BAB III OBJEK PENELITIAN. PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat khususnya

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Persaingan pasar menuntut perusahaan untuk lebih mampu bertahan dan

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan.

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

mempunyai tugas pokok Memimpin Dinas dalam pelaksanaan kegiatan dibidang

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu. cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal

KEDUDUKAN, ORGANISASI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 96 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

Gambar 2.1 Grafik kepemilikan saham PT Trans Marga Jateng

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 T E N T A N G

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 94 TAHUN 2016

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

TUGAS & FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMENEP

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai

1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su

STRUKTUR ORGANISASI PT. X

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

1 of 5 02/09/09 11:51

2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data dari PT. ASDP Ketapang Gilimanuk tahun 2012,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

SUSUNAN DAN TATA KERJA KEPELABUHANAN DAN DAERAH PELAYARAN Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1969 Tanggal 18 Januari 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB III OBJEK PENELITIAN III. 1 Gambaran Umum Perusahaan III. 1.1 Sejarah Singkat PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan yang terletak di sebelah barat pulau jawa yang berada di Propinsi Banten, dan sekaligus merupakan pintu gerbang lalu lintas Jawa Sumatra. Pelabuhan penyeberangan merak dikelola oleh PT. ASDP Indonesia ferry (Persero) dengan kantor pusat di Jl. Jend. A Yani Kav. 52 A Jakarta Pusat. Awal didirikannya PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Merak adalah merupakan penghubung transportasi antara Pulau Jawa dan Sumatera yang dilakukan oleh kapal yang masih sangat sederhana dan primitif yang pada saat itu dikenal dengan nama Kapal Tambang. Tujuan didirikannya ASDP adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang penyelenggaraan usaha jasa angkutan sungai, danau dan angkutan penyeberangan, jasa dermaga, jasa kepelabuhan sungai, danau dan penyeberangan dan jasa angkutan laut serta perdagangan dalam negeri, ekspor, impor dalam bidang alat/peralatan keselamatan kapal/mesin kapal laut/kapal laut/suku cadang kapal laut / minyak pelumas serta jasa perawatan kapal. 25

III. 1.2 Visi Dan Misi Perusahaan Adapun Visi dan Misi yang dimiliki oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, yaitu : 1. Visi Menjadi perusahaan jasa penyeberangan dan pelayaran yang berkelas dunia, terbesar dan terbaik di Indonesia dan regional, serta mampu memberikan nilai tambah bagi stakeholder 2. Misi a. Memberikan pelayanan puncak kepada pengguna jasa (supervisor services), dengan tingkat keselamatan yang tertinggi (the highest safety standard). b. Menguasai pangsa pasar Indonesia di lintas komersil dan lintas penugasan. c. Mengelola bisnis perseroan sehingga memberikan kinerja keuangan yang terbaik (excellent financial performance) dengan berpedoman pada good corporate governance dan sesuai standar internasional yang berlaku. d. Menjadi agen pembangunan nasional melalui pelayanan angkutan penyeberangan dan pelayaran. III. 1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kegiatan suatu perusahaan sehari-hari memiliki tingkat intensitas yang sangat tinggi sehingga diperlukan suatu organisasi yang baik agar setiap bagian dapat menjalankan fungsinya dan tugasnya dengan baik sehingga kegiatan dalam perusahaan dapat berjalan secara teratur dan tepat pada tujuan yang telah direncanakan. 26

Adapun uraian singkat mengenai pembagian fungsi dan tugas PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak adalah sebagai berikut : 1. Kepala Cabang : Membantu Direksi dan memimpin Cabang dalam pengelolaan dan pengembangan kepengusahaan jasa kepelabuhan dan penyeberangan di Cabang. Tugas Pokok: Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan dan pengembangan kepemgusahaan jasa kepelabuhanan dan penyeberangan di Cabang. Rincian Tugas: a. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran Cabang b. Mengorganisir kegiatan pengelolaan dan pengembangan kepengusahaan jasa kepelabuhan penyeberangan Cabang c. Melakukan pembinaan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di Cabang dalam rangka peningkatan kinerja d. Mengendalikan kegiatan operasional kapal dan pelabuhan, pembangunan dan atau pemanfaatan lahan pelabuhan e. Melakukan koordinasi dengan Divisi / Biro terkait di Kantor Pusat yang berhubungan dengan kegiatan kepengusahaan jasa kepelabuhanan dan penyeberangan f. Melakukan pembinaan terhadap SDM di Cabang g. Melaksanakan kegiatan pemerintahan di pelabuhan penyeberangan h. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh bawahan i. Melaporkan pelaksanaan kegiatan ke Kantor Pusat (Direksi) secara periodik 27

