MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI. Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Pendekatan Sosiologis dan Teologis Peter Conolly Hasrul A. Pendekatan Sosiologis

SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN I OLEH: AJAT SUDRAJAT

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

Teori Perubahan Sosial Budaya.

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

Persoalan Ekonomi dan Sosiologi

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

Pengertian/Definisi Politik Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh Terkait pula dengan negara Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan impleme

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

KATA PENGANTAR Prof. Kamanto Sunarto Guru Besar Emeritus Departemen Sosiologi Universitas Indonesia

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN IV AGAMA DAN MASYARAKAT OLEH: AJAT SUDRAJAT

TEORI SOSIOLOGI KLASIK MASRUKIN HENDRI RESTUADHI TYAS RETNO WULAN HANEMAN SAMUEL (UI)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H.

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

BAB V KESIMPULAN. Tabob merupakan hewan yang disakralkan oleh masyarakat Nufit (dalam hal ini

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

Dasar-dasar Teori Sosial

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

Facebook :

JANUSITAS IMPLIKASI SOSIAL REFORMASI

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Modal sosial atau social capital merupakan satu terminologi baru yang

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI

Tujuan Instruksional Khusus

Sosiologi Pembangunan

Studi sosiologi seni berusaha memahami hubungan antar individu

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

INDIVIDU DAN MASYARAKAT OLEH : NUR HIDAYAH

Masyarakat Indonesia. Pengelana (Penjajah) Budaya, Agama. Sistem Ekonomi, Bahasa

1) PERUB SELALU DISERTAI GUNCANGAN, KARENA BUD MATERI DITERIMA LEBIH CEPAT DP BUD NONMATERI

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI)

BAB II KERANGKA TEORI. dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam

BAB VII REFLEKSI DAN KESIMPULAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial serta antar

BAB I PENDAHULUAN. tidak sekadar merealisasikan kata-kata, melainkan dengan sendirinya kata-kata itu mengandung

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan kajian tentang Dimensi Epistemologi dalam Sosiologi Peter. Ludwid Berger dan Relevansinya terhadap Pengembangan Studi

Sejarah perkembangan sosiologi. DR. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

TOKOH TOKOH ILMU SOSIAL

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern.

DASAR-DASAR ILMU SOSIAL SISTEM SOSIAL PARSONS SAMSURI

BAB II SEJARAH, TOKOH DAN PERSPEKTIF SOSIOLOGI

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

DASAR ILMU SOSIAL. Dosen Pengampu : Rosalia Prismarini N, S.Sos., M.A. Presentasi TOKOH-TOKOH ILMU SOSIAL oleh : 1. Muhammad Iqsan

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

BAB II KAJIAN TEORITIS

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41

BAB VII PENUTUP. sosio-kultural dan struktural. Pemikiran dan aksi politik tersebut

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

BAB II KERANGKA TEORI. Teori ini lahir di tahun 1950-an di Amerika yang didorong para ilmuan sosial

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FEM3313

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Inggris yaitu resist. Dalam hal ini yang dimaksud adalah semua

Bab Dua Belas Kesimpulan

Matakuliah : PANCASILA Oleh : Dewi Triwahyuni

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

BAB V P E N U T U P. bahwa dalam komunitas Kao, konsep kepercayaan lokal dibangun dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdapat suatu aturan yang sudah disepakati dalam masyarakat tersebut. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FEM3313

BAB IV TINJAUAN KRITIS INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT YALAHATAN DALAM PLURALITAS AGAMA

CRITICAL THEORIES Bagian II

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB VII KESIMPULAN. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. serba terbatas, dengan konsep pemisahan ruang antara napi laki-laki dengan napi

TEORI KEJAHATAN SECARA SOSIOLOGIS

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

MEMAHAMI SOSIOLOGI. Drs. Yulius Slamet, MSc PhD. Universitas Sebelas Maret

ETOS KERJA. Oleh: Arif Yusuf Hamali, SS, MM. Dosen Tetap Politeknik PIKSI GANESHA Bandung

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

SOAL ULANGAN MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X SEMESTER GANJIL

TUGAS AKHIR PANCASILA BUKAN AGAMA

Ekonomi,( Jakarta, LPES,1974.HAL.3. 1.Taufik Abdullah,ed,Agama Etos Kerja dan Perkembangan

Transkripsi:

MANUSIA dan AGAMA DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI Pertemuan III FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014

Agama adalah salah satu bentuk kontruksi sosial. Tuhan, ritual, nilai, hierarki keyakinankeyakinan, dan perilaku religious merupakan cara untuk memperoleh kekuatan kreatif atau menjadi subyek dari kekuatan lain yang lebih hebat dalam dunia sosial.

Fokus perhatian sosiologi agama adalah interaksi antara agama dan masyarakat. Meskipun ada juga yang menekankan pada struktur sosial, kontruksi pengalaman manusia, dan kebudayaan. Obyek-obyek, pengetahuan, praktik-praktik, dan institusi sosial adalah sebagai produk dari interaksi manusia dan kontruksi sosial.

Para sosiolog mengkaji praktik-praktik keagamaan untuk membuktikan hubungan praktik-praktik itu dengan institusi, stuktur, ideology, kelas, dan perbedaan kelompok. Para sosiolog juga mengkaji kolektivitas religious (kelompok-kelompok keagamaan) sebagai mikrokosmos masyarakat, di mana proses dan pola sosial dapat diamati dengan jelas.

Sejak kelahirannya, para sosiolog sudah menaruh perhatian pada studi agama. Tokoh-tokoh seperti Comte, Durkheim, Marx, dan Weber, melihat agama memiliki signifikansi (marginal) dalam kehidupan atau dunia sosial. Bahkan seiring dengan bangkitnya agama dalam beragam konteks global, semakin menguatkan signifikansi sosiologis baik pada masyarakat berkembang maupun masyarakat yang sudah maju.

