BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

ENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhan, yaitu salah satunya need for achievement (kebutuhan berprestasi). Mc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

sampel yang digunakan sebanyak 180 responden, dengan menggunakan teknik

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB II URAIAN TEORITIS. karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana, 2010:2).

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. niat seseorang untuk berperilaku. Ketiga teori itu adalah Theory of Planned

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dan kemauan untuk berusaha keras yang akan tercermin dari perilaku. Intensi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk meningkatkan niat berwirausaha mahasiswa. Niat berwirausaha menjembatani

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara miskin dan negara baru berkembang, Indonesia sebagai negara

KEWIRAUSAHAAN II MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS. Saepudin. Modul ke: Fakultas FEB

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA. Karakteristik Wirausaha. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

01FEB. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behavior)

JUJUR, TOLERANSI, GOTONG ROYONG, PEKERJA KERAS (TIDAK MALAS), BUDAYA MALU, SETIA, BERANI, dan lain-lainya

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Budaya merupakan nilai-nilai yang dimiliki manusia, bahkan mempengaruhi

KARAKTERISTIK WIRAUSAHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan masih mempunyai banyak masalah

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

Petunjuk Pengisian. Contoh : No Pernyataan SS S TS STS 1. Saya termasuk orang yang tidak mudah putus asa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berada di muka bumi ini. Kneller dalam Prasetyo (2009:3) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran berpendidikan tinggi. Hal ini dimungkinkan karena sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri

BAB 6 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

banyak Rp 1 miliar per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemandirian menurut Vamer dan Beamer (Ranto,2007:22) adalah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Minat Wirausaha. untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang

PERTEMUAN 6 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

REVITALISASI USAHA PEDAGANG KLITHIKAN PASCA GEMPA BUMI 27 MEI 2006 di DIY (Tinjauan Aspek psikologis)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia hingga beberapa waktu mendatang. Data statistik pada Februari 2012 yaitu

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu satu visi, satu identitas, satu komunitas dibuat sebuah upaya untuk merealisasikan

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Wirausahawan adalah hasil dari sifat asli manusia itu sendiri serta beberapa faktor demografi (Ahmad et al 2013). Risiko berperan penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur dan toleransi terhadap risiko merupakan sifat asli yang dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi risiko yang dapat terjadi karena tindakannya. Seorang yang berani mengambil risiko yang lebih tinggi akan menjadi wirausahawan yang cenderung lebih baik dari yang tidak berani mengambil risiko yang tinggi (Ferreira et al, 2012). Perbedaan pendapatan pada pekerja individu yang bebas (entrepreneur) adalah tiga kali lipat dari yang didapat oleh individu yang bekerja pada orang lain, dapat disimpulkan bahwa toleransi terhadap risiko merupakan sesuatu yang membujuk untuk melakukan pekerjaan mandiri (entrepreneur) (Adeline, 2011). Oktarilis (2012) menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan pelaku bisnis atau seorang entrepreneur sebaiknya mempertimbangkan tingkat toleransi akan adanya risiko. Seorang entrepreneur dapat dikatakan risk averse (menghindari risiko) di mana mereka hanya mau mengambil peluang tanpa risiko, dan seorang entrepreneur dikatakan risk lover (menyukai risiko) di mana mereka mengambil peluang dengan tingkat risiko yang tinggi. Keinginian seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil didorong oleh keberanian 1

orang tersebut untuk menghadapi risiko dan didukung oleh komitmen yang kuat. Oktarilis (2012) menyatakan bahwa kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam berwirausaha. 2.1.1 Toleransi terhadap Risiko Wirausahawan adalah hasil dari sifat asli manusia itu sendiri serta beberapa faktor demografi (Ahmad et al, 2013). Risiko berperan penting pertimbangan dalam pengambilan keputusan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur dan toleransi akan risiko merupakan sifat asli yang dimiliki oleh seseorang dalam menghadapi risiko yang dapat terjadi karena tindakannya. Seorang yang berani mengambil risiko yang lebih tinggi akan menjadi wirausahawan yang cenderung lebih baik dari yang tidak berani mengambil risiko yang tinggi (Ferreira et al, 2012). Perbedaan pendapatan pada pekerja individu yang bebas (entrepreneur) adalah tiga kali lipat dari yang didapat oleh individu yang bekerja pada orang lain, dan menyimpulkan bahwa toleransi terhadap risiko merupakan sesuatu yang membujuk untuk melakukan pekerjaan mandiri (entrepreneur) (Adeline, 2011). Oktarilis (2012) menyatakan bahwa dalam pengambilan keputusan pelaku bisnis atau seorang entrepreneur sebaiknya mempertimbangkan tingkat toleransi akan adanya risiko. Seorang entrepreneur dapat dikatakan risk averse (menghindari risiko) dimana mereka hanya mau mengambil peluang tanpa risiko, dan seorang entrepreneur dikatakan risk lover (menyukai risiko) dimana mereka mengambil peluang dengan tingkat risiko yang tinggi. 2

