KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) TERHADAP INFEKSI Turnip Mosaic Virus (TuMV)

dokumen-dokumen yang mirip
Aviva Aviolita Parama Putri, M. Martosudiro dan T. Hadiastono

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT DOSIS PUPUK KCL TERHADAP INFEKSI TUMV (Turnip Mosaic Virus) PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.).

KETAHANAN EMPAT VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum MILL.) TERHADAP INFEKSI Tobacco Mosaic Virus (TMV)

PENGARUH BERBAGAI JENIS EKSTRAK NABATI TERHADAP INFEKSI Cucumber Mosaic Virus (CMV) PADA TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.

Lilik Nur Kholidah, Tutung Hadiastono, Mintarto Martosudiro

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KALIUM (KNO 3 ) TERHADAP INFEKSI Tobacco Mosaik Virus (TMV) PADA BEBERAPA VARIETAS TEMBAKAU VIRGINIA (Nicotiana tabacum L.

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L.) TERHADAP INFEKSI TMV (TOBACCO MOSAIC VIRUS) PADA UMUR TANAMAN YANG BERBEDA

KETAHANAN BEBERAPA GALUR DAN VARIETAS PADI (Oryza Sativa L.) TERHADAP SERANGAN VIRUS TUNGRO

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Vivi Tri Kristyaningrum, M. Martosudiro, dan T. Hadiastono

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Persiapan Lahan dan Tanaman Uji

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Lilya Echa Febriyanti, Mintarto Martosudiro dan Tutung Hadiastono

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

III. METODE PENELITIAN A.

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

Nadia Agung Triwibawa, Mintarto Martosudiro, Tutung Hadiastono

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Agustus sampai dengan November 2012 di

Jl Veteran Malang Malang 65145

HIDROPONIK TANAMAN SAWI BEDA VARIETAS DENGAN FORMULASI NUTRISI AB MIX DAN FORMULASI RACIKAN SKRIPSI OLEH : VYVIAN W. SIAGIAN / AGROTEKNOLOGI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan Terpadu Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Lapangan Terpadu Fakultas

RESPON KETAHANAN BERBAGAI VARIETAS TOMAT TERHADAP PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum)

BAB III METODE. 1. Waktu Penelitian : 3 bulan ( Januari-Maret) 2. Tempat Penelitian : Padukuhan Mutihan, Desa Gunungpring,

CARA APLIKASI Trichoderma spp. UNTUK MENEKAN INFEKSI BUSUK PANGKAL BATANG (Athelia rolfsii (Curzi)) PADA BEBERAPA VARIETAS KEDELAI DI RUMAH KASSA

SKRIPSI PENGUJIAN ISOLAT VIRUS YANG DILEMAHKAN DENGAN PEMANASAN UNTUK MELINDUNGI KACANG PANJANG TERHADAP INFEKSI VIRUS MOSAIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KETAHANAN SEMBILAN KULTIVAR KACANG PANJANG TERHADAP INFEKSI BEAN COMMON MOSAIC VIRUS (BCMV) Oleh. Lina Setyastuti A

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Perbanyakan Inokulum BCMV Penanaman Tanaman Uji

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

DAN CABANG PADA ENAM KLON KARET ABSTRACT

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

II. METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR SKRIPSI MUHAMMAD RIZKY ANDRY AGROEKOTEKNOLOGI - BPP

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tanaman Tebu (P3T) Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerja sama

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

PERAN DAUN CENGKEH TERHADAP PENGENDALIAN LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT

BAB III METODE. kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing perlakuan

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

III. BAHAN DAN METODE A.

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari - Maret Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Survei dan Identifikasi Virus yang Menginfeksi Mentimun Pengambilan Sampel

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI PAKHCOY (Brassica rapa. L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KASCING SKRIPSI OLEH:

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilakukan di Green House Kebun Biologi

Tata Cara penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN

SKRIPSI OLEH : ANI MEGAWATI SIMBOLON** BDP-AGRONOMI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

Transkripsi:

