TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 14.

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KINERJA PORTFOLIO

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

Model-model Keseimbangan

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

Handout Manajemen Keuangan Lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang-

Dua model keseimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB I PEDAHULUAN. portofolio agar tetap optimal. Kondisi pasar yang berubah misalnya akan berpotensi

14. Biaya modal : Tingkat pengembalian yang diminta atas berbagai jenis pendanaan.

RISIKO & RETURN PADA ASSET

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Menginvestasikan

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

Security Market Line & Capital Asset Pricing Model

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pasar modal dan sektor industri dari suatu negara. Seperti halnya

vii Tinjauan Mata Kuliah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. reksa dana, obligasi, dan sebagainya. Menurut Really & Brown (2009), investasi

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran investasi masyarakat Indonesia semakin meningkat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan segmen pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor).

pertimbangan apapun, Portfolio II terdiri dari saham-saham yang diambil yang ke-ih adalah portfolio yang saham-sahamnya berasal dari industri

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015

MOJAKOE MANAJEMEN INVESTASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

1. Berapa pengembalian yang diharapkan dan standar deviasi, berdasarkan data sebagai berikut? % 6% 4%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

Model-model keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

Bab 3 Risiko dan Hasil pada Aset

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB II LANDASAN TEORI. dan sesuai dengan kemampuan akan modal. ditempatkan, (2) tingkat inflasi, (3) tingkat risiko.

I. PENDAHULUAN. panjang seperti saham, obligasi, reksadana, instrumen derivatif dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia investasi, selalu ada risk-return trade-off dalam pasar

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

Rita Indah Mustikowati, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 14

KERANGKA PIKIR UNTUK EVALUASI KINERJA PORTOPOLIO 4/27 Evaluasi Kinersa portofolio akan terkait dua isu utama n 1. 2. Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah dibentuk mampu memberikan return di atas return portofolio yang disadikan benchmnrk Mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat resiko yang harus ditanggung. Faktor yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kinersa portofolio n 1. 2. 3. 4. Tingkat resiko Periode waktu Penggunaan patok duga (benchmnrk) yang sesuai Tusuan investasi

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOPOLIO 5/27 Bagaimana cara mengukur tingkat return portofolio? Metode sederhana yang biasanya dipakai dengan menghitung semua aliran kas yang diterima (dividen + cnpitnl gnin), dan selansutnya dibagi dengan dengan nilai pasar portofolio pada awal periode. Walaupun metode tersebut sederhana, tetapi mengandung kelemahan karena hanya sesuai untuk portofolio yang statis, yaitu portofolio yang tidak mempunyai aliran kas keluar maupun masuk dari investor

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOPOLIO 6/27 Bagaimana cara mengatasi kelemahan metode pengukuran sederhana tersebut? Metode alternatif yang bisa mengakomodasi adanya aliran kas keluar maupun masuk dari investor, antara lain n TWR (time-weighted rnte of return dan dollnr-weighted rnte of return) DWR (dollnr-weighted rnte of return)

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOPOLIO 7/27 TWR (Time-weighted rate of return ) Besarnya TWR ini tidak dipengaruhi oleh penambahan atau penarikan dana yang dilakukan oleh investor selama periode perhitungan return portofolio DWR (dollar-weighted rate of return) Merupakan return yang benar-benar diterima oleh investor ditentukan oleh besarnya arus kas masuk dan keluar dalam investasi portofolio akibat tambahan atau penarikan dana yang dilakukan investor selama periode perhitungan return portofolio tersebut

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOPOLIO 8/27 Persamaan TWR dan DWR n Kedua metode tersebut sama-sama bisa digunakan untuk menghitung return portofolio dan sama-sama merupakan metode perhitungan yang valid Perbedaan TWR dan DWR n DWR lebih sesuai digunakan oleh para investor, karena metode ini akan bisa mensawab pertanyaan berapa besarkah return yang akan diterima investor? TWR, lebih cocok untuk digunakan oleh manaser investasi, karena bisa mensawab pertanyaan berapa besarkan return yang ditawarkan portofolio?

