BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

Untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. beberapa hal, antara lain adalah: kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut.

SKRIPSI. Oleh Suparminto

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gerak yang telah dilatihkan dengan baik. Menurut Amung Ma mun dan. maka semakin terampil orang tersebut.

SKRIPSI. Oleh: Aziz Fathurrohman NIM

OLAHRAGA PILIHAN SEPAKTAKRAW

I. PENDAHULUAN. Sepaktakraw merupakan olahraga permainan asli dari Indonesia. Awal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen.

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Takraw merupakan cabang olahraga permainan asli dari Indonesia.

permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. atau ke sisi (Depdikbud, 1995). Sedangkan Takraw berarti bola atau barang

Lampiran 1 (lanjutan)

SKRIPSI. Oleh Dadi Wibowo NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

PETUNJUK PELAKSANAAN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW. 1. Pelaksanaan tes harus urut sesuai dengan urutan butir tes.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola (SSB) di berbagai daerah yang merupakan wujud perkembangan

PENGARUH MODIFIKASI BOLA KARET TERHADAP KETEPATAN SMASH KEDENG PADA PERMAINAN SEPAK TAKRAW DI SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

Permainan Sepak Takraw

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW MAHASISWA PJKR REGULER DAN NONREGULER FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Andi Rizal. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. dilaksanakan untuk mengisi waktu luang mereka. Cara bermainnya dilakukan

Sepak takraw adalah sebuah permainan yang dilakukan di atas lapangan. berbentuk empat persegi panjang. Lapangan dibatasi dengan net dengan

Motion Volume III No.1 Maret 2012 PENDAHULUAN. maka diketahui bahwa kekuatan otot. A. Latar Belakang Masalah. tungkai, kelentukan dan koordinasi mata

PENGARUH LATIHAN BOLA GANTUNG BISA LEPAS TERHADAP KEMAMPUAN SMASH KEDENG PADA MAHASISWA UKM SEPAKTAKRAW UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016 SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberi bola kepada si pemukul. Namun pada permaianan kippers si pemukul

TINGKAT KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAK TAKRAW SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI BAYANGKARA YOGYAKARTA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAK TAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, olahraga sepak takraw cukup diminati masyarakat baik dari kalangan

Lampiran 2 VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW TAHUN 1995

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

PERBEDAAN LATIHAN SMESH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas, teori-teori yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

HUBUNGAN ANTARA KESEIMBANGAN TUNGKAI, KELENTUKAN TOGOK DAN POWER

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

TINGKAT KEMAMPUAN TEKNIK DASAR BAGI PESERTA PUTRA PADA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD MUHAMMADIYAH DEGAN KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2014/2015

PERBEDAAN KETEPATAN SERVIS MELALUI LATIHAN SEPAK SILA DAN PANTULAN BOLA KE TEMBOK DALAM PERMAINAN SEPAKTAKRAW

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : Rinto Ari Bowo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan. yang berkategori Baik Sekali, kategori Baik 1 siswa

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

Seminar Nasional PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW BAGI MAHASISWA. Oleh H. M. Husni Thamrin NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

Sudirman, S.Pd 2013 ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar adalah suatu proses yang terjadi di dalam diri manusia seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINGKAT KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKTAKRAW ATLET PERSATUAN SEPAKTAKRAW SELURUH INDONESIA (PSTI) KABUPATEN KLATEN TAHUN 2013 SKRIPSI

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sarana rekreasi, pendidikan, prestasi, dan kesehatan.

PENGARUH LATIHAN VARIASI UMPAN TERHADAP KETERAMPILAN SEPAK SILA PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAK TAKRAW DI SMP NEGERI 2 GODEAN SKRIPSI

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAK TAKRAW PADA SISWA SMP NEGERI 1 CONGGENG

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Passing Bawah

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan kebugarannya yang tinggi. yang tingginya kurang lebih 15 meter, (c) Perlengkapan pemain: Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS. 1. Hakikat Mengontrol Bola dengan Sepak Sila dalam Permainan Sepak Takraw

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh Endar Riyanto NIM K

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMK Muda Patria Kalasan : Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. : Bola Volley (Passing Atas dan Smash)

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan bagi siswa di

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SEPAK SILA DENGAN BOLA MODIFIKASI DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS.

