PELATIHAN PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN DI SMKN 3 PURWOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DALAM MENINGKATKAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

Oleh: Sri Lestari, S.E, M.Si 1, Refius P Setyanto, S.E, M.Si 1, Aldila Krisnaresanti, S.Pd 1., M.Si. 1, Sofiatul Khotimah, S.Pd., M.Pd.

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP NIAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 PEDAN TAHUN 2013

DESKRIPSI PROGRAM BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK TAHUN KODE JUKNIS : 28-PS NAMA PROGRAM : BEASISWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. untuk meningkatkan niat berwirausaha mahasiswa. Niat berwirausaha menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING (AMT) DALAM UPAYA PENUMBUHAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Wakil Rektor IV Universitas Telkom Sumber : Surat Keputusan Pengurus YPT 20 Juni 2014 Dalam struktur organisasi Warek

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Enterprise Architecture Planning

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KEGIATAN. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN ANGGARAN Judul PkM:

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional dari negara-negara di dunia. Untuk mengimbangi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran di Indonesia cukup mengkhawatirkan, dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, EFIKASI DIRI DAN KESIAPAN INSTRUMENTASI WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

1.1. PENGERTIAN MANUSIA PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. siswa agar memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Para siswa SMK

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

STRATEGI KEMITRAAN SMK DENGAN STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN

Penulis 1: Aninda Artiandewi Penulis 2: Purwanto Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran ABSTRAK

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Panduan Penyusunan Proposal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

Seminar Kesehatan Ekonomi Melalui Wirausaha bagi Tenaga Pendidik dan Mahasiswa STAI Darussalam Lampung Lampung Timur, Rabu, 25 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

KAJIAN KURIKULUM JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MENGACU PADA KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

RANI DIANDINI, 2016 PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSANAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TATA HIDANG DI SMK NEGERI 2 BALEENDAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam. saling melengkapi dan memperkaya pengetahuan.

BAB I PELAKSANAAN KEGIATAN PPM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan melalui tiga jalur yaitu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PEMAGANGAN MAHASISWA PADA DUNIA INDUSTRI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA KEMENTERIAN AGAMA RI

A world-class university. in continuous pursuit of innovation and enterprise

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

SEKILAS TENTANG RCDC. Be a sociotechnopreneur!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sengaja diciptakan

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

ABSTACT. Keywords: The Achievements Of Industrial Work Practicum, The Achievements Of Entrepreneurship, Entrepreneurial Interests.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Analisis Sistem Pemberian Kredit Mikro Di Perguruan Tinggi Sebagai Upaya Meningkatkan Jiwa Kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi membuat kompetisi semakin ketat dan transfer pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN LANJUT : UPAYA MENCETAK WIRAUSAHA MAHASISWA. Oleh: Susantiningrum, S. Pd., SE., MAB. Abstrak

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN(PPL)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan merupakan salah satu bidang ekonomi yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PELATIHAN PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN DI SMKN 3 PURWOKERTO Dyah Perwita, Sofiatul Khotimah, Aldila Krisnaresanti* *Pendidikan Ekonomi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Email korespondensi: perwitadyah@yahoo.com ABSTRAK Pelatihan praktik kewirausahaan mempunyai tujuan meningkatkan intensi siswa untuk berwirausaha. Semakin banyak siswa lulusan SMK yang berwirausaha, maka lapangan pekerjaan yang tercipta juga semakin besar. Masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia juga dapat berkurang sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Munculnya wirausaha-wirausaha baru diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pelatihan praktik kewirausahaan juga bertujuan untuk menyeimbangkan teori dan praktik dalam pembelajaran. Sehingga teori yang diperoleh di sekolah dapat langsung dipraktikkan. Dalam konteks manfaat yang lebih luas, pelatihan kewirausahaan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan selanjutnya menurunkan tingkat pengangguran terdidik dari lulusan SMK. Metode yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra adalah dengan melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan praktik kewirausahaan kepada siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto. Kegiatan pelatihan ditindaklanjuti dengan pendampingan pembuatan business plan sekaligus pengawasan terhadap kesesuaian pelaksanaan usaha dengan business plan yang telah dibuat sebelumnya. Hasil dan kesimpulan adalah 1) Siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3Purwokerto mampu membuat draft business plan, 2) Siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto mampu membuat laporan keuangan untuk usahanya, 3) Siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto mampu mempromosikan produk, mampu menjual produk dan mampu memperoleh keuntungan dari usahanya. Kata Kunci : Pelatihan, Praktik Kewirausahaan PENDAHULUAN Pengangguran menjadi masalah serius di Indonesia. Berbagai program sudah dirancang dan digalakkan oleh pemerintah untuk mengatasi pengangguran, namun tingkat pengangguran di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25% atau 7,39 juta orang. Angka tersebut lebih besar dari jumlah pengangguran terbuka pada bulan Februari 2013 (5,92%) dan Agustus 2012 (6,14%). Jumlah pengangguran terbuka sampai bulan Agustus 2013 tersebut didominasi oleh lulusan SMK, yaitu sebesar 11,19%. 482

