BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan masih mempunyai banyak masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dan masih mempunyai banyak masalah pengangguran. Berdasarkan situs media elektronik, masalah pengangguran dan tenaga kerja di Indonesia masih menjadi persoalan yang perlu disikapi secara serius. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data mengenai kondisi tenaga kerja di Indonesia per Pebruari 2014 menyebutkan pengangguran terbuka lulusan Universitas di Indonesia berjumlah orang atau 4,31% dari total pengangguran terbuka yakni sebanyak orang (Medan Bisnis Daily, 2014). Angka ini merupakan masalah serius. Entreprenenur memiliki kontribusi besar bagi perekonomian suatu negara, dengan adanya entrepreneur dapat membawa beberapa dampak positif, yaitu terciptanya lapangan kerja, peningkatan pemerataan pendapatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. McCleeland dalam Silvia (2013) mengemukakan bahwa suatu negara dapat maju apabila 2% dari total penduduk berprofesi sebagai entrepreneur. Menurut situs media elektronik Republika (2015), Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan bahwa, jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat ini. Persentase tersebut jauh tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, atau Thailand, yang masing-masing memiliki persentase pengusaha sebanyak 7 persen, 5 persen dan 3 persen. Sementara negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang bahkan memiliki jumlah pengusaha lebih dari 10 persen dari jumlah populasi. Meskipun jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat minim, namun survey yang dilakukan oleh Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada tahun 2013, menunjukkan bahwa keinginan berwirausaha masyarakat Indonesia adalah yang kedua tertinggi di ASEAN setelah

2 Filipina. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Daerah Bali menyatakan bahwa, saat ini pengusaha aktif yang tercatat di seluruh kabupaten/kota di Pulau Dewata sebanyak orang yang masih berusia di bawah 40 tahun (Bali Antara News, 2014). Pemerintah Indonesia tengah berusaha mendorong pertumbuhan kewirausahaan nasional dengan memberikan wadah berupa Gerakan Kewirausahaan Nasional yang diusung oleh Kementerian Koperasi dan UKM Negara Republik Indonesia sejak 2 Pebruari 2011 (KOPAGI, 2014). Kewirausahaan beberapa dekade terakhir telah menjadi perhatian bagi instansi pendidikan dan pembuat kebijakan, alasannya adalah karena dengan meningkatkan pertumbuhan pengusaha maka akan mendorong pengembangan ekonomi (melalui pengembangan ide usaha baru dan merubahnya menjadi suatu yang menguntungkan) (Tuker dan Senem, 2009). Peningkatan terhadap aktivitas kewirausahaan dan pendidikan kewirausahaan ini seperti peningkatan inovasi dan kompetisi dalam berwirausaha akan membentuk pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kesempatan kerja (Leon et al., 2007). Karir sebagai wirausahawan menawarkan kesempatan kepada individu untuk mendapatkan kemerdekaan secara finansial dan menciptakan pertumbuhan ekonomi karena dapat menciptakan lapangan kerja yang baru (Basu dan Meghna, 2007). Kewirausahaan merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang tertantang untuk menciptakan pekerjaaan, bukan mencari kerja. Menurut Hisrich et al., 2008, latar belakang seseorang dan pengalaman hidup sebelumnya dapat memengaruhi intensi berwirausaha. Hornaday (1982:28) dalam Winardi (2008), mengemukakan ada 22 karateristik entrepreneur yang berhasil, yaitu: kepercayaan diri, penuh energi, kreatif, fleksibel, reaksi positif terhadap tantangan, jiwa dinamis, kepemimpinan, kemampuan bergaul, kepekaan menerima saran, kepekaan terhadap kritik, pengetahuan pasar, keuletan dan kebulatan tekad mencapai sasaran, banyak akal, kebutuhan akan prestasi, inisiatif, kemampuan berdiri sendiri, pandangan tentang masa depan, berorientasi pada laba, sikap

3 perseptif (mempunyai kesadaran yang tinggi, cepat mengerti), optimisme, keluwesan, pengetahuan produk dan teknologi. Menurut Fayolle et al., 2006 dalam Silvia (2013), Intensi kewirausahaan berperan penting untuk membentuk individu menjadi seorang entrepreneur, sedangkan intensi kewirausahaan sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Terdapat beberapa faktor yang dapat membentuk intensi seseorang untuk berwirausaha, yaitu Entreprenueurial Skills, Internal Locus Of Control, dan Demografi. Penelitian tentang niat mahasiswa maupun alumni Perguruan Tinggi memilih karir berwirausaha masih relatif terbatas. Temuan dari berbagai studi tentang berbagai faktor yang dapat membentuk perilaku kewirausahaan seseorang semakin jelas memperlihatkan bahwa kewirausahaan seseorang dapat dipelajari dan dibentuk seperti yang disampaikan. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan terhadap motivasi seseorang untuk berwirausaha, dapat disimpulkan bahwa niat kewirausahaan seseorang dipengaruhi sejumlah faktor yang dapat dilihat dalam suatu kerangka integral yang melibatkan berbagai faktor internal, faktor eksternal dan faktor kontekstual (Johnson, 1990 dan Stewart et al., 1998 dalam Astuti dan Yulianto, 2014). Faktor internal berasal dari dalam diri wirausahawan dapat berupa karakter sifat, maupun faktor sosio demografi seperti umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, latar belakang keluarga dan lain-lain yang dapat mempengaruhi perilaku kewirausahaan seseorang, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar dan kondisi kontekstual (Johnson, 1990 dalam Suharti dan Hani, 2011; Nishanta, 2008). Faktor-faktor yang memengaruhi Intensi Berwirausaha salah satunya yaitu Konteks Keluarga. Berdasarkan penelitian di Spanyol dengan sampel sebanyak 601 mahasiswa universitas dari daerah Castilla Y Leon menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara variabel konteks, khususnya konteks keluarga pada intensi berwirausaha. Secara spesifik, penelitian tersebut menemukan variabel konteks keluarga dapat memprediksi intensi