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

PENGEMBANGAN VARIASI LATIHAN SEPAK SILA DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW

HUBUNGAN KOORDINAS MATA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS SISWA SMP NEGERI 1 LEBONG UTARA KABUPATEN LEBONG. Feby Elra Perdima, M.

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh GelarSarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Penjaskesrek OLEH : WISNU ADI NUGROHO

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD NEGERI BHAYANGKARA KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKTAKRAW PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKTAKRAW DI SD KRADENAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan baik di bidang akademis maupun bidang olahraga. muda yang tinggal di pesantren Darul Arafah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN SEPAK SILA LANGSUNG

PENGARUH PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP SERVIS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW PADA TIM PSTI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Keseimbangan Memelihara kedudukan equilibrium yang terkendali tanpa menghiraukan berbagai tenaga internal dan eksternal yang bekerja pada tubuh, merupakan suatu prasyarat dasar agar penampilan keterampilan olahraga berhasil Keseimbangan menurut Harsono (1988:23), adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak. Sementara itu, menurut Ratinus Darwis (1992:119), keseimbangan (balance) adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem saraf otot tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kta bergerak. Menegenai hal tersebut, terdapat dua macam keseimbangan menurut Harsono (1988:23) yaitu: a. Keseimbangan statis (statis balance) Dalam keseimbnagan statis, ruang geraknya sangat kecil, misalnya berdiri di atas dasar yang sempit (balok keseimbangan, rel kereta api), melakukan hand stand, mempertahankan keseimbangan setelah berputar-putar di tempat. 10

b. Keseimbangan dinamis (dynamik balance) Kemampuan orang untuk bergerak dari satu titik atau ruang ke lain titik dengan mempertahankan keseimbangan, misalnya menari, latihan pada kuda-kuda atau palang sejajar, ski air, skating, sepatu roda dan sebagainya. Keseimbnagan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan masa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Keseimbnagan merupakan interaksi yang kompleks dan integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk propioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi/di atur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, dan area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi ekternal dan internal. Serta dipengaruhi oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaru obat dan pengalaman terdahulu. Untuk mengatur pemeliharaan badan agar tetap seimbang, terdapat prisip-prinsip yang mengatur keseimbangan menurut Pate Rotella (1993:190) yang di kutip dari http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kor_0807700_chapter2.pdf adalah sebagai berikut: 11

a. Garis gaya berat. Suatu garis khayal yang menggambarkan tarikan vertikal gaya berat. Vektor gaya ini melewati pusat gaya berat dan merupakan suatu faktor penting yang menentukan keseimbangan. b. Dasar dukungan. Suatu daerah yang menggambarkan permukaan dab seluruh berat badan terbagi diatasinya. Ukuran dan bentuk dasar dukungan merupakan variabel penting untuk mempertahankan keseimbangan. c. Seimbang/ tidak seimbang/ keseimbangan netral. Keseimbangan tubuh manusia seringkali digolong-golongkan menurut kemampuannya menahan gaya yang dimaksudkan untuk mangacukan keseimbangan. Perbedaan utama diantara engelompokkan keseimbangan terlihat dalam kegiatan pusat gaya berat apabila suatu gaya dikenakan pada suatu benda. 2. Hakikat Kelincahan Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kelincahan berasal dari kata dasar lincah yang berarti sifat-sifat lincah. Kelincahan merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani yang sangat diperlukan pada semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Disamping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak. Menurut Ismaryati, (2006: 41) kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah 12

dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat. Selain dikerjakan dengan cepat dan tepat, perubahan-perubahan tadi harus dikerjakan dengan tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan merupakan kualitas fisik yang sangat kompleks. Di dalamnya melibatkan interaksi dari beberapa unsur fisik yang lain seperti kecepatan reaksi, kekuatan, kelentukan, motor skill, keseimbangan dan koordinasi neuromuscular (Harsono, 1988: 15). Menurut Ratinus Darwis (1992: 117), kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Kelincahan berfungsi untuk meningkatkan prestasi maksimal dalam cabang olahraga. Menurut Suharno HP (1992: 103), kelincahan berfungsi untuk: (a) mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda/simultan, (b) mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, (c) gerakan-gerakan efisien, efektif, ekonomis dan (d) mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan. Dikatakan pula faktor-faktor penentu baik tidaknya kelincahan adalah : (a) kecepatan reaksi, (b) kemampuan berorientasi pada problem yang dihadapi, (c) kemampuan mengatur keseimbangan, (d) tergantung kelentukan sendi-sendi dan (e) kemampuan untuk mengerem gerak-gerak motorik. Harsono (1988: 172) berpendapat bahwa kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat 13

pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak cepat dan tepat secara fleksibel dalam mengubah posisi tubuh tanpa kehilangan kesadarannya. 3. Hakikat Keterampilan Menurut Amung Ma mun dan Yudha M. Saputra (2000: 57), keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien. Menurut Amung Ma mun dan Yudha M. Saputra (2000: 67) berdasarkan keterlibatan tubuh dalam pola gerak, keterampilan dibagi menjadi dua yaitu: keterampilan gerak kasar (gross motor skill) dan keterampilan gerak halus (fine motor skill). Istilah keterampilan gerak kasar dan keterampilan gerak halus secara umum digunakan untuk mengkatagorikan tipe-tipe gerak. Namun keduanya dapat juga menggambarkan secara umum mengenai perkembangan gerak, keterampilan gerak kasar secara khusus dikontrol oleh otot-otot besar atau kelompok otot. Otot tersebut ukurannya relatif besar, contohnya otot paha dan otot betis. Otot-otot tersebut berintegrasi untuk menghasilakan gerakan seperti berjalan, lari, dan loncat. Ketarampilan gerak halus secara khusus dikontrol oleh otot-otot kecil. Keterampilan ini melibatkan koordinasi yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. 14

Jadi dalam melakukan keterampilan sepaksila, keterampilan gerak halus mempunyai peranan yang lebih besar menentukan keberhasilan dalam melakukan gerakan sepaksila karena gerakan sepaksila memerlukan koordinasi dan ketepatan yang cukup tinggi. Koordinasi anngota tubuh untuk menciptakan gerak dengan daya dan alur gerak yang selaras terutama ayunan kaki penyepak dan ketepatan menyepak bola pada saat melakukan sepaksila agar bola dapat disepak dengan hasil gerak sepakan yang baik. Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 19-22), penguasaan keterampilan pada setiap cabang olahraga berlandaskan pada penguasaan keterampilan dasar. Keterampilan dasar ini, secara umum menjadi tiga kelompok, yaitu keterampilan nonlokomotor, keterampilan lokomotor, dan keterampilan menipulatif. Dari ketiga keterampilan dasar tersebut, gerakan sepaksila masuk dalam keterampilan nonlokomotor dan keterampilan manipulatif Keterampilan nonlokomotor adalah jenis keterampilan yang dilakukan dengan menggerakan anggota badan yang melibatkan sendi dan otot dalam keadaan badan si pelaku menetap, statis, kaki tetap mempu pada bidang tumpu. Gerakan yang termasuk gerakan nonlokomotor adalah berdiri tegak dengan salah satu kaki diangkat, keterampilan dasar ini termasuk keterampilan keseimbangan (balance), makin tinggi titik berat badan dari titik bidang tumpu, makin labil keseimbnagan seseorang. Makin kecil bidang tumpu, juga makin labil 15

posisi keseimbanga, karena gerakan teknik dasar sepaktakraw yang dominan berupa menyepak bola yang dilakukan dengan salah satu kaki, maka kaki tumpu harus memiliki kekuatan otot yang memadai untuk mempertahankan keseimbangan. Keterampilan manipulatif adalah keterampilan anggota badan, tangan atau kaki, untuk mengontrol bola. Keterampilan manipulatif yang dominan dalam sepaktakraw adalah menyepak bola dengan bola kaki. Kaki berperan untuk mengontrol bola seperti dalam bolavoli dengan menggunakan tangan. Keterampilan dasar itu tentunya tidak berdiri sendiri-sendiri. Dalam satu teknik dasar sepaktakraw misalnya sepaksila, maka dibutuhkan kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan (keterampilan nonlokomotor dan keterampilan manipulatif). Koordinasi anggota tubuh dibutuhkan untuk menampilkan gerak dengan daya dan alur gerak yang selaras terutama ayunan kaki penyepak. 4. Hakikat Sepaktakraw a. Pengertian Sepaktakraw Sepaktakraw merupakan olahraga permainan yang unik. Permainan sepaktakraw merupakan kombinasi dari permainan sepakbola dan bolavoli. Mengenai pengertian permainan sepaktakraw, menurut PERSETASI (1996:7) menyatakan bahwa, Sepaktakraw adalah suatu permainan yang dilakukan di atas lapangan empat persegi panjang, rata, baik terbuka maupun tertutup, serta bebas dari semua 16