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 September 2013 ISSN : 2338-4336 9 KETAHANAN LIMA VARIETAS TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) TERHADAP INFEKSI Turnip Mosaic Virus (TuMV) Esti Yuliastri Sa idah, Mintarto Martosudiro dan Tutung Hadiastono Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia ABSTRACT Turnip mosaic virus (TuMV) is a virus that commonly infects vegetable crops Brassicacea. TuMV is a new virus attack Brassicacea in Indonesia, and potentially to be an important disease. It is cause transmitted by mechanical and insect vectors. Resistance of many varieties of commercial mustard in Indonesia has not been tested to TuMV infection. This research aimed to determine the resistance of five varieties of mustard to TuMV infection, and the effect of TuMV infection on the growth and yield of mustard. The research was conductedat the Plant Pathology Laboratory, Department of Plant Protection, Faculty of Agriculture, Brawijaya University of Malang and screen house Muhammadiyah University of Malang. Research using completely randomized design (CRD) with five treatments and three replications. The results of experiment showed that Local Malang and Toksakan varieties are susceptible variety to TuMV infection, whereas varieties of Shinta, Majapahit, and Dora are resistant varieties. TuMV infection affects the growth and yield of mustard, its cause reduce of leaf area, root length, and plant wet weight. Keywords: resistance, varieties, mustard, Turnip Mosaic Virus (TuMV) ABSTRAK Turnip Mosaic Virus (TuMV) adalah virus yang sering menginfeksi tanaman sayuran Brassicacea. TuMV merupakan virus baru pada tanaman Brassicaceae di Indonesia, dan berpotensi menjadi penyakit penting. Penularannya terjadi secara mekanis dan melalui serangga vektor. sawi komersial di Indonesia belum diuji ketahanannya terhadap infeksi TuMV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan lima varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV, dan mengetahui pengaruh infeksi TuMV terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang dan di screenhouse Universitas Muhammadiyah Malang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan varietas sawi dan tiga ulangan. Hasil penelitian tingkat ketahanan beberapa varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV adalah varietas Lokal Malang dan Toksakan merupakan varietas rentan, sedangkan varietas Shinta, Majapahit, dan Dora merupakan varietas yang tahan. Infeksi TuMV mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sawi, yakni mengakibatkan pengurangan luasan daun, panjang akar, dan bobot basah tanaman. Kata Kunci: ketahanan, varietas, sawi, Turnip Mosaic Virus (TuMV)

Sa idah et al., Ketahanan Lima Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) 10 PENDAHULUAN Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Sayuran ini banyak diusahakan oleh petani karena memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan mudah dibudidayakan serta memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dengan biaya usahatani yang cukup rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2012), produksi tanaman sawi di Indonesia tahun 2010 mencapai 583,770 ton. Namun, pada tahun 2011 produksi sawi mengalami penurunan, hasilnya hanya mencapai 580,969 ton. Penurunan produksi sawi pada tahun 2011 disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan penurunan produksi sawi di Indonesia adalah serangan virus tanaman. Virus yang sering menyerang pertanaman sawi dan famili kubis-kubisan (Brassicacea) adalah turnip mosaic virus (TuMV). TuMV merupakan virus penting setelah Cucumber Mosaic Virus yang menginfeksi tanaman sayuran Brassicacea di dunia, baik di daerah tropis maupun di daerah beriklim sedang (Tomlinson, 1987; Walsh dan Jenner, 2002 dalam Farzadfar et al., 2009). Penyakit mosaik pada tanaman sawi sangat berpotensi menjadi penyakit penting di Indonesia. Sedangkan varietas sawi yang banyak ditanam petani dan beredar di Indonesia belum diuji ketahanannya terhadap infeksi penyakit TuMV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya ketahanan yang berbeda antar varietas tanaman sawi dan pengaruh TuMV terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Jurusan HPT, FP UB Malang dan screenhousekebunpercobaan, UniversitasMuhammadiyah Malang. Waktu penelitian dari bulan April-Juni 2013. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitin ini adalah polybag 5 kg, meteran, label, gunting, plastik, cetok, timbangan analitik, gelas ukur (vol. 100 ml), mortar dan penumbuk, cawan petri, gunting, kertas kasa dan kamera. Bahan yang digunakan yaitu inokulum TuMV yang berasal dari lapang yaitu tanaman sawi yang terserang TuMV. Benih sawi yang digunakan adalah benih sawi lokal Tumpang-Malang, varietas Toksakan, Shinta, Majapahit, dan Dora. Tanaman indikator yang digunakan adalah Chenopodium quinoa,chenopodium amaranticolor,zinnia elegans dan Gomphrena globosa. Tanah yang sudah disterilisasi dengan formalin 5%, karborundum 600 mesh, aquadest steril, dan buffer fosfat 0,01 M ph 7. Rancangan percobaan Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan varietas sawi, yaitu sawi lokal Tumpang-Malang, Toksakan, Shinta, Majapahit dan Dora. Masingmasing perlakuan diulang tiga kali. Tiap perlakuan terdapat tanaman yang tidak diinokulasi dengan TuMV dan digunakan sebagai koreksi.