4 berwirausaha para mahasiswa. Partisipan yang menjadi sampel penelitian tersebut juga percaya bahwa kerabatnya (orangtua, saudara kandung, dan pasangannya) lebih mendorong mereka dalam mengejar karir sebagai wirasusahawan, namun kelompok referensi (reference group) seperti teman dan dosen sendiri justru sebaliknya (Leon et al., 2007). Konteks keluarga bukan hanya sebatas seseorang memiliki latar belakang dari keluarga kewirausahaan saja tetapi jika dilihat dari variabel dukungan sosial maka keluarga lebih membujuk atau mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha. Faktor-faktor lainnya yang memengaruhi intensi berwirausaha adalah Entrepreneurial Skills. Berkaitan dengan konteks keluarga sebelumnya, bahwa berdasarkan hasil dari penelitian Hermina et al., 2011, dukungan keluarga merupakan faktor membentuk minat berwirausaha dan kondisi peluang bisnis sangat mendukung minat untuk menjadi wirausaha. Dimana kondisi peluang bisnis dapat dikategorikan ke dalam faktor creativity dan mampu memperkirakan kebutuhan pasar (market awareness), dimana creativity dan market awareness merupakan bagian dari entrepreneurial skills. Disamping itu menurut penelitian Hamidi et al., 2008 dalam Silvia (2013), juga menghasilkan adanya pengaruh yang kuat antara kreativitas (creativity) dengan intensi kewirausahaan. Penelitian yang dilakukan Gorman et al., 1997 dalam Turker dan Senem (2013); dan Nishanta (2008), faktor-faktor yang memengaruhi intensi berwirausaha adalah Locus Of Control, dimana sejumlah atribut personality seperti adanya kebutuhan berprestasi, internal locus of control yang kuat, tingginya kreativitas dan inovasi, ikut berperan dalam membentuk niat orang untuk berwirausaha. Demikian juga faktor sikap seseorang dalam memandang kegiatan berwirausaha juga dipercayai akan membentuk niat kewirausahaan (Azjen dan Fishbein, 1985 dalam Gurbuz dan Aykol, 2008). Menurut Green et al., 1996, menyatakan bahwa karakteristik individual seperti kepribadian, motivasi, self-efficacy, locus of control dan risk taking dapat menentukan kesuksesan seorang entrepeneur dalam pengelolaan bisnisnya.

5 Berdasarkan uraian sebelumnya, maka menjadi sangat penting dilakukan penelitian yang hanya mengambil tiga variabel diantara sekian banyak variabel yang mewakili faktor-faktor intensi berwirausaha dimana pada faktor internal dari lingkungan individu tersebut sudah mewakili Konteks Keluarga, lalu lingkungan eksternal pada penerapannnya dari sisi kemampuan berwirausaha mewakili Entrepreneurial Skills, dan yang terakhir salah satu faktorfaktor intensi berwirausaha yang muncul dari dalam diri seseorang dan pengaruh dari orangorang di sekitarnya termasuk dalam Locus Of Control. Peneliti melakukan penelitian di Universitas Udayana sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi Negeri di Bali, karena diharapkan mampu menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda dengan mengajarkan mata kuliah Kewirausahaan maupun dengan cara mengikuti ekstrakurikuler, berkaitan tentang wirausaha yang diselenggarakan oleh Universitas maupun fakultas masing-masing, salah satunya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, telah disediakan salah satu program kewirausahaan yaitu komunitas bernama Wirausaha Muda (WIDA) dimana komunitas ini berbasis kewirausahaan sosial di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana yang didirikan pada bulan Maret 2010, WIDA beranggotakan mahasiswa/mahasiswi yang masih terdaftar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. WIDA dibentuk dengan mengadopsi konsep Kewirausahaan Sosial dimana komunitas ini berkomitmen untuk melahirkan wirausahawirausaha muda bagi bangsa Indonesia. Program kewirausahaan di FEB UNUD sendiri diantaranya ada Komunitas Wirausaha Muda (WIDA), menurut salah satu anggota WIDA yang berhasil diwawancarai mengatakan bahwa saat ini WIDA sebenarnya kurang aktif, bukan karena sepi peminat, peminat banyak namun kurangnya perhatian dari instansi fakultas dan kurangnya pengelolaan fakultas terhadap komunitas ini menyebabkan pendidikan yang diperoleh mahasiswa terhadap kewirausahaan yang didapat dari komunitas WIDA sangat rendah, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab menurunnya minat berwirausaha di FEB