Pemerintah melakukan promosi besar-besaran untuk meningkatkan animo siswa lulusan SMP memilih bersekolah di SMK. Lulusan SMK diharapkan mandiri dan siap kerja. Namun, realita yang terjadi sampai Agustus 2013 justru lulusan SMK yang menyumbangkan jumlah pengangguran terbuka tertinggi di Indonesia. Belum banyak lulusan SMK yang berwirausaha, mayoritas masih berorientasi mencari pekerjaan atau menjadi karyawan, padahal jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia lebih kecil daripada jumlah angkatan kerja. Hal tersebut menyebabkan banyaknya pengangguran yang disumbangkan oleh lulusan SMK. Siswa SMK dibekali dengan berbagai macam keterampilan yang sesuai dengan jurusan yang diambil. Salah satu jurusan yang ada di SMK adalah jurusan Tata Boga. Pada awalnya jurusan Tata Boga ini kurang digemari masyarakat, tetapi sekarang justru sebaliknya. Hal ini terbukti dari banyaknya acara di televisi yang mengangkat topik kebogaan. Namun demikian, masih diperlukan pembinaan kewirausahaan khususnya untuk siswa SMK Jurusan Tata Boga tersebut agar tidak hanya berorientasi untuk mencari pekerjaan, tetapi untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui wirausaha. Salah satu SMK di Purwokerto yang memiliki jurusan Tata Boga adalah SMKN 3 Purwokerto. Kepala SMK N 3 Purokerto melalui Satelit Pos menyampaikan bahwa Jurusan Tata Boga menjadi jurusan yang paling diminati siswa lulusan SMP yang mendaftar di SMKN 3 Purwokerto. Diharapkan intensi siswa untuk berwirausaha juga sebesar minat siswa mendaftar jurusan Tata Boga. Intensi siswa untuk berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah melalui pembinaan kewirausahaan. Alistair R. Anderson and Sarah L. Jack (2008: 17) mengatakan bahwa need to recognise and realise the need for both a theoretical and practical input in teaching entrepreneurship. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa dalam pendidikan kewirausahaan tidak cukup dengan pembelajaran teori saja, melainkan harus disertai dengan praktik. Siswa SMKN 3 Purwokerto Jurusan Tata Boga masih memerlukan pembinaan kewirausahaan karena dalam pendidikan kewirausahaan, praktik memegang peranan penting. Namun proporsi antara teori dan pratik kurang seimbang. Harus ada keseimbangan antara teori yang diberikan dengan praktiknya, sehingga siswa tidak mudah bosan dengan 483

