TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KORELASI KANONIK TERHADAP HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh FERI TARSJIANSAH H

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Pengertian Organisasi

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

struktur organisasi, analisis tentang dasar dan desain organisasi MELISA A

BAB II URAIAN TEORETIS

STRUKTUR DAN DESAIN ORGANISASI IKA RUHANA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

BAB II. Tinjauan Pustaka. Menurut Roberts dan Hunt (1991), suatu organisasi dimulai. dengan suatu tujuan. Sekelompok orang membentuk suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

Tantangan Dasar Desain Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

5.3.4 Persepsi Responden terhadap Pengembangan Karir di PTBA Analisis Hubungan Sistem Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karir

PENGORGANISASIAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

STRUKTUR & DESAIN ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat

Tujuan pembelajaran:

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

Komponen Struktur Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses

BAB I PENDAHULUAN. semakin modern, jaringan fisik serta pelayanan sarana dan prasarana nasional

BAB I PENDAHULUAN. diri dan melakukan perbaikan, dalam kegiatan operasionalnya maupun kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin globalnya perekonomian yang disertai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan. Setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena. dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja organisasi dewasa ini telah menjadi sorotan publik, hal ini karena telah

BAB I PENDAHULUAN. tercapai produktivitas kerja karyawan. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi

Def e i f n i i n s i i s Pe P ng n o g r o g r a g ni n s i asia i n

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Kinerja merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, work

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

STRUKTUR ORGANISASI. By Nina Triolita, SE, MM. Pertemuan Ke 10 Pengantar Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. arahan yang positif demi tercapainya tujuan organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PT. TOTAL LOGISTIK

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

Materi 8 Organizing/Pengorganisasian: Perancangan Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

Organizations & Structures

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

School of Communication & Business Telkom University

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan sangat dibutuhkan adanya

Organisasi dan Efektivitas Organisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia di era globalisasi sangat penting dalam

PEMBERDAYAAN KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI TERHADAP KINERJA PADA PT. AQUA TIRTA INVESTAMA DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Salah satu sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat dan menggunakan peluang yang ada serta dapat mengidentifikasi

Materi Minggu 5. Desain dan Struktur Organisasi

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Organisasi Dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri. Setiap organisasi akan melakukan perubahan struktural sedikit demi sedikit sebagai reaksi terhadap perubahan di dalam lingkungan maupun luar lingkungan. Perubahan ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi menjadi lebih baik sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuan organisasi (Robbins, 2002). Menurut Cahyani (2003), hal -hal yang mendorong terjadinya perubahan yaitu: 1. Lingkungan Setiap perusahaan melakukan perubahan agar dapat beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah. Lingkungan sangat penting sebagai faktor penyedia input sekaligus sebagai tempat tujuan output. 2. Sasaran dan nilai Setiap organisasi memiliki sasaran dan tujuan untuk dicapai. Sasaran tersebut bisa berubah seiring perubahan waktu dan lingkungan tempatnya berada. Misalnya sebuah organisasi pemerintah bisa saja berubah layaknya perusahaan swasta yang notaben mencari keuntungan dikarenakan semakin sedikit subsidi yang diberikan pemerintah. 3. Teknologi Faktor-faktor kompetitif atau inovasi dalam suatu industri sering menuntut organisasi untuk berubah dan beradaptasi dengan keadaan tersebut. Perkembangan teknologi menuntut setiap perusahaan untuk mengubah penggunaan teknologinya menjadi lebih maju agar dapat bertahan dalam persaingan. 4. Struktur Sebuah organisasi cenderung mengalami penambahan dan pengurangan struktur yang membuat organisasi tersebut berubah. Sebagai contoh,

