BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Melalui potensi yang dimiliki oleh manusia, organisasi dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi,

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepadanya dengan baik dan benar sesuai peraturan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. cepat, untuk itu para pelaku usaha harus mampu menyesuaikan diri dengan

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetisi di berbagai bidang baik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja merupakan faktor

1. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam sebuah organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. peralatan untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Permasalahan umum yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

Manusia di dalam kehidupannya sehari-hari tidak lepas dari kehidupan. berorganisasi, manusia akan selalu untuk hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik untuk dikaji dalam konstelasi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyuplai serta mengatur pasokan listrik. Perusahaan ini pun meruapakan satusatunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja karyawan. Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di jaman modern seperti sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

2015 PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang bergerak dalam bidang perindustrian tentunya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menimbulkan persaingan diantara pelaku-pelaku ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang menjadi unsur terpenting untuk mencapai tujuan organisasi/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting utama dalam organisasi. Di era

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari tingkat pusat hingga tingkat daerah. memberikan sumbangan yang optimal bagi perusahaan. Dan salah satu faktor

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB I PENDAHULUAN. tercapai tanpa peran aktif karyawan walaupun perusahaan tersebut memiliki alat alat

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi dapat tercapai sesuai rencana. nampaknya sudah sangat urgent. Kebutuhan tenaga-tenaga terampil di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penggerak seluruh aktivitas perusahaan (Larasati, 2014). Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat ekonomi dunia sedang menghadapi proses peralihan besar -besaran

BAB I PENDAHULUAN. begitu ketat menuntut setiap perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. kota/kabupaten se-jawa Barat dan Banten, dan publik. Pada saat ini Bank bjb

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa, dagang ataupun industri. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai sebagai sumber daya manusia dalam organisasi memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi untuk mampu mendukung perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencapai kualitas pendidikan adalah guru. Guru adalah figur yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik adalah mengenai kinerja karyawan pemerintahan. Salah satu kantor

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan kinerja karyawan dalam suatu organisasi adalah stress kerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau organisasi mempunyai alat-alat teknologi yang canggih, namun

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan yang telah disepakati oleh semua karyawan. Karyawan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. timbul di dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja memiliki arti yang beragam,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam menentukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia semakin hari semakin dituntut untuk mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi jaman yang terus berkembang. Globalisasi yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat dan penuh ketidakpastian serta tuntutan perubahan di segala bidang merupakan era keterbukaan yang berorientasi pada kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan di semua aspek kehidupan sangat diperlukan. Dalam kehidupan global yang sangat kompleks dan hyper competitive ini, salah satu isu yang sangat menarik untuk dikaji adalah berkaitan dengan rendahnya motivasi sebagian besar organisasi khususnya organisasi pemerintah Apabila kita mengamati fenomena yang ada dalam masyarakat menunjukkan masih rendahnya motivasi kerja pegawai pada organisasi pemerintah sehingga berdampak pada rendahnya efektivitas organisasi pemerintah dalam memenuhi fungsinya sebagai public service. Pelayanan publik atau sering disebut pelayanan umum, pelayanan masyarakat atau public service merupakan salah satu aktivitas pemerintah yang selalu menjadi perhatian masyarakat. Opini masyarakat tentang berbagai aktivitas pemerintah dalam bidang pelayanan cenderung lebih banyak yang bernada negatif

