BAB I PENDAHULUAN. yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

a. Menerapkan secara praktis prinsip-prinsip dan praktek-praktek akuntansi yang sehat dalam perusahaannya, ekonomis dan praktis dapat dilaksanakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Pengembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Pengembangan Usaha. di kawasan barat indonesia sejak tahun 1984.

BAB I PENDAHULUAN. pemeliharaan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat krusial

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan. penyelenggaraan diklat serta Pengelolaan pusat pelatihan.

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Tanggerang; Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta; Bandar Udara Sultan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

BAB II DESKRIPSI PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bandar Udara Internasional KUALANAMU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penilitian Gambaran Umum Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sama lain, untuk menciptakan rasa saling pengertian diantara keduanya.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. PT Angkasa Pura II ( Persero ) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara di

BAB I PENDAHULUAN. Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1862, yaitu dengan didirikannya perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Bandara Internasional Minangkabau yang terletak 23 km dari pusat Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pura Kemayoran bertugas mengelola pelabuhan udara Kemayoran.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tingkat pelayanan (level of service) terminal dan apron Bandara. Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pura II (Persero) unit Airport Operation Center (AOC) yang berlokasi di gedung

LAPORAN DIKLAT TCC PERALATAN PEMANTAU DAN PENUNDA UPAYA KEJAHATAN (P3UK) AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN (ATKP) MEDAN

BAB II SEKILAS TENTANG PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan

Survey Sterilisasi Bandara International sesuai standar pengawasan yang optimal dan efektif

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian sebagai pendorong, penggerak kemajuan suatu wilayah.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA KUALANAMUDELI SERDANG. Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM)

2 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan akan bersifat melanjutkan, meningkatkan dan memperluas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

: Jl. Soekarno Hatta, Kel. Eka Jaya, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi, Jambi, Telephone : Fax: Telex : - -

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv INTISARI... v ABSTRACT

BAB II PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) BANDAR UDARA POLONIA MEDAN. Sebelum PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandara Polonia berdiri,

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. lainnya (Peraturan Menteri Nomor: PM.66 Tahun 2015). (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno Hatta) dan Bandara

S U R A T E D A R A N NOMOR : SE 013 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN RUNWAY SAFETY PROGRAM DAN PEMBENTUKAN RUNWAY SAFETY TEAM

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. bukan hanya kualitas produk dan sebagainya, namun diperlukan pula image


BAB I PENDAHULUAN. Internasional Soekarno-Hatta terus meningkatkan pelayanan untuk. Soekarno-Hatta menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. 3.1 Identitas Bandara Husein Sastranegara Bandung. : Terletak 5 KM dari Pusat Kota

SMI Insight Triwulan IV-2014

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang sangat pesat telah mengubah laju

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menyambut lebaran Tahun 2017 (1438 H),

EVALUASI PELAYANAN LAHAN PARKIR KENDARAAN RODA EMPAT DI TERMINAL 1 BANDAR UDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG BANTEN*

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

: Jalan Soekarno Hatta (Bukit Jin), Dumai, Riau 28825, Indonesia. Telephone : - Fax : - Telex : - -

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

[[PERANCANGAN INTERIOR BANDARA INTERNASIONAL KERTAJATI MAJALENGKA]] BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN TERMINAL BANDAR UDARA SULTAN ISKANDAR MUDA NANGGROE ACEH DARUSSALAM (PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR RENZO PIANO)

BAB I PENDAHULUAN. strategis sehingga memiliki pengaruh positif dalam berbagai bidang. Moda

Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Pesawat Domestik dan Internasional di Indonesia Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

Bandara Sultan Syarif Kasim II

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tantangan dalam bisnis layanan jasa operasional penerbangan

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober Artikel: Wikipedia Thre Free

2015, No Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini. Bisnis jasa ini sangat memberikan pengaruh yang begitu besar bagi dunia

PENGKAJIAN KEBISINGAN DI SEKITAR BANDARA DI BEBERAPA KOTA BESAR DI INDONESIA (AIRPORT NOISE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1986), Bandar Udara adalah. operator pelayanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bandara Muko-muko. Hajj Airport : Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia, tidak lepas dari keberadaan Pulau Bali, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-12 di dunia pada tahun 2014 menurut Airport Council International

Bandara Aek Godang. Hajj Airport : Tidak

Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dagelan Kabayan di Bandara. Penghapusan Loket Tiket

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

: Jl. Garuda Singkep, Kel. Dabo, Kec. Singkep, Kab. Lingga, Kepulauan Riau, Telephone : Fax : Telex : - -

BAB 1 PENDAHULUAN. eksternal yang bertujuan untuk membina hubungan harmonis. Humas dalam. mengenai perusahaan dan segala kegiatannya kepada khalayak.