rintangan dan lapangan dibatasi oleh net.bola yang dipakai terbuat dari rotan atau plastik (synthetic fibre) yang dianyam bulat. Permainan ini menggunakan seluruh anggota tubuh, kecuali tangan. Bola dimainkan dengan mengembalikannya ke lapangan lawan melewati net. Permainan ini dilakukan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 3 orang pemain. Tujuan dari setiap pemain adalah mengembalikan bola ke lapangan lawan. Jumlah pemain dalam permainan sepaktakraw terdiri dari tiga orang untuk setiap regu, yang terdiri dari dua orang sebagai apit kanan dan apit kiri, sedang satu orang sebagai tekong. Cara memainkan bola dengan menyundul, mendada, memaha dan berbagai macam sepakan. Teknik-teknik gerakan dalam permainan sepaktakraw memiliki persamaan dengan sepakbola. Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 5), permainan sepaktakraw dilakukan dilapangan yang berukurran 13,24 kali 6,10 meter yang dibagi dua oleh garis dan net (jaring) setinggi 1,55 dengan lebar 72 cm, dan lubang jaring sekitar 4-5 cm. Bola yang dimainkan terbuat dari rotan atau fibre glass yang dianyam dengan lingkaran antara 41-43 cm. Permainan sepaktakraw dilakukan oleh kedua regu yang saling berhadapan di lapangan yang dipisahkan oleh net (jaring) yang terbang membelah lapangan menjadi dua bagian. Setiap regu terdiri atas tiga orang pemain yang masing-masing memiliki tugas sebagai tekong berdiri paling belakang, dua orang lainya menjadi 17

pemain depan yang berada di sebelah kiri dan kanan yang disebut apit kiri dan apit kanan. Pada suatu permainan, tekong berfungsi sebagai penyepak bola pertama(sepak mula), sedangkan apit kanan dan apit kiri berfungsi sebagai pengumpan atau penyemes. Menurut Sulaiman (2004: 4) suatu permainan yang menggunakan bola terbuat dari rotan (takraw), dimainkan di atas lapangan yang datar berukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m. Ditengah-tengah dibatasi oleh jaring atau net seperti permainan bulutangkis. Pemainnya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, masing-masng terdiri dari 3 (tiga) orang. Dalam permainan ini yang dipergunakan terutama kaki dan semua anggota badan kecuali tangan. Tujuan dari setiap pihak adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau salah. b. Teknik Dasar Bermain Sepaktakraw Menurut Fouzee dalam M. Husni Thamrin (1995: 6) keterampilan dasar yang perlu dikuasai seseorang pemain untuk bermain sepaktakraw ialah: sepaksila, sepak kuda, sepak cungkil, menapak, memaha, memandek, membahu, menanduk dengan dahi, menanduk dengan kepala bagian belakang, menanduk dengan sisi kanan dan kiri kepala. Selanjutnya menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 24) teknik sepaktakraw meliputi sepakan yaitu: sepaksila,sepakkuda, sepakbadek, sepakcungkil, haeding (sundulan 18

kepala), menahan, mendada, manapak, sepakmula (servis), smash, dan bloking. Muhammad Suhud (1990: 13-19) mengemukakan bentukbentuk teknik sepaktakraw adalah sebagai berikut: sepaksila, sepak kuda, menahan, sundulan, dan sepak samping. Menurut Sulaiman (2004: 17-31) teknik-teknik dasar dalam bermain sepaktakraw adalah : sepaksila, sepak kuda(sepak kura), sepak cungkil, sepak tapak, sepak badek, servis(sepak mula), block(menahan), heading(kepala), memaha, mendada, membahu, smash. Menurut Ratinus Darwis dan Dt. Penghulu Basa (1992: 58) kesemua unsur teknik dasar diatas harus dikuasai dengan baik untuk menjadi pemain sepaktakraw yang baik. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi sepaktakraw tidak hanya mengandalkan teknik dasar yang bagus, melainkan masih banyak faktor yang menujang peningkatan prestasi seperti fisik, taktik dan mental. Sekalipun banyak ragam teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan sepaktakraw, namun faktor-faktor yang sangat dominan dipakai dalam permainan sepaktakraw yaitu: sepak mula, sepaksila, sepak kuda, heading, dan smash. c. Teknik Dasar Sepaksila 1) Pengertian dan Pentingnya Sepaksila 19