dibandingkan dengan yang bersifat positif. Hal ini tercermin dari banyaknya target kinerja organisasi yang tidak terealisasi terangkat ke ranah publik. PT. PLN (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam pengadaan listrik terhadap seluruh masyarakat Indonesia. Sebagai BUMN yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap sendi hidup masyarakat Indonesia PLN selalu dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi para pelanggannya, hal ini kemudian membuat posisi PLN sangat peka terhadap perlakuan pelanggan, sehingga pihak perusahaan dituntut untuk mempunyai kemampuan yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan (service yang prima), agar mendapatkan loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Selain itu PLN juga dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi para pegawainya. Bagaimanapun tidak dapat dipungkiri bahwa pegawai memegang peranan yang sangat penting di dalam perusahaan. Oleh karena itu sewajarnyalah pegawai harus selalu diperhatikan menuju terciptanya kinerja pegawai yang selalu memberikan produktivitasnya bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu adanya penggerak bagi para pegawai sehingga dapat mencapai kinerja maksimal. Kurangnya motivasi pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi dapat dilihat dari hasil akhir penilaian sasaran kinerja selama tiga tahun terakhir, seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 1. 1 Hasil Akhir Penilaian Sasaran Kinerja PT PLN (Persero) APJ Cimahi Tahun 2008-2010 Tahun No Indikator 2008 2009 2010 (%) (%) (%) 1. Perspektif Bisnis Internal 14,23 15,74 10,00 2. Perspektif Pelayanan Pelanggan 10,00 9,70 20,00 3. Perspektif Keuangan 46,16 52,90 47,00 4. Perspektif Pembelajaran 4,40 5,10 5,00 5. Perspektif Administratif 5,10 4,50 5,90 6. Perspektif Pengawasan 2,34 2,10 2,13 Sumber: Bidang Administrasi Sumber Daya Manusia PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa adanya persentasi penilaian kinerja yang berbeda-beda. Ada beberapa indikator yang mengalami peningkatan kinerja dari tahun ke tahun, dan ada juga mengalami penurunan. Dengan demikian, kinerja di beberapa indikator belum optimal, yang diindikasikan oleh belum tercapainya target yang telah ditetapkan oleh perusahaan, dimana pencapaian sasaran kinerja untuk seluruh jumlah indikator adalah 100%. Belum tercapainya sasaran kinerja ini salah satunya disebabkan oleh faktor motivasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Tisnawati Sule dan Saefullah (2009:235) bahwa kinerja ditentukan oleh tiga faktor yaitu motivasi, kemampuan dan lingkungan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa dari hasil persentase penilaian kinerja di atas bahwa motivasi kerja di beberapa indikator PT. PLN

(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi masih harus ditingkatkan lagi. Fenomena lain yang menunjukkan kurangnya motivasi kerja pegawai dapat dilihat dari daftar hadir pegawai di perusahaan yang menunjukkan kedisiplinan kerja pegawai. Beberapa pegawai juga masih banyak yang terlambat masuk kantor. Keterlambatan ini terjadi baik pada saat masuk kerja pagi hari ataupun jam masuk kerja setelah istirahat, keterlambatan tersebut terjadi antara 5 menit hingga 30 menit, dan sebelum jam kerja berakhir para pegawai sudah banyak yang pulang sebelum waktunya. Tingkat ketidakhadiran pegawai belum sesuai dengan batas toleransi yang diterapkan oleh perusahaan, batas toleransi ketidakhadiran yang diberikan sebesar 10% dan dalam hal kehadiran pada saat bekerja sebesar 90%. Tabel dibawah ini menunjukkan persentase absensi jam kerja pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi bulan Juli 2010 sampai bulan Desember 2010 yang dapat menunjukan fenomena rendahnya motivasi kerja pegawai. Tabel 1. 2 Persentase Absensi Jam Kerja Karyawan Bulan Juli 2010 Desember 2010 Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Jam kerja seharusnya 174,5 jam 146,5 jam 144 jam 166 jam 168,5 jam 168,5 jam Rata-rata absen jam kerja 19 jam 20 jam 18 jam 24,5 jam 27 jam 28 jam

Presentase rata-rata absen jam kerja 10,8% 13,6% 12,5% 14,8% 16,2% 16,6% Sumber : Bidang Administrasi Sumber Daya Manusia PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi Dari hasil persentase absensi jam kerja pegawai di atas dapat dilihat bahwa, ketidakhadiran pegawai di perusahaan dari bulan ke bulan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini terlihat dari jumlah jam yang semakin lama semakin meningkat. Seharusnya, ketidakhadiran pegawai di perusahaan mendapatkan respon dari perusahaan untuk mencari tahu penyebab rendahnya motivasi pegawai yang tercermin dari absensinya. Perusahaan harus melakukan tindakan-tindakan pencegahan jangan sampai hal ini berlangsung lama, karena bagaimanapun kehadiran pegawai di perusahaan sangat penting menuju tercapainya produktivitas perusahaan. Mencermati belum optimalnya motivasi kerja pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi yang ditunjukkan oleh fenomena yang terungkap, memberikan indikasi masih adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya diperankan oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi dengan kenyataan yang terjadi. Berkaitan dengan itu, sudah selayaknya dicari faktor-faktor yang menyebabkan motivasi kerja pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi masih rendah, sehingga PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi dapat dikelola dengan baik.

