1. AHLUSSUNAH WAL JAMA AH

dokumen-dokumen yang mirip
KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Kiai Said Aqil Siroj tidak terlepas dari Nahdltul Ulama dalam

yang sama bahwa Allah mempunyai sifat-siafat. Allah mempunyai sifat melihat (al-sami ), tetapi Allah melihat bukan dengan dhat-nya, tapi dengan

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs.

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

`BAB I A. LATAR BELAKANG

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

IJTIHAD SEBAGAI JALAN PEMECAHAN KASUS HUKUM

dan Ketegasannya Terhadap Syiah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

FIQHUL IKHTILAF (MEMAHAMI DAN MENYIKAPI PERBEDAAN DAN PERSELISIHAN) Oleh : Ahmad Mudzoffar Jufri

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

Surat Edaran Departemen Agama. No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Lampiran: Keputusan Kongres XIV GP Ansor Tahun 2011 No. 06/K-XIV/P5/ I/2011. PERATURAN DASAR DAN PERATURAN RUMAH TANGGA Surabaya, 16 Januari 2011

BAB IV PENUTUP. lainnya yang cenderung bersikap reaktif dan keras terhadap kasus-kasus. 1. Pandangan/Pemikiran yang berkembang di Nahdlatul Ulama

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto


KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH TSANAWIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB V PENUTUP. yang berbeda. Muhammadiyah yang menampilkan diri sebagai organisasi. kehidupan serta sumber ajaran. Pada sisi ini, Muhammadiyah banyak

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

BAB IV ANALISIS. A. Batasan Usia dan Hukuman Penjara Bagi Anak Menurut Ulama NU. Khairuddin Tahmid., Moh Bahruddin, Yusuf Baihaqi, Ihya Ulumuddin,

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

$! " # %& ' ( ) * &+, -. /0 1 & ! "#$

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

PEDOMAN WAWANCARA A. Aparat Desa Margolinduk Bonang Demak B. Tokoh Mayoritas NU di Desa Margolinduk Bonang Demak

WAWANCARA KEPADA PELAKU TALAK DI LUAR PENGADILAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

MUZAKKI DI KALANGAN SAHABAT RASULULLAH SAW. Oleh: M. Yakub Amin

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

BAB I PENDAHULUAN. ahli keislaman, kebanyakan berada dalam prespektif hubungan Negara dan

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan laporan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV terlebih di

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

MK : Aqidah Ilmu Kalam Dosen : Muhlisin, S.Ag. BAB I Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-namanya yang lain, Manfaat, Tujuan dan Sumbernya

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

Istiqomah. Khutbah Pertama:


Kata Kunci: Pemahaman, Berpikir Rasional, Pembangunan

Pendidikan Agama Islam

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Mukadimah. Pengkajian

PPMDI. Pemikiran Politik Islam. Zaman Klasik dan Pertengahan. bektibeza.com

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB IV ANALISIS SIYASAH DUSTURIYAH TERHADAP PENYELENGGARAAN SISTEM PRESIDENSIAL DENGAN FORMAT KOALISI

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

HUKUM SEPUTAR MAKMUM MASBUQ DAN KEKELIRUAN YANG BERKAITAN DENGANNYA

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

KELAS X SMAN 5 PADANG. Pilihlah Jawaban Yang Paling Tepat Pada Soal di Bawah Ini!

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

WASIAT WAJIBAH DAN PENERAPANNYA (Analisis Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam)

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Article Review. : Jurnal Ilmiah Islam Futura, Pascasarjana UIN Ar-Raniry :

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL ASWAJA/KE-NU-AN DI MTS AS SYAFI IYAH POGALAN, TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Bukti Cinta Kepada Nabi

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Transkripsi:

