MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini terfokus pada peserta didik SD Negeri 1 Gedong Tataan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODEI PENELITIAN

OLEH. : Nurdin Dunggio. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

DENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Imam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH

PENGGUNAAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA KELAS V BIARO BARU ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mata pelajaran IPS Kelas IV SDN 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo. Siklus I

BAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh

Beberapa kepala sekolah yang pernah menjabat di SDN 1 Suwawa

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DALAM MENULIS TEKS REPORT DI SMK

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE FLASHCARD DI KELAS V MI AL FALAH KECAMATAN LIMBOTO BARAT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG. Nanik Sudaryati 24

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom ction research) yang bersifat refleksi dan. Proses Penelitian Tidakan Kelas

SITI WARTINI, SMA NEGERI 2 CEPU, BLORA, JAWA TENGAH, INDONESIA SITI WARTINI. Publikasi PTK, Telp : ,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 1 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan fokus penelitian

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VB SDN WEDARIJAKSA 02 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Siti Jaleha SMPN 3 Paringin, Jl. Paringin, Tanjung KM. 08 Dahai RT. 2, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL KEMAMPUAN SISWA MENULIS NAMA BILANGAN DALAM BAHASA INGGRIS DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Pembagian Bilangan Cacah melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas II SD Inpres 3 Palasa

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tidak sama, oleh karena itu peserta didik harus berpartisipasi aktif secara fisik dan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB III METODE PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru diharapkan mampu lebih. pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN SOAL CERITA DALAM MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI SDN PASINAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan ilmu yang memegang peranan penting dalam

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian ini dari Amelliyani Salsabil, mahasiswa fakultas ilmu pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya menusia. 1 Pengalaman pembangunan

Penulis : Zenab L. Danial Nim : Pembimbing I : Dra Martianty Nalole, M.Pd Pembimbing II : Dra Syamsiar RivaI S.Pd, M.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIS Sullamut Taufiq yang

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Meningkatkan Apresiasi Siswa Kelas VII SMPN 3 Labuan Dalam Menyimak Puisi Melalui Strategi Modeling dengan Menggunakan Media Video Rekaman Puisi

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan Oleh FATMAH TANIYO NIM : 151 410 160 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd NIP. 19600128 198603 2 003 NIP. 19800306 200604 2 025 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si. NIP. 19580712 198403 2 001