pembelajaran yang hanya berlangsung di dalam kelas. Selain itu, siswa juga bisa merasakan secara langsung bagaimana merintis atau menjadi seorang wirausaha. Perumusan Masalah Permasalahan yang dihadapi mitra adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya intensi siswa untuk berwirausaha. Masih banyak siswa yang hanya berorientasi untuk mencari pekerjaan, bukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui wirausaha. Pelatihan praktik kewirausahaan diharapkan dapat meningkatkan intensi siswa untuk berwirausaha. Semakin banyak siswa lulusan SMK yang berwirausaha, diharapkan masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia dapat berkurang. Selain itu, munculnya wirausaha-wirausaha baru diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 2. Pembelajaran kewirausahaan masih didominasi oleh teori di dalam kelas. Keseimbangan antara teori dengan praktik dalam pembelajaran masih kurang. Pelatihan praktik kewirausahaan diharapkan dapat membantu siswa membuat draft business plan dan mampu menjalankan usaha sesuai dengan business plan yang dibuat tersebut. Siswa dapat merasakan menjadi seorang wirausaha dalam kehidupan nyata, sehingga teori yang diperoleh di sekolah dapat langsung dipraktikkan. Tinjauan Pustaka Pendidikan Kewirausahaan Kewirausahaan sudah merambah ke dalam dunia pendidikan, diintegrasikan dengan kurikulum di sekolah maupun perguruan tinggi. Menurut Agus Wibowo (2011:30) pendidikan kewirausahaan merupakan upaya menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui institusi pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga pelatihan, training dan sebagainya. Lo Choi Tung (2011: 36) mengatakan bahwa pendidikan kewirausahaan adalah the process of transmitting entrepreneurial knowledge and skills to students to help them exploit a business opportunity (proses transmisi pengetahuan dan keterampilan 484

kewirausahaan kepada siswa untuk membantu mereka dalam memanfaatkan peluang bisnis). Rencana Bisnis (Business Plan) Metode yang umum digunakan dalam pembelajaran kewirausahaan adalah dengan membuat rencana bisnis (business plan). Solomon dalam Lo Choi Tung (2011) mengatakan bahwa rencana bisnis adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam pendidikan kewirausahaan. Siswa diminta untuk mempersiapkan rencana bisnis, menciptakan produk dan mendapatkan umpan balik dari guru. Pembelajaran kewirausahaan di SMK sebaiknya juga menggunakan metode ini, tidak hanya membuat proposal usaha saja melainkan juga harus membuat produk nyata berdasarkan proposal usaha tersebut. Niat Berwirausaha Niat berwirausaha merupakan kebulatan tekad seseorang untuk menjadi seorang wirausaha atau untuk berwirausaha. Tubbs & Ekeberg (1991) menyatakan bahwa niat berwirausaha adalah representasi dari tindakan yang direncanakan untuk melakukan perilaku kewirausahaan. Sebelum seseorang memulai suatu usaha (berwirausaha) dibutuhkan suatu komitmen yang kuat untuk mengawalinya. Reynolds & Miller dalam Lo Choi Tung (2011: 34) understood entrepreneurial intention as the personal commitment of the potential entrepreneur to start up (niat kewirausahaan dipahami sebagai komitmen pribadi dari calon wirausaha untuk memulai bisnis baru). Lo Choi Tung (2011: 34) entrepreneurship intention is a cognitive representation of actions for exploiting a business opportunity by applying entrepreneurial learning (knowledge and skills) (niat berwirausaha merupakan representasi kognitif untuk mengeksploitasi peluang bisnis dengan menerapkan pembelajaran kewirausahaan (pengetahuan dan keterampilan). 485

Kerangka Pemikiran Tujuan dan Manfaat Pelatihan praktik kewirausahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan intensi siswa untuk berwirausaha. Semakin banyak siswa lulusan SMK yang berwirausaha, maka lapangan pekerjaan yang tercipta juga 486

