BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami hal hal yang ada dalam penelitian. Konsep dipandang sebagai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

LANDASAN TEORI. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

BAB I. dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kalimat yang biasanya kita gunakan sehari-hari adalah kalimat tunggal

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai rubrik berita maupun iklan, yakni rubrik berita utama (coverstory),

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

I. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan seseorang menggunakan unsur-unsur kesatuan dalam

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

Oleh Septia Sugiarsih

Kegiatan Sehari-hari

II. LANDASAN TEORI. rapi dan rasional akan membuat sebuah wacana lebih mudah pahami. Kalimat

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

PEMBELAJARAN KOSA KATA BAHASA INDONESIA OLEH DWI DALAM KONTEKS SEKOLAH

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

Peningkatan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Siswa Kelas II SDN Doda Melalui Metode Kartu Kata ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan pemiliknya. Sebagai salah satu milik, bahasa selalu muncul dalam

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

KALIMAT TANYA PESERTA BIMBINGAN SMART GENIUS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA SEBUAH KAJIAN DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN LEVEL KEMAHIRAN MENULIS BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN ASEAN STUDIES WALAILAK UNIVERSITY THAILAND

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PENDAHULUAN. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan Kami putra-putri Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi media massa berjalan dengan pesat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

Journal Polingua Scientific Journal of Linguistic, Literature and Education

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

Tahap Pemrolehan Bahasa

Tugas Bahasa Indonesia

PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

Oleh Ratna Novita Punggeti

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Dwi Agus Setiawan 3. Kata kunci: kesalahan sintaksis, karangan bahasa Indonesia, bahasa ibu bahasa Madura

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. jawaban suatu permasalahan. Atau konsep adalah gambaran mental diri objek, proses, atau

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN SISWA KELAS V SDN SOROPADAN 108 LAWEYAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi antarsesama. Sebagai alat komunikasi bahasa dalam kehidupan

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami halhal lain (Alwi 2007: 588). Konsep memudahkan peneliti dalam mengembangkan pemahaman dan gagasan peneliti terhadap penelitian ini. 2.1.1 Pemerolehan Bahasa Pemerolehan bahasa (language acquisition) adalah prosesproses yang berlaku di dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa atau akuisisi bahasa adalah proses yang berlangsung di dalam otak kanakkanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan prosesproses yang terjadi pada waktu seorang kanakkanak mempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua (Chaer, 2003). Hal ini perlu ditekankan, karena pemerolehan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran. 2.1.2 Kalimat Kompleks Bahasa Indonesia Kalimat kompleks yang dikutip oleh Indriastuti dalam Buku Pintar Tenses (2009: 108) adalah kalimat yang mengandung lebih dari satu proses pokok dan merupakan 6

gabungan beberapa kalimat simpleks. Kalimat kompleks merupakan sebuah kalimat yang memiliki dua kata kerja utama dan biasanya kedua kalimat dalam sebuah kalimat kompleks dihubungkan oleh konjungsi atau kata penghubung. Maka dari itu kalimat kompleks ini sering juga atau bisa disebut dengan kalimat majemuk. Contoh: Mama naik kereta dan papa naik becak. Dalam kalimat di atas kita bisa melihat adanya dua predikat dalam sebuah kalimat. Kalimat pertama, S = Mama, P = naik, O = kereta, kalimat ini dihubungkan oleh sebuah konjungsi dan untuk menghubungkan dengan kalimat kedua, S = papa, P = naik, O = becak. Dalam sebuah kalimat kompleks terdapat dua kalimat yang masingmasing kalimat memiliki predikatnya sendiri, kemudian kalimat tersebut digabungkan dengan menggunakan kata penghubung, dalam contoh di atas kata penghubung yang digunakan adalah dan. Tidak selalu kalimat kompleks menggunakan kata penghubung di dalamnya, terkadang sebuah kalimat kompleks hanya dipisahkan oleh tanda koma, bahkan dalam beberapa kasus kalimat ini tidak dipisahkan oleh kata penghubung atau bahkan sebuah tanda baca. Contoh: Ibu pergi, adik menangis. Berikut percakapan lisan antara orang dewasa dengan kanakkanak. Peneliti : Mama Febri ada di mana? Febri : Pergi. Peneliti : Sama siapa mama pergi? Febri : Papa. Peneliti : Ke mana mama dan papa pergi? Febri : Mama naik kereta dan papa naik becak. 7