Bandara Fatmawati Soekarno

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU BANGKINANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkasa Pura II memiliki visi menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan profesional (World Class Airport Company) untuk meningkatkan pelayanan dan fasilitas. World Class Airport Company merupakan visi Angkasa Pura II yang didukung dengan misi perusahaan untuk menjadikan seluruh bandara yang dikelola menjadi World Class Airports. Fokus utamanya adalah meningkatkan kapasitas terminal penumpang, berikut segala fasilitas penunjang lain seperti apron, runway, serta aksesibilitas. Dari semua itu, hanya ada satu target utama, yaitu terpenuhinya standar kualitas pelayanan world class terhadap pengguna jasa bandara. Untuk mewujudkan visi tersebut, Angkasa Pura II bertekad melakukan transformasi secara menyeluruh dan bertahap selama lima tahun pertama. Pertama yaitu pada tahap Aligning, dimana pada tahap ini Angkasa Pura II sebagai perusahaan yang bertugas untuk mengelola kebandarudaraan yang ada di Indonesia bagian barat memulai menyusun langkah-langkah atau perencanaan yang terstruktur untuk mewujudkan citra sebagai World Class Airport Company. Yang kedua yaitu Growing, jadi setelah melalui tahap Aligning maka selanjutnya menjalankan tahap Growing, dimana pada tahap ini Angkasa Pura II akan berupaya untuk mewujudkan perencanaan yang telah dibuat tadi secara bertahap. Selanjutnya tahap ketiga ialah Leading, dimana pada tahap Leading ini setelah nantinya Angkasa

Pura II mewujudkan tahap Growing, maka akan ditemukan perubahan-perubahan positif di dalam perusahaan, dan nantinya Angkasa Pura II akan semakin menjadi perusahaan yang lebih maju dari sebelumnya. Lalu pada tahap keempat yaitu tahap Excelling, dimana pada tahap ini akan dilakukan penyempurnaan pada tahap sebelumnya yaitu tahap leading, yang nantinya dampak dari penyempurnaan di tahap Excelling ini akan menghasilkan tahap yang terakhir yaitu tahap World Class (Arsip dan berkas PT. Angkasa Pura II cab. BIM, Sumbar). Gambar 1.1 Transformasi Visi Angkasa Pura II (Sumber: http://www.angkasapura2.co.id/id/tentang/visi-misi) Ketua Masyarakat Hukum Udara (MHU) Andre Rahadian mengatakan, bahwasanya pada tahun 2016 diperkirakan akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri penerbangan Indonesia karena saat ini negara Indonesia dihadapkan dengan adanya era Masyrakat Ekonomi Asean di tahun 2016, yang mana Indonesia harus meningkatkan segala sesuatu dalam hal menghadapi era ini, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan sarana prasarana, dan juga peningkatan dalam hal dunia penerbangan. Dunia penerbangan berperan sangat penting, karena nantinya dunia penerbangan akan menjadi transportasi utama bagi para pelaku bisnis Negara tetangga untuk datang ke Indonesia (http://industri.bisnis.com). Kualitas bandara yang ada di Indonesia juga tak luput dari perhatian. Kondisi bandara di Indonesia saat ini apabila dibanding dengan di Negara lain masih perlu

peningkatan terkait pelayanan, kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban. Untuk itu hal ini harus menjadi perhatian penting bagi Angkasa Pura selaku pengelola bandar udara di Indonesia. Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di Wilayah Indonesia bagian Barat. Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara). Salah satu bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II ialah Bandara Internasional Minangkabau. Bandar Udara Internasional Minangkabau (kode IATA: PDG, kode ICAO : WIPT) atau biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbanganpenerbangan dari dan ke Kota Padang. Bandara ini berjarak sekitar 24 km dari pusat Kota Padang dan terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2001, dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing. BIM merupakan bandara satu-satunya di dunia yang memakai nama etnis. Pada tahun 2006, bandar udara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai

tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, Bengkulu, dan sebagian Jambi. Sejak 1 Juli 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang oleh PT Angkasa Pura II hingga pukul 24.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB (Arsip dan berkas PT. Angkasa Pura II cab. BIM, Sumbar). Gambar 1.2 Bandara Internasional Minangkabau (Sumber: Dokumen Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau) Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ditargetkan menjadi bandara kelas dunia (World Class Airport) oleh PT Angkasa Pura II. Target itu bersamaan dengan empat bandara lainnya, yakni Bandara Soekarno Hatta, Bandara Kuala Namu, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, dan Bandara Sultan Syarif Kasim II (http://www.news.padek.co/detail/a/5002). Karena apabila Angkasa Pura II ingin menjadi World Class Airport Company tentu bandara yang berada dibawah pengawasan Angkasa Pura II otomatis harus bertaraf World Class Airport. Dalam mewujudkan hal itu ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi pihak bandara, di antaranya tidak ada lagi calo tiket, kebersihan bandara terjaga dengan baik, arus lalu lintas ke luar dan ke dalam bandara lancar, parkirnya teratur, penataan porter bandara,