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 ` Desember 2013 11 PERSIAPAN PENELITIAN Penyediaan Inokulum dan Identifikasi TuMV Inokulum TuMV yang digunakan berasal dari tanaman sawi yang terserang virus, yang diperoleh dari kebun sayuran petani di desa Torongrejo, Kecamatan Dau, Malang. Sebelum inokulum TuMV digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan identifikasi menggunakan tanaman indikator. Inokulum berbentuk sap diinokulasikan secara mekanis pada tanaman indikator yaitu Chenopodium quinoa, Chenopodium amaranticolor, Zinnia elegans, dan Gomphrena globosa. Persiapan Media Tanam Media tanam disterilkan dengan menggunakan formalin 5% dan ditutup dengan plastik selama 7 hari dan dibolakbalik selama 3 hari sekali agar formalin merata. Setelah 7 hari plastik dibuka dan tanah dikeringanginkan selama 2-3 hari sampai formalin tidak berbau. Kemudian tanah tersebut siap digunakan dan dipindahkan ke polibag berukuran 5 kg. Persiapan Benih Masing masing benih sawi yang berasal dari sawi lokal Banjarsari-Malang, Toksakan, Shinta, Majapahit, dan Dora disemai di dalam tray yang telah berisi media tanam yang telah disterilkan. Setelah tanaman memiliki daun kurang lebih empat helai (berumur 2 minggu), bibit siap dipindahkan ke dalam polybag berukuran 5 kg. PELAKSANAAN PENELITIAN Pembuatan Sap untuk Inokulum TuMV Penularan virus TuMV dalam penelitian ini menggunakan cara mekanis. Inokulum TuMV untuk percobaan disiapkan dalam bentuk sap (cairan perasan). Daun tanaman sawi yang menampakkan gejala Turnip Mosaic Virus dicuci dan dipotong-potong, kemudian diambil sebanyak 5 gram dan ditumbuk dengan mortar. Penumbukkan daun berfungsi untuk memecahkan sel tumbuhan untuk membantu keluarnya virus dari sel ke dalam cairan perasan. Kemudian ditambahkan buffer phospat 0,01 M, ph 7 sebanyak 10 ml. Pemberian buffer berfungsi untuk menetralkan virus atau menstabilkan virus dalam cairan perasan, khususnya terhadap pengaruh keasaman larutan yang dapat mempengaruhi persistensi virus dalam cairan perasan. Sap diperoleh dengan cara melakukan penyaringan menggunakan kain kasa. Penularan sap pada Tanaman Sawi Penularan sap dilakukan pada daun tanaman sawi yang berumur 4 minggu setelah tanam. Daun yang diinokulasi adalah daun muda yang telah membuka sempurna. Sebelum diinokulasi, permukaan daun dilukai dengan cara ditaburi dengan karborandum 600 mesh. Menurut Hadiastono (2010) pemberian karborundum bertujuan untuk menambah abrasive, yang berperan menimbulkan luka mikroskopis pada dinding sel permukaan pada bagian tanaman yang diinokulasi. Setelah ditaburi dengan karborundum, sap tanaman sakit dioleskan menggunakan jari pada permukaan daun sawi. Pengolesan dilakukan searah tulang daun, tanpa digosok berlawanan arah. Inokulasi dengan cairan tumbuhan yang mengandung virus (sap) harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari luka yang berlebihan. Oleh karena itu, setelah pengolesan sap dilakukan pembilasan sisa-sisa karborundum yang masih melekat pada permukaan daun tanaman uji dengan air.

