AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA HUBUNGANNYA

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PENYEBAB PENYAKIT

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula

PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar dapat memahami penerapan pola hidup sehat serta pemahaman mengenai paradigma sehat.

EPIDEMIOLOGI. Agus Samsudrajat S, SKM. STIKes Kapuas Raya Sintang, Sintang

BAB 1 KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

AGENT AGENT. Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Jenis. Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak

Proses Penyakit Menular

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 2 triliun/tahun. (Anonim. 2014). sebagai berikut : adanya parasite, adanya sumber parasit untuk

HOST. Pejamu, adalah populasi atau organisme yang diteliti dalam suatu studi. Penting dalam terjadinya penyakit karena :

KONSEP TERJADINYA PENYAKIT

Konsep Penyebab Penyakit (orang, tempat dan, waktu) PERTEMUAN 5 Ira Marti Ayu KESMAS/ FIKES

Sehat merupakan kondisi yang ideal secara fisik, psikis & sosial, tidak terbatas pada keadaan bebas dari penyakit dan cacad (definisi WHO)

BAB I DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI. KOMPETENSI DASAR 1. Memahami substansi tentang pengertian epidemiologi

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi.

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES WILLIAM BOOTH SURABAYA

KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI ORANG TEMPAT WAKTU

Pencegahan dan penanggulangan PTM PERTEMUAN 6 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

PROSES PERJALANAN PENYAKIT SECARA UMUM DAPAT DIBEDAKAN ATAS :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Faktor-faktor resiko yang Mempengaruhi Penyakit Menular Seksual

Pasal 3 Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Iklim sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana dalam UU No. 24 tahun 2007 didefinisikan sebagai peristiwa atau

BAB I PENDAHULUAN. Ternak babi merupakan salah satu jenis ternak yang memiliki banyak

I. TOLAK PIKIR PERLINDUNGAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sangat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP KESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja yang terpapar pada bahan-bahan iritatif, alegenik atau faktor fisik khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

I. PENDAHULUAN. Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara

KONSEP HOST-AGENT-ENVIRONMENT

Riwayat Alamiah Penyakit PERTEMUAN 6 IRA MARTI AYU FIKES/ KESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

KONSEP PENYAKIT MENURUT EPIDEMIOLOGI. Desy Indra Yani

DASAR MACAM DASAR EPIDEMIOLOGI MACAM APLIKASINYA DALAM KEBIDANAN

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Predileksi awal penyakit

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (innaparent infection), atau nyata ( infectious disease). Adanya kehidupan agent

2. Ketan hitam dapat difermentasikan oleh jamur Saccharomyces cerevicae menjadi tape. Komponen biotik pada pernyataan tersebut adalah...

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

BAB I PENDAHULUAN. ataupun jenis pekerjaan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. 1

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

BAB II VIRUS TOKSO Definisi Virus Tokso

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Rekayasa Lingkungan???

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

Faktor yang mempengaruhi sehat.

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

PB 9 LINGKUNGAN DAN KESEHATAN TEAM

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patofisiologi, imunologi, dan genetik asma. Akan tetapi mekanisme yang mendasari


BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan daerah yang seringkali menjadi lokasi terjadinya luka bakar. Luka

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB II ISI A. Definisi Epidemiologi Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

KONSEP PENYAKIT TUMBUHAN

Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

SUMMARY GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA TBC PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGIMANA KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VIII INFEKSI NOSOKOMIAL

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Transkripsi:

TUGAS INDIVIDU PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR AGEN, HOST, DAN LINGKUNGAN SERTA HUBUNGANNYA Disusun oleh RISA KARTIKA PUTRI 25010113130321 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 1