sebuah organisasi yang hendak menambah cabang atau divisi otomatis akan membutuhkan penambahan tenaga kerja, begitu juga sebaliknya. 5. Faktor perilaku seseorang Pergantian pemimpin dalam sebuah organisasi dapat menyebabkan perubahan kebijakan dan peraturan sehingga organisasi tersebut mengalami perubahan. 6. Konsultan Banyak organisasi yang menggunakan jasa konsultan dalam memberikan masukan dan saran untuk menentukan langkah-langkah perubahan dalam rangka perbaikan dan pengembangan organisasi. Banyak perubahan dalam organisasi yang begitu saja terjadi. Namun pada hakikatnya tujuan dari perubahan tersebut ada dua. Pertama, perubahan itu mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam lingkungan. Kedua, perubahan itu mengupayakan perubahan perilaku karyawan (Robbins, 1996). Pilihan perubahan dapat dikelompokkan dalam empat kategori (Robbins, 1996): 1. Mengubah struktur Kondisi yang berubah seringkali menuntut adanya perubahan struktural pada suatu organisasi/perusahaan. Isu-isu struktural meliputi desain organisasi, spesialisasi kerja dan rentang kendali yang memungkinkan diperlukannya suatu modifikasi struktur organisasi. 2. Mengubah teknologi Faktor-faktor kompetitif atau inovasi di dalam suatu industri sering menuntut dilakukannya perubahan. Dewasa ini, perubahan teknologi mencakup dikemukakannya peralatan, alat atau metode baru, dan otomatisasi atau komputerisasi. 3. Mengubah setting fisik Perubahan setting fisik yang dilakukan mencakup konfigurasi ruang dan pengubahan tata letak dalam tempat kerja. Perubahan itu dapa mempengaruhi perilaku-perilkau karyawan tertentu menjadi lebih mudah atau lebih sukar untuk berprestasi.

4. Mengubah orang Perubahan orang mengacu pada perubahan dalam sikap, keterampilan, pengharapan, persepsi, dan perilaku karyawan agar individu dan kelompok dalam organisasi itu bekerja bersama secara lebih efektif. 2.2. Perilaku Organisasi Perilaku organisasi merupakan studi mengenai apa yang dilakukan orang-orang dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja dari organisasi tersebut. Perilaku organisasi menekankan perilaku yang dikaitkan dengan pekerjaan, kerja, keluarmasuknya karyawan, produktivitas, kinerja, dan manajemen organisasi (Robbins, 2002). Menurut Melcher (1994), Faktor -faktor struktural yang mempengaruhi perilaku dalam organisasi adalah: 1. Ukuran organisasi Ukuran suatu organisasi dapat dilihat dari seberapa banyak jumlah anggotanya. Terdapat tiga jenis organisasi berdasarkan ukurannya yaitu organisasi atau kelompok kecil dengan jumlah anggota berkisar antara dua sampai 20 orang, kelompok menengah dengan anggota sekitar 50 sampai 1.000 orang, dan yang terakhir dengan jumlah anggota berkisar antara 1.000 sampai 10.000 orang bahkan lebih tergolong dalam kelompok besar. Ukuran berdasarkan struktur organisasi memperlihatkan struktur organisasi yang sederhana atau kompleks. Besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi, komunikasi dan partisipasi karyawan (Handoko, 2001). Semakin besar organisasi cenderung menyebabkan peranan karyawan semakin kecil dalam mewujudkan tujuan perusahaan. 2. Arus kerja Semakin besar ukuran organisasi maka tugas yang dimiliki anggota semakin terspealisasi sehingga semakin meningkatnya kompleksitas di dalam organisasi. Namun hal tersebut dapat menimbulkan masalahmasalah baru seperti lingkup pekerjaan yang sempit, tingginya tingkat

pengulangan tugas, meningkatnya rasa bosan dan ketidakpuasan dalam bekerja. 3. Kompleksitas tugas Tugas terdiri dari dua jenis, yaitu tugas yang diprogram dan tugas yang tidak diprogram. Tugas yang tidak diprogram biasanya terdapat pada organisasi kecil, tidak adanya prosedur kerja yang baik serta kurangnya pengetahuan dan buruknya penyelesaian masalah dapat menimbulkan ketakutan, kecemasan, dan stres. Pada organisasi besar, prosedur untuk mencapai penyelesaian sudah dirancang dan mudah untuk diterapkan. Dengan tugas tugas yang diprogram, setiap individu atau kelompok memiliki perilaku yang stabil, tingkat efisiensi dan efektifitas tinggi, serta tingkat stres yang rendah. 4. Rintangan-rintangan ruang fisik Rintangan ruang fisik mempengaruhi cara orang-orang yang saling berhubungan secara fisik dan ruang. Semakin banyak rintangan fisik yang dihadapi menyebabkan semakin menurunnya interaksi antar individu atau kelompok dalam suatu organisasi. 5. Hubungan wewenang formal Terdapat dua aspek pelimpahan wewenang yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi berarti bahwa wewenang terpusat pada manajer level atas. Karyawan termasuk manajer level rendah tidak memiliki wewenang dan hanya melaksanakan tindakan-tindakan yang diperintahkan oleh atasan serta tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Organisasi sentralisasi berarti berlakunya perspektif kantor pusat yang berfokus pada pengembangan strategi umum, berbeda dengan desentralisasi dimana perhatian ditujukan pada taktik untuk mengatasi keadaan setempat, keputusan-keputusan diserahkan pada level-level lebih rendah sehingga mendorong inisiatif dan motivasi dari manajemen level rendah karena dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