1. AHLUSSUNAH WAL JAMA AH A. Pendahuluan Islam sebagai agama terakhir yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW dalam sejarah perkembangannya pada zaman Rosulullah SAW. Relatif tidak mengalami goncangan dan pertentangan, hal ini disebabkan segala persoalan, perbedaan pandangan terhadap suatu masalah, dapat langsung dinyatakan kepada nabi dan para sahabat pun dengan rela menerima keputusan nabi. Setelah Rosulullah SAW wafat, bibit-bibit perbedaan pendapat itu mulai nampak, terjadi tarik menarik yang cukup kuat antara kaum muhajirin dan ansor tentang siapa yang sebenarnya berhak menjadi pengganti beliau selaku kepala negara (bukan pengganti nabi atau rosul) sehingga pemakaman nabi menjadi persoalan kedua bagi mereka. Akan tetapi sejarah meriwayatkan bahwa Abu Bakar Assyidiq yang disetujui masyarakat muslim menjadi kholifah menyusul kemudian Umar bin Khottob, Usman bin Affan ndan Ali bin Abi Tholib. Pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khottob perbedaan faham yang menjurus pada sparatisme (penolakan kepada pemerintah yang sah) relative dapat diminimalisir. Dan agak aneh kiranya bahwa persoalan yang pertamatama timbul munculnya perbedaan faham itu justru permasalahan politik. Ahli sejarah menggambarkan bahwa kholifah ketiga Usman bin Affan sebagai seorang yang lemah dan tak sanggup menentang ambisi keluarganya (kroninya) yang kaya dan berpengaruh. Ia mengangkatnya menjadi gubenur-gubenur di daerah menggantikan gubenur-gubenur yang diangkat oleh Umar bin Khottob yang terkenal sebagai orang yang kuat dan tidak memikirkan keluarga. Perasaan tidak puas bermunculan dan menangguk di air keruh untuk menggoyang pemerintahan Usman. Perkembangan selanjutnya membawa pada pembunuhan Usman oleh pemuka-pemuka pemberontak. Setelah Usman lengser, Ali bin Abi Tholib sebagai calon kuat menjadi kholifah keempat tetapi ia segera mendapat tantangan dan goyangan dari pesaing-pesaing beratnya yang ingin pula menjadi kholifah, terutama Tholhah Zubair yang mendapat sokongan dari Aisyah. Tantangan dari Tholhah dan Aisyah dapat dipatahkan oleh Ali bin Abi Tholib dalam pertempuran yang terjadi di irak 656 M. Tantangan kedua dari Muawiyah gubenur damaskus (keluarga Usman) ia mengajukan tuntutan kepada Ali agar mengusut dan menghukum pembunuh Usman bahkan ia menuduh Ali turut campur dalam pembunuhan itu. Peperangan diantara keduanya tidak dapat dihindarkan, terjadi di Syifin (perang syiffin). Tentara Ali dapat mendesak tentara Muawiyah dan hamper dapat mengalahkannya. Amr bin Ash (tangan kanan Muawiyah) dengan mengangkat Al Qur an di atas pedang meminta berdamai (jeda kemanusiaan) untuk melakukan serangkaian dialog dan perundingan bertemulah dua delegasi dalam satu meja perundingan, pihak Ali diwakili oleh Musa Al Asy ari dan pihak Muawiyah diwakili oleh Amr bin Ash. Disinilah kelicikan Amr bin Ash mengalahkan perasaan taqwa Abu Musa Al Asy ari. Sejarah mencatat keduanya terjadi pemufakatan penjatuhan kedua pemuka yang bertentangan setelah Abu Musa mengemukakan kejatuhan Ali di forum, Amr bin Ash belok ara dan hanya menyetujui penjatuhan Ali dan menolak penjatuhan Muawiyah. Berawal dari persoalan politik inilah muncul perbedaan faham yang amat tajam: 1. Timbul persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir, siapa yang keluar dari