AGEN PENYAKIT, HOST AND LINGKUNGAN A. AGEN PENYAKIT 1. Pengertian Agen Penyakit Agen atau faktor penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau masalah kesehatan lainnya. (Muliani, dkk., 2010) Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor mekanis, namun kadang kadang untuk penyakit tertentu, penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit ulkus peptikum, penyakit jantung coroner dan lain. (Chandra, 2006) 2. Klasifikasi Agen Penyakit Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelompok : a) Agen biologis, antara lain virus, bakteri, protozoa, jamur dan, parasite b) Agen kimiawi c) Agen Fisika, panas (luka bakar), radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya, kebisingan d) Agen Mekanis, gesekan, benturan, irisan, tikaman, pukulan yang menimbulkan kerusakan jaringan pada tubuh host e) Agen Nutrisi, kekurangan atau kelebihan nutrisi seperti : Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. 3. Karakteristik Agen Penyakit Karakteristik agen penyakit yang menyebabkan dapat terjadinya penyakit, antara lain : a) Infektivitas. Kemampuan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak dalam jaringan pejamu 2

b) Invasitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah memasuki jaringan c) Patogenesitas. Kemampuan penyakit / organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada pejamu yang diserang d) Toksisitas. Kemampuan bibit penyakit untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya e) Virulensi. Ukuran derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit penyakit. f) Antigenisitas. Kemampuan organisme bibit penyakit untuk merangsang reaksi imunologis dari pejamu. (Kasjono, dkk., 2008) B. HOST 1. Pengertian Host Pejamu merupakan intrinsic factors yang mempengaruhi individu untuk terpapar, kepekaan (susceptibility), atau berespon terhadap agen penyebab penyakit. Pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat terjadinya proses almiah perkembangan penyakit. Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat persinggahan penyakit. Pejamu bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan bagi suatu patogen (Timmreck, 2005) Pejamu (host) adalah semua faktor yang terdapat pada manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu manusia kemungkinan terpejan dan kemungkinan rentan atau resisten (Rajab, 2008) 2. Klasifikasi Host 3

Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing masing individu antara lain : a) Umur Mempengaruhi status kesehatan karena kecenderungan penyakit menyerang umur tertentu juga karena keadaan imunologisnya. Misal penyakit campak pada anak anak, penyakit kanker pada usia pertengahan, dan penyakit aterosklerosis pada usia lanjut. b) Jenis kelamin Mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang terjadi lebih banyak atau hanya terjadi pada pria atau wanita saja. Frekuensi penyakit pada laki laki lebih tinggi dibandingkan pada wanita. Misal, kanker serviks pada wanita, dan kanker prostat pada pria. c) Ras atau etnis Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat da perkembangan kebudayaan. Mempengaruhi status kesehatan karena terdapat perbedaan antara etnis atau ras tertentu. Misal, ras kulit putih lebih berisiko terkena kanker kulit disbanding ras kulit hitam d) Genetika. Faktor utama keturunan yang mempengaruhi kesehatan, ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter. Contoh; butawarna, asma, hemofili, dll e) Pekerjaan. Status pekerjaan mempunyai hubungan erat terkait dengan penyakit akibat kerja, seperti kekacauan, kecelakaan kerja, silicosis, asbestosis f) Status nutrisi Gizi buruk mempermudah seseorang menderita penyakit infeksi seperti TBC dan kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi dan lainnya. g) Psikis 4

Faktor kejiwaan seperti stress dapat menyebabkan penyakit hipertensi, ulkus peptikum, depresi, insomnia, dan lainnya (Chandra, 2006) h) Keadaan fisiologis tubuh. Sangat mmempengaruhi status kesehatan. Misal, kehamilan, kelelahan, pubertas, keadaan gizi, dll i) Perilaku dan kebiasaan (gaya hidup). Mempengaruhi status kesehatan. misalnya, personal hygiene, hubungan antar pribadi, kebiasaan minum alcohol, narkoba dan merokok dapat menimbulkan gangguan kesehatan. j) Riwayat penyakit sebelumnya. Mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang sudah pernah diderita maka ketika terjadinya serangan kedua menimbulkan kondisi yang lebih parah atau jika penyakit sebelumnya telah sembuh maka risiko kambuh lagi kecil atau tidak terjadi lagi (Muliani, dkk., 2010) 3. Karakteristik pejamu dalam menghadapi ancaman penykit antara lain : a) Resistensi. Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi b) Imunitas. Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis sehingga tubuh kebal terhadap penyakit tertentu c) Infektifnes. Potens pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain (Kasjono, dkk.,2008) C. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT) 1. Pengertian Lingkungan adalah semua faktor diluar individu yang berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi (Muliani, dkk., 2010). Unsur lingkungan memegang peranan yang cukup penting dalam menentukan terjadinya sifat karakteristik individu sebagai pejamu dan ikut memegang peranan dalam proses kejadian penyakit. Lingkungan merupakan extrinsic factors yang mempengaruhi agen dan peluang untuk terpapar. 5

Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktor faktor lingkungan mencakup aspek biologis, sosial budaya dan aspek fisik lingkungan. Sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap organisme itu juga merupakan bagian dari lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam pejamu atau di luar pejamu (dalam masyarakat). (Timmreck, 2005) 2. Klasifikasi Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan hidup internal berupa keadan yang dinamis dan seimbang yang disebut hemostatis, dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia. Lingkungan hidup eksternal ini terdiri dari tiga komponen, yaitu a) Lingkungan fisik Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, tanah, cuaca, makanan, rumh, panas, sinar, radiasi dan lain lain. Keadaan fisik sekitar manusia yang berpengaruh terhadap manusia baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial manusia. i. Udara keadaan cuaca, geografis, dan golongan ii. Air, baik sebagai sumber kehidupan maupun sebagai bentuk pemencaran pada air iii. Unsur kimiawi lainnya pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya. Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang masa dan waktu, serta memegang peran penting dalam proses terjadinya penyakit pada masyrakat, seperti kekurangan persediaan air bersih terutama pada musim kemarau dapat menimbulkan penyakit diare. b) Lingkungan biologis Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh tumbuhan, hewan, virus, bakteri jamur, parasite, serangga dan lain lain yang dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoir infeksi, vector penyakit atau pejamu (host) intermediate. 6

Hubungan manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan biologis maka manusia akan menjadi sakit. c) Lingkungan sosial Semua bentuk kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, sistem organisasi. Serta instusi/peraturan yang berlaku bagi setiap individu yang membentuk masyarakat tersebut Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standard dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan bermasyarakat, organisasi sosial dan politik. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui berbagai media seperti radio, TV, pers, seni, literature, cerita, lagu dan sebagainya. Bila manusia tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti stress, insomnia, depresi dan lainnya. (Chandra, 2006) 3. Karakteristik Karakteristik lingkungan dalam menimbulkan status sakit, antara lain : a) Topografi. Berkaitan dengan situasi lokasi tertentu, baik natural maupun buatan manusia yang mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu. b) Geografi. Keadaan yang berkubungan dengan struktur geologi bumi yang berhubungan dengan kejadian penyakit (Muliani, dkk., 2010) D. INTERAKSI AGEN PENYAKIT, MANUSIA DAN LINGKUNGAN 1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhya penyakit secara langsung oleh lingkungan yang menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada saat prepatogenesis suatu penyakit, misal viabilitas bakteri terhadap sinar matahari 7

2. Interaksi antara manusia dengan lingkungan Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prepatogenesis suatu penyakit, misalnya udara dingin, hujan, kebiasaan membuat makan 3. Interaksi antara manusia dengan agen penyakit Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembang biak dan dapa merangsang manusia untuk menimbulkan respons berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misal demam terjadi perubahan fisiologis jaringan dan pembentukan kekebalan mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh, kecacatan atau mati 4. Interaksi antara agen penyakit, manusia dan lingkungan Suatu keadaan saling mempengaruhi antara agen penyait, manusia dan lingkungan secara bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit baik secara langsung mau tidak masuk ke dalam tubuh manusia, misal pencernaan air sumur oleh kotoran manusia akan menimbulkan penyakit muntaber (Chandra, 2006) 8

DAFTAR PUSTAKA Budiarto, Eko dan Anggraeni Dewi. 2001. Pengantar Epidemiologi, ed. 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Kasjono, Heru Subraris dan Heldhi B. Kristiawan. 2009. Intisari Epidemiologi.Yogyakarta : Mitra Cendekia Muliani, dkk. 2010. Segitiga Epidemiologi. http://id.scribd.com/doc/136 (diakses pada tanggal 4 Oktober 2014) Timmreck, Thomas. 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 9