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Fatmah Taniyo, Evi Hasim, M.Pd, Wiwy T. Pulukadang 1 Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui model make a match dapat meningkatkan kemampuan siswa mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris di kelas II SDN 8 Limboto Barat Kabupaten gorontalo? Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris melalui model Make A Match. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus II. Berdasarkan data observasi awal siswa yang mampu mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris yakni hanya 9 (24 %) dari 38 orang siswa. Pada siklus I sebanyak 17 (45%) dari 38 orang siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 31 (82 %) orang siswa dari 38 orang siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Make A Match dapat meningkatkan kemampuan mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris pada siswa kelas II SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci : Mengungkapkan waktu (time), model Make A Match 1 Fatmah Taniyo Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar; Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd selaku Dosen tetap Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG; Wiwy T. Pulukadang, S.Pd, M.Pd Selaku dosen Tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pendahuluan Bahasa Inggris mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan menunjukkan daya fikir manusia, dimana dalam pembelajaran bahasa Inggris banyak menuntut siswa agar mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tulisan, untuk itu guru harus berupaya memberikan kesan yang bermakna dan menyenangkan yang di sajikan dengan media yang menarik bagi siswa sehingga pelajaran bahasa Inggris dapat dipahami dengan mudah. Mengingat pentingnya peranan mengungkapkan waktu (time) tersebut bagi perkembangan siswa, maka cara guru mengajar mengungkapkan waktu (time) haruslah memilih metode yang tetap dan benar sehingga mudah dipahami anak yang mungkin selama ini cara penyampaian guru kurang tepat. Dalam pengajaran baik metode maupun strategi pendekatan hasil yang diperoleh siswa relatif rendah serta anak kurang berminat dalam pengajaran Bahasa Inggris. Adapun masalah yang ditemukan di SDN 8 Limboto Barat dalam kemampuan mengungkapkan waktu (time) yakni masih banyak kendala yang dialami siswa dalam mengungkapkan waktu (time). Siswa terkadang belum memahami dalam mengungkapkan waktu (time). Selain itu, masalah lain banyak siswa yang mengeluh karena kesulitan dalam mengungkapkan waktu (time). Hal ini disebabkan karena beberapa faktor. Antara lain siswa tidak mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, siswa tidak dapat memiliki konsep dasar dari materi yang diajarkan, serta terbatasnya kemampuan siswa dalam menunjukkan kemampuannya sehinnga kemampuan siswa untuk mengungkapkan waktu (time) tidak meningkat. Kondisi inilah yang menyebabkan kemampuan mengungkapkan waktu (time) siswa sulit untuk dipahami. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa kelas II, guru menggunakan model make a match. Dengan ini siswa dianggap mampu mengungkapkan waktu dalam bahasa Inggris. Melihat hal ini peneliti tertarik mengangkat permasalahan dalam judul Meningkatkan Kemampuan Mengungkapkan Waktu (Time) Melalui Model Make A Match Di Kelas II SDN 8 Limboto Barat Kabupaten Gorontalo Pengertian Kemampuan Mengungkapkan Waktu Mengungkapkan tidak datang secara langsung, melainkan harus melalui latihan yang banyak dan teratur. Mengungkapkan atau pengungkapan adalah kegiatan yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Kegiatan pengungkapan tersebut adalah cara

penyampaian pesan kepada orang lain yang harus dapat dipahami. Sebab kegiatan pengungkapan merupakan bentuk pengembangan kemampuan mengungkapkan perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sejak pendidikan dasar. Sebagai aspek, kemampuan mengungkapkan dapat di kuasai siapa saja yang memiliki kemampuan yang intelektual yang memadai. Dalam mengungkapkan pula siswa diharuskan memiliki kegemaran mengungkapkan untuk meningkatkan pengetahuan. Siswa dapat menuangkan wawasannya serta menyukai kegiatan mengungkapkan seperti waktu (time). Mengungkapkan merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih maka mengungkapkan semakin meningkat. Oleh karena itu, keterampilan mengungkapkan siswa perlu di kembangkan dan di harapkan semua siswa mampu mengungkapkan waktu (time). Mengungkapkan adalah kegiatan yang menuntut adanya latihan dan membutuhkan ketelitian serta kecerdasan dalam menyajikan sebuah gagasan dan perhatian untuk mengungkapkan waktu (time). Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa kemampuan mengungkapkan waktu (time) sangat penting. Jadi kemampuan mengungkapkan waktu (time) adalah kesanggupan seseorang berusaha dengan diri sendiri untuk mampu mengungkapkan dan melatih diri sendiri untuk mengungkapkan waktu (time). langkah - langkah Make A Match Dalam Pembelajaran Mengungkapkan Waktu (Time) 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review. 2. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu. 3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. 5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Keseluruhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini telah dibuktikan oleh Widyaningsih, dkk (2008) mengatakan penggunaan model make a match dapat meningkatkan keefektifan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Keunggulan Dan Kelemahan Make A Match Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Ada pun kelebihan dari make a match adalah sebagai berikut : a. Siswa terlibat langsung dalam menjawab soal yang disampaikan kepadanya melalui kartu. b. Meningkatkan kreativitas belajar siswa. c. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatn belajar mengajar. d. Pembelajaran lebih menyenangkan karena melibatkan media pembelajaran yang dibuat oleh guru. Sedangkan kekurangan model make a match adalah : a. Sulit bagi guru mempersiapkan kartu-kartu yang baik dan bagus sesuai dengan materi pelajaran. b. Sulit mengatur ritme atau jalannya proses pembelajaran. c. Siswa kurang menyerapi makna pembelajaran yang ingin disampaikan karena siswa hanya merasa sekedar bermain saja. d. Sulit membuat siswa berkonsentrasi. Metode Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo yang dimulai pada bulan april 2014 sampai dengan juni 2014. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penulis. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas II SDN 8 Limboto Barat Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 38 orang terdiri 26 orang anak laki-laki dan 12 orang siswa perempuan, dengan mayoritas pekerjaan orang tua sebagai petani. Adapun aspek-aspek yang diteliti meliputi aktivitas belajar, hasil belajar, serta respon siswa

