Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan pengalaman batin dari pengarangnya yang dituangkan dalam medium bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk dari suatu keadaan kejiwaan pemikiran

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan pendidikan sebagai langkah dalam membangun negaranya. Pendidikan

Jepang pada masa sebelum Perang Dunia (PD) II

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Jepang banyak menghasilkan berbagai macam karya. Baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mafia merupakan sebutan dari orang Sicilia¹ untuk segala organisasi

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada umumnya memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

Analisis Tipe Kepemimpinan dalam Film The Last Samurai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

Bab 1. Pendahuluan. lain. Keluarga adalah lingkungan interaksi manusia yang pertama. Keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV PENUTUP. diciptakan oleh kebudayaan sebagai sebuah imaji yang membentuk. bagaimana sosok laki-laki ideal seharusnya. Hasil konstruksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG RESTORASI MEIJI

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB IV KESIMPULAN. Bab keempat memuat kesimpulan dari uraian yang ada pada bab satu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Jepang merupakan sebuah negara yang minim sumber daya alamnya, tetapi Jepang

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit.

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

Cinta dan Seksualitas dalam Dunia Kakawin. IDG Windhu Sancaya*

EKSISTENSI KAUM HAWA

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... asal-usul Alkitab serta susunannya. Maksud Alkitab. Pelajaran ini akan menolong saudara...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

Pdt. Gerry CJ Takaria

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus terpenuhi, salah satu

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada Bab Penutup ini melihat kesimpulan dari data yang diperoleh di

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan yang diraih oleh perusahaan tentunya tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini memaparkan mengenai hasil kajian pustaka untuk mengkaji judul

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gender dengan kata seks atau jenis kelamin yang ditentukan secara biologis. Misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah Jepang menganut

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

MITOS PESAREAN MBAH DAMARWULAN DALAM TRADISI SELAMETAN SURAN DI DESA SUTOGATEN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Jepang sangat terkenal sebagai negara yang maju, walaupun Jepang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemenangan Klan Tokugawa dalam Perang Sekigahara (Sekigahara no

ABSTRAK PEMERINTAHAN REZIM SHOGUN TOKUGAWA YANG TERAKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB IV KESIMPULAN. Meiji membentuk suatu hubungan homoerotisme di antara para laki-laki di Jepang.

Ibu rumahtangga merupakan istilah yang digunakan untuk. menggambarkan seseorang yang telah menikah serta menjalankan

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

Bab 1. Pendahuluan. salah satunya adalah kebudayaannya. Okinawa terletak di kepulauan Ryukyu (Okinawa,

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分. Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku

BAB I PENDAHULUAN. perawatan tubuh di berbagai kota besar, yang tergolong ke dalam perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. Pelacuran merupakan salah satu fenomena sosial dalam masyarakat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL BY Erfamia, Lislillah Rininta NIM 105110209111015 STUDY PROGRAM OF JAPAN DEPARTMENT OF LANGUAGES AND LITERATURE FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