Menurut Ratinus Darwis & Dt. Penghulu Basa (1992: 16) mengemukakan bahwa sepaksila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepaksila digunakan untuk: (a) menerima dan menimang bola, (b) mengunpan dan antaran bola, (c) menyelamatkan serangan lawan. Sedangkan menurut Sulaiman (2004: 18), sepaksila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Sepaksila digunakan untuk menerima dan menimang atau menguasai bola, mengumpan antaran bola dan untuk menyelamatkan serangan lawan. Sudrajat Prawirasaputra (2000: 24) mengemukakan bahwa sepaksila adalah : a. Berdiri pada kedua kaki menghadap kearah datangnya bola. b. Berdiri pada satu kaki, pada kaki kiri atau kanan. c. Bila berdiri pada kaki kiri, maka kaki kanan ditarik ke atas dan telapak kakinya menghadap lutut kaki kiri kemudian di turunkan setinggi mata, kaki kiri ditarik lagi ke atas sampai setinggi lutut berulang-ulang. d. Pemain berdiri pada dua kaki, kaki kiri di depan kaki kanan, berat badan bertumpu pada kaki kiri, menghadap pelambung bola. 2) Pelaksanaan Teknik Dasar Sepaksila Menurut Ratinus Darwis & Dt. Penghulu Basa (1992: 16-17) teknik melakukan sepaksila adalah : 20

a. Berdiri dengan kaki terbuka berjarak selebar dua bahu. b. Kaki sepak digerakkan melipat setinggi lutut kaki tumpu. c. Bola dikenai atau bersentuh dengan bagian dalam kaki, sepak pada bagian bawah dari bola. d. Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit. e. Mata melihat kepada bola. f. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku sebagai penjaga keseimbangan. g. Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegangkan atau dikeraskan. h. Bola disepak keatas lurus melewati tinggi kepala. Gambar 1. Teknik melakukan sepaksila Menurut Sudrajat Prawirasaputra (2000: 25) untuk melakukan teknik dasar sepaksila adalah : a. Pemain berdiri pada kaki kiri dan kaki kanan memantulmantulkan bola dengan kaki kanan. Bola menyentuh bagian bawah mata kaki kaki kanan. Pandangan difokuskan kepada bola. 21

b. Pantulan bola dipertinggi dengan cara sepakan diperkuat. c. Bila gerak kaki kiri yang digunakkan untuk menapakkan tubuh tetap berdiri relative diam ditempat maka ini menunjukkan bahwa anda sudah mahir melakukan sepaksila. d. Sebaiknya bila kaki kiri itu bergeser ke kiri ke kanan dan ke belakang sehingga bergerak dalam lingkaran yang garis tengahnya lebih dari satu meter, ini menunjukkan bahwa sepaksila anda belum stabil atau mantap. Gambar. 2 Teknik melakukan sepaksila Menurut M. Husni Thamrin (1995) teknik melakukan sepaksila adalah : a. Berdiri dengan dua kaki terbuka berjarak selebar bahu. b. Kaki sepak digerakan melipat setinggi lutut kaki tumpu. c. Bola disentuh dengan kaki bagian dalam. d. Kaki tumpu agak ditekuk sedikit, badan dibungkukkan sedikit. e. Mata melihat kepada bola. 22