Sa idah et al., Ketahanan Lima Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) 12 Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian gulma serta pengendalian OPT. PARAMETER PENGAMATAN 1. Masa Inkubasi dan gejala penyakit Masa inkubasi diukur mulai inokulasi sampai munculnya gejala pada tanaman sawi. 2. Intensitas Serangan Untuk menghitung intensitas serangan gejala virus mosaik menggunakan metode skoring menurut Abadi (2003) yang disajikan dalam Tabel 1. Sedangkan persentase daun tanaman sawi yang terserang penyakit virus mosaik TuMV dihitung dengan rumus persamaan: = x 100 % Keterangan : I : Intensitas serangan tiap tanaman N : Jumlah daun dari tiap kategori serangan V : Nilai atau skor dari setiap kategori serangan N : Jumlah daun yang diamati tiap tanaman Z : Nilai atau skor dari kategori serangan tertinggi 3. Pengurangan Panjang Tanaman Pengurangan panjang tanaman akibat infeksi TuMV, diperoleh dari selisih rerata panjang tanaman pada tanaman sehat dengan panjang tanaman yang diinokulasi TuMV. 4. Pengurangan Panjang Akar Diperoleh dari selisih rerata panjang akar pada tanaman sehat dengan panjang akar tanaman yang diinokulasi TuMV. 5. Pengurangan Jumlah Daun Diperoleh dari selisih rerata jumlah daun pada tanaman sehat dengan jumlah daun tanaman yang diinokulasi TuMV. 6. Pengurangan Luas Daun Diperoleh dari selisih rerata luas daun pada tanaman sehat dengan luas daun tanaman yang diinokulasi TuMV. 7. Pengurangan Bobot Basah Diperoleh dari selisih rerata bobot basah pada tanaman sehat dengan bobot basah tanaman yang diberi perlakuan inokulasi TuMV. 8. Pengurangan Bobot Kering Diperoleh dari selisih rerata bobot kering pada tanaman sehat dengan bobot kering tanaman yang di inokulasi TuMV. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Bila hasil pengujian diperoleh perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Penilaian Tingkat Ketahanan Penilaian tingkat ketahanan tanaman dari sawi yang terinfeksi TuMV didasarkan pada nilai indeks parameter mengikuti metode Castillo et al., (1976 dalam Heroetadji, 1983). Tabel 1. Penilaian skor daun tanaman sakit berdasarkan gejala mosaik dan malformasi dihitung dengan menggunakan skoring (Abadi, 2003) Skor Kategori serangan 0 Daun sehat (tidak menunjukkan gejala virus) 1 Gejala mosaik 50% dari luas daun 2 Gejala mosaik 50% dari luas daun 3 Gejala mosaik, ukuran daun mengecil 4 Gejala mosaik, ukuran daun mengecil dan berkerut 5 Gejala mosaik, ukuran daun mengecil, berkerut serta daun menggulung ke bawah.