2. Manajer Operasional : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam pelaksaan tugas yang berhubungan dengan operasional pelabuhan dan kapal, produksi jasa dan pendapatan di Cabang serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan operasional pelabuhan dan kapal, produksi jasa dan pendapatan, kegiatan promosi serta pelaporan. Rincian Tugas: a. Pengadaan dan persediaan tiket terpadu ke Kantor Pusat b. Pencatatan persediaan dan pengeluaran / pendistribusian tiket terpadu c. Produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan dan kapal d. Pencatatan produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan dan kapal e. Sistem pelayaran penyeberangan & pelabuhan, menampung keluhan pelanggan f. Koordinasi dengan manajer di Cabang dan Nahkoda g. Penyusunan rencana kerja Cabang di bidang operasi h. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang 3. Asisten Manajer Operasional Pelabuhan : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan produksi jasa dan pendapatan serta operasional pelabuhan di Cabang. 28

Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan produksi jasa dan pendapatan serta operasional pelabuhan, pemanfaatan lahan pelabuhan serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Melaporkan penggunaan tiket terpadu untuk penumpang dan kendaraaan kepada Bidang Keuangan b. Menyetorkan pendapatan kepada Bidang keuangan c. Penagihan hasil produksi jasa angkutan d. Klaim kecelakaan kepada perusahaan Asuransi e. Keamanan, ketertiban, kebersihan f. Penyusunan rencana kerja di Bidang Operasional Pelabuhan g. Pelaporan pelaksanaa kegiatan kepada Manajer Operasi 4. Asisten Manajer Operasional Kapal : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan produksi jasa dan pendapatan serta operasional kapal di Cabang. Tugas Pokok: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan produksi jasa dan pendapatan serta operasional kapal, administrasi perkantoran serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan, 29

a. Pencatatan produksi dan pendapatan operasional kapal b. Penerapan sistem pelayanan kapal c. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Operasional Kapal d. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada manajer Operasi 5. Supervisor I, II, dan III : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Penjualan tiket kendaraan, penumpang dan barang b. Pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional di lapangan c. Melaporkan situasi dan kondisi lapangan selama bertugas dalam shift d. Rekapitulasi produksi/penjualan tiket (pershift) e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Operasi baik secara lisan dan atau tertulis 6. Asisten Supervisor : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Supervisor dalam kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, mengawasi dan melaksanakan kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan. 30

Rincian Tugas : a. Memonitor waktu kedatangan dan keberangkatan kapal pada Dermaga I, II, III, IV dan V b. Memonitor lalu lintas kendaraan keluar / masuk dan bongkar muat angkutan pada Dermaga I, II, III, IV dan V c. Melakukan koordinasi dengan asisten supervisor lainnya dan petugas operasional dalam satu shift d. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Supervisor shift baik secara lisan dan atau tulisan 7. Manajer Pemeliharaan : membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam hal yang berhubungan dengan pemeliharaan kapal dan pelbuhan penyeberangan. Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas terminal dan peralatan pelabuhan, administrasi perkantoran serta pelaporan. Rincian Tugas : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan, a. Pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya b. Koordinasi dengan mitra kerja/instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan pemeliharaan kapal dan pelabuhan c. Memantau pelaksanaan docking kapal 31

d. Penyusunan rencana kerja Cabang dibidang Pemeliharaan e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang 8. Asisten Manajer Pemeliharaan Kapal : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Pemeliharaan dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan pemeliharaan kapal dan perlengkapannya serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan kapal, pengadaan dan petbaikan perlengkapannya serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya b. Permintaan pengadaan dan perbaikan suku cadang kapal c. Pengawasan pelaksaan pemeliharaan kapal d. Penyusuna Rencana kerja di Bidang Pemeliharaan Kapal e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Pemeliharaan 9. Manajer SDM dan Umum : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam pelaksanaan tugas/kegiatan manajemen SDM, ketata usahaan, perlengkapan, kerumah tanggaan serta pelaporan. 32

Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi, menganalisis, mengawasi dan melaksanakan kegiatan balas jasa, kedisiplinan, kesejahteraan, keselamatan kerja, penempatan, kebutuhan serta data karyawan, sistem administrasi perkantoran, ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja di Cabang serta Pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi, serta menganalisis kegiatan, a. Pencatatan data karyawan b. Informasi manajemen SDM c. Kedisiplinan karyawan d. Penyiapan usulan penghapusan asset Cabang e. Penyusunan rencana kerja di bidang SDM dan Umum f. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin cabang 10. Asisten Manajer SDM : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas manajer SDM dan Umum dalam pelaksanaan tugas/kegiatan manajemen SDM di Cabang. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan balas jasa, kesejahteraan, keselamatan kerja, penempatan, kebutuhan, data karyawan, sistem informasi manajemen SDM, kedisiplinan dan perlengkapan kerja karyawan di Cabang serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Program kebutuhan/penempatan karyawan 33

b. Pencatatan data karyawan c. Pelaksanaan sistem informasi manajemen SDM d. Penyusunan Rencana Kerja Cabang di Bidang SDM e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer SDM dan Umum 11. Asisten Manajer Umum : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer SDM dan Umum dalam pelaksanaan tugas ketata usahaan, ketertiban, perlengkapan serta kerumahtanggaan di Cabang serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan administrasi perkantoran, pengadaan kebutuhan peralatan kantor, perlengkapan karyawan dan ATK, pemeliharaan dan perawatan peralatan non operasional/non produksi, system keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja di Cabang serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer SDM b. Tata arsip dan retensi arsip c. Inventarisasi asset d. Penyusunan Rencana Kerja Cabang di Bidang Umum 34

12. Manajer Keuangan : Membantu pelaksanan tugas Pemimpin Cabang dalam mengelola kegiatan yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi di Cabang. Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan ketatausahaan keuangan dan akuntansi, penyelesaian utangpiutang, perpajakan, kewajiban-kewajiban lainnya, pelaksanaan anggaran, jasa keuangan, pengelolaan kas/bank, verifikasi serta pelaporan. Rincian Tugas : Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan, a. Pengelolaan dan pengawasan kas dan setara kas b. Sistem keuangan dan akuntansi c. Ketatausahaan keuangan dan akuntansi d. Penyelesaian hutang piutang, perpajakan, kewajiban-kewajiban lainnya e. Jasa keuangan Cabang f. Penyusunan rencana dan realisasi arus kas g. Meneliti perhitungan pembayaran pajak h. Penerapan sistem penataan dan pengemdalian dokumen akuntansi di Cabang i. Pencatatan pendapatan dan produksi j. Penerimaan tagihan jasa pelabuhan dan pendapatan tiket terpadu k. Penyelesaian tindak lanjut serta temuan dari internal dan eksternal auditor 35

l. Penyusunan Rencana Kerja dibidang Keuangan dan Akuntansi Cabang m. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang 13. Asisten Manajer Keuangan : Membantu pelaksanaan tugas Manajer Keuangan dalam mengelola kegiatan yang berhubungan denga keuangan di Cabang. Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan ketatausahaan keuangan, penyelesaian hutang piutang, kewajiban-kewajiban lainnya, pelaksanaan anggaran jasa keuangan, pengelolaan kas/bank serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan, a. Pengelolaan kas dan setara kas b. Pengendalian pengeluaran keuangan c. Penyelesaian hutang piutang d. Penyusunan anggaran pendapatan dan biaya e. Penyusunana rencana dan realisasi arus kas f. Penyesuaian dan revisi pelaksanaan anggaran g. Pencatatan pendapatan dan produksi h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Keuangan Cabang i. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Keuangan Cabang j. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Keuangan 36

14. Asisten Manajer Akuntansi : Membantu pelaksanaan tugas Manajer Keuangan dalam mengelola kegiatan berhubungan dengan akuntansi di Cabang. Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pencatatan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, perpajakan serta pendapatan. Rincian Tugas: Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan, a. Melakukan verifikasi atas pendapatan yang diterima serta pembayaran yang akan dilakukan b. Penyelesaian perpajakan c. Pembuatan nota-nota tagihan, kelengkapan bukti-bukti pembayaran d. Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Akuntansi Cabang e. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Akuntansi Cabang f. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Keuangan III. 1.4 Bidang Usaha Pada era globalisasi sekarang ini, perusahaan yang mampu memenangkan persaingan di pasar bebas adalah perusahaan yang dapat melakukan perubahan secara cepat sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Usaha yang dikelola PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak terdiri dari usaha angkutan penyeberangan dan usaha pelabuhan. 1. Usaha Angkutan Penyeberangan yaitu usaha pengelolaan angkutan penyeberangan sebagai penyedia modal transportasi penyeberangan yang menhubungkan dua pulau secara point to point. 37