terhadap pembelajaran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif berupa nilai tes tertulis yang diperoleh siswa, sedangkan analisis kualitatif berupa informasi tetap keefektifan pembelajaran didalam kelas ketika guru mengajarkan bahasa Inggris. Analisis deskriptif kuantitatif disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Sedangkan deskriptif kualitatif dilakukan untuk mendeskripsikan perilaku siswa yang diketahui dari hasil pengamatan dengan menggunakan lembar observasi yang terjadi pada pelaksanaan proses belajar mengajar. Skor tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 100 dengan nilai ketuntasan 65. Deskripsi Hasil Penelitian Dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SDN 8 Limboto Barat khususnya pada siswa kelas II, Peneliti mengadakan observasi awal, dalam hal ini peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas II yaitu pada pembelajaran bahasa Inggris khususnya kegiatan belajar siswa dalam mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris. Dari hasil observasi, peneliti mengambil data perolehan kemampuan siswa dalam mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris, yang dapat dilihat pada perolehan nilai kemampuan siswa mengungkapkan waktu (Time) bahasa Inggris Dari hasil pengamatan observasi awal di atas dapat diuraikan sebagai berikut : a. dari 38 orang siswa terdapat 9 orang siswa yang masuk pada kategori mampu atau 24 % b. siswa yang masih pada kategori tidak mampu berjumlah 29 orang siswa atau 76 % Data di atas menunjukkan bahwa dari seluruh siswa kelas II, berjumlah 38 orang siswa yang mengikuti proses belajar mengajar sebahagian besar atau 76 % belum mampu mengungkapkan waktu. Nilai rata-rata kemampuan mengungkapkan waktu bahasa Inggris sebesar 47 atau masih pada kategori cukup yakni mencakup 24 % atau belum berhasil a. Tahap pelaksanaan Siklus I Hasil Kemampuan siswa mengenal waktu (time) dalam bahasa Inggris setelah diadakan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan hasil kemampuan siswa pada observasi awal Dari hasil penilaian pada siklus I ini jika dilihat pada tabel di atas maka dapat diuraikan bahwa meningkatkan ketepatan bahasa Inggris mengalami peningkatan sampai 45 % atau 17 orang siswa yang mampu dan masih 21 orang siswa yang tidak mampu atau 55%.

Melihat hasil refleksi dari tindakan pada siklus I guna meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan waktu bahasa Inggris ini maka diadakan tindakan lanjutan yaitu dengan mengadakan kegiatan siklus II. Kegiatan pemantauan/observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung bertujuan untuk mengetahui tingkah laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengungkapkan waktu dalam bahasa Inggris melalui model make a match. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti bersama guru mitra menetapkan beberapa kelemahan yang ditemukan dan perlu diperbaiki sehingga kemampuan siswa mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris melalui model make a match dapat ditingkatkan. Adapun hasil refleksi siklus I adalah sebagai berikut : 1) Dalam aspek ketepatan dalam memasangkan kartu bahasa Inggris dengan baik dan benar ditemukan siswa belum mampu mencocokkan bila guru menyampaikannya secara lisan. 2) Penggunaan make a match belum maksimal dimana siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran 3) Penguasan kelas kurang dimiliki oleh guru dalam hal ini peneliti 4) Langkah-langkah pembelajaran kurang sistematis 5) Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran belum maksimal. 6) Evaluasi dalam pembelajaran kurang sesuai dengan langkah-langkah make a match dimana evaluasi harus menggunakan lembaran kerja namun siklus I hanya disampaikan secara lisan. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini guru sebagai pengajar benar-benar telah menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang efektif sesuai dengan model pembelajaran make a match dalam meningkatkan kemampuan mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris. Siklus II membahas tema yang sama seperti pada siklus I yaitu Kebutuhan manusia, dan proses pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Pada siklus sebelumnya yaitu siklus I langkah-langkah model make a macth belum dilaksanakan secara efektif oleh peneliti sehingga belum mampu memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kemampuan mengungkapkan waktu(time) bahasa Inggris atau dengan kata lain pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil. Untuk melihat kemampuan siswa, pada siklus II ini dilaksanakan evaluasi