2.1.3 Jenis Kalimat Kompleks Menurut Indriastuti dalam Buku Pintar Tenses (2009: 108) jenis kalimat kompleks dibedakan seperti berikut. (a) Kalimat kompleks parataktik Kalimat kompleks parataktik dibentuk dari penggabungan dua klausa atau lebih dengan menggunakan konjungsi dan, tetapi, atau, dan maupun, atau tanda koma (,) dan titik koma (;). Konjungsi tersebut merupakan konjungsi struktural yang secara eksternal digunakan untuk menyampaikan gagasan yang mengandung logika sejajar. Artinya, klausaklausa yang dihubungkan dengan konjungsi tersebut secara struktural memiliki kedudukan yang sejajar. Klausaklausa tersebut tidak tergantung antara yang satu dengan yang lain, yaitu klausa yang satu tidak memberikan tambahan informasi kepada klausa yang lain. Contoh: 1. Saya yang datang ke rumahmu atau kamu yang datang ke rumahku? 2. Susi anak orang kaya tetapi ia tidak sombong. 3. Guru itu membujuk dan anak itu tetap menangis. 4. Gia anak yang kurang pintar tetapi tidak malu untuk bertanya. (b) Kalimat kompleks hipotaktik Kalimat kompleks hipotaktik merupakan gabungan dari dua klausa atau lebih dengan menggunakan konjungsi struktural, yaitu: jadi, sebelum, sesudah, karena, apabila, walaupun, ketika, dan sebagainya. Klausaklausa yang dirangkai tersebut tidak memiliki kedudukan yang sejajar, sebab konjungsi yang merangkainya secara eksternal 8

menciptakan ketergantungan logika pada kalimat secara keseluruhan. Meskipun klausa yang satu tidak memberikan tambahan informasi kepada klausa yang lain, sebagian klausa yang lain memunyai ketergantungan. Contoh: 1. Nandia makan karena ia lapar. 2. Semua murid pulang ketika bel sudah berbunyi. 3. Adik memakai sepatu sebelum pergi ke sekolah. 4. Ia tidak sombong meskipun dia sangat pintar. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Psikolinguistik Secara etimologi, istilah psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni psikologi dan linguistik. Seperti kita ketahui kedua kata tersebut masingmasing merujuk pada nama sebuah disiplin ilmu. Simanjuntak, (1987:1) psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan prosesproses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia. Aitchison (1984) membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang bahasa dan pikiran. Psikolinguistik merupakan bidang studi yang menghubungkan psikologi dengan linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis ialah menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa. 9

Dardjowidojo, (2003:7) berpendapat bahwa psikolinguistik adalah studi tentang bahasa dan minda. Clark dan Clark (1977:4) yang menyatakan psikolinguistik berkaitan dengan tiga hal utama yaitu komprehensi, produksi dan pemerolehan bahasa. Kemudian, psikolinguistik juga dapat dikatakan sebagai prosesproses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimatkalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan bahasa itu diperoleh oleh manusia (Slobin, 1974; Meller, 1964; Slama Cazahu, 1973). Maka secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa, dan bagaimana struktur ini diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimatkalimat dalam pertuturan itu. Dalam prakteknya psikolinguistik mencoba menerapkan pengetahuan linguistik dan psikologi pada masalahmasalah seperti pengajaran dan pembelajaran bahasa, pengajaran membaca permulaan dan membaca lanjut, kedwibahasaan dan kemultibahasaan. 2.2.2 Psikolinguistik Behaviorisme Psikolinguistik behavioristik melahirkan aliran yang disebut psikolinguistik perilaku. Tujuan utama psikologi perilaku adalah mencoba mengkaji perilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangsangan terjadi, dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol perilaku itu. Teori behaviorisme ini diperkenalkan oleh John B. Watson (18781958) seorang ahli psikologi berkebangsaan Amerika (Chaer 2009: 3). 10

Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalnya. Proses perkembangan bahasa terutama ditentukan oleh lamanya latihan yang diberikan oleh lingkungannya. Kaum behavioris berpendapat rangsangan (stimulus) dari lingkungan tertentu memperkuat kemampuan berbahasa anak. Perkembangan bahasa mereka pandang sebagai suatu kemajuan dari pengungkapan verbal yang berlaku secara acak sampai kepada kemampuan yang sebenarnya untuk berkomunikasi melalui prinsip pertalian SR (stimulusrespons) dan proses peniruanpeniruan (Chaer 2009: 222223). 2.2.3 Teori Kognitif Jean Piaget Menurut Piaget, yang dikutip Taylor (1990: 231) perkembangan kognitif memengaruhi tahapantahapan dalam pemerolehan bahasa dan pada saat yang bersamaan membatasi level pemerolehan bahasa itu sendiri. Piaget, berpendapat justru pikiranlah yang membentuk bahasa. Tanpa pikiran bahasa tidak akan ada. Pikiranlah yang menentukan aspekaspek sintaksis dan leksikon bahasa, bukan sebaliknya. Pada periode sensori motor yang dicetuskan Piaget (dari lahir sampai umur dua tahun), anakanak belajar tentang dunianya melalui rasa, melihat dan manipulasi objek (Taylor, 1990: 231; Clark&Clark, 1977: 300). Piaget (1962) mengemukakan dua hal mengenai hubungan bahasa dengan kegiatankegiatan pikiran. a. Sumber kegiatan intelek tidak terdapat dalam bahasa, tetapi dalam periode sensomotorik, yakni satu sistem skema, dikembangkan secara penuh, dan membuat lebih 11

dahulu gambarangambaran dari aspekaspek struktur golongangolongan dan hubunganhubungan bendabenda dan bentukbentuk dasar penyimpanan dan operasi pemakaian kembali. b. Pembentuk pikiran yang tepat dikemukakan dan berbentuk terjadi pada waktu yang bersamaan dengan pemerolehan bahasa. Keduanya milik suatu proses yang lebih umum, yaitu konstitusi fungsi lambang pada umumnya. Fungsi lambang ini mempunyai beberapa aspek. Awal terjadinya fungsi lambang ini ditandai oleh bermacammacam perilaku yang terjadi serentak dalam perkembangannya. Ucapanucapan bahasa pertama yang keluar sangat erat hubungannya dan terjadi serentak dengan permainan lambang, peniruan dan bayanganbayangan mental. Piaget (1962) menegaskan bahwa kegiatan pemikiran sebenarnya adalah aksi atau perilaku yang telah dinuranikan dan dalam kegiatankegiatan sensomotor termasuk juga perilaku bahasa. Yang perlu dingat adalah bahwa dalam jangka waktu sensomotor ini kekekalan benda merupakan perolehan umum. 2.2.4 Sintaksis Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan tattein yang berarti menempatkan. Secara etimologis, sintaksis berarti menempatkan bersamasama katakata atau kelompok kata menjadi kalimat (Ahmad dalam Putrayasa, 2008: 1). Ramlan, (2005:18) Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem. 12

Verhaar (1999:161) menyatakan bahwa, sintaksis adalah tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sintaksis berurusan dengan tatabahasa diantara katakata dalam tuturan. Sintaksis merupakan cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuansatuan yang lebih besar, atau antara satuansatuan yang lebih besar itu dalam bahasa. Sintaksis adalah telaah mengenai polapola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabungkan kata menjadi kalimat, Stryker dalam (Tarigan, 2009: 4). Menurut Blonch dan Trager (dalam Tarigan, 2009:4), analisis mengenai konstruksikonstruksi yang hanya mengikutsertakan bentukbentuk bebas disebut sintaksis. Sedangkan, menurut Ramlan dalam Keraf, sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frase dan kalimat (2009: 4). Berdasarkan pernyataanpernyataaan di atas, dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah ilmu tata kalimat yang membahas susunan kalimat dan bagiannya; lingkungan gramatikal dari suatu unsur bahasa yang menentukan fungsi, kategori, dan peran unsur tersebut. 2.2.5 Kalimat Satuan bahasa yang menjadi inti pembicaraan dalam sintaksis adalah kalimat. Kalimat merupakan satuan di atas klausa dan di bawah satuan wacana. Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasifinal (Chaer, 2009: 44). 13