Keinginian seorang entrepreneur untuk terus berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil didorong oleh keberanian orang tersebut untuk menghadapi risiko dan didukung oleh komitmen yang kuat. Oktarilis (2012) menyatakan bahwa kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai utama dalam berwirausaha. 2.1.2 Keberhasilan Diri Zimmerer dan Scarborough (dalam Wiyanto, 2014), menjelaskan bahwa kepribadian merupakan salah satu yang harus dimiliki wirausaha sukses. Karakteristik kepribadian seperti kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan dengan minat berwirausaha. Satiti dan Ekowati (2014) menyatakan bahwa keberhasilan diri dalam berwirausaha dapat diartikan sebagai pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan, maka wirausaha mendapatkan kepuasan yang maksimal, kebanggaan dan dapat memberikan imbal balik yang sebanding dengan apa yang telah dikorbankan. Menurut Srimulyani (2014) keberhasilan diri sebagai seorang entrepreneur dapat berasal dari mendapatkan kesempatan yang diinginkan dan keuntungan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Lingkungan yang dinamis menyebabkan seorang entrepreneur menghadapi keharusan untuk menyesuaikan dan mengembangkan diri agar keberhasilan dapat dicapai. Seorang entrepreneur bukan saja mengikuti perubahan yang terjadi dalam dunia usaha tapi perlu berbubah seringkali dan dengan cepat memiliki pemikiran yang inovatif dan berorientasi pada masa depan. 3

McCleeland (1987: 526) (dalam Habib dan Rahyuda, 2015) meyakini bahwa individu yang memiliki motif untuk mendapatkan prestasi, semakin tinggi nilai prestasi yang ditetapkan individu maka secara signifikan berpengaruh terhadap usaha untuk mencapainya, tidak peduli apakah hal tersebut akan dihadapkan pada kegagalan. Orang yang memiliki keinginan untuk berprestasi lebih sering melakukan perencanaan sebelum bertindak, mereka juga senang mengambil tanggung jawab dan memilih untuk bertindak lebih cepat dan focus dengan apa yang mereka lakukan (Shanchez dan Shauquillo, 2011). 2.1.3 Kebebasan dalam Bekerja Kebebasan untuk menjalankan usaha merupakan keuntungan lain bagi seorang entrepreneur (Adeline, 2011). Komitmen pribadi untuk menjadi seorang wirausahawan dan menciptakan bisnis baru berpengaruh pada pembentukan minat kewirausahaan yang tinggi (Fatoki, 2010). Orang-orang yang meninggalkan pekerjaannya di suatu perusahaan lain dan menggunakan kebebasannya untuk mendirikan dan menjalankan usaha lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaannya sendiri. Beberapa entrepreneur menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya banyak seorang entrepreneur tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi mereka menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan 4

urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri dan mengatur jadwal sendiri (Hendro, 2005 dalam Mahesa dan Rahadja, 2012). Berwirausaha memiliki keuntungan untuk dapat memiliki kebebasan yang tinggi untuk mengatur sendiri usaha sesuai dengan keinginan, selain itu dengan berwirausaha juga memiliki kebebasan dalam mengatur waktu, memanajemen keuangan, dan bebas terhadap aturan atasan karena pada dasarnya wirausahawanlah yang menjadi bos pada perusahaannya sendiri. Kekayaan dalam konteks wirausaha mengacu pada peningkatan nilai perusahaan serta gaji dan tunjangan (Gelderen et al, 2008). Kebebasan dalam bekerja tersebut diduga memberikan motivasi bagi mahasiswa berkeinginan menjadi wirausaha (Satiti dan Ekowati, 2014). 2.1.4 Lingkungan Keluarga Lingkungan keluarga adalah kelompok primer terpenting dalam masyarakat (Hermawan, 2015). Rasa tanggung jawab dan kreativitas dapat ditumbuhkan sedini mungkin sejak anak mulai berinteraksi dengan orang dewasa, orang tua merupakan pihak yang bertanggung jawab penuh dalam proses tersebut (Aditama, 2014). Wasty (2008:38) dalam Dewi dan Haryanto (2015) menyatakan bahwa orang tua atau keluarga juga merupakan peletak dasar bagi persiapan anak-anak agar dimasa yang akan datang dapat menjadi pekerja yang efektif. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam hal yang sama pula (Suhartini, 2011 dalam Aditama, 2014). Melalui interaksi social 5

