BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaik dan termurah yang diberikan ibu kepada bayinya, dimana pemberian ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

PENDAHULUAN. sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN ASI EKSKLUSIF DAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH,

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Ananda, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelajari kembali, karena menyusui sebenarnya tidak saja memberikan

ARIS SETYADI J

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir memiliki hak untuk segera menyusu dini dengan membiarkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan, sikap..., Rindiarni Inten Putri, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Makanan utama bayi adalah air susu ibu (ASI) sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada masa bayi, balita maupun remaja (Sidhartani, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas agar masyarakat Indonesia dapat melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Sebenarnya bayi manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisaiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses satu jam pertama pasca bayi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF. BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 5 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

Bab 5. Dasar Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. suplemen,vitamin, mineral, dan atau obat obatan untuk keperluan medis

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

HUBUNGAN ANTARA ASI EKSKLUSIF DENGAN PERTUMBUHAN BAYI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. AKB tahun 2007 yaitu 34 per KH, dengan target tahun 2015 sebesar 23 per

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (Depkes, 2004). ASI

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan perkembangan bayi. WHO merekomendasikan pemberian ASI sejak lahir sampai berusia 6 bulan (WHO, 2001 dalam Nuryati, 2011). Sehingga pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan pemberian ASI dengan mengeluarkan Kemenkes RI No.450/MENKES/IV.2004. Faktor yang mempengaruhi keputusan ibu memberikan ASI adalah paparan informasi tentang manfaat ASI an cara menyusui. (Dermer, 2001) Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya 64%. Presentase ini menurun dengan jelas 46% pada bayi berumur 2-3 bulan, 14% pada bayi berumur 4-5 bulan dan hanya 7% selama 6 bulan. Keadaan lain 13% dari bayi berumur 2 bulan telah diberi susu formula dan 15% telah diberi makanan tambahan. Kontak ibu bayi pertama kali ibu-bayi pertama kali terhadap lama menyusui, menunjukan bayi yang diberi kesempatan menyusu dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui di usia yang sama. Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini, hasilnya delapan kali lebih berhasil ASI eksklusif. (Mitra, 2010) Upaya perbaikan gizi keluarga mempunyai tujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat. Diutamakan kepada kelompok masyarakat risiko tinggi yaitu 1

golongan bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan usia lanjut. Upaya perbaikan gizi keluarga pada bayi dimulai sejak dalam kandungan. ASI diberikan kepada bayi satu jam setelah kelahirannya. Keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) akan berpengaruh terhdap pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Pemberian ASI sedini mungkin dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi sekaligus meningkatkan status gizi bayi. (Roesli, 2008) ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI Eksklusif tidak berlangsung secara optimal. Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang alamiah. Namun, sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang IMD dan ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Roesli, 2008). Menyusui pada jam pertama akan menghindari pembekakan payudara dan saluran ASI tersumbat (http//aimiasi.org). Penelitian lain menyatakan bahwa di Indonesia hanya 8% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai umur enam bulan dan hanya 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padahal sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia dibawah 28 hari) 2

di Indonesia dapat dicegah dengan pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir atau IMD (Roesli,2008). Pemberian ASI sedini mungkin (satu jam pertama) sangat besar manfaatnya. Proses pemberian ASI pada satu jam pertama sikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan proses dimana bayi diberikan kesempatan mulai menyusu sendiri segera setelah lahir deengan meletakan bayi menempel di dada ibu atau perut ibu, bayi dibiarkan merayap mencari puting ibu dan menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung minimal satu jam pertama sejak kelahiran. Jika diupayakan terjadi kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir.cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini disdebut the breast crawl atau merangkak mencari payudara. (Roesli,2008) Dalam hal pemberian ASI di kecamatan Pinang Tangerang juga termasuk masih rendah. Hal ini berkaitan penelitian yang menyatakan bahwa 94,2% dari 70 responden sampel ibu menyusui tidak melakukan inisiasi menyusu dini dan 90% ibu menyusui yang pengetahuannya kurang mengenai inisiasi menyusu dini dan asi ekslusif (Putri, 2012). Beberapa hal yang menghambat keberhasilan IMD di Indonesia antara lain: (1) pengetahuan ibu dan orang tua tentang manfaat IMD dan pemberian asi eksklusif yang kurang, (2) Minimnya dukungan keluarga dan tenaga pelayanan kesehtan, (3) Pemasaran yang begitu agresif oleh perusahaan susu bayi, dan (4) Adanya mitosmitos yang tidak mendukung seperti kolostrum tidak naik untuk bayi atau bahaya 3