semakin besar. Masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia juga dapat berkurang sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Munculnya wirausaha-wirausaha baru diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pelatihan praktik kewirausahaan juga bertujuan untuk menyeimbangkan teori dan praktik dalam pembelajaran. Sehingga teori yang diperoleh di sekolah dapat langsung dipraktikkan. Dalam konteks manfaat yang lebih luas, pelatihan kewirausahaan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan selanjutnya menurunkan tingkat pengangguran terdidik dari lulusan SMK. Pemecahan Masalah Beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain mengadakan pelatihan praktik kewirausahaan, membuat program sekolah Hari Berwirausaha, serta membuat business center sebagai tempat siswa berwirausaha dan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Namun, untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman siswa dalam berwirausaha maka program yang sangat penting dan dapat segera dilaksanakan adalah dengan melaksanakan kegiatan pelatihan praktik kewirausahaan. Kegiatan pelatihan praktik kewirausahaan akan dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto. Kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan kegiatan pendampingan terhadap siswa dalam pembuatan business plan dan pengawasan kesesuaian praktik kewirausahaan dengan business plan yang telah dibuat. Khalayak Sasaran Target kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto mampu membuat draft business plan dan mampu menjalankan usaha sesuai dengan business plan yang dibuat tersebut. Pemilihan kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto dikarenakan siswa kelas XI sudah memiliki dasar teori berwirausaha yang cukup bila dibandingkan dengan siswa kelas X. Selain itu siswa kelas XI memiliki waktu yang cukup lama untuk dapat merintis usaha mereka. Pemilihan Jurusan Tata Boga karena saat ini usaha dalam bidang kebogaan sedang sangat diminati masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya acara di televisi yang mengangkat topik kebogaan. Luaran kegiatan 487

Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah terciptanya draft business plan dan produk dari siswa kelas XI Jurusan Tata Boga sesuai dengan draft business plan yang dibuat tersebut. di SMKN 3 Purwokerto yang METODE Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra adalah dengan melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendampingan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan praktik kewirausahaan kepada siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto. Kegiatan pelatihan ditindaklanjuti dengan pendampingan pembuatan business plan sekaligus pengawasan terhadap kesesuaian pelaksanaan usaha dengan business plan yang telah dibuat sebelumnya. Tabel 1. Kegiatan Pelatihan No Kegiatan Alokasi Waktu Penanggung Jawab 1 Pelatihan pembuatan business plan dan strategi penetapan harga 1x pertemuan @100 menit Sofiatul Khotimah, S.Pd., M.Pd. 2 Pelatihan pembuatan laporan keuangan 1x pertemuan @100 menit Aldila Krisnaresanti, S.Pd., M.Si. 3 Pelatihan strategi promosi pemasaran dan penjualan produk 1x pertemuan @100 menit Dyah Perwita, S.Pd., M.Pd. Keterkaitan Pelatihan praktik kewirausahaan ini berkaitan dengan institusi SMKN 3 Purwokerto terutama Jurusan Tata Boga. Pelatihan praktik kewirausahaan ini bermanfaat dalam meningkatkan intensi berwirausaha siswa. Semakin banyak siswa lulusan SMKN 3 Purwokerto yang berwirausaha, maka lapangan pekerjaan yang tercipta juga semakin besar. Sehingga secara khusus dapat meningkatkan taraf hidup lulusan SMKN 3 Purwokerto dan masyarakat Purwokerto pada umumnya. Munculnya wirausaha-wirausaha baru diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 488

Pelatihan praktik kewirausahaan juga bermanfaat untuk menyeimbangkan teori dan praktik dalam pembelajaran di SMKN 3 Purwokerto. Sehingga teori yang diperoleh di sekolah dapat langsung dipraktikkan. Dalam konteks manfaat yang lebih luas, pelatihan kewirausahaan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan selanjutnya menurunkan tingkat pengangguran terdidik dari lulusan SMK. Jadwal Pelaksanaan Penerapan kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Maret - Oktober 2015. 489