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 ` Desember 2013 13 Penentuan interval kategori ketahanan diperoleh dari selisih rerata indeks tertinggi dan rerata indeks terendah dibagi tiga kategori ketahanan, yaitu rentan, sedang dan tahan. Nilai Indeks Tertinggi = Nilai Indeks Terendah = Nilai Indeks Selanjutnya = HASIL DAN PEMBAHASAN Masa Inkubasi dan Gejala Serangan pada Tanaman Indikator yang Diinokulasi TuMV Dari hasil penelitian, tanaman indikator yaitu Chenopodium amaranticolor, C. quinoa, Gomphrena globosa dan Zinnia elegans yang diinokulasi dengan TuMV menunjukkan gejala serangan yang bervariasi (Gambar 1). Pada G. globosa gejala TuMV yang ditimbulkan berupa mosaik, nekrotik, dan malformasi. Zinnia elegans gejala TuMV yang ditimbulkan berupa daun yang mengalami pengerutan atau malformasi dan mosaik, Chenopodium amaranticolor gejala TuMV yang nampak pada daun adalah lesio lokal, dan pada C. quinoa, gejala berbentuk daun klorosis muncul pada 20 hari setelah diinokulasi TuMV (Tabel 2). (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) Gambar 1. (a) Gomphrena globosa sehat, (b) Gomphrena globosa yang terinfeksi TuMV, (c) Zinnia elegans sehat, (d) Zinnia elegans yang terinfeksi TuMV, (e) Chenopodium amaranticolor sehat, (f) Chenopodium amaranticolor yang terinfeksi TuMV, (g) C.quinoa sehat dan (h) C.quinoa yang terinfeksi TuMV.

Sa idah et al., Ketahanan Lima Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) 14 Masa Inkubasi dan Gejala Serangan TuMV (Turnip Mosaic Virus) pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Gejala TuMV dari lima varietas tanaman sawi yang diuji muncul antara 9-14 hari setelah inokulasi (Tabel 3). Pada perlakuan tanaman sawi varietas Lokal memiliki masa inkubasi tercepat yaitu 9,33 hsi. Sedangkan masa inkubasi terlama adalah pada perlakuan tanaman sawi varietas Dora yaitu 14,67 hsi. Berdasarkan hasil penelitian gejala pada tanaman sawi varietas Lokal, Toksakan, Shinta, Majapahit dan Dora yang terinfeksi TuMV yaitu daun mengalami mosaik, vein clearing, melepuh dan berkerut atau malformasi (Gambar 2). Intensitas Serangan TuMV pada Lima Tanaman Sawi Berdasarkan analisis ragam (Annova) dapat diketahui bahwa varietas tanaman sawi berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan TuMV. Rerata intensitas serangan TuMV tertinggi terdapat pada varietas Lokal yakni sebesar 24,35%. Sedangkan intensitas serangan TuMV terendah terdapat pada varietas Dora yakni sebesar 18,01% (Tabel 4). a b c d e Gambar 2. Gejala serangan TuMV pada tanaman sawi varietas Lokal Tumpang (a), varietas Toksakan (b), varietas Shinta (c), varietas Majapahit (d) dan varietas Dora (e) Tabel 3. Rerata Masa Inkubasi (hsi) penyakit pada Lima Tanaman Sawi yang diinokulasi TuMV Rerata Masa Inkubasi (hsi) Lokal Tumpang, Malang 9,33 Toksakan 10,33 Shinta 14,33 Majapahit 14,00 Dora 14,67

