KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

PENGELOLAAN KELAS 1. Oleh: Delipiter Lase

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. yang kurang, tetapi karena tidak adanya motivasi belajar, sehingga ia tidak berusaha untuk

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

Margunani 1 Siti Fatimah 2

HUBUNGAN PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Menciptakan Kelas Yang

02/09/2013

Fetrianis Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP ABSTRACS

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar Negeri Anjir Serapat Muara 1.1. Kecamatan Anjir Muara Kabupaten Barito Kuala

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

Memaksimalkan peran guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas (Eka Sapti C) Abstrak

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : LINDA FITRIA / 2011

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU SD DABIN III UPTD DIKDAS DAN LS WONOSEGORO - BOYOLALI DALAM MENGELOLA KELAS MELALUI TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

Hubungan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Serta Lingkungan Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Bagian Produksi Di PT. X

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

PERAN GURU MENGELOLA KELAS DALAM MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DI KELAS IV SDN 36 KOTA SELATAN JURNAL. Oleh SINTIA SOANGO NIM.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

PENYEBAB KETIDAKHADIRAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh. Mita Fauzia. Afrizal Sano. Ahmad Zaini ABSTRACT

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berat pula. Kepala sekolah yang menjadi pemimpin sekolah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

KAUMAN TAHUN AJARAN 2013/2014. Linda Yuliana Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru dalam Proses Pembelajaran

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

HUBUNGAN ANTARA SUASANA KELUARGA DENGAN MINAT BELAJAR PADA REMAJA AWAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HANDS-ON PADA MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX- E SMPN 1 CIREBON TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI SMK PLUS BINA NUSANTARA MANDIRI KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ANALISIS KETRAMPILAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM PENGELOLAAN KELAS PADA PEMBELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA LABORATORIUM UM

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh individu untuk

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SMK SE KECAMATAN LUBUK ALUNG

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hambatan sehingga belum mencapai tujuan yang diinginkan. Hambatan utama

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 4 Desember 2017

JEMBER TAHUN PELAJARAN

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

PERANAN PENGELOLAAN KELAS DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN DAN MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DIKLAT

BAB I PENDAHULUAN. guru mempunyai peranan penting dalam mengarahkan siswa untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

(Studi Etnografi di SMP Alam Ar Ridho Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan bangsa. Menurut Mulyasa Setidaknya terdapat tiga syarat

TEACHER CENTER. Student Centered Learning (BAGAIMANA SISWA BISA BELAJAR DENGAN BAIK DAN BERKELANJUTAN) (BAGAIMANA GURU MENGAJAR DENGAN BAIK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH.

Kata Kunci : Problem Posing, Prestasi, aktivitas Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. dan dianggap sebagai bagian dari proses sosial, dengan pendidikan itu pula

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PESERTA DIDIK TIDAK DISIPLIN DALAM PROSES BELAJAR DI MTsN KELAS VIII DURIAN TARUNG PADANG.

Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Dongeng Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas I SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses

Transkripsi:

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Intan Abdul Razak, 2007 Teacher s Ability In Managing Classroom At SMP Negeri 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. The aim of this research is to know wheter the teacher s ability in managing classroom at SMP Negeri 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. The population of this research is all the teacher at SMP Negeri 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango that consost of 34 teacher s. Because of population subject is not to much so I took the population research. To get the data I used qoustoonnare then the data, I analyzed using descriptif analysis basedon presentage. The reseult of research shown that teacher ability in managing classroom is 88.82% or can categorized into very good it incans that teacher s ability in managing classroom at SMP Negeri 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango included into very good. Keyword s: Teacher s Ability, Managing Classroom. I. PENDAHULUAN Salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan disekolah, untuk mewujudkan usaha itu guru harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa dan tugas guru yang sebagian besar terjadi dalam kelas adalah menyediakan kondisi belajar yang optimal. Proses pembelajaran di kelas akan berlangsung secara efektif apabila ditunjang dengan suasana yang menyenangkan. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat dicapai, jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kadang-kadang pengaturan yang dimaksud lebih bersifat langsung yang berkenaan dengan penyampaian materi pembelajaran, tapi kadang-kadang sepenuhnya merupakan penyediaan kondisi yang baik yang dinamakan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas adalah berbagai kegiatan yang sengaja di lakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses pembelajaran dalam kegiatan ini termasuk juga mengatur orang dan tingkah lakunya, mengatur ruangan atau benda-benda untuk menciptakan berbagai kemudahan dalam belajar. Pengelolaan kelas yang baik merupakan wahana bagi terjadinya interaksi belajar mengajar yang baik dalam rangka peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan. Pengelolaan kelas yang baik memungkinkan muncul dan terpeliharanya disiplin-disiplin yang efektif bercirikan keterlibatan penuh guru dan siswa dalam tugas dikelas, sehingga tercipta iklim yang bebas dari gangguan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

disiplin merupakan salah satu produk secara tidak langsung dari pengelolaan kelas yang efektif. Oleh sebab itu selayaknya kelas dikelola secara baik, professional dan kontinu. Pengelolaan yang efektif dan efesien harus didukung oleh kompetensi serta kreatifitas guru dalam pengelolaan kelas sangat menentukan bagi pencapaian hasil belajar siswa. Peran guru sangat besar dalam pengelolaan kelas karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan pembelajaran dalam kelas. Guru merupakan mediator dan fasilitator pembelajaran dikelas, guru harus penuh insiatif dan kreatif dalam mengelola kelas, karena gurulah yang lebih mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama keadaan siswa dengan segala latar belakangnya. Dengan kata lain kemampuan guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan. Adanya kreatifitas guru dalam meneglola kelas bukan saja dapat membangkitkan kemauan siswa dalam belajar tapi juga dapat meningkatkan prestasi belajar, ketrampilan dan perubahan sikap yang positif. Disamping itu, secara langsung mendidik siswa untuk selalu berkreatifitas dalam aktifitas belajar dan berkreatifitas dalam memecahkan masalah. Tapi kondisi dilapangan menunjukkan, masih terdapat guru-guru yang tidak memiliki ketrampilan dan kreatifitas dalam peneglolaan kelas. Hal ini terlihat pada fenomena masih adanya sebagian guru yang mengertikan pengelolaan kelas sebatas pengaturan ruangan kelas secara fisik. Mereka masih mengabaikan faktor psikologis seperti kepemimpinan guru dalam kelas, sikap guru dan pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa serta ada sebagian guru mengajar karena mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan lagi pengelolaan kelas. Berdasarkan fenomena diatas tadi maka diadakan