ABSTRAK Erfamia, Lislillah Rininta. 2012. Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko. Program Studi Sastra Jepang, Universitas Brawijaya. Pembimbing: (I) Fitriana Puspita Dewi (II) Elisabeth Worobroto Kata Kunci: Sosiologi, Homoseksual, Samurai, Film, Ooku Salah satu karya sastra yang mengungkapkan tentang sebuah fenomena sosial di Jepang adalah film Ooku yang merupakan pengapresiasian dari sebuah komik berseri karya seorang produser bernama Fuminori Kaneko. Film yang berlatar pada zaman Tokugawa tersebut menunjukkan adanya perilaku homoseksual pada sebagian besar samurai yang menghuni ruangan bagian dalam istana keshogunan dan perilaku tersebut berlaku pada dua orang samurai yang memiliki perbedaan strata sosial untuk dapat memerankan peran mereka sebagai pihak lakilaki maupun perempuan. Saat itu adalah saat kaum samurai dianggap kesatria yang merupakan pencerminan lambang maskulinitas pria Jepang. Karena ketimpangan antara maskulinitas dengan perilaku homoseksual yang terjadi pada kalangan samurai, maka rumusan masalah dalam penelitian kali ini yaitu perilaku homoseksual di kalangan samurai pada keshogunan Tokugawa dalam film Ooku. Oleh karena itu pula penulis menggunakan pendekatan konsep dan definisi homoseksual serta pendekatan sosiologi, dan sinematografi untuk dapat membuktikan asumsi pengarang tentang perilaku homoseksual yang terjadi terhadap kaum samurai pada keshogunan Tokugawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada zaman Tokugawa, Jepang mengalami dua jenis perilaku homoseksual pada kalangan samurai yang pertama perilaku homoseksual yang dilegalkan dalam praktik shudou yang dilakukan oleh atasan dan bawahan. Praktik tersebut bertujuan untuk membantu dalam peningkatan kemampuan bawahan pada kaum samurai. Kedua adalah perilaku homoseksual yang dilakukan oleh sesama bawahan dikarenakan kondisi yang pada saat itu kaum samurai dikumpulkan pada sebuah bangunan yang tidak ada satupun perempuan didalamnya, sehingga mereka memenuhi kebutuhan biologisnya dengan sesama lakilaki Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya menggunakan pendekatan lain untuk meneliti film ooku, misalnya menggunakan pendekatan alih wahana karena film ooku merupakan komik yang difilemkan, ataupun menggunakan pendekatan lain.

Skripsi penulis yang berjudul Tinjauan Sosiologi Terhadap Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko, membahas tentang Perilaku homoseksual kalangan samurai pada keshogunan Tokugawa yang dipengaruhi oleh bangsa Cina. Film Ooku merupakan peralihan dari komik berseri yang difilmkan. Latar belakang film adalah di dalam ruang dalam istana keshogunan yang oleh bangsa jepang disebut dengan Ooku. Ooku sendiri merupakan ruangan yang dikhususkan hanya untuk para raja, di dalam Ooku terdapat selir dan para pembantu raja yang mengurus segala keperluan raja. Pada kenyataannya para selir dan pengurus raja yang ada di dalam ooku adalah perempuan, namun pada film ini keadaan diputar balikkan. Penghuni ooku adalah laki-laki dan shogun pada keshogunan Tokugawa adalah perempuan. Dalam film ini digambarkan bahwa pada keshogunan Tokugawa, tersebar wabah yang hanya menyerang laki-laki dan mengakibatkan kematian sehingga jumlah populasi laki-laki menurun, pada saat itu jumlah perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 1:4. Karena hal tersebut laki-laki yang tidak terkena wabah tersebut dikumpulkan di dalam Ooku dan sebaliknya, para perempuan dikeluarkan dari Ooku sehingga mereka memenuhi kebutuhan mereka sendiri di luar istana. Karena pengumpulan laki-laki yang bertahap, maka di dalam Ooku tercipta strata sosial yang menyebabkan para laki-laki tersebut memiliki kedudukan tinggi sebagai pemimpin yang bertindak mengatur Ooku maupun yang memiliki kedudukan rendah sebagai orang yang memasak, mencuci maupun membersihkan seluruh Ooku. Laki-laki yang tinggal di dalam Ooku secara otomatis menjadi samurai karena kebutuhan keshogunan Tokugawa terhadap tentara jika suatu saat akan ada perang, sehingga para penghuni Ooku pun dituntut untuk dapat bermain pedang. Namun karena seluruh penghuni Ooku adalah laki-laki, sedangkan laki-laki juga merupakan manusia yang membutuhkan pemenuhan

