DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

DESKRIPSI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN MENJUMLAH BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KABUPATEN GORONTALO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ESENSI PENGETAHUAN TRANSFER PENGETAHUAN. Penerapan Pengetahuan (Application of Knowledge) 12/05/2014

ANALISIS KESALAHAN MEMBAGI BILANGAN CACAH DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO. Karmila Ahmad

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DESKRIPSI TIPE-TIPE KESALAHAN MENJUMLAHKAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SDN 5 TELAGA KAB GORONTALO NANING ISMAIL

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

Aplikasi Pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut arti leksikal Hasil adalah sesuatu yang diadakan. 10 Sedangkan belajar

`BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. setiap invidu dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya zaman

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

DESKRIPSI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENJUMLAHAN PECAHAN DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh DUWI SRI RAHAYU

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB II KAJIAN TEORI. untuk mempresentasikan sesuatu hal. 1. suatu kegiatan dimana guru melakukan peranan-peranan tertentu agar

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUJUAN PEMBELAJARAN SEBAGAI KOMPONEN PENTING DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dangdeur Kabupaten Subang. Subjek penelitian dalam studi pelaksanan unit

BAB II LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dapat dijadikan sebagai tolok ukur dan dapat sebagai penentu dalam

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KOMPONEN PENTING DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maulana Malik Ibrohim, 2013

Tugas Evaluasi Pendidikan RANAH PENGETAHUAN MENURUT BLOOM

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

PERKULIAHAN 3: EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA ALAT EVALUASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

EMOSI DAN SUASANA HATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam Al-Qur an

BAB II KAJIAN TEORI. Rosdakarya, 2009) Nana Sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar. (Bandung: PT Remaja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh DELI MA RUF NIM : 151 409 192 (Mahasiswa Program Studi S1 PGSD) Pembimbing I : Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, MSi Pembimbing II : Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Abstrak Deli Ma ruf, NIM 151 409 192. Deskripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Gorontalo, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo 2013. Pembimbing I Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Si dan Pembimbing II Ismail Pioke, S.Pd, M.Pd. Rumusan penelitian adalah Bagaimana deskripsi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Dalam mengumpulkan data teknik yang digunakan melalui prosedur angket dan wawancara. Dari hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa 1

baik faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal dapat dilihat dari motivasi siswa dalam memberikan pertanyaan pada saat guru sedang menyampaikan materi operasi hitung bilangan bulat. Dan faktor eksternal dapat dilihat dari : Pengertian orang tua yaitu dorongan dari orang tua bila sedang menemui kesulitan belajar di sekolah., Waktu yang disediakan guru untuk bercengkrama dengan siswa mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa, dan waktu yang disediakan guru di rumah untuk membimbing mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa diantaranya adalah : kurangnya motivasi siswa dalam belajar operasi hitung bilangan bulat khususnya dalam memberikan pertanyaan, siswa kadang-kadang memberikan pertanyaan saat pelajaran berlangsung terutama pada materi yang mereka belum pahami sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar operasi hitung bilangan bulat. Kurangnya pengertian orang tua, dorongan dari orang tua bila sedang menemui kesulitan belajar di sekolah. Kurangnya waktu yang disediakan guru untuk bercengkrama terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kurangnya waktu yang disediakan guru di rumah untuk membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kata Kunci : Deskripsi faktor-faktor, hasil belajar, operasi hitung bilangan bulat. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah yang memuat pengetahuan dasar dan teknologi. Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenal bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang aljabar, analisis, dan geometri. Standar kompotensi dan kompotensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan. Selain itu pula dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam 2

pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Namun matematika yang ada pada hakekatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif formal dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak SD yang cara berpikirnya masih pada tahap operasi konkret. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep matematika tersebut. Di satu pihak siswa SD berpikirnya masih sangat terbatas, artinya berpikirnya dengan mengaitkan benda-benda konkret ataupun gambar-gambar kokret, di pihak lain matematika itu obyek penelaahannya abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika hanyalah suatu hasil karya dari keja otak manusia. Proses belajar Matematika di SD merupakan titik awal bagi siswa untuk beajar matematika, hal ini bertujuan untuk mempersiapkan ahli-ahli ilmu pengetahuan dan teknologi. Belajar Matematika harus memperhatikan prinsip konkrit ke abstrak, dari mudah ke sulit, dan dari sederhana ke kompleks. Untuk itu dalam belajar matematika harus memilih materi dari pengalaman belajar yang lalu yang akan disajikan kepada siswa. Karena matematika merupakan ilmu yang berstruktur dan cara memikirnya menggunakan abstraksi dan generalisasi, maka kesiapan intelektual merupakan syarat mutlak bagi siswa SD yang mempelajari matematika. James & James (dalam Suherman 2003:16) Belajar matematika tidak ada artinya jika hanya dihafalkan saja. Matematika baru mempunyai makna bila dimengerti. Hendaknya siswa belajar matematika tidak hanya dengan menerima dan menghafalkan saja, tetapi harus belajar secara bermakna, belajar bermakna merupakan suatu cara belajar dengan pengertian dari hafalan. Untuk mempelajari matematika haruslah bertahap, berurutan, serta mendasar kepada pengalaman belajar 3

yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu dilakukan secara kontinu. Namun kenyataannya sebagian besar siswa terutama di SD sering merasa jenuh dan kurang menyukai pelajaran matematika, bahkan ada siswa yang memiliki rasa takut yang berlebihan terhadap pelajaran matematika. Adapun penyebab diantaranya adalah yang mencakup penekanan berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan atau berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam proses belajar mengajar matematika dan penekanan berlebihan pada prestasi individu. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang semakin hari semakin menurun. Rendahnya hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari siswa meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan dan lain-lain. Faktor sarana dan prasarana baik yang terkait dengan kualitas, kelengkapan maupun penggunaanya seperti guru, metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar. Faktor yang lainnya juga seperti lingkungan, baik fisik, sosial, maupun kultur, Arifin (2009:299-300). Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya pada materi operasi hitung bilangan bulat di SDN 3 Tapa hanya mencapai 60% berada di atas ketuntasan minimal (KKM = 73). Hal ini berarti bahwa hasil belajar siswa masih sangat rendah. Oleh karena untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada operasi hitung bilangan bulat perlu diteliti apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siwa pada materi operasi hitung bilangan bulat tersebut. Untuk itu sebagai guru matematika terlebih lagi di SD dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran khususnya pada operasi hitung bilangan bulat. Tujuannya adalah agar guru dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan kualitas 4

pembelajaran. Jika guru tidak mengetahui fakktor-faktor tesebut, maka akan sulit bagi guru untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud melakukan suatu penelitian dengan judul Deskripsi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Pada Siswa di SDN 3 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Kajian Teori Hasil belajar sering kali diidentikkan dengan kemampuan siswa setelah melakukan rangkaian pembelajaran. Secara sederhana hasil belajar dapat dikatakan sebagai produk dari belajarnya siswa. Gagne (dalam Uno, 2004:137) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan kapasitas terukur dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel bawaannya melalui perlakuan pengajaran tertentu. Winkel (dalam Purwanto 2010:45) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Selanjutnya Soedijarto (dalam Purwanto 2010:46) mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di tetapkan. Menurut Bloom (dalam Arifin 2009:21) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai hal yang kompleks. Domain kognitif memiliki enam jenjang kemampuan : (1) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. (2) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkan dengan hal-hal lain. (3) Penerapan (application), yaitu jenjang 5

kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. (4) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan untuk menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya. (5) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. (6) Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. Domain afektif, yaitu internalisasi sikap yang menunjukkan ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain afektif terdiri atas : (1) Kemauan menerima (receiving), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. (2) Kemauan menanggapi/menjawab (responding), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk tidak hanya peka terhadap suatu fenomena, tetapi juga beraksi terhadap salah satu cara. (3) Menilai (valuing), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menilai suatu objek, fenomena atau tingkah laku tertentu secara konsisten. (4) Organisasi (organization), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda, memecahkan masalah, membentuk suatu system nilai. (5) Nilai (characterization by a value complex), merupakan keterpaduan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Domain psikomotor, yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya, mulai dari gerakan yang sederhana sampai gerakan yang kompleks yang terdiri atas : (1) persepsi (perception), berkaitan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan ; (2) kesiapan melakukan pekerjaan (set), berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan baik secara mental, fisik, 6