6 UNUD. (Nanda, Manajemen angkatan 2012). Berbeda dengan WIDA, program kewirausahaan lain yang ada di FEB UNUD adalah Seminar mengenai Kewirausahaan dimana dari tahun ke tahun selalu sukses setiap diadakan dengan tema yang berbeda-beda, program kewirausahaan lainnya di FEB UNUD adalah kompetisi permodalan Equitech, tapi peminatnya masih sedikit. Selain itu pada saat Hari Jadi (Ulang Tahun) Badan Kekeluargaan Fakultas Ekonomi dan Binsis (BKFEB) Universitas Udayana yang diselenggarakan setiap tahun, diselenggarakan kegiatan kewirausahaan dimana pada saat membuka stand pada acara-acara tersebut masih didominasi oleh pihak luar kampus. Disisi lain program kewirausahaan di luar fakultas (universitas) jauh lebih sukses karena adanya manajemen yang baik dan fasilitas yang memadai, terbukti dengan digencarkannya program Entrepreneur Development Centre (EDC) dimana seluruh kegiatan kewirausahaan di Universitas Udayana dipegang oleh EDC yang anggotanya dipantau secara langsung dan mendapatkan perhatian penuh terhadap perkembangan anggotanya. Dari hasil wawancara yang Peneliti dapatkan, bahwa sebenarnya niat berwirausaha mahasiswa FEB UNUD sangat tinggi tapi terdapat kendala karena kurangnya perhatian yang lebih intensif lagi dari pihak fakultas guna keberlangsungan kepengurusan komunitas WIDA sebagai salah satu program kewirausahaan di FEB UNUD. Kewirausahaan ini sangat besar peranannya di dalam perkembangan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, peran mahasiswa, khususnya mahasiswa ekonomi sangat besar maknanya bagi perkembangan ekonomi nasional. Selanjutnya, alasan Peneliti melakukan penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) terutama di S1 Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis, karena terdapat fakta yang menarik yaitu menurut hasil wawancara dengan Bagian Akademik, disebutkan bahwa semua jurusan di S1 Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNDIKNAS mendapatkan pembelajaran mata kuliah tentang Kewirausahaan 1, yang mempelajari semua ilmu dan teori yang berkaitan tentang Kewirausahaan, sementara pada tingkat lanjutannya yaitu

7 Kewirausahaan 2, lebih kepada cara menerapkan/mempraktekkan langsung dilapangan, bagaimana menjadi seorang wirausaha dengan berjualan langsung dan membuka stand di areal kampus tersebut. Mayoritas Universitas di Indonesia jarang sekali ditemui khususnya pada mata kuliah kewirausahan tidak ada penerapan dengan praktek/aplikasinya langsung di lapangan. Dari fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perbandingan antara dua Universitas ini terkait dengan hal yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu variabelvariabel eksternal dan internal dari intensi berwirausaha jika dilihat dari beberapa faktor-faktor berikut, khususnya dari aspek konteks keluarga, entrepreneurial skills dan locus of control, sehingga judul yang penulis angkat untuk penelitian ini yaitu Perbandingan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Intensi Berwirausaha Antara Mahasiswa FEB UNUD Dan Mahasiswa FEB UNDIKNAS. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1) Apakah Konteks Keluarga berpengaruh terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS? 2) Apakah Entrepreneurial Skills berpengaruh terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS? 3) Apakah Locus Of Control berpengaruh terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS? 4) Adakah perbedaan pengaruh Konteks Keluarga, Entrepreneurial Skills dan Locus Of Control terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS?

8 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui pengaruh Konteks Keluarga terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS. 2) Untuk mengetahui pengaruh Entrepreneurial Skills terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS. 3) Untuk mengetahui pengaruh Locus Of Control terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS. 4) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh Konteks Keluarga, Entrepreneurial Skills dan Locus Of Control terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa FEB UNUD dengan Mahasiswa FEB UNDIKNAS. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut. 1) Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu hasil studi empiris untuk memberikan pemahaman, gambaran, dan wawasan dalam bidang ilmu kewirausahaan, khususnya dalam meneliti intensi berwirausaha, sehingga bisa dijadikan acuan atau dasar bagi penelitian selanjutnya. 2) Kegunaan praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa yang ingin berwirausaha khususnya bagi mahasiswa FEB Universitas Udayana dan mahasiswa FEB Universitas Pendidikan Nasional.

9 1.5 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lainnya dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi gambaran yang ada dan mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistimatika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penyajian. BAB II: KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini memuat teori-teori yang berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat untuk dapat mengakomodasi argumentasi yang akurat sesuai dengan pokok permasalahan yang ada serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV: DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis dengan menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu disajikan pula hasil pengujian hipotesis yang selanjutnya dibahas dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

10 BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan mengenai simpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan (stakeholder) terkait dengan topik penelitian yang telah dihasilkan ini.