tertulis. Berikut ini hasil kemampuan siswa dalam mengungkapkan waktu (Time) bahasa Inggris melalui model make a match. Berdasarkan dari data tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa, dimana dari 38 orang siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar yang memperoleh nilai 65 keatas berjumlah 31 orang. Dengan demikian maka jumlah siswa yang tergolong mampu sebesar 82%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai dibawah 65 kebawah hanya ada 7 orang. Dengan demikian, siswa mengalami peningkatan kemampuan sebesar 82% pada siklus II. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan pula pengamatan aktivitas siswa seperti yang telah dilaksanakan diobservasi awal dan siklus I. Pada siklus II telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Dengan meningkatnya aktivitas guru tersebut dalam membelajarkan mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris melalui model make a match di kelas II SDN 8 Limboto Barat kabupaten gorontalo, maka penelitian ini dianggap berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Berdasarkan data hasil kemampuan siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat dilihat pada hasil kemampuan siswa pada siklus II, dimana kemampuan siswa meningkat menjadi 82% yang memperoleh nilai 65 ke atas atau dapat dikategorikan mampu dengan nilai rata-rata kelas adalah 70 %. Dengan meningkatnya kemampuan siswa mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris melalui model make a match di kelas II SDN 8 Limboto Barat, maka penelitian ini dianggap berhasil. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus, dan masing-masing siklus dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian diperoleh dari data hasil evaluasi berupa tes lisan pada siklus I maupun siklus II. Dari siklus I dan siklus II tersebut dapat diketahui peningkatan kemampuan siswa dalam mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Pada siklus I siswa yang tepat mengartikan waktu bahasa Inggris sebanyak 17 orang (45%) dan yang tidak mampu sebanyak 21 orang (55%). Ketidakberhasilan pada siklus I yakni masih banyak siswa yang belum menguasai waktu (time) dalam bahasa Inggris, siswa masih merasa bingung dengan model make a

match karena make a match merupakan hal yang baru bagi mereka. Media pembelajaran yang digunakan pun belum begitu menarik. Sedangkan pada siklus II siswa belum tepat mengartikan waktu bahasa Inggris meningkat menjadi 31 orang (82%). Sedangkan yang tidak mampu 7 orang (18%). Siswa yang tidak mampu ini di sebabkan oleh kemampuan mencari pasangan belum tepat, kemampuan mengartikan time dalam bahasa Inggris belum jelas. Pada pembelajaran siklus II, kendala-kendala yang dihadapi pada siklus I sudah teratasi pada siklus II yakni sebagian besar siswa sudah menguasai waktu (time) bahasa Inggris, siswa juga sudah bisa menunjukkan gambar waktu dengan tepat dalam bahasa Inggris. Selain itu peneliti mengulang ulang cara membaca kata ataupun kalimat bahasa Inggris dengan benar sebagai contoh, dan menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik. Berdasarkan data yang diperoleh serta analisis hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan model make a match sangat efektif untuk digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mengungkapkan waktu (time) bahasa Inggris. Penggunaaan model make a match terbukti memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Siswa terlihat aktif dalam melaksanakan permainan make a match dalam mengungkapakan waktu (time) bahasa Inggris. Tabel IV Perbandingan Kemampuan Siswa Mengungkapkan Waktu (Time) Bahasa Inggris Melalui Model Make A Match Sejak Observasi Awal sampai dengan Siklus II No. Hasil Pengamatan Rata-Rata Hasil Persentase Belajar Kemampuan 1. Observasi Awal 47 24% 2. Siklus I 55 45% 3. Siklus II 70 82% Dari tabel tersebut jelas menunjukkan bahwa pada observasi awal tingkat persentase kemampuan siswa hanya sebesar 24% atau 9 orang dari 38 dari jumlah siswa yang ada di kelas II SDN Limboto Barat. Sedangkan capaian rata-rata kelas hanya 47. Pada siklus I terlihat bahwa tingkat persentase kemampuan siswa meningkat menjadi 45% atau 17 siswa dari 38 jumlah siswa. Pada siklus II terlihat bahwa tingkat persentase