490

PEMBAHASAN Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan adalah pelatihan praktik kewirausahaan kepada siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto. Kegiatan pelatihan ditindaklanjuti dengan pendampingan pembuatan business plan sekaligus pengawasan terhadap kesesuaian pelaksanaan usaha dengan business plan yang telah dibuat sebelumnya. Tabel 3. Kegiatan Pelatihan No Kegiatan Alokasi Waktu Penanggung Jawab 1 Pelatihan pembuatan business plan dan strategi penetapan harga 2 Pelatihan pembuatan laporan keuangan 3 Pelatihan strategi promosi pemasaran dan penjualan produk 1x pertemuan @100 menit 1x pertemuan @100 menit 1x pertemuan @100 menit Sofiatul Khotimah, S.Pd.,M.Pd. Aldila Krisnaresanti, S.Pd., M.Si. Dyah Perwita, S.Pd., M.Pd. Tabel 4. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan No Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1 Pelatihan pembuatan business plan dan strategi penetapan harga 8 Juni 2015 2 Pelatihan pembuatan laporan keuangan 15 Juni 2015 3 Pelatihan strategi promosi pemasaran dan penjualan produk 9 Juli 2015 491

Evaluasi Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada akhir kegiatan pelatihan dan setelah siswa melakukan praktik berwirausaha. Hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini : Tabel 5. Evaluasi No Waktu Kriteria Indikator Tolok Ukur Hasil 1 Setelah pelatihan praktik kewirausahaan 2 Setelah pelatihan praktik kewirausahaan dan saat siswa melakukan praktik berwirausaha Keberhasilan kegiatan pelatihan pratik kewirausahaan Kelengkapan laporan keuangan Keberhasilan membuat media promosi Produk yang dihasilkan Keuntungan dari usaha yang dilakukan Siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto mampu membuat draft business plan a. Siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto mampu membuat laporan keuangan untuk usahanya Jumlah kelompok siswa yang draft business plan Jumlah kelompok siswa yang mampu membuat laporan keuangan untuk usahanya b. Siswa kelas XI Jumlah kelompok Jurusan Tata Boga siswa yang SMKN 3 mampu Purwokerto mempromosikan mampu produknya mempromosikan produknya c. Siswa kelas XI Jumlah kelompok Jurusan Tata Boga siswa yang SMKN 3 mampu menjual Purwokerto produknya mampu menjual produknya d. d. Siswa kelas XI Jurusan Tata Boga SMKN 3 Purwokerto mampu memperoleh keuntungan dari usahanya Keuntungan yang diperoleh minimal 10% dari modal usaha yang digunakan Semua Kelompok siswa mampu membuat draft business plan Semua kelompok siswa mampu membuat laporan keuangan untuk usahanya Semua kelompok siswa mampu mempromosikan produknya Semua kelompok siswa mampu menjual produknya Semua kelompok siswa memperoleh keuntungan minimal 10% dari modal usaha yang digunakan 492

SIMPULAN Simpulan dari kegiatan pengabdian yang telah dilakukan di SMKN 3 Purwokerto adalah sebagai berikut: 1. Semua kelompok siswa mampu membuat draft business plan. Dapat dibuktikan dari hasil draft business plan yang telah dibuat siswa. 2. Semua kelompok siswa mampu membuat laporan keuangan untuk usahanya. Dapat dibuktikan dari laporan keuangan yang telah dibuat siswa. 3. Semua kelompok siswa mampu mempromosikan produknya. Dapat dibuktikan dari media promosi yang telah dibuat siswa. 4. Semua kelompok siswa memperoleh keuntungan minimal 10% dari modal usaha yang digunakan. Dapat dilihat dari hasil laba rugi laporan keuangan yang telah dibuat siswa. DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo. 2011. Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anderson, Alistair R. & Jack, Sarah L. 2008. Role Typologies for Enterprising Education: The Professional Artisan? Journal of Small Business and Enterprise Development, 2008 15 (2) 259-273 Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2012. http://bps.go.id. Tubbs, M., & Ekegerg, S. 1991. The Role of Intentions in Work Motivation: Implications for Goal-setting Theory and Research. Academy of Management Review, 16, 180-199 Tung, Lo Choi. 2011. The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention of Engineering Students. City University of Hongkong: Run Run Shaw Library. Yanuar, Shandi. 2014. Jurusan Tata Boga jadi Pilihan Favorit di SMKN 3 Purwokerto. http://satelitnews.co 493