Menurut (Hasan Alwi, dkk., 2003: 311) kalimat merupakan satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.); tanda tanya (?); atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (;), tanda pisah (), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca sepadan dengan jeda. Pengertian kalimat pada penelitian ini adalah kalimat sebagai satu pikiran yang lengkap, meskipun hanya terdapat satu kata pun dapat dikatakan sebagai kalimat. 2.2.6 Pola Kalimat Dasar Menurut Hasan Alwi, dkk. (2003: 321), terdapat lima fungsi sintaksis yang digunakan untuk pemerian kalimat, antara lain: subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Dalam satu kalimat tidak selalu terdapat kelima fungsi sintaksis terisi, tetapi paling tidak harus ada konstituen pengisi subjek dan prdikat. Kehadiran konstituen lainnya banyak dipengaruhi oleh konstituen pengisi predikat. Contoh kalimat: 1) Dia [S] tidur [P] di kamar depan [Ket]. 2) Ayah [S] membeli [P] baju [O] untuk saya [Pel] tadi siang [Ket]. 3) Mahasiswa [S] mengadakan [P] seminar [O] di kampus [Ket.]. 14

4) Buku itu [S] terletak [P] di meja [Ket.] kemarin [Ket.] Pada contoh di atas, konstituen yang dicetak miring dapat dihilangkan tanpa mengakibatkan kejanggalan kalimat dalam arti bahwa kalimat dapat tetap dipahami tanpa harus diketahui konteks situasi pemakainya. Kalimat dimulai dari subjek, kemudian predikat, lalu objek, pelengkap, dan akhirnya keterangan jika tiga unsur yang terakhir itu hadir (objek, pelengkap, dan keterangan). Setelah memperhatikan contoh di atas dapat disimpulkan bahwa unsur utama sebuah kalimat yang wajib ada adalah subjek dan predikat selanjutnya unsur yang lain bisa ada ataupun tidak. Jika diamati lebih mendalam dalam pemakaian bahasa Indonesia, misalnya kalimat dalam suatu teks, akan banyak ditemukan kalimat yang memiliki susunan unsur yang berbeda dari contoh di atas, terutama yang menyangkut letak keterangan dan letak predikat terhadap subjek kalimat. Keterangan dalam bahasa Indonesia banyak jenisnya dan letaknya dapat berpindahpindah, di akhir, di awal, dan bahkan di tengah kalimat. misalnya seperti contoh berikut: 1) Dia membeli mangga kemarin. 2) Kemarin dia membeli mangga. 3) Dia kemarin membeli mangga. Tabel. Polapola kalimat dasar (Alwi, dkk., 2003: 322) Tipe Fungsi Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan 1. SP Orang itu Saya sedang tidur mahasiswa 15

2. SPO Ayahnya Rani membeli mendapat mobil baru hadiah 3. SPPel. Beliau menjadi ketua koperasi Pancasila merupakan dasar negara kita 4. SPKet. Kami tinggal di Jakarta Kecelakaan terjadi minggu lalu itu 5.SPOPel. Dia Dian mengirimi mengambilkan ibunya adiknya uang air minum 6.SPOKet. Pak Raden Beliau memasukkan memperlakukan uang kami ke bank dengan baik 2.2.7 Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa Kalimat berdasarkan jumlah klausa dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang proposisinya satu dan karena itu predikatnya pun satu, atau dianggap satu karena merupakan predikat majemuk. Misalnya: Dia bekerja di bank. Merupakan kalimat tunggal, karena predikatnya hanya bekerja. b. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa yang dapat berdiri sendiri tanpa terikat, apabila dihilangkan salah satu unsur frasanya tidak mempengaruhi frasa yang lain. Kalimat majemuk dapat diartikan sebagai kalimat yang 16