islam dan siapa yang tetap dalam islam, dan bagaimana status islam yang berdosa. 2. Muncul faham syi ah (golongan pro Ali), khowarij (golongan yang memusuhi Ali, murji ah (golongan penengah yang tidak mau terlibat politik) selanjutnya muncul Kodariyah, jabariyah, Mu tazilah, Ahmadiyah, dan Ahlussunah Wal Jama ah. 3. Sedangkan Ahlussunah Waljama ah baru popular pada abad ketiga hijriyah. Hal yang menjadi pemicu lahirnya Ahlussunah Wal Jama ahsebagai gerakan dalam komunitas islam adalah terjadi pertengkaran, penyelewengan atau penyimpangan yang serius dikalangan umat islam dalam bidang Aqidah, Syari ah maupun politik dan filsafat. B. Pengertian dan dalil Ahlussunah Wal Jama ah Gambaran yang dipaparkan diatas sebenarnya sudah diprediksi (diperkirakan) Oleh nabi Muhammad SAW bahwa pada suatu saat umatku akan terpecah menjadi 73 golongan dan yang selamat dari kesesatan adalah Ahlussunah Wal Jama ah tersebut dalam kitab Thobroni bahwa nabi Muhammad SAW bersabda : Artinya : Dan akan berfirqoh umatku sebanyak 73 firqoh, semuanya masuk neraka kecuali satu, sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini lalu bertanya siapakah yang satu itu ya Rosulalloh nabi menjawab yang satu ialah orang yang berpegang (berjihat) sebagai peganganku (I tiqotku) dan pegangan sahabat-sahabatku. (H.R. Imam Turmudzi) Ahlussunah Wal Jama ahmenurut bahasa: 1. Ahlun ( ) Berarti kalompok, keluarga, golongan 2. Sunnah ( ) Berarti ajaran nabi meliputi perkataan ( ), perbuatan ( ), Ketetapan ( ) nabi Muhammad SAW. 3. Al jama ah ( ) Berarti golongan mayoritas (umumnya umat islam) Ahlussunah Wal Jama ah menurut istilah artinya ajaran islam yang mutni sebagaimana yang diajarkan oleh Rosululloh SAW. Bersama para sahabat-sahabatnya pada zaman itu. Dari pengertian diatas diambil kesimpulanbahwa Ahlussunah Wal Jama ah adalah golongan pengikut ajaran islam yang selalu berpegang teguh pada : 1. Al Qur an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. 2. Sunnah para sahabat khususnya khulafaurrosyidin. 3. ijma (kesepakatan para ulama terutama masalah khilafiyah memilah pendapat asawadul adhom) dan mengikuti madzab imam mujtahidin, terutama madzab empat (Hanafi, Maliki, Hambali, Syafi i). C. Prinsip-Prinsip yang Dikembangkan Aswaja Pada masa nabi perbedaan pendapat sudah terjadi, sayid Al Qur an menceritakan ada dua orang yang tidak memperoleh air wudhu dalam bepergian lalu keduanya bertayamum untuk melakukan sholat dalam perjalanan mereka menemukan air, sedang yang lain tidak. Kejadian ini dilaporkan kepada nabi Muhammad SAW, beliau bagimu dan bagi yang mengulangi sholatnya baginya pahala dua kali. Demikian sikap nabi dalam menghadapi perbedaan pendapat bijaksana dan toleran selam

tidak menyimpang dari nash yang ada sikap tasamuh (toleran) ini dikembangkan para sahabat setelah nabi wafat, demikian juga para imam mujtahidin juga mewarisi semangat tasamuh dan meluaskannya ditengah ketajaman ihtilaf. Contohnya Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi i bersedia sholat dibelakang imam di madinah yang tidak membaca basmallah, baik siri maupun jahr (tersembunyi maupun tampak) padahal kedua imam itu mengharuskan penbacaan basmallah pada Al Fatihah. Sikap tasamuh terhadap perbedaan pendapat diaktualisasikan oleh nahdlotul ulama dalam sikap kemasyarakatannya. Dalam bukunya khittoh nahdliyah kyai Haji Ahmad Shiddiq merumuskan sikap dasar atau karakter Ahlussunah Wal Jama ah yaitu: 1. Tawasud (garis tengah) dan I tidal (garis lurus) Sikap tengah yang berintikan prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah-tengah kehidupan bersama. Dengan sikap ini NU sulalu menjadi kelompok panutan yang bersikap dan berlaku serta bertindak lurus dan dengan selalu membangun dan menghindari segala bentuk pendekatan yang bersifat tatoruf / ekstrim (keras) 2. Tasamuh Sikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan baik masalah keagamaan, terutama hal-hal yang bersifatfuru iyah atau masalah khilafiyah serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan. 3. Tawazun Sikap seimbang dalam berkhitmad menyelaraskan berhikmah terhadap Allah SWT, hikmah kepada sesame manusia serta kepada lingkungan hidupnya, menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang. 4. Amar Ma ruf Nahi Munkar Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik dan bermanfaat dan menolak setiap hal yang dapat merugikan dalam kehidupan kini dan esok. Dengan demikian system bermadzab yang dianut oleh Nahdlotul Ulama telah membentuk kepribadian sebagai organisasi yang berprinsip : a. Prinsip penggunaan Al Qur an dan sunnah secara luas dalam upaya memahami dan mengamalkan ajaran agama. b. Prisip selalu berpijak kepada kebenaran sesuai dengan prinsip-prinsip Rosulullah SAW, para sahabat, dan salafus sholihin (khususnya madzab empat). c. Prinsip keberlangsungan ijtihad sebagaimana di syaratkan oleh konsep Al Qur an, sunnah, ijtihadnya muadz bin jabal dan ungkapan klasik Ahlussunah Wal Jama ah. Artinya : memelihara nilai lama yang baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik. d. Prinsip toleransi dalam perbedaan pendapat dalam arti yang umum. Artinya : Barang siapa yang berpendapat (berijtihad) dan benar, maka (dianggap benar) dan mendapat dua pahala, tapi bagi yang salah (dianggap salah) dan mendapat satu pahala (penghargaan). Memahami penjelasan diatas dapat disimpulkan, untuk melestarikan, mempertahankan, mengamalkan dan mengembangkan aswaja, Nahdlotul Ulama berpegang teguh pada system bermadzab :