Pentingnya motivasi kerja pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi, secara efektif tidak terlepas dari kedudukan dan fungsinya sebagai pengelola public goods yang melayani penyediaan listrik kepada warganya, sebagai kebutuhan yang sangat mendasar dan penting bagi masyarakat. Pentingnya peranan listrik dalam aktivitas hidup dan kehidupan manusia, terlihat dari fungsinya sebagai kebutuhan vital dalam menggerakkan berbagai aktivitas perekonomian, seperti perhotelan, rumah sakit, industri, hiburan, perkantoran, dan sebagainya. Memperhatikan seluruh uraian di atas, terlihat bahwa PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi sedang dihadapkan pada permasalahan mengenai belum optimalnya tingkat motivasi kerja pegawai yang tercermin dari masih banyaknya absen pegawai dengan alasan yang tidak jelas dan belum optimalnya kinerja pegawai. Kondisi seperti ini tentu tidak boleh dibiarkan terus terjadi, karena PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi yang merupakan unit kerja publik pemerintah dan bertanggung jawab memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat sebagai pelanggannya. Oleh karena itu perlu dicari jalan keluarnya dalam bentuk pelatihan atau pendidikan kepada pegawai serta pemberian kompensasi. Selain hal-hal tersebut yang tidak kalah penting adalah pemberian fasilitas kantor yang memadai dan penataan tata ruang (layout) kantor yang efektif sehingga menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk mengurangi tingkat kejenuhan pegawai dalam bekerja dan beraktifitas di dalam kantor.

Pengertian kantor menurut Sedarmayanti (Manajemen Perkantoran:2001), kantor merupakan tempat diselenggarakannya kegiatan menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan/mendistribusikan informasi. Untuk memotivasi kerja pegawai, usaha yang dapat dilakukan oleh manajemen berpedoman pada salah satunya jalinan komunikasi yang baik dan lancar antar pegawai dalam suatu organisasi. Agar terciptanya alur informasi dan komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan penataan ruangan kantor yang efektif. Pengaturan tata ruang yang efektif akan mengakibatkan pelaksanaan pekerjaan kantor dapat diatur secara tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi kerja pegawai akan semakin lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta akhirnya dapat mencapai efisiensi kerja. Pentingnya tata ruang (layout) kantor yang efektif pada suatu lembaga atau perusahaan dimana fungsi pekerjaan pegawai sebagai proses informasi. Informasi mengalir seperti aliran bahan baku menjadi barang jadi di sebuah pabrik. Dalam aliran tersebut perlu diketahui rute transportasinya, dimana waktu adalah pertimbangan yang paling utama. Bagaimana ruang itu dirancang dan digunakan mungkin akan mempengaruhi motivasi kerja pegawai dan berujung pada efisiensi dan peningkatan kinerja (performance) pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya, sebagaimana dikemukakan oleh Tisnawati Sule dan Saefullah (2009:235) bahwa kinerja tergantung dari motivasi, kemampuan, dan lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa penggunaan tata ruang (layout) kantor yang efektif merupakan salah satu cara penyampaian informasi yang baik dalam suatu pekerjaan yang diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat motivasi kerja pegawai. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor, maka penulis merasa tertarik untuk mengkajinya lebih lanjut melalui skripsi dengan judul : Pengaruh Efektivitas Penataan Tata Ruang (Layout) Kantor Terhadap Tingkat Motivasi Kerja Pegawai di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah tingkat motivasi kerja pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi Kota. Motivasi diperlukan untuk menciptakan organisasi yang efektif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi diantaranya adalah gaya kepemimpinan, sikap individu dan situasi kerja. Gaya kepemimpinan yang tepat akan membuat pegawai termotivasi dalam bekerja, bagitupun dengan sikap individu. Ada individu yang statis dan ada pula yang dinamis. Demikian pula ada individu yang bermotivasi kerja tinggi dan ada pula yang bermotivasi kerja rendah. Situasi dan kondisi di luar diri individu memberi pengaruh terhadap motivasi. Situasi kerja meliputi lingkungan kerja, jarak tempuh dan fasilitas yang tersedia membangkitkan motivasi, jika persyaratan terpenuhi. Tetapi apabila