Auguste Comte: sosiolog harus mengikuti jejak ilmu alam. Observasi empiris terhadap masyarakat akan memunculkan kajian rasional dan positivistik mengenai kehidupan sosial yang akan menghasilkan prinsip-prinsip pengorganisasian bagi ilmu sosial. Misalnya konsep teologis tentang adanya Tuhan (divine being) yang diinterpretasikan kedalam keteraturan kosmos dan alam termasuk asalusul suku, memberikan dasar bagi lahirnya hierarki sosial dan atuaran moral.

Emile Durkheim memberikan suatu analisis tentang fungsi sosial agama. Durkheim mengidentifikasi prinsip totemik dalam hubungan yang saling mempengaruhi antara keyakinan dan praktik keagamaan dengan watak kesukuan. Totem digunakan sebagai sarana untuk meneguhkan eksistensi suku dan mengikat individu ke dalam suatu proyeksi sosial bersama (solidaritas sosial).

Durkheim: pembedaan ritual yang sakral dan profan, memainkan fungsi sosial yang vital dalam menyeimbangkan ketegangan dari setiap masyarakat antara struktur dan counter kstruktur, keteraturan dan chaos, serta moralitas dan penyimpangan. Durkheim: fungsi yang dimainkan agama: (a) menghasilkan solidaritas sosial, dan (b) menjaga kelangsungan masyarakat ketika dihadapkan pada tantangan dan ancaman.

Durkheim: Fungsi agama yang lain: (a) menyatukan anggota masyarakat melalui suatu deskkripsi simbolik mengenai kedudukan mereka dalam kosmis, (b) mensakralkan kekuatan atau hubunganhubungan yang terbangun dalam suku, dan (c) sumber keteraturan sosial dan moral yang mengikat anggota-anggotanya.

Robert Bellah menekankan pada peran publik dan peran privat agama. Peran publik agama dicontohkan dengan munculnya mayoritas moral dan hak orang Kristen, di mana jemaah-jemaah religious memberikan jawaban pasti terhadap pertanyaanpertanyaan ultimate dan mengharuskan ketundukan terhadap sejumlah nilain dan makna.

Karl Marx, menganggap agama sebagai produk sosial dan sebagai agen keteraaturan sosial dalam masyarakat pramodern. Fungsi utama agama dalam menghasilkan keteraturan bukan merupakan komitmen dan proyek bersama, melainkan sebagai pembenaran atas ketidakadilan dan kekerasan kaum feudal. Agama sebagai candu, membius rakyat dalam suasana ketertindasan mereka, menjanjikan pahala di kehidupan akhirat, atau memberikan jalan keluar melalui ritual untuk mendapatkan kegembiraan.

Antonio Gramsci, menggambarkan agama sebagai sumber kultur yang dapat dimanfaatkan baik oleh kelompok revolusioner atau reformis maupun pendukung status quo. Misalnya agama sebagai pelopor gerakan sosial di berbagai wilayah untuk menentang kekuasaan. Gramsci menekankan agama sebagai generator perubahan sosial.

Max Weber: agama bukan semata-mata produk sosial atau sekadar sebagai wujud kemampuan manusia untuk menciptakan masyarakat. Agama adalah sumber ide dan paraktik yang mentransendensikan dunia sosial dengan cara yang independen dan tidak dapat diramalkan. Agama selain menjadi sumber perubahan dan tantangan sosial, juga sebagai sumber keteraturan sosial dan legitimasi status quo.

Weber menegaskan adanya legitimasi ideologis terhadap perilaku ekonomi. Motif yang melatari munculnya kapitalisme di kalangan kaum puritan Calvinis Protestan adalah ditemukannya sikap asketisme keduniaan yang termanifestasikan dalam etika kerja. Mereka memiliki kecenderungan memperbesaar tabungan dan modal yang akan diinvestasikan kembali dalam usaha-usaha bisnis. Ajaran teologis yang mendorong gairah kerja antara lain bahwa keberhasilan ekonomi merupakan pertanda keselamatan seseorang di akhirat kelak.

Talcott Parsons, memandang masyarakat sebagai suatu sistem sosial yang dapat disamakan dengan ekosistem. Bagian dari unsur sistem sosial memiliki fungsi esensial organik yang memberi kontribusi terhadap kesehatan dan vitalitas sistem sosial dan menjamin kelangsungan hidupnya.

Bryan Wilson: fungsi manifest dan fungsi laten agama. Fungsi manifest agama adalah untuk memberikan penyelamatan, khususnya penyelamatan identitas personal atau jiwa. Ritual-ritual dan perilaku keagamaan merupakan cara-cara untuk memperoleh keselamatan. Fungsi laten dari agama digambarkan oleh Wilson seperti kesuksesan seseorang dalam menghadapi sakit atau dalam mencari kemakmuran material dengan hadirnya spirit ketuhanan ke dalam diri seseorang, sehingga memiliki kemampuan menghadapi segala rintangan.

Karl Mannhein dan Berger: melihat agama sebagai sarana untuk memperoleh legitimasi. Agama memiliki kefektifan yang lebih baik dari pada ilmu dalam menjustifikasi dan mempertahankan keteraturan sosial. Agama melegitimasi institusi dan keteraturan sosial dengan memberinya status yang ontologis. Mandat ketuhanan bagi seorang raja atau hukum moral dalam keteraturan kosmis memberikan status yang lebih kuat dibanding aturan-aturan yang formal.