maupun emosional ; (3) mekanisme (mechanism), berkaitan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari ; (4) respon terbimbing (guided respons), yaitu mengikuti atau mengulangi perbuatan yang diperintahkan oleh orang lain ; (5) kemahiran (complex overt respons), berkaitan dengan gerakan motorik yang terampil ; (6) adaptasi (adaptation), berkaitan dengan keterampilan yang sudah berkembang di dalam diri individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pola gerakannya ; (7) keaslian (origination), merupakan kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dari ketiga domain diatas domain kognitif yang paling dominan dari pada domain afektif dan psikomotorik. Tetapi hasil belajar afektif dan psikomotorik juga harus menjadi bagian dalam proses pembelajaran sebagai hasil dari penilaian di sekolah. Slameto (2010) membagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedang faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern : a) Perhatian Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya. b) Motivasi Cipta Ginting (2003:100), motivasi belajar adalah dorongan belajar. Orang yang bermotivasi ialah orang yang mempunyai kecenderungan dalam dirinya untuk berupaya mencapai tujuan guna memuaskan kebutuhannya. Dia mempunyai 7

kebutuhan untuk berprestasi. Jadi motivasi belajar seseorang menentukan besarnya upaya belajar yang dilakukan. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Faktor Ekstern : a) Pengertian Orang Tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. b) Media R Ibrahim (2003:112) Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajarmengajar. c) Sumber Belajar Sumber belajar yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju. Sumber belajar yang dimaksud seperti buku-buku/bahan ajar cetak. 8

d) Bimbingan Belajar Pada hakikatnya bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan oleh guru kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Bantuan disini dapat berupa kesediaan untuk membantu, mengarahkan, atau mengerjakan suatu persoalan secara bersama-sama. Pelaksanaan bantuan atau bimbingan belajar disesuaikan dengan tingkat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Menurut Tajudin (2009:2-38) Bilangan adalah satuan dalam sistem matematika yang abstrak dan dapat diunitkan, ditambah, atau dikalikan. Bilangan bulat adalah bilangan yang bukan pecahan. Bilangan bulat terdiri dari bilanganbilangan berikut ini : 1. Bilangan bulat positif ( bilangan asli), yaitu : 1, 2, 3, 4,, dst. 2. Bilangan nol, yaitu : 0 3. Bilangan bulat negatif (bilangan yang nilainya berlawanan dengan bilangan bulat positif), yaitu : -1, -2, -3, -4,, dst. Operasi Bilangan Bulat a) Penjumlahan Bilangan Bulat 1. Setiap bilangan bulat mempunyai tepat satu bilangan yang nilainya berlawanan yang merupakan bilangan bulat juga. Contoh : 1 dan -1 - Bilangan 1 mempunyai nilai positif (+) - Bilangan -1 mempunyai nilai negatif (-) 2. Bilangan bulat akan menghasilkan bilangan nol bila dijumlahkan dengan bilangan yang sama tetapi nilainya berlawanan. Contoh : 1 + (-1) = 0 a + (-a) = 0 a adalah semua bilangan bulat 3. Semua bilangan bulat positif jika dijumlahkan dengan bilangan bulat positif hasilnya bilangan bulat positif. Positif (+) + Positif (+) = Positif (+) 9

Contoh : 2 + 4 = 6 4. Bilangan bulat positif jika dijumlahkan dengan bilangan bulat negatif, hasilnya ada tiga kemungkinan. - Jika bilangan bulat positif lebih besar dari pada bilangan bulat negatif, hasilnya bilangan bulat positif. Contoh : 4 + (-2) = 2 - Jika bilangan bulat positif lebih kecil dari pada bilangan bulat negatif, hasilnya bilangan bulat negatif. Contoh : 4 + (-5) = -1. - Jika bilangan bulat positif dijumlahkan dengan bilangan bulat negatif yang sama besarnya hasilnya nol. Contoh : 4 + (-4) = 0. b) Pengurangan Bilangan Bulat 1. Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat positif yang lebih kecil, hasil pengurangannya adalah bilangan bulat positif. Contoh : 6 4 = 2 2. Bilangan bulat positif dikurangi dengan bilangan bulat negatif, hasilnya adalah bilangan bulat positif. Contoh : 3 (-3) = 6 3. Bilangan bulat positif yang dikurangi dengan bilangan bulat positif yang lebih besar, hasilnya adalah bilangan bulat negatif. Contoh : 5 6 = -1 c) Perkalian Bilangan Bulat 1. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif, hasilnya berupa bilangan bulat positif. Positif (+) x Positif (+) = Positif (+) Contoh : 4 x 5 = 20 2. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif, hasilnya berupa bilangan bulat negatif. Positif (+) x Negatif (-) = Negatif (-) Contoh : 6 x (-5) = -30 10