persyaratan tersebut tidak di perhatikan dapat menekan motivasi, orang dapat bekerja dengan baik apabila faktor pendukungnya terpenuhi. Sebaliknya, pegawai menjadi frustasi jika faktor pendukung yang dia kehendaki tidak tersedia. Efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor merupakan salah satu faktor yang dapat menciptakan situasi kerja yang kondusif. Seorang pegawai yang senang dengan lingkungan kerjanya dan memiliki dedikasi tinggi berupaya memperioritaskan apa yang menjadi tugasnya, memandang pekerjaan sebagai tugas, bukan paksaan dan mempunyai perasaan yang positif terhadap pekerjaannya. Penggunaan tata ruang (layout) kantor yang baik merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi dalam suatu pekerjaan. Apabila tidak ada tempat untuk menaruh surat-surat dan buku-buku yang diperlukan, telepon berada disisi meja yang salah, penerangan tidak cukup, pegawai-pegawai harus duduk menghadap jendela dan aliran pekerjaan tidak sama, maka hasilnya adalah jelas pekerjaan yang dilakukan tidak efisien. Secara ideal, tata ruang (layout) kantor yang optimum merupakan hasil dari penganalisaan informasi yang ada dan bukan sekedar pengamatan yang bersifat tergesa-gesa. Hal-hal yang dianalisa meliputi jumlah pegawai, frekuensi proses informasi, dan distribusi-distribusi dokumen yang dalam hal ini penting sekali untuk menyusun aliran informasi, yaitu gerakan tiap-tiap pekerjaan pegawai dari mulai masuknya sampai dengan selesai diproses.

Efektivitas penataan tata ruang kantor inilah yang di duga bisa manjadi salah satu faktor penting yang dapat menciptakan motivasi kerja. Dengan penataan ruang yang baik akan tercipta lingkungan yang kondusif maka pegawai akan merasa nyaman dan loyal dalam bekerja, motivasi kerja pegawai akan semakin meningkat sehingga tercipta rasa puas dan tujuan setiap pegawai dan organisasi dapat tercapai. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah (problem statement) sebagai berikut: Efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor yang diterapkan oleh PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi, yang menjadi faktor penting dalam penciptaan motivasi kerja pegawainya. Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum mengenai efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi? 2. Bagaimana gambaran umum mengenai tingkat motivasi kerja pegawai di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi?

3. Bagaimana pengaruh efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor terhadap tingkat motivasi kerja pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang penerapan penataan ruang kantor di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi dan sberapa besar pengaruh antara efektivitas penataan ruang kantor (layout) dengan tingkat motivasi kerja pegawainya. Secara terperinci tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi. 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja pegawai dilihat dari efektivitas penerapan layout kantor. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor terhadap tingkat motivasi kerja pegawai. D. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Kegunaan Teoritik Diharapkan dapat memperkaya konsep dan teori untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan manajemen sumber daya manusia, khususnya

yang terkait dengan pengaruh efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor terhadap tingkat motivasi kerja pegawai. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini akan berguna: (1) sebagai bahan informasi bagi Manajer PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi untuk dapat memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan motivasi kerja pegawai, sehingga dapat dikembangkan model pendekatan yang efektif bagi terjadinya kondisi kerja yang kondusif untuk mengembangkan motivasi kerja; (2) sebagai sumbangan pemikiran bagi Manajer PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) Cimahi mengenai penerapan efektivitas penataan tata ruang (layout) kantor yang baik yang berpengaruh terhadap tingkat motivasi kerja pegawai; (3) sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan peningkatan motivasi kerja pegawai; (4) sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian, khususnya mengenai efektivitas penerapan tata ruang (layout) kantor yang menunjang peningkatan motivasi kerja pegawai.