kebutuhan biologis, maka mereka memenuhi kebutuhan tersebut dengan sesame laki-laki yang dengan istilah modern disebut dengan homoseksual atau laki-laki yang memiliki ketertarikan seksual terhadap sesamanya. Pada awalnya perlakuan mereka disebabkan pencarian pemenuhan kebutuhan bioogis, namun lama kelamaan menjadi sebuah alat untuk dapat dengan cepat meningkatkan status sosial mereka di dalam Ooku. Berabad abad sebelum keshogunan Tokugawa terbentuk, ada sebuah praktik yang bernama shudou yang berlaku bagi para biksu di dalam vihara. Praktik tersebut adalah hubungan antara biksu senior dan junior yang menjalin sebuah hubungan homoseksual, mereka percaya bahwa hubungan dengan sesama laki-laki merupakan hubungan yang suci, sehingga tidak membangkitkan roh (jika berhubungan dengan wanita, pihak wanita akan mengandung dan melahirkan anak). Dan mereka percaya bahwa dewa mereka juga melakukan hubungan tersebut. Selain itu menurut sisi kemanusiawian para biksu, biksu senior juga menjadikan praktik tersebut sebagai sebuah sarana untuk dapat menaikkan status sosial biksu junior yang berhubungan dengan mereka, agar dapat menduduki kedudukan yang lebih tinggi. Sehingga mereka menciptakan ciri-ciri laki-laki atau biksu senior yang dapat berhubungan dengan mereka adalah laki-laki yang tampan,putih, berbulu mata lentik, berbadan langsing serta tidak memiliki bulu di kaki. Pada praktik shudou, para biksu memiliki perannya masing-masing dalam hubungan seksual tersebut, menurut status sosial mereka. Biksu senior memiliki peran sebagai pihak lakilaki yang disebut dengan nenja, sedangkan biksu junior memiliki peran sebagai perempuan yang disebut dengan wakashu. Sedangkan peran perempuan itu sendiri disebut dengan akolit. Menurut pemahaman mereka yang diadopsi dari negara Cina, perempuan adalah perusak alam, perempuan

merusak kealamian alam dengan darah periodic dan darah setelah melahirkan yang dapat merusak alam. Oleh karena itulah mereka mengharamkan berhubungan dengan perempuan. Menurut sejarahnya, hubungan homoseksual yang dilakukan oleh para biksu, yang dilegalkan dengan sebuah praktik tersebut merambah ke dunia militer atau samurai karena para samurai pasti dididik di dalam vihara terlebih dahulu sebelum menekuni dunia kemiliteran atau menjadi pejuang untuk Jepang. Sehingga praktik tersebut menular ke dalam dunia kemiliteran. Oleh karena itu samurai yang tinggal di dalam Ooku memberlakukan praktik tersebut untuk diri mereka sendiri. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh status sosial seorang samurai. Mereka menggunakan istilah yang sama untuk peran sebagai laki-laki maupun perempuan dalam hubungan homoseksual tersebut. Perbedaannya dengan praktik yang diberlakukan di vihara adalah para samurai memilih wakashu sesuai dengan kriteria pribadi mereka, dan mereka membuat ikrar tidak akan berpisah ataupun melakukan perselingkuhan dengan bawahan maupun atasan yang lain saat mereka sudah menjalin hubungan dengan pasangan mereka. Hubungan mereka akan berakhir jika samurai junior sudah menginjak usia yang sama dengan senior yang berhubungan dengan mereka serta mereka berhak untuk memiliki wakashu junior yang lain. Dalih hubungan mereka adalah untuk mentransfer keilmuan. Bagi senior, berkewajiban untuk mengajarkan kemampuan-kemampuan kemiliteran mereka kepada junior, sedangkan junior adalah memberikan penghormatan serta penghargaan bagi seniornya, hubungan homoseksual tersebut hanya merupakan perekat bagi hubungan mereka. Namun hubungan mereka tidak akan berakhir meskipun mereka telah berpisah setelah wakashu menjadi nenja. Bahkan hubungan mereka akan menjadi hubungan persaudaraan yang akan dapat saling mengorbankan nyawa untuk satu sama lain.