Kapal milik PT. ASDP Lintas Merak Bakauheni : a. Kapal RoRo : JATRA I (Operasi) JATRA II (Operasi) b. Kapal Cepat : Sundari I (tidak Operasi) Sundari II (tidak Operasi) 2. Usaha Pelabuhan Penyeberangan Yaitu usaha pengelolaan pelabuhan penyeberangan sebagai penyedia fasilitas dan prasarana bagi kapal penyeberangan. Pelabuhan Merak memiliki 5 Dermaga dan didukung oleh 16 perusahaan dengan jumlah kapal sebanyak 25 buah kapal RoRo dan 13 buah kapal cepat. III. 1.5 Prosedur Operasional Penjualan E-ticketing PT ASDP Cabang Merak menyusun prosedur operasional perusahaan sebaik mungkin dalam menjalankan kegiatan penjualan, dengan tujuan tercapainya efisiensi, efektivitas dan ekonomis. Prosedur operasional penjualannya adalah sebagai berikut : 1. Prosedur permintaan dan penerimaan E-Ticketing a. Tiket Baru 1) Tiket baru diberikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Pusat bagian divisi usaha pelabuhan yang kemudian diterima oleh bagian biro logistik. Setelah itu baru didistribusikan kepada PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak. 2) Tiket baru tersebut dikelompokan menjadi 2 kelompok : 38

Stock Besar : Adalah stock ticket yang berada di Cabang PT ASDP dan menjadi tanggung jawab Manajer Keuangan. Stock Kecil : Adalah tiket yang berada di Bagian Operasional PT ASDP Cabang dan menjadi tanggung jawab Manajer Operasi. b. Registrasi 1) Tiket baru dari kantor pusat diterima oleh bagian keuangan kantor cabang kemudian diregistrasi oleh petugas stock tiket agar tiket bias dikenali oleh system e-ticket. Petugas Stock Loket : Adalah petugas yang melakukan registrasi stock tiket yang berada di loket-loket penjualan tiket dan menjadi tanggungjawab Supervisi. c. Aktivasi Setelah melakukan registrasi, kemudian tiket diaktivasi oleh petugas keuangan agar dapat diketahui berapa tiket yang akan dikeluarkan setiap harinya. d. Serah Terima Tiket Tiket yang sudah diaktivasi kemudian diserahkan kepada petugas loket/toll gate untuk dijual ke pemakai jasa. 2. Prosedur Penjualan E-Ticketing a. Penjualan tiket Tiket yang sudah di aktivasi oleh bagian keuangan kemudian didistribusikan kepada petugas bagian toll gate : 39

1). Loket Penumpang : adalah tiket yang dikenakan untuk pengguna jasa perorangan 2). Loket Kendaraan Penumpang : adalah tiket yang dikenakan untuk kendaraan roda dua, roda empat dan bus 3). Loket Kendaraan Barang : adalah tiket yang dikenakan untuk kendaraan muatan barang berat 4). Loket Tiket Non Terpadu : adalah tiket yang dikenakan untuk pengantar/penjemput atau penguna jasa lainnya yang menggunakan fasilitas pelabuhan 5). Jenis Penjualan E-ticketing a). Penumpang, terdiri dari : - Dewasa - Anak-anak b). Kendaraan, terdiri dari : - Golongan I - Golongan II - Golongan III - Golongan IV A - Golongan IV B - Golongan V A - Golongan V B - Golongan VI A - Golongan VI B 40

- Golongan VII - Golongan VIII b. Pemakai Jasa Tiket yang sudah dibeli dari petugas loket/toll gate kemudian dibawa oleh pemakai jasa untuk diserahkan kepada petugas pelayaran saat akan menaiki kapal. Pemakai jasa : Adalah penumpang atau pemilik kendaraan / barang atau pihak penyewa fasilitas pelabuhan atau pemilik kapal yang menggunakan jasa fasilitas pelabuhan. c. Petugas Pelayaran Petugas pelayaran bertugas untuk mengambil tiket dari pemakai jasa saat akan menaiki kapal. Setelah 1x24 jam tiket tersebut dikumpulkan yang kemudian dibuat pelaporannya kepada Gedung Sentral (GS). d. Gedung Sentral (GS) Setelah kapal berangkat petugas pelayaran melakukan klaim di GS sekaligus menyerahkan tiket kepada petugas GS. Di GS petugas membuat laporan hasil penjualan dan menbandingkan data antara tiket yang terjual pada PT ASDP Cabang Merak dengan data penjualan tiket kapal. Apabila terjadi perbedaan data makan dilakukan klaim atas data tiket terjual tersebut. e. Serahkan ke Keuangan Setelah diperiksa oleh petugas GS, maka tiket-tiket tersebut diserahkan kembali kepada petugas keuangan untuk dilakukan aktivasi kembali sehingga tiket tersebut dapat digunakan untuk dijual kembali. 41