6. Sistem kontrol formal Kontrol sosial adalah cara untuk menyesuaikan perilaku para anggota sehingga seperti apa yang diharapkan. Sistem kontrol yang digunakan pada organisasi besar adalah kontrol formal yang diterapkan dengan cara tekanan sosial, penerapan aturan dan hukum formal, sanksi, dan kekuatan. Hal itu dilakukan untuk merangsang perilaku positif dari para karyawan. 7. Sistem informasi formal Ukuran organisasi akan memengaruhi sistem informasi yang berjalan. Semakin besar ukuran organisasi maka semakin rasional sistem informasi yang digunakan. Terdapat dua aspek sistem informasi formal yaitu jaringan kerja dan kepadatan saluran. 2.3. Restrukturisasi Organisasi Sebuah perusahaan perlu melakukan restrukturisasi untuk memperbaiki kinerjanya, agar dapat tetap tumbuh dan berkembang ditengah kesulitan yang ada. Dalam keadaan normal, perusahaan perlu melakukan pembenahan dan perbaikan supaya dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal dapat bertahan dalam situasi tersebut. Perusahaan yang tidak melakukan pembenahan dan penyesuaian dalam kondisi persaingan yang semakin global akan terlindas oleh para pesaing. Menurut Djohanputro (2004), r estrukturisasi meliputi perubahan budaya perusahaan, penetapan strategi tepat guna, proses-proses kerja yang lebih efektif, dan perubahan struktur organisasi yang lebih sederhana. Kebijakan Direksi PD Pasar Jaya untuk merestrukturisasi organisasinya semata-mata untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari kinerja karyawannya. Perubahan struktur yang dilakukan PD Pasar Jaya juga bertujuan untuk mengurangi jumlah karyawan (Pasar Jaya, 2008). Restrukturisasi organisasi merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah manajerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh

melalui berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga keputusan tidak berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab permasalahan di setiap unit kerja. Restrukturisasi atau disebut juga pengurangan ( downsizing), rightsizing, atau penghilang lapisan ( delayering) adalah mengurangi ukuran perusahaan, jumlah divisi, unit atau tingkat hirarki dalam struktur organisasi (David, 2006). Pengukuran ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Restrukturisasi lebih berpihak pada kepentingan pemegang saham daripada kepentingan karyawan. Perusahaan melakukan restrukturisasi ketika beberapa rasio tidak sesuai harapan dibandingkan dengan yang dimiliki pesaing. Manfaat utama dari restrukturisasi adalah pengurangan biaya dan bisa menyelamatkan perusahaan dari persaingan global serta keruntuhan. Namun di sisi lain, kelemahan restrukturisasi adalah dapat mengurangi komitmen karyawan, kreativitas, dan inovasi serta adanya ketidakpastian dan trauma yang berhubungan dengan penundaan atau pemecatan karyawan yang sesungguhnya. Selain itu, dengan adanya restrukturisasi bisa berdampak pada semangat kerja karyawannya. Menurut Djohanputro (2004), r estrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Perusahaan melakukan pembenahan supaya segera lepas dari krisis melalui berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan tersebut menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari perbaikan portofolio perusahaan, perbaikan permodalan, perampingan manajemen, perbaikan sistem pengelolaan perusahaan, sampai perbaikan sumber daya manusia. Dengan demikian, restrukturisasi perusahaan merupakan kepentingan semua pihak. Bukan saja pihak manajemen, namun juga merupakan kepentingan komisaris yang mewakili kepentingan pemegang saham. Restrukturisasi juga merupakan kepentingan karyawan secara keseluruhan karena tindakan restrukturisasi akan berdampak pada semua karyawan.