kawasan bandara harus tertib lalu lintas, serta larangan merokok di selasar bandara karena bagi perokok akan disiapkan smoking area. Selain itu, akan dilakukan penertiban keberadaan pedagang asongan di area bandar karena akan memperlihatkan kondisi bandara kurang teratur dan tertib. Peneliti melihat saat melakukan observasi awal Bandara Internasional Minangkabau sudah mulai berbenah untuk mewujudkan rencananya, diantaranya memperpanjang landasan pacu (runway), penutupan konter tiket di bandara karena saat ini pemesanan tiket harus melalui online internet sehingga dapat menekan angka calo tiket di bandara, selanjutnya pembentukan customer service agar dapat melayani pengguna jasa bandara secara lebih optimal dan mobile, dan juga tidak lupa dalam hal-hal lainya seperti perbaikan dalam manajemen porter dan trolley, peningkatan kebersihan dan penerangan, serta penanganan bagasi menjadi lebih baik. Akan tetapi hal ini belum cukup untuk mendapatkan tittle World Class. Fakta di lapangan yang peneliti lihat saat peneliti melakukan kegiatan job training di Pusat Informasi Bandara Internasional Minangkabau membuktikan, bahwasanya Bandara Internasional Minangkabau masih ada ditemukan masalah seperti calo tiket yang masih saja berkeliaran, calo travel liar yang mencari penumpang, kebersihan wc bandara yang kebersihanya masih kurang, parkir kendaraan serta keamanan nya yang belum terjamin, lalu masih ada ditemukan pengguna jasa bandara yang merokok tidak pada tempat yang telah disediakan, dan masih adanya pedangang yang berjualan di sekitaran lahan parkir area bandara. Tentu ini semua sangat tidak enak dilihat apalagi bisa sampai menganggu kenyamanan

pengguna jasa bandara itu sendiri. Belum dari segi hal fasilitas bandara dimana antrian masuk pintu keberangkatan dan ruang tunggu penumpang yang penuh sesak pada saat jadwal liburan, serta minimnya ruang ibadah solat bagi umat muslim sehingga pada saat jam sholat masuk harus mengantri terlebih dahulu, dan akses jaringan internet/wifi yang masih belum stabil di seluruh area bandara. Angkasa Pura II selaku pengelola Bandra Internasional Minangkabau harus memiliki langkah kongkrit agar transformasi menuju citra World Class Airport Company berhasil dicapai, walaupun perbaikan layanan untuk mewujudkan citra World Class Airport Company merupakan suatu perjalanan yang memerlukan waktu yang tidak singkat. Dengan tekad yang kuat dan determinasi yang tinggi, suatu saat bandara-bandara di Indonesia akan dapat bersaing dengan bandara di dunia. Nantinya status menjadi bandara berkelas dunia akan memberikan sebuah harapan tidak hanya bagi pengguna jasa bandara bandara, tapi juga masyarakat Sumatera Barat untuk menarik wisatawan ke Sumatera Barat sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat Sumatera Barat khususnya yang berhubungan dengan bidang jasa pariwisata. Hal ini mungkin bisa menjadi dorongan bagi pihak Angkasa Pura II untuk bisa mewujudkan harapan publik dalam menjadikan Bandara Internasional Minangkabau ini tidak hanya sekedar nama akan tetapi benar benar memiliki kapasitas dan kualitas terpercaya sebagai suatu bandara internasional yang berkelas dunia. Mewujudkan citra sebagai World Class Airport Company adalah tugas berat yang harus diwujudkan dan dibangun oleh Angkasa Pura II selaku pihak yang dalam hal ini

mengelola Bandara Internasional Minangkabau. Untuk itu humas (public relation) sebagai barisan depan perusahaan dalam membangun dan mewujudkan citra, mempunyai peranan penting dalam mewujudkan serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Mewujudkan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas humas dalam melaksanakan perannya di perusahaan yang diwakilinya (Ruslan, 2003:27). Humas diperhitungkan sebagai langkah terbaik perusahaan dalam mewujudkan, menjaga, serta memelihara citra mereka. Humas diharapkan mampu mewujudkan citra positif kepada konsumen hingga mereka tetap loyal dan percaya pada kredibilitas perusahaan (Wasesa, 2005:2). Oleh karena pentingnya dalam mewujudkan sebuah citra dan berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, dengan judul Peran Humas Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Untuk Mewujudkan Citra Sebagai World Class Airport Company. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran humas Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau untuk mewujudkan citra sebagai World Class Airport Company?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran humas Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau untuk mewujudkan citra sebagai World Class Airport Company melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan. 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan dari terlaksananya penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan rujukan bagi peneliti lain yang berminat pada kajian peran humas dengan permasalahan berbeda. b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi upaya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Komunikasi dan studi peran humas. 2. Manfaat Praktis Peneliti berharap dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi pihak terkait agar dapat membantu dalam mewujudkan citra yang diinginkan oleh perusahaan.