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 ` Desember 2013 15 Tabel 4. Rerata Intensitas Serangan TuMV pada Lima Tanaman Sawi Rerata Intensitas Serangan (%) Lokal Tumpang, Malang Toksakan Shinta Majapahit Dora 24,35 c 24,17 c 22,17 bc 20,62 ab 18,01 a Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik. Pengurangan Panjang Tanaman Berdasarkan hasil analisis ragam (Annova) dapat diketahui bahwa infeksi virus TuMV tidak berpengaruh terhadap pengurangan panjang tanaman sawi. Rerata pengurangan panjang tanaman sawi akibat infeksi TuMV yaitu berkisar antara 2,49-7,91 cm (Tabel 5). Pengurangan Jumlah Daun dan Luas Daun Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa infeksi infeksi TuMV tidak berpengaruh terhadap pengurangan jumlah daun, namun berpengaruh terhadap pengurangan luas daun tanaman sawi. Rerata pengurangan jumlah daun akibat infeksi TuMV yaitu antara 0,75-1,82 helai. Sedangkan rerata pengurangan luas daun akibat TuMV yaitu antara 50,81-484,71 cm 2 (Tabel 6). Infeksi TuMV menyebabkan mosaik, dan perubahan bentuk (malformasi) pada daun tanaman sawi (Gambar 3). Tabel 5. Rerata Pengurangan Panjang Tanaman Akibat Infeksi TuMV pada Lima Tanaman Sawi Rerata Pengurangan Panjang Tanaman (cm) Lokal Tumpang, Malang 7,91 Toksakan 7,32 Shinta 2,49 Majapahit 4,25 Dora 3,99 Tabel 6. Rerata Pengurangan Jumlah Daun (helai) dan Rerata Pengurangan Luas Daun (cm 2 ) akibat Infeksi TuMV pada Lima Sawi Rerata Pengurangan Rerata Pengurangan Jumlah Daun (helai) Luas Daun (cm 2 ) Lokal Tumpang, Malang 1,42 299,89 cd Toksakan 1,74 484,71 d Shinta 1,82 50,81 a Majapahit 1,00 212,79 bc Dora 0,75 117,20 ab Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik

Sa idah et al., Ketahanan Lima Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) 16 Gambar 3. (a) daun tanaman sawi sehat (b) daun tanaman sawi yang terinfeksi TuMV menampakkan gejala malformasi dan mosaik Pengurangan Panjang Akar Salah satu variasi gejala penyakit TuMV adalah tanaman yang terserang umumnya mengalami penghambatan pertumbuhan sehingga tampak kerdil. Tanaman yang kerdil umumnya memiliki akar yang lebih pendek apabila dibandingkan dengan akar pada tanaman yang sehat. Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa infeksi TuMV berpengaruh nyata terhadap pengurangan panjang akar tanaman sawi. Rerata pengurangan panjang akar akibat infeksi TuMV pada lima varietas tanaman sawi yaitu antara 2,54-13,10 cm (Tabel 7). Pengurangan Bobot Basah Tanaman Berdasarkan analisis ragam (Annova) menunjukkan bahwa infeksi TuMV Tabel 7. Rerata Pengurangan Panjang Akar Akibat Infeksi TuMV pada Lima Tanaman Sawi Rerata Pengurangan Panjang Akar (cm) Lokal Tumpang, Malang 7,76 b Toksakan berpengaruh nyata terhadap pengurangan rerata bobot basah tanaman sawi. Rerata pengurangan bobot basah pada lima varietas tanaman sawi akibat infeksi TuMV yaitu antara 2,16-39,82 gram (Tabel 8). Pengurangan Bobot kering Tanaman Berdasarkan hasil analisis ragam (Annova) dapat diketahui bahwa infeksi TuMV tidak berpengaruh terhadap pengurangan bobot kering tanaman sawi. Rerata pengurangan bobot kering pada lima varietas tanaman sawi akibat infeksi TuMV yaitu antara 0,16-1,31 gram (Tabel 9). Agrios (1996) menyebutkan bahwa respirasi tumbuhan umumnya meningkat segera setelah terjadi infeksi virus. 13,10 b Shinta 6,89 ab Majapahit 7,36 ab Dora 2,54 a Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik.