3. Prosedur Klaim E-Ticketing Apabila terjadi klaim terhadap tiket, yang dilakukan adalah : a. Terjadinya suatu klaim atas tiket yaitu akibat dari berbedanya hasil laporan penjualan antara laporan penjualan tiket yang berada di Gedung Sentral (GS) dengan laporan keuangan kapal. b. Apabila memang terjadi perbedaan antara dua laporan hasil penjualan tiket tersebut maka timbulah suatu klaim atas tiket. c. Klaim atas tiket dilaporkan kepada operator kapal kemudian diterima oleh kolektor/gedung Sentral. d. Gedung Sentral akan mengecek kebenaran laporan penjualan tiket tersebut. e. Dan apabila memang ada terjadi perbedaan maka klaim atas tiket tersebut dilaporkan kepada bagian keuangan dan bagian operasi. f. Tetapi apabila tidak terjadinya suatu klaim atas tiket tersebut maka data yang dibuat oleh kolektor/gedung Sentral langsung dilaporkan saja kepada operator kapal. 4. Prosedur Pelaporan E-Ticketing a. Bagian akuntansi menerima dokumen penjualan tiket dari Gedung Sentral (GS). b. Bagian akuntansi membuat jurnal penjualan dan mencatat transaksi tersebut dibuku besar penerimaan kas. c. Setelah hasil penjualan dicatat di buku besar kemudian bagian akuntansi membuat laporan hasil penjualan tiket. 42

d. Bagian keuangan kemudian melaporkan hasil laporan tersebut untuk di serahkan kepada Manajer Keuangan untuk diperiksa yang kemudian akan dilaporkan kepada Pemimpin Cabang. III.2 Desain Penelitian Dalam penulisan skripsi yang pertama dilakukan adalah mendapatkan data serta informasi yang akurat dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut: III.2.1 Sifat Penelitian Dalam penelitian supaya lebih terfokus untuk penelitian kualitatif maka digunakan penelitian bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta memberikan gambaran dan analisis mengenai masalah-masalah yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. III.2.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan jasa penyeberangan laut yang bernama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang bertempat di Jl. Raya Pelabuhan Merak, Merak Banten. 43

III.2.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk memperoleh data dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku, catatan-catatan selama kuliah serta sumber-sumber lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data sebagai dasar penyusunan teori dan pengertian atas masalah yang dibahas. 2. Penelitian Lapangan Penelitian ini dilakukan dengan cara peninjauan langsung ke PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang berlokasi di Merak Banten untuk mendapatkan gambaran yang objektif dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini penulis mempergunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap masalah yang ingin penulis ketahui. Dimana penulis datang langsung ke PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak untuk mengetahui secara umum tentang lokasi serta gambaran umum perusahaan yang diteliti. Selain itu penulis juga memperoleh secara langsung data-data yang diperlukan. 44

b. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pimpinan dan staff perusahaan sehubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapatkan data yang lengkap. c. Dokumentasi Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan catatan-catatan perusahaan yang kemudian membandingkan dengan praktekpraktek yang terjadi di PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang berhubungan dengan sistem pengendalian internal penjualan. 45

Struktur Organisasi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak Gambar 3.1 Sumber: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 46

PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENERIMAAN BLANGKO E-TICKETNG Divisi Usaha Pelabuhan KANTOR PUSAT Biro Logistik Pengiriman Themal Paper Form KANTOR CABANG Bagian Keuangan Stock Besar Bagian Operasi Stock Kecil Thermal Paper Form LAPANGAN Thermal Paper Form Supevisi Keterangan : : Alur Penerimaan : Alur Permintaan. Gambar 3.3 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 47

PROSEDUR PENJUALAN E-TICKETING Mulai Supervisi tidak Check ya Bagian Keuangan Loket Penumpang Loket Penumpang Loket Penumpang Laporan Penjualan Kolektor / Gedung Sentral (GS) Loket Penumpang Gambar 3.4 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 48

PROSEDUR KLAIM E-TICKETING Mulai Operator Kapal Potongan Tiket RF ID Card Kolektor / Gedung Sentral (GS) Manual Proses tidak Check ya Data base Storage Bagian Operasi Bagian Keuangan Gambar 3.5 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 49

PROSEDUR PELAPORAN E-TICKETING Mulai Kantor Cabang Data base Server Bagian Keuangan Bagian Operasi VPN Internet Cloud Kantor Pusat Miror Data base Server Cross check report Divisi Usaha Pelabuhan KANTOR PUSAT Gambar 3.6 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 50