untuk bayi, (5) Bayi membutuhkan teh khusus atau cairan lain sebelum menyusu. (6) Bayi tidak mendapat cukup makanan atau cairan bila hanya diberi ASI (Putri, 2012). Akibat yang timbul jika tidak melakukan IMD dan ASI eksklusif menurut Roesli (2008), adalah dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan lemahnya daya tahan tubuh si bayi seperti muntah, diare, penyakit saluran pernafasan, kanker pada anak, sepsis, meningitis, kekebalan tubuh rentan, perkembangan tubuh tidak normal, IQ rendah dan bisa menyebakan kematian. Banyak faktor yang dapat menggangu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Di antaranya faktor kimiawi atau obat yang diberikan saat ibu melahirkan, bisa sampai ke janin melalui ari-ari. Sehingga bayi sulit untuk menyusu pada payudara ibu, kelahiran dengan obat-obat atau tindakan seperti operasi caesar, vacum, forcep bahkan rasa sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomi dapat pula menggangu kemampuan alamiah ini. Dianjurkan kepada tenaga kesehatan untuk menyampaikan informasi IMD dan ASI eksklusif kepada orang tua, keluarga terutama sebelum melakukan IMD dan ASI eksklusif. Juga dianjurkan untuk menciptakan suasana yang tenang, nyaman, dan penuh kesabaran untuk memberikan kesempatan bayi menyusu sendiri. (Roesli, 2008). Inisiasi menyusu dini masih sedikit di kota Tangerang. Juga banyak ditemukan anak-anak yang mudah sekali terserang penyakit dikarenakan kurangnya daya tahan tubuh yang dimilki anak-anak. Maka dari itu pemerintah kota Tangerang sedang melakasanakan sosialisasi intansi terkait seperti puskesmas, bidan swasta, posyandu. Pemerintah melaksanakan sosialisasi inisiasi menyusu dini dengan tujuan 4

agar terjadi peningkatan inisiasi menyusu dini dan asi eksklusif di kecamatan Pinang Tangerang. (profil Kesehatan Kota Tangerang). Tetapi pada kenyataannya sosialisasi mengenai IMD dan ASI eksklusif kepada ibu-ibu hamil yang ada di kecamatan Pinang Tangerang belum tersosialisasi dengan baik, terutama petugas kesehatan di Bidan swasta yang ada di kecamatan Pinang Tangerang. Mengingat pentingnya IMD dan ASI eksklusif serta prevalensi IMD dan ASI eksklusif yang masih rendah di Indonesia dan juga belum tersosialisasinya Inisiasi Menyusu Dini dan Asi eksklusif yang masih kurang terhadap ibu hamil agar mau menerapkan Inisiasi menyusu dini dan asi eksklusif mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana perbedaan pengetahuan dan sikap ibu hamil sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini dan ASI eksklusif. B. Identifikasi Masalah Prinsipnya suatu penelitian tidak lepas dari suatu masalah, sehingga perlu masalah itu untuk diteliti, dianalisis dan dipecahkan. Setelah peneliti mengetahui latar belakang masalahnya. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif di Kecamatan Pinang Tangerang. C. Pembatasan Masalah Adanya keterbatasan waktu, tempat, tenaga sehingga penelitian hanya untuk mengetahui Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif di Kecamatan Pinang Tangerang. 5

D. Perumusan Masalah Bagaimana Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif di Kecamatan Pinang Tangerang? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif di Kecamatan Pinang Tangerang Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi karakteristik ibu hamil, yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan. b. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif. c. Menganalisis perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif. d. Menganalisis perbedaan sikap ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif. e. Menganalisis hubungan perbedaan umur dengan sikap ibu hamil sesudah diberikan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif. 6

f. Menganalisis hubungan perbedaan pendidikan dengan sikap ibu hamil sesudah diberikan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif. g. Menganalisis hubungan perbedaan pekerjaan dengan sikap ibu hamil sesudah diberikan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dan ASI. h. Menganalisis hubungan perbedaan pengetahuan ibu sesudah diberikan penyuluhan dengan sikap sesudah diberikan penyuluhan tentang inisiasi menyusu dini dan ASI eksklusif. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan serta pengalaman yamg didapatkan selama perkuliahan dan dapat menerapkan ilmu komunikasi dan ilmu gizi kepada masyarakat. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut. 2. Bagi Ibu Menambah pengetahuan dan memiliki sikap tentang Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif sehingga melakukan IMD secara benar dan meningkatkan kesadaran ibu dengan memberikan penyuluhan, Supaya masyarakat lebih sadar mengenai manfaat IMD dan Asi Eksklusif. 7

3. Institusi Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tentang pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberi penyuluhan tentang Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif, sehingga dapat menerapkan program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif, dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. 8