f. Kedua tangan dibuka dan dibengkokkan pada siku untuk menjaga keseimbangan. g. Pergelangan kaki sepak pada waktu menyepak ditegangkan. h. Bola disepak ke atas lurus melewati tinggi badan. 5. Hubungan antara Keseimbangan dngan Keterampilan Sepaksila Dalam mencapai prestasi olahraga sepaktakraw sangat diperlukan kondisi fisik yang baik. Salah satu faktor pendukung kondisi fisik yang baik adalah keseimbangan.untuk dapat melakukan sepaksila dengan pola rangkain gerakan yang baik sangatlah bergantung terhadap keseimbangan. Menurut Zulfikar (2008) yang dikutip dari jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4208115124_1829-8443.pdf, kondisi fisik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap atlet terutama atlet sepaktakraw, karena dalam kondisi fisik terdapat faktorfaktor kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelincahan, kelenturan, koordinasi kecepatan reaksi dan lain sebagainya. Menurut Aziz, Teo. et al. (2003) yang dikutip dari http://www.scribd.com/doc/52477000/sepaktakraw, komponen fisik yang diperlukan dalam permainan sepaktakraw salah satunya adalah keseimbangan setelah melakukan passing bola. Dengan demikian keseimbangan ada hubungannya dengan sepaksila karena keseimbangan diperlukan saat melakukan sepaksila dalam permainan sepaktakraw. 23

6. Hubungan antara Kelincahan dengan Ketrampilan Sepaksila Menurut Ratinus Darwis (1992:117), Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Salah satu faktor pendukung kondisi fisik yang baik adalah kelincahan. Kelincahan sangat diperlukan untuk terampil dalam gerakan sepaksila. Menurut Zulfikar (2008) yang dikutip dari jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4208115124_1829-8443.pdf, kondisi fisik merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap atlet terutama atlet sepaktakraw, karena dalam kondisi fisik terdapat faktorfaktor kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelincahan, kelenturan, koordinasi kecepatan reaksi dan lain sebagainya. Menurut Aziz, Teo. et al. (2003) yang dikutip dari http://www.scribd.com/doc/52477000/sepaktakraw, komponen fisik yang diperlukan dalam permainan sepaktakraw salah satunya adalah kelincahan dan koordinasi dalam passing terhadap bola. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kelincahan dengan sepaksila, karena dalam melakukan gerakan sepaksila kelincahan sangat diperlukan untuk terampil dalam gerakan sepak sila. Semakin bagus kelincahan tubuh kita semakin bagus juga gerakan sepaksilanya. 7. Karakteristik Siswa SD Karakteristik atau sifat siswa sekolah dasar (SD), menurut data yang diambil dari (http://pgri-lebak.org/artikel/111-karakteristik-dan- 24

kebutuhan-anak-sekolah-dasar-html:31-07-2012) adapun bentuk dan karakteristik siswa sekolah dasar (SD) khususnya dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pengertian Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD) Karakteristik menurut Puerwadarminto adalah watak, tabiat, atau sifat-sifat kejiwaan. Dengan pengertian tersebut dapat penulis katakana bahwa karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya setiap saat. Sehingga demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kodrat dan sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda. b. Bentuk Karakteristik Siswa Sekolah Dasar (SD) 1) Senang Bermain Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru SD hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya menyumbangkan model pengajaran yang serius tapi santai. 2) Senang Bergerak Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh 25

karena itu guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah dan bergerak. 3) Senang Bekerja dalam Kelompok Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3 sampai 4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. 4) Senang Melakukan atau Memperagakan Suatu Secara Langsung Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional kongkrit. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pembelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri. Sama halnya memberi contoh bagi orang dewasa dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang gerakan solat jika langsung dengan prakteknya. Siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen mempunyai bermacam-macam karakteristik diantaranya adalah senang bermain, setiap istirahat pasti ada siswa yang bermain di halaman sekolah. 26

Selain itu juga senang bergerak, siswa putra khususnya sangat senang sekali bergerak kalau disuruh diam pada saat baris menunggu giliran melakukan praktek dalam olahraga pasti ada yang bergerak keluar dari barisan. Karakteristik siswa yang lainnya adalah senang bekerja dalam kelompok, misalnya saat di melakukan kegiatan berkelompok, saling berebut melakukan perintah guru. 8. Hakikat Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah program yang dipilih peserta didik berdasarkan bakat dan minat. Yudha M. Saputra (1998: 9) berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran sekolah, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata pelajaran, menyalurkan minat dan bakat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai. Terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang dilaksanakan di sekolah yaitu ekstrakurikuler olahraga antara lain: sepakbola, bolavoli dan sepaktakraw. Disamping ekstrakurikuler olahraga terdapat ekstrakurikuler pramuka, dan masih banyak lagi kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah. Dari beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tujuan yang hampir sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan siswa 27

