung jawab atas kerusakan, kehilangan kendaraan serta barang-barang yang ada di dalamnya. Padahal sebagian masyarakat pemilik atau pengemudi kendaraan yang memarkirkan kendaraannya memiliki rasa aman ketika memarkirkan kendaraannya, tetapi apabila mengetahui akan hal tersebut maka masyarakat akan merasa dirugikan karena masyarakat beranggapan bahwa dengan telah membayar parkir maka kendaraannya akan dijaga oleh petugas parkir tersebut dari kerusakan, kehilangan kendaraan serta barang-barang yang ada di dalamnya. Sesuai dengan apa yang telah diuraikan di atas maka penulis memilih judul praktik dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu TINJAUAN TERHADAP PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPARKIRAN KOTA MEDAN PADA KANTOR BADAN PENGELOLA PERPARKIRAN KOTA MEDAN.

1.2 RUANG LINGKUP PKLM Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang dilakukan di Kantor Badan Pengelola Perparkiran Kota Medan Jl. Balai Kota No.10 Medan. Berdasarkan uraian singkat di atas, maka Penulis merumuskan beberapa permasalahan yang ditinjau secara langsung dari beberapa lahan parkir yang ada di kota Medan dan dari kantor Badan Pegelola Perparkiran Kota Medan, yaitu : 1. Berapa jumlah pendapatan kota Medan yang diperoleh dari pajak perparkiran? 2. Mengapa petugas parkir hanya memberikan karcis jika pemilik atau pengemudi kendaraan bermotor meminta karcis tersebut? 3. Mengapa pengenaan besarnya tarif parkir untuk setiap kendaraan yang diparkir lama atau hanya sebentar adalah sama? 4. Mengapa petugas parkir dibebaskan dari tuntutan dan tanggung jawab atas kerusakan, kehilangan kendaraan serta barang-barang yang ada di dalamnya? 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PKLM 1.3.1 Tujuan PKLM Adapun tujuan dakam PKLM adalah : 1. Untuk mengetahui jumlah pendapatan Kota Medan yang diperoleh dari pajak perparkiran.

2. Untuk mengetahui sebab-sebab petugas parkir hanya memberikan karcis jika pemilik atau pengemudi kendaraan bermotor meminta karcis tersebut. 3. Untuk mengetahui alasan-alasan pengenaan besarnya tarif parkir untuk setiap kendaraan yang diparkir lama atau hanya sebentar adalah sama. 4. Untuk mengetahui alasan-alasan petugas dibebaskan dari tuntutan dan tanggung jawab atas kerusakan, kehilangan kendaraan serta barangbarang yang ada di dalamnya. 1.3.2 Manfaat PKLM Adapun manfaat dalam PKLM adalah : a. Untuk Mahasiswa 1. Menerapkan masalah-masalah teori secara nyata (real), 2. Belajar berprilaku kerja yang baik, 3. Belajar menggunakan keahlian dan kemampuan, 4. Dapat meningkatkan keahlian berhubungan dan berkomunikasi, 5. Menyalurkan produktifitas dan efisiensi, 6. Mempersiapkan mahasiswa pada pekerjaan di masa depan.

b. Untuk Universitas. 1. Dapat meningkatkan kerja sama antara kampus dan perusahaan, 2. Menyediakan uji nyata dunia kerja dengan lulusannya, 3. Dapat mengaplikasi kehidupan nyata untuk kerja, 4. Membuka peluang untuk dosen dan interaksi perusahaan, 5. Dapat menawarkan atau memberikan revisi kurikulum, 6. Mempromosikan sumber daya universitas, 7. Dapat memperbaiki pandangan umum mengenai universitas. c. Untuk Perusahaan. 1. Pengadaan sumber daya untuk para pegawai di masa yang akan datang, 2. Memberikan sumber daya melalui ide-ide baru, 3. Mempromosikan hubungan baik dengan universitas, 4. Mengurangi waktu latihan untuk karyawan baru, 5. Menyemangati kesetiaan perusahaan, 6. Mempromosikan image perusahaan.

1.4 METODE PKLM Dalam melakukan PKLM ini, adapun metode-metode yang diterapkan agar dapat menunjang kegiatan dengan baik, diantaranya : 1. Persiapan Yaitu adanya persiapan yang matang sebelum menentukan judul praktik sehingga nantinya mempermudah dalam menjalankan praktik tersebut. 2. Studi Literatur Metode ini dilakukan dengan cara menggunakan buku-buku ilmiah. 3. Observasi Lapangan Yaitu dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung kepada objek pajak. 4. Pengumpulan Data Dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui pihak-pihak yang mempunyai wewenang didalamnya untuk memberikan data yang diberikan kepada observasi. 5. Analisis Data dan Evaluasi, meliputi : 1) Penggunaan tehnik-tehnik analisis yang sesuai dengan bentuk dan macam data yang diperoleh sesuai tuntutan permasalahan PKLM, 2) Pengolahan data dengan coding, editing, dan tabulating.

1.5 METODE PENGUMPULAN DATA Dalam pengumpulan data-data yang diperoleh, dapat menggunakan metode-metode sebagai berikut : 1. Observasi Lapangan Yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data langsung kepada objek pajak. 2. Wawancara Yaitu dengan cara melakukan komunikasi langsung kepada objek pajak ataupun pahak-pihak yang mempunyai wewenang untuk memberikan jawaban atau data yang diperlukan. 3. Dokumentasi Yaitu dengan meminta data-data yang ada kepada pihak-pihak yang berwenang di dalamnya. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dari persoalan yang hendak diuraikan serta tercapainya tujuan PKLM, maka seluruh pembahasan dalam proposal ini dibagi dan disusun sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah, ruang lingkup PKLM, tujuan dan manfaat

PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data, dan sistematika pembahasan. BAB II : GAMBARAN UMUM KANTOR BADAN PENGELOLA PERPARKIRAN KOTA MEDAN Pada bab ini dibahas mengenai sejarah singkat Kantor Badan Pengelola Perparkiran Kota Medan, struktur organisasi, uraian tugas dan fungsi, gambaran pegawai. BAB III : GAMBARAN TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPARKIRAN Pada bab ini penulis akan menerangkan tentang data mengenai tinjauan pelaksanaan retribusi perparkiran kota Medan pada Kantor Badan Pegelola Perparkiran Kota Medan. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan yaitu mengenai tinjauan pelaksanaan retribusi perparkiran kota Medan pada Kantor Badan Pengelola Perparkiran Kota Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisikan kesimpulan dan saran kiranya dapat mendorong kinerja dari Kantor Badan Pengelola Perparkiran untuk membuat suasana perparkiran kota Medan menjadi lebih baik.