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOPOLIO 9/27 TWR (Time-weighted rate of return ) TWR = (1,0 + S1) (1,0 + S2)..(1,0 + SN) 1,0 Dalam hal ini, S adalah return yang diperoleh dalam setiap subperiode perhitungan. Contohn Suatu portofolio yang diamati selama 5 tahun terdiri dari 3 sub periode aliran kas yang masing-masing memberikan return berturut-turut sebesar 5%; 8%; dan 10%. Jawab n TWR = (1,0 + 0,05) (1,0 + 0,08) (1,0 + 0,1) 1,0 = (1,05) (1,08) (1,1) 1,0 = 0,247 atau 24,7%.

MENGUKUR TINGKAT RETURN PORTOPOLIO 10/27 DWR ( Dollar-weighted rate of return ) Dalam hal inin Dt = penambahan dana pada saat t. Wt = penarikan dana pada saat t. n = sumlah penambahan dana selama periode perhitungan. M = sumlah penarikan dana selama periode perhitungan. r = tingkat bunga yang menyamakan nilai awal portofolio dengan semua aliran kas (masuk dan atau keluar) ditambah nilai akhir portofolio. Besarnya r ini sekaligus merupakan tingkat return portofolio yang dihitung dengan metode TWR.

CONTOH: PENGHITUNGAN DWR 11/27 Sebagai contoh, Anggap Ibu Haryati menginvestasikan Rp100 suta pada awal periode pertama ketika dia membeli suatu portofolio saham. Pada akhir periode pertama, Ibu Haryati mendapat dividen sebesar Rp7 suta. Pada akhir periode terakhir, Ibu Haryati mensual portofolio sahamnya dan menerima Rp120 suta. Dengan demikian, Ibu Haryati mempunyai arus kas berikutn Waktu Arus kas 0 -Rp100 juta 1 Rp 7 juta 2 Rp120 juta

CONTOH: PENGHITUNGAN DWR 12/27 Untuk menghitung DWR, Ibu Haryati mencari tingkat diskonto atau tingkat bunga yang akan menyamakan arus kas mendatang dengan nilai sekarangnyan Tingkat bunga, r, dapat dicari dengan proses coba-coba atau dengan bantuan kalkulator finansial atau komputer. Pada kasus ini, tingkat bunga yang akan mendiskonto arus kas mendatang adalah 13,10 persen.

RISK ADJUSTED PERPORMANCE 13/27 Kinersa sebuah portofolio tidak bisa hanya melihat tingkat return yang dihasilkan, tetapi suga harus memperhatikan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko portofolio tersebut. Ada beberapa ukuran kinersa portofolio yang sudah memasukan faktor risiko n Indeks Sharpe Indeks Treynor Indeks Jensen

INDEKS SHARPE Indeks Sharpe 14/27 Disebut suga reward-to-variability ratio. Indeks Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (cnpitnl mnrket line) sebagai patok duga, yaitu dengan cara membagi premi risiko portofolio dengan standar deviasinya. Persamaan Indeks Sharpen Dalam hal ini n = indeks Sharpe portofolio = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = standar deviasi return portofolio p selama periode pengamatan

INDEKS SHARPE 15/27

INDEKS SHARPE 16/27 Pada Tabel tersebut terlihat bahwa dua senis portofolio yaitu portofolio B dan D mempunyai indeks Sharpe yang lebih besar dari indeks Sharpe Pasar pada periode tersebut yang hanya sebesar 0,42. Sedangkan untuk portofolio B dan C yang mempunyai return yang hampir sama yaitu 12,3% dan 12,5%, ternyata mempunyai kinersa yang berbeda. Hal ini dikarenakan kedua portofolio tersebut mempunyai standar deviasi yang sauh berbeda yaitu 9,50 % dan 13,75%. Data tersebut menunsukkan bahwa portofolio C relatif lebih berisiko dibanding portofolio B, karena dengan rata-rata return yang hampir sama dengan B, ternyata C mempunyai risiko (dilihat dari standar deviasi) yang lebih besar.