mengingat terbatasnya jam pelajaran yang disediakan sokolah untuk program ekstrakurikuler. Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah yang bertujuan untuk menambahkan wawasan dan keterampilan siswa sesuai dengan ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa. Di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen menyelenggarakan ekstrakurikuler sepaktakraw. Tujuan diadakannya ektrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen adalah untuk mengembangkan bakat dan minat siswa, serta untuk meningkatkan prestasi siswa di bidang olahraga khususnya sepaktakraw. Sebelum kegiatan ektrakurikuler dilaksanakn terlebih dahulu dibuat program ektrakurikuler sepaktakraw Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. Adapun program ektrakurikuler sepaktakraw terdapat pada lampiran halaman 86. B. Penelitian yang Relevan Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang dikemukakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah : 28

1. Hasil penelitian dari Masyhadi (2012) yang berjudul Hubungan Antara Keseimbangan, Kelentukan dan Kelincahan Dengan Keterampilan Sepaksila Mahasiswa PJKR UNY yang Mengikuti Olahraga Pilihan Sepaktakraw Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini dengan sampel 33 orang mahasisswa menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara keseimbangan, kelentukan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya koefisien korelsasi sebesar 0,790, F hitung sebesar 16,059 dan F tabel sebesar 2,93. Serta sumbangan yang diberikan secara keseluruhan dari ketiga variabel bebas (keseimbangan, kelentukan dan kelincahan) dengan keterampilan sepaksila sebesar 64,2%. 2. Hasil penelitian dari Tri Widiyanto (2012) yang berjudul Hubungan Anatara Kelincahan dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Sepaksila Siswa SD Negeri 2 Bojanegara Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga yang Mengikuti Ekstrakurikuler Sepaktakraw. Hasil penelitian ini dengan sampel 20 orang siswa menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dan kelentukan dengan keterampilan sepaksila. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya r hitung sebesar 0,891 dan r tabel sebesar 0,444. Serta sumbangan relatif yang diberikan variabel kelincahan sebesar 41,37%, sumbangan relatif yang diberikan variabel kelentukan sebesar 75,66% dan sumbanagn efektif yang diberikan variabel kelincahan sebesar 32,81%, sumbangan efektif yang diberikan kelentukan sebesar 59,99%. 29

C. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teoritik diatas bahwa untuk dapat bermain sepaktakraw dengan baik, seseorang dituntut untuk mempunyai keseimbangan dan kelincahan yang baik serta keterampilan sepaksila dalam bermain sepaktakraw. 1. Hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan sepaksila Untuk dapat melakukan sepaksila dengan pola rangkain gerakan yang baik sangatlah bergantung terhadap keseimbangan. Menurut Burhan Basyiruddin (2012) yang dikutip dari http://burhanbasyiruddin04.blogspot.com/2012/01/teknik-dasar.html, Teknik dalam melakukan sepak sila yaitu: a. Posisi badan rileks,seimbang,dan tidak kaku. b. Posisi tangan diangkat setinggi dada untuk menjaga keseimbangan c. Posisi kaki diangkat menyila,diayunkan dengan cepat mengikuti arah bola Dengan demikian keseimbangan diperlukan dalam melakukan sepaksila dalam permaina sepakyakraw. 2. Hubungan antara kelincahan dengan keterampilan sepaksila Menurut Ratinus Darwis (1992:117), Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Menurut Ratinus Darwis (1992:16), sepaksila digunakan untuk : a. Menerima dan menimang (menguasai) bola b. Mengumpan dan antaran bola c. Menyelamatkan serangan lawan 30

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan gerakan sepaksila kelincahan sangat diperlukan untuk terampil dalam gerakan sepak sila. Semakin bagus kelincahan tubuh kita semakin bagus juga gerakan sepaksilanya. Oleh karena itu untuk mengetahui hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen diperlukan suatu tes keseimbangan, kelincahan dan keterampilan sepaksila. D. Rumusan Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang di uraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ada hubungan antara keseimbangan dan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 2. Ada hubungan antara kelincahan dan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 3. Ada hubungan antara keseimbangan dan kelincahan dengan keterampilan sepaksila pada siswa peserta ekstrakurikuler sepaktakraw di Sekolah Dasar Negeri 2 Kalibagor, Kecamatan Kebumen. 31