a. Dalam bidang aqidah mengikuti madzab yang dipelopori imam abu hasan al asy ari dan abu mansur al mnaturidzi. b. Dalam bidang fiqih mengikuti salah satu madzab empat (Syafi I, Maliki, Hanafi, Hambali). c. Dalam bidang akhlak / tasawuf mengikuti madzab imam junaidi al baghdawi dan imam ghozali. D. Sejarah Kelahiran Aswaja dan Kelahiran Di Indonesia Sejarah kelahiran aswaja di Indonesia tidak bisa dilepaskan sejarah kedatangan di Indonesia. Secara histories islam datang ke Indonesia pada abad ke tujuh. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya makam-makam di daerah barat di Nangroe Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Bani Umayah. Serta kabar dari cina mengenai kedatangan Ta-Cheh di daerah Kalingga (Holing) pada masa pemerintahan Szima. Kedatangan aswaja sendiri dari perspektif histories dapt dibuktikan dengan adanya buktibukti sejarah yang ada, mulai adanya kabar dari Ibnu Batuta mengenai islam yang ada di Indonesia, nama-nama raja Samudra Pasai yang cenderung sesuai dengan nama raja yang beraliran Syafi I di timur tengah serta ditemukannya makam Siti Fatimah binti Maimun Leran Gresik, pada abad XI ditambah pula dengan cerita dari raja-raja / babad / tanah pada raja-raja Sunda (Banten) yang cenderung beraliran Syafi i. Kecenderungan aswaja yang beraliran syafi i. hal ini apabilaperhatian lebih kapada setting kedatangan islam di Indonesia yang ternyata islam dating kebanyakan berasal dari daerah hadramaut dan yaman, bukan berasal dari Persia yang cenderung bermadzab Hanafi. Sebagaimana dimaklumi islam dikembangkan di Indonesia oleh para pedagang. Sambil berdagang para mubaligh ini menyelenggarakan pesantren-pesantren untuk membentuk kader-kader ulama - ulama yang sangat beperan dalam pengembangan islam pada masa berikutnya. Dan salah satu tradisi dalam proses pengajaran agama islam di pesantren adalah tradisi pengajaran melalui kajia-kajian kitab0kitab klasik Kitab kuning. Kandungan dari kitab-kitab di pesantren di indinesia khususnya di jawa adalah kitab fiqih dari madzab syafi i. dengan pola pengajaran kitab fiqih inilah madzab sangat kuat pengaruhnya di Indonesia. Di jawa berdasarkan bukti sejarah para penyebar dan pembawa islam khususnya daerah pesisir itara adalah para mubaligh yang diberi gelar para wali, yang sangat popular disebut wali songo. Sesuai dengan faham islam yang dianutnya yaitu faham Ahlussunah Wal Jama ah para wali dalam misi dan dakwahnya selalu menerapkan prinsip tawasud,taamuh,i tidal. Karakteristik ini tercermin dalam segala bidang baik aqidah, syari at,akhlak,tasamuh, dan mu amalah diantara sesama manusia. Dengan prinsipprinsip ini cara islamisasi di Indonesia ditempuh melalui cabang seni budaya seperti pertunjukan wayang gamelan dan seni ukir. Adapt istiadat dan kebiasaan yang telah berakar dalam masyarakat juga dijadikan salah satu media dakwah. Kebiasaan sendiri dan keselamatan untuk orang-orang yang telah meninggal dunia tetap dilestarikan dengan warna keislaman. Mereka mengajarkan agama islam dengan lemah lembut. Tanpa kekerasan menggunakan bahasa dan budaya yang telah dimiliki oleh masyarakat. Keramah tamahan dalam berdakwah inilah yang menyentuh nurani bangsa dan mempertanda bahwa islam adalah agama perdamaian, membawa persahabatan sesame umat semesta alam. Keramah tamahan inilah yang diwariskan para ulama aswaja untuk diteladani dalam mengajarkan agama islam. Demikian pula NU dalam anggaran dasar

secara eksplisir dirumuskan bahwa tujuan NU adalah mengembangkan serta melestarikan ajaran islam Ahlussunah Wal Jama ah.