dalam keluarga, anak-anak mempelajari tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai dalam masyarakat (Hermawan, 2015). Dalam keluarga, seorang anak pertama-tama belajar memperhatikan keinginan orang lain, bekerjasama, bantu membantu, atau sebagai mahluk social dan mempunyai norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain (Sobur, 2003 dalam Koranti, 2013). Kemandirian seorang anak dipengaruhi dari asal usul peran wirausaha dari keluarga mereka, oleh karena itu maka mereka akan lebih cederung memilih untuk memilih wirausa dalam berkarir (Isabella, 2010). Rasyid (2015) mengatakan bahwa pengalaman orang tua merupakan dorongan berupa pendapat terhadap sesuatu hal berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya yang berguna untuk memberikan masukan sehingga akhirnya mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Hal tersebut mengambarkan bahwa keputusan seorang untuk melakukan sesuatu dalam hal ini khususnya adalah berwirausaha dapat didukung oleh lingkungan keluarga terutama orang tua. 2.1.5 Minat Berwirausaha Minat atau intensi berwirausaha dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana dalam pikiran mahasiswa FEB UNUD ada keinginan untuk menciptakan dan menjalankan suatu usaha baru dengan kata lain, berwirausaha. Sarwoko (2011) menyatakan bahwa minat berwirausaha (Entreprenurial Intention), merupakan tendensi keinginan individu melakukan 6

tindakan berwirausaha dengan menciptakan produk baru melalui peluang bisnis dan pengambilan risiko. Minat diasumsikan memegang faktor emosional yang mempengaruhi perilaku dan menunjukan upaya seseorang untuk mencoba melakukan perilaku yang direncanakan (Ghazali, 2013). Minat merupakan mediator pengaruh berbagai faktorfaktor motivasional yang berdampak pada suatu perilaku. Minat juga dapat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba, minat menunjukkan seberapa besar upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukannya dan minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya (Wijaya, 2008 dalam Sarwoko, 2011). Seseorang yang memiliki minat untuk memulai bisnis baru akan memiliki kesiapan dan kemajuan dalam kesungguhan untuk melaksanakan bisnis dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki minat untuk berwirausaha (Amsal et al, 2014). 2.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran (Mantra, 2004:144). Berikut uraian hipotesis dari penelitian ini: 2.2.1 Pengaruh Toleransi terhadap risiko terhadap Minat Berwirausaha Adeline (2011), Mahesa dan Rahardjo (2012), dan Srimulyani (2014) menemukan bahwa faktor toleransi terhadap risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha seseorang. Entrepreneur yang tidak mau mengambil 7

risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik (Srimulyani, 2014). Kesuksesan dapat diraih tetapi akan ada banyak risiko yang harus dihadapi. Begitu juga dengan berwirausaha, ketika seseorang memutuskan untuk berwirausaha maka harus siap terhadap risiko yang akan dihadapi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin mendekati puncak kesuksesan maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi. Wirausaha yang tidak takut terhadap risiko maka semakin besar pula kesuksesan yang akan didapat (Satiti dan Ekowati, 2014). Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H 1 : Toleransi terhadap risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. 2.2.2 Pengaruh Keberhasilan Diri terhadap Minat Berwirausaha Oktarilis (2012) menyatakan bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap minat berwirausaha responden yang telah diteliti. Tama (2010) juga menyatakan bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi seorang entrepreneur karena semakin tinggi keinginan orang menjadi berhasil dan meraih tujuannya maka semakin besar pula keinginannya untuk menjadi seorang wirausahawan. Oleh karena semakin tinggi kepercayaan diri seorang mahasiswa atas kemampuan dirinya untuk dapat berusaha, maka semakin besar pula keinginan untuk berwirausaha. Dalam Satiti dan 8

Ekowati (2014) juga ditemukan bahwa keberhasilan diri memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H 2 : Keberhasilan diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. 2.2.3 Pengaruh Kebebasan dalam Bekerja terhadap Minat Berwirausaha Penelitian Adeline (2011), penelitian terdahulu oleh Satiti dan Ekowati (2014), serta penelitian yang pernah dilakukan oleh Oktaliris (2012) menunjukkan bahwa keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha, seseorang ingin merasakan kebebasan dalam bekerja atau dengan kata lain tidak dibawah pengawasan. Sebagian orang berfikir bahwa kebebasan bekerja akan membuat orang tersebut merasa nyaman. Kenyamanannya tersebut dapat membuat dia lebih bisa berkreasi dan lebih produktif dibandingkan dibawah pengawasan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H 3 : Kebebasan dalam bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha. 2.2.4 Lingkungan Keluarga 9

Dewi dan Haryanto (2015) menemukan bahwa faktor lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Selain itu, pada penelitiam Aditama (2014) faktor lingkungan keluarga juga ditemukan mempegaruhi ada tidaknya minat berwirausaha seseorang, dan pada penelitiam Hermawan (2015) minat berwirausaha juga didukung oleh faktor lingkungan keluarga sebagai faktor eksternal yang pengaruhnya paling dekat dengan seorang individu. Dorongan dari orang tua dapat momotivasi timbulnya niat berwirausaha seseorang khususnya fresh gradulate yang belum memiliki pengalaman bekerja sebelumnya. H 4 : Lingkungan Keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha 10

2.3 Model Penelitian Berdasarkan penelusuran pada kajian pustaka dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka model penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 Model Penelitian Sumber: Oktarilis, 2012 11