INDEKS SHARPE 17/27 Kinersa keempat portofolio menurut indeks Sharpe : Return D B5 B Garis Pasar C B0 A 8 RF 5 B0 B5 Standar deviasi

INDEKS TREYNOR Sering disebut rewnrd to volntility rntio, yaitu asumsi 18/27 bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang relevan adalah risiko sistematis (beta) Persamaan n Dalam hal ini n = indeks Treynor portofolio = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan = rata rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = beta portofolio p

INDEKS TREYNOR 19/27 Tabel Contoh Perhitungan Indeks Treynor Portofolio Indeks Treynor D C A B Pasar 11,67 6,00 4,00 2,87 5

INDEKS TREYNOR 20/27 Kinersa keempat portofolio menurut indeks Treynor n Return Garis D B5 C Pasar B B0 A 8 RF 0,5 B B,5 Beta portofolio

INDEKS TREYNOR 21/27 Sesuai dengan tabel 19.3, portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil dari indeks Treynor pasar akan terletak dibawah garis pasar sekuritas, dan hal ini menunsukkan bahwa kinersa portofolio tersebut berada dibawah kinersa pasar. Sebaliknya portofolio yang berada di atas garis pasar sekuritas mempunyai kinersa di atas kinersa pasar. Semakin besar slope garis atau semakin besar indeks Treynor yang dimiliki sebuah portofolio, berarti kinersa portofolio tersebut akan mensadi relatif lebih baik dibanding portofolio yang mempunyai indeks Treynor yang lebih kecil.

INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR 22/27 Indeks Sharpe dan indeks Treynor akan memberikan informasi peringkat kinersa portofolio yang berbeda. Pilihan indeks mana yang akan dipakai tergantung dari persepsi investor terhadap tingkat diversifikasi dari portofolio tersebut. Dalam indeks Sharpe, risiko yang dianggap relevan adalah risiko total (pensumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis), sedangkan pada indeks Treynor hanya menggunakan risiko sistematis (beta) sasa

INDEKS SHARPE DAN INDEKS TREYNOR 23/27 Jika suatu portofolio dianggap telah terdiversifikasi dengan baik, berarti return portofolio tersebut hampir semuanya dipengaruhi oleh return pasar. Untuk portofolio tersebut tentu sasa lebih tepat sika kita menggunakan indeks Treynor. Jika return suatu portofolio hanya sebagian kecil sasa yang dipengaruhi return pasar, tentu sasa lebih tepat sika digunakan indeks Sharpe sebagai alat ukur untuk mengevaluasi kinersa portofolio tersebut

INDEKS JENSEN Indeks Jensen merupakan indeks yang menunsukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh 24/27 portofolio dengan tingkat return yang diharapkan sika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal Persamaan n Dalam hal ini n = indeks Jensen portofolio = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = beta portofolio p

INDEKS JENSEN 25/27 Indeks Jensen secara mudahnya dapat diinterpretasikan sebagai pengukur berapa banyak portofolio mengalahkan pasar. Indeks yang bernilai positif berarti portofolio memberikan return lebih besar dari return harapannya (berada di atas garis pasar sekuritas) sehingga merupakan hal yang bagus karena portofolio mempunyai return yang relatif tinggi untuk tingkat risiko sistimatisnya

INDEKS JENSEN 26/27 Kinersa keempat portofolio menurut indeks Jensen Return Garis D B5 C Pasar B D` B0 A 8 RF Beta portofolio 0,5 B B,5

CATATAN: EVALUASI KINERJA PORTOPOLIO 27/27 Ketiga ukuran kinersa portofolio di atas tidak terlepas dari kemungkinan tersadinya kesalahan dalam pengukuran. Ketiga ukuran tersebut menggunakan dasar CAPM. Padahal model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggunakan asumsi-asumsi yang sangat sulit kita temukan dalam kondisi nyata, sehingga penggunaan model CAPM bisa menyebabkan adanya bias dalam pengukuran kinersa portofolio tersebut.