tediri atas lebih dari satu proposisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan satu kesatuan, maka kalimat majemuk terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk setara adalah jika hubungan antar klausa yang satu dengan klausa yang lain dalam satu kalimat itu menyatakan hubungan koordinatif. Misalnya: Dia pergi dan istrinya mulai menangis. Kalimat majemuk bertingkat adalah jika hubungan subordinatif, yakni yang satu berupa induk, sedangkan yang lain merupakan keterangan tambahan. Misalnya: Dia pergi sebelum istrinya menangis. 2.3 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai psikolinguistik bukanlah baru pertama kali ini dilakukan, sudah ada penelitian tentang masalah tersebut. Namun, yang meneliti khusus Pemerolehan Kalimat Kompleks Bahasa Indonesia dalam Bahasa Lisan Anak Usia 4 5 Tahun belum pernah dilakukan. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Fauzi (2000) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Bahasa AnakAnak Usia 0 5 Tahun: Analisis Psikolinguistik, membahas tentang tahaptahap pemerolehan bahasa yang terdiri dari tahap perkembangan prasekolah dan tahap perkembangan kombinatori. Tahap perkembangan prasekolah meliputi tahap merabam, tahap holofrastik, tahap kalimat dua kata, tahap pengembangan tata bahasa, dan tahap 17

kombinasi penuh. Tahap perkembangan kombinatori meliputi perkembangan negatif, perkembangan interogatif, dan perkembangan sistem bunyi. Gustianingsih (2002) dalam tesis yang berjudul Pemerolehan Kalimat Majemuk Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Taman KanakKanak membahas tentang bagaimana kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia diperoleh anak taman kanakkanak, yaitu jenis konjungsi kalimat koordinatif apa yang diperoleh anak dan berapa jumlah frekuensinya. Anak TK memiliki pola struktur kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia yang berbeda dengan orang dewasa. Jenis kalimat majemuk koordinatif yang sedang, akan dan telah dipahami anak TK ternyata berbedabeda bagi setiap anak. Anak TK memiliki karakteristik kalimat majemuk koordinatif bahasa Indonesia yang berbeda dengan karakteristik bahasa orang dewasa. Marpaung (2006) dalam skripsinya yang berjudul Pemerolehan Bahasa Batak Toba Anak Usia 1 5 Tahun, menyimpulkan bahwa tahaptahap perkembangan pemerolehan bahasa anak, adalah tahap holofrastik (tahap linguistik pertama), tahap ucapanucapan dua kata, tahap perkembangan tata bahasa, tahap tata bahasa menjelang dewasa dalam bahasa Batak Toba. Rusyani (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pemerolehan Bahasa Indonesia Anak Usia 2,5 Tahun (Studi Kasus Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Usia Dini menyimpulkan bahwa anak yang berusia dua setengah tahun sudah mampu mengucapkan katakata yang sesuai dengan lingkungan dan bendabenda yang ada di sekitarnya. Perbendaharaan kata anak juga sudah mulai berkembang karena anak mengambil contoh dari katakata yang diucapkan orang tua, temanteman, saudarasaudaranya dan orangorang lain yang ada di sekitarnya. Dalam penelitian ini juga 18

ditemukan fakta bahwa anak yang berusia dua setengah tahun sudah mampu menghasilkan kalimat pada tingkat satu kata, dua kata, dan tiga kata yang sudah memiliki makna yang lengkap. Selain itu, anak juga sudah mampu menghasilkan kalimat dalam modus deklaratif, interogatif dan imperatif. Lumbanraja (2011) Pemerolehan Leksikal Nomina Bahasa Angkola Anak Usia 3 4 Tahun, Dari data yang diperoleh, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pemerolehan leksikal nomina bahasa Angkola pada anak usia 3 4 tahun itu sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Masukan yang diterima anak dari lingkungan sekitarnya mempengaruhi jumlah kosa kata yang dapat dikuasai anakanak usia 3 4 tahun tersebut. Urutan pemerolehan leksikal nomina bahasa Angkola pada anak usia 3 4 tahun adalah nomina orang, nomina makanan, nomina hewan, nomina buahbuahan, nomina alat dapur, nomina sayursayuran, nomina elektronik, dan nomina minuman. 19