kemampuan siswa mencapai 82% atau 31 siswa dari 38 jumlah siswa yang ada di kelas II SDN 8 Limboto Barat dengan nilai rata-rata 70. Temuan dan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian tindakan kelas ini yang meyatakan bahwa : Apabila dalam pembelajaran menggunakan model make a match, maka kemampuan siswa mengungkapkan waktu (Time) bahasa Inggris di kelas II SDN 8 Limboto Barat dapat meningkat. Terkait hasil penelitian tersebut maka model make a match hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru dalam meningkatkan pembelajaran. Melalui penggunaan model make a match diharapkan mampu memotivasi siswa untuk lebih giat belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengungkapkan waktu dengan hasil yang maksimal. Implikasi dari hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mengungkapkan waktu secara optimal terhadap pembelajaran bahasa Inggris yang dibelajarkan. Kesimpulan Berdasarkan kajian teori dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penggunaan model make a match pada pembelajaran bahasa Inggris khusunya tentang ketepatan memasangkan waktu, dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini ditunjukan oleh terpenuhinya indikator kinerja yang telah ditetapkan yakni, minimal 65 % dari jumlah seluruh siswa kelas II memperoleh nilai 65 dengan rincian perolehan sebagai berikut: siklus I memperoleh nilai rata-rata 55 atau 45 % siswa yang mampu dan pada siklus II perolehan nilai rata-rata meningkat menjadi 70 atau 82% siswa yang mampu. Dilaksanakannya penelitian tindakan kelas sampai pada siklus II, karena proses pembelajaran mengungkapkan waktu bahasa Inggris di siklus I belum mencapai indikator kinerja atau kemampuan siswa masih rendah. Setelah diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus II, maka kemampuan siswa meningkat. Saran Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Peneltian ini diharapkan dapat menjadi titik awal bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya pada pengungkapan waktu (time) bahasa Inggris

2. Penelitian dengan menggunakan model make a match diharapkan bisa dikembangkan dalam membelajarkan mata pelajaran lainnya sehingga dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik serta menjadi tambahan teknik dalam pembelajaran yang sudah beragam. Daftar Pustaka Widyaningsih, dkk. 2008. Penggunaan Model Pembelajaran. Jakart Pulukadang,Wiwy T. 2013. Pendidikan Bahasa Inggris (Bahan Ajar).Gorontalo. Fakultas Ilmu Pendidikan UNG Pulukadang,Wiwi T, Hasim Evi. 2014. Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi.Gorontalo. Fakultas Ilmu Pendidikan UN Mamu, Rahmawaty. 2008. Bahasa Inggris Profesi Kependidikan (Bahan Ajar). Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Universitas Negeri Gorontal Curran, Lorna. 2009.Pengertian Make A Match, Langkah-Langkah Make A Match. Jakarta Lie. 2003. Metode Make A Match http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/metode-make-match.html.akses tanggal 12 Januari 2014