3. Perkalian bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, hasilnya berupa bilangan bulat positif. Negatif (-) x Negatif (-) = Positif (+) Contoh : -5 x (-4) = 20 d) Pembagian Bilangan Bulat 1. Bilangan bulat positif dibagi dengan bilangan bulat positif hasilnya bilangan bulat positif. Positif (+) : Positif (+) = Positif (+) Contoh : 20 : 5 = 4 2. Bilangan bulat positif dibagi dengan bilangan bulat negatif hasilnya bilangan bulat negatif. Positif (+) : Negatif (-) = Negatif (-) Contoh : 50 : (-5) = -4 3. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan bulat positif hasilnya bilangan bulat negatif. Negatif (-) : Positif (+) = Negatif (-) Contoh : -8 : 2 = -4 4. Bilangan bulat negatif dibagi dengan bilangan negatif hasilnya bilangan bulat positif. Negatif (-) : Negatif (-) = Positif (+) Contoh : 6 : (-6) = 1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Desain penelitiannya adalah untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar operasi hitung 11

bilangan bulat pada siswa di SDN 3 Tapa Kec.Tapa Kab. Bone Bolango. Hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket untuk siswa. Angket tersebut dijawab oleh 21 siswa sesuai dengan banyaknya siswa di kelas IV. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, baik faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal dapat dilihat dari motivasi siswa dalam memberikan pertanyaan pada saat guru sedang menyampaikan materi operasi hitung bilangan bulat. Dan faktor eksternal dapat dilihat dari : Pengertian orang tua yaitu dorongan dari orang tua bila sedang menemui kesulitan belajar di sekolah, Waktu yang disediakan guru untuk bercengkrama dengan siswa mengenai kesulitan belajar yang dialami siswa, dan waktu yang disediakan guru di rumah untuk membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa, terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil beajar operasi hitung bilangan bulat pada siswa diantaranya adalah : kurangnya motivasi siswa dalam belajar operasi hitung bilangan bulat khususnya dalam memberikan pertanyaan, siswa kadangkadang memberikan pertanyaan saat pelajaran berlangsung terutama pada materi yang mereka belum pahami sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar operasi hitung bilangan bulat. Kurangnya pengertian orang tua, dorongan dari orang tua bila sedang menemui kesulitan belajar di sekolah. Kurangnya waktu yang disediakan guru untuk bercengkrama terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kurangnya waktu yang disediakan guru di rumah untuk memnbimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar. Saran 1. Bagi siswa, dengan adanya faktor-faktor yang ada siswa dapat meningkatkan hasil belajar. 12

2. Bagi guru, dengan melihat faktor-faktor yang ada pada siswa guru lebih meningkatkan kualitas dan profesionalitasnya dalam mengajar. 3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran demi terwujudnya kualitas lulusan yang sesuai dengan SKL (standar kelulusan). 4. Bagi peneliti, sebagai pengalaman untuk menambah wawasan terhadap pembelajaran matematika di sekolah. Daftar Pustaka Arifin Zaenal 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset Ginting Cipta 2003. Kiat Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT Grasindo Anggota Ikapi Hudojo Herman 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Universitas Negeri Malang. Juhariyah Siti 2010 Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Media Pembelajaran TPS dengan Menggunakan Media Kokret. Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Gorontalo. 2010. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo UNG Press. Pasisingi Nurhuda. 2012. Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Segi Empat (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri I Kabila). R Ibrahim dan Nana Syaodih S (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta Slameto 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT Rineka Cipta Tajudin 2009. Kumpulan Rumus Matematika SD. Jakarta : PT Kawan Pustaka. http://sitaberbagi.wordpress.com/2013/03/04/pembelajaran-materi-bilangan-bulat-disd-serta-ragam-permasalahannya/ diakses tanggal 29 April 2013. 13