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 3 ` Desember 2013 17 Tabel 8. Rerata Pengurangan Bobot basah Tanaman Akibat Infeksi TuMV pada Lima Tanaman Sawi Lokal Tumpang, Malang Toksakan Rerata pengurangan Bobot basah (gram) 39,82 b 28,63 b Shinta 2,16 a Majapahit Dora 27,54 b 14,52 ab Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT (α = 5%). Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik. Ketahanan Tanaman Sawi Terhadap Infeksi TuMV Ketahanan tanaman akibat virus sangat bervariasi. Variasi tersebut dipengaruhi oleh strain virus, virulensi, dan perbedaan genetik tanaman. Menurut Agrios (1996) bahwa variasi dalam kerentanan pada masing-masing varietas disebabkan oleh perbedaan gen ketahanan yang terdapat pada setiap varietas tersebut. Dari tujuh parameter yang dianalisis, empat parameter yang mengalami berbeda nyata secara statistika adalah intensitas serangan TuMV, pengurangan luas daun, pengurangan panjang akar dan pengurangan bobot basah. Berdasarkan empat parameter pengamatan tersebut dapat dihitung nilai indeks ketahanan untuk masing-masing varietas sawi. Penilaian kategori ketahanan pada lima varietas tanaman sawi didasarkan pada metode Castillo et al., (1976) yang sudah dimodifikasi. Penetapan kategori ketahanan didasarkan pada rata-rata nilai indeks parameter yang diamati. Penilaian kategori ketahanan terbagi dalam tiga tingkat, yaitu rentan, sedang dan tahan. Hasil penilaian kategori ketahanan pada lima varietas sawi terhadap infeksi TuMV disajikan dalam Tabel 10. Tabel 9. Rerata Pengurangan Bobot Kering Tanaman Akibat Infeksi TuMV pada Lima Tanaman Sawi Rerata Pengurangan Bobot kering (gram) Lokal Tumpang, Malang 0,95 Toksakan 1,26 Shinta 1,31 Majapahit 0,78 Dora 0,16 Keterangan: Data ditransformasikan ke akar kuadrat (square-root) untuk keperluan analisis statistik.

Sa idah et al., Ketahanan Lima Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) 18 Tabel 10. Kategori Ketahanan pada Lima Tanaman Sawi terhadap Infeksi TuMV Kategori VARIETAS IS LD PA BB RERATA Ketahanan Toksakan 51.09 51.08 51.10 51.10 204.37 51.09 Rentan Lokal 51.09 44.70 51.10 51.10 197.99 49.50 Rentan Majapahit 25.55 31.93 38.31 51.09 146.88 36.72 Tahan Dora 17.03 19.16 51.09 38.33 125.61 31.40 Tahan Shinta 42.58 12.77 38.31 25.55 119.21 29.80 Tahan Keterangan: IS = Intensitas Serangan; LD = Pengurangan Luas Daun; PA = Pengurangan Panjang Akar; BB = Pengurangan Bobot basah KESIMPULAN 1. Tingkat ketahanan beberapa varietas tanaman sawi terhadap infeksi TuMV: varietas Lokal Malang dan Toksakan merupakan varietas rentan terhadap infeksi TuMV, sedangkan varietas Shinta, Majapahit, dan Dora merupakan varietas yang tahan terhadap infeksi TuMV. 2. Infeksi TuMV mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman sawi. Serangan TuMV mengakibatkan pengurangan luasan daun, panjang akar, dan bobot basah tanaman. UCAPAN TERIMAKASIH Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan kasih sayang serta hidayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Mintarto Martosudiro, MS. selaku pembimbing pertama dan Bapak Prof. Dr. Ir. Tutung Hadiastono, MS. selaku pembimbing kedua, atas arahan, bimbingan dan saran yang diberikan selama penyusunan hasil penelitian. Dan kedua orang tua beserta keluarga yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan doa. DAFTAR PUSTAKA Abadi, A.L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan Jilid 3. Banyumedia. Malang. 135 hal. Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 695 hal. Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Sawi Indonesia. http://bps.go.id. Diunduh 10 Maret 2013. Bos, L. 1990. Pengantar Virologi Tumbuhan. Gajahmada University Press: Yogyakarta. 226 hal. Farzadfar, S., Y. Tomitaka, M. Ikematsu, A.R. Gornaraghi, R. Pourrahim dan K. Ohshima. 2009. Molecular characterisation of Turnip mosaic virus isolates from Brassicaceae weeds. European Journal of Plant Pathology. 124 (1): 45-55. Hadiastono, T. 2010. Virologi Tumbuhan Dasar. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang. 86 hal. Walsh, J.A. dan C.E. Jenner. 2002. Turnip Mosaic Virus and the quest for durable resistance. Molecular Plant Pathology. 3 (5) : 289