2.4. Kinerja Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan, (c) kemampuan kerja. Sedangkan menurut Lavasque dalam Nawawi (2006), kinerja adalah segala sesuatu yang dikerjakan seseorang dan hasilnya dalam melaksanakan fungsi suatu pekerjaan. Dari dua pengertian tersebut kinerja bermakna kemampuan kerja atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Selanjutnya Robbins (2002), mengatakan bahwa kinerja adalah jawaban atas pertanyaan apa hasil yang dicapai seseorang setelah mengerjakan sesuatu. Schermenson, Hunt, dan Osborn dalam Nawawi (2006), mengatakan bahwa kinerja merupakan kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan individu, kelompok, maupun organisasi. Aspek kuantitas mengacu pada beban/target kerja, sedangkan aspek kualitas menyangkut kesempurnaan dan kerapian pekerjaan yang sudah dilaksanakan. Pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan dan sasaran sebuah organisasi sangat tergantung pada kinerja dan bagaimana kinerja itu dikelola dengan baik. Menurut Wibowo (2007), tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan individual dengan tujuan organisasi karena kesesuain tujuan karyawan dan tujuan organisasi akan menciptakan kinerja yang lebih baik. Kinerja sangatlah penting bagi perusahaan. Pelaksanaan strategi bisnis dan tujuan yang dapat diraih sebuah perusahaan sangat tergantung pada kinerja dan bagaimana kinerja itu dikelola. Menurut Simamora (2004), banyak hal yang dapat diukur untuk menentukan kinerja karyawan sebagaimana diperlihatkan melalui Tabel 2. Pada bagian pertama adalah karakteristik individu, bagian kedua menunjukkan perilaku, dan yang terakhir menunjukkan hasil. Dibutuhkan beragam ukuran kinerja, perilaku mencerminkan usaha seseorang untuk melakukan sesuatu, karakteristik individu menunjukkan penyebab perilaku, dan hasil memastikan adanya kaitan antara perilaku individu dan tujuan yang lebih luas.

Tabel 2. Contoh Kriteria Kinerja Keahlian/Kemampuan/Ke butuhan/tindak-tanduk Kriteria Kinerja Perilaku Hasil Sumber: Simamora (2004) Pengetahuan kerja Kekuatan Koordinasi mata-tangan Sertifikat izin Pengetahuan bisnis Hasrat untuk berhasil Kebutuhan sosial Ketergantungan Loyalitas Kejujuran Kreativitas Kepemimpinan Menunaikan tugas Mematuhi perintah Melaporkan masalah Merawat perlengkapan Membuat catatan Mengikuti peraturan Hadir secara teratur Memberikan saran Pantang rokok Pantang narkoba Penjualan Tingkat produksi Mutu produksi Bahan sisa Kecelakaan Perbaikan perlengkapan Pelanggan yang dilayani Kepuasan pelanggan

Salah satu faktor penting yang berhubungan dengan keberhasilan jangka panjang suatu organisasi adalah kemampuannya untuk mengelola seberapa baik karyawan-karyawannya bekerja untuk memastikan bahwa kinerja mereka memenuhi standar dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan meningkatnya kinerja karyawan berarti juga meningkatnya kinerja organisasi yang pada akhirnya akan menuju terciptanya pencapaian tujuan serta visi dan misi organisasi. Dengan kata lain kinerja karyawan adalah penentu kinerja organisasi/perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya secara optimal. Apabila kinerja semua atau pada umumnya karyawan tinggi maka tujuan organisasi/perusahaan akan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan. Sebaliknya jika kinerja sebagian besar atau seluruh karyawan rendah, maka organisasi/perusahaan tidak mungkin mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.5. Hubungan Restrukturisasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan Salah satu tujuan restrukturisasi organisasi adalah meningkatkan kinerja organisasi agar mampu untuk tetap tumbuh dan berkembang ditengah kesulitan yang ada. Perusahaan perlu melakukan pembenahan dan perbaikan terus menerus untuk dapat menghadapi persaingan yang tengah berlangsung. Perusahaan yang tidak melakukan perbaikan dan penyesuaian dalam kondisi persaingan yang semakin global akan mempertaruhkan kelangsungan perusahaannya dan tertinggal oleh para pesaing lainnya. Salah satu pembenahan serta perbaikan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah mengenai struktur perusahaannya. Dengan adanya perbaikan struktur perusahaan, maka terjadilah perubahan organisasi yang dikarenakan adanya perubahan struktur atau lebih dikenal dengan istilah restrukturisasi. Perubahan organisasi dengan adanya perubahan struktur ini bertujuan untuk membuat kinerja organisasi menjadi lebih baik (Cahayani, 2003). Restrukturisasi organisasi dapat memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja organisasi tersebut. Restrukturisasi dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktivitas, serta pendayagunaan

semua sumber daya yang dimiliki. Dengan merestrukturisasi organisasinya, maka diharapkan dapat terwujud sebuah organisasi baru yang lebih kondusif dan efisien dalam hal komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah manajerial dan organisasi. Selain itu, dengan adanya restrukturisasi juga bisa berdampak pada semangat kerja, kreativitas, inovasi, dan komitmen karyawan sehingga akan mempengaruhi kinerja para karyawannya. Kinerja organisasi merupakan perwujudan dari kinerja para karyawannya. Peningkatan kinerja diharapkan mampu meningkatkan output dari perusahaan sehingga visi, misi dan tujuan dapat tercapai. Jadi dapat disimpulkan bahwa restrukturisasi organisasi akan berdampak terhadap kinerja karyawan. 2.6. Penelitian Terdahulu Safitri dan Indrasari (2009), melakukan penelitian berjudul Analisis Korelasi Kanonik pada Perilaku Kesehatan dan Karekteristik Sosial Ekonomi di Kota Pati Jawa Tengah. Terkait dengan pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pemerintah serta pembangunan kesehatan publik di Kota Pati yang cukup memuaskan, penelitian tersebut mengkaji tentang hubungan perilaku kesehatan dengan karakteristik sosial ekonomi di Kota Pati Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa dalam hubungan perilaku kesehatan dan karakteristik sosial ekonomi di Kota Pati Jawa Tengah, variabel indikator pada variabel perilaku kesehatan yang dominan adalah variabel Gizi Seimbang, variabel Aktifitas Fisik/ Olahraga, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Lantai Rumah, ASI Eksklusif dan Menggosok Gigi. Sedangkan variabel asal pada variabel Karakteristik Sosial Ekonomi yang dominan adalah variabel Pendapatan, variabel Pendidikan Ibu, variabel Pengeluaran dan variabel Pendidikan Bapak. Sehingga dapat dikatakan bahwa, semakin rendah karakteristik sosial ekonomi dalam hal Pendapatan, Pendidikan Ibu, Pengeluaran dan Pendidikan Bapak akan diikuti pula dengan menurunnya perilaku kesehatan khususnya dalam hal Gizi Seimbang, Aktifitas Fisik/

Olahraga, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), Lantai Rumah, ASI Eksklusif dan Menggosok Gigi dalam runah tangga tersebut. Pertiwi (2010), melakukan penelitian berjudul Persepsi Karyawan tentang Hubungan Restrukturisasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur). Penelitian tersebut mengkaji tentang perusahaan PD Pasar Jaya yang melakukan pembenahan organisasi dengan cara mengubah struktur organisasi yang dapat berdampak pada kinerja karyawannya. Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan PD Pasar Jaya unit area 03 Pramuka. Metode analisis data yang digunakan adalah statistika non-parametrik, yaitu analisis persepsi dengan rataan skor dan analisis uji korelasi Rank Spearman untuk menganalisis hubungan restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan. Hasil penelitian menunjukkan hubungan indikator-indikator restrukturisasi seperti ukuran (struktur dan jumlah karyawan), arus kerja, kompleksitas tugas, kewenangan formal, kontrol formal, dan sistem komunikasi dengan kinerja karyawan. Sedangkan infrastruktur tidak berhubungan dengan kinerja. Penelitian kali ini akan mencoba memperdalam topik tersebut dari sudut pandang statistika parametrik. Data ordinal/skala Likert akan dikonversi ke dalam skala interval untuk mendapatkan tingkat keakuratan hasil analisis data yang lebih baik serta menormalkan sebaran data. Hubungan antara restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan akan dianalisis dengan menggunakan korelasi kanonik untuk menganalisis hubungan indikator dari variabel-variabel restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan yang masing-masing mewakili setiap pertanyaan dari kuesioner. Selanjutnya akan dianalisis nilai bobot masing-masing komponen dari kedua variabel tersebut sehingga ditemukan kombinasi linear terbaik yang menghasilkan korelasi terbesar antara variabel restrukturisasi organisasi dengan kinerja karyawan. Pada akhirnya akan diperoleh komponen variabel restrukturisasi organisasi yang memiliki

kontribusi paling besar dan yang tidak berkontribusi terhadap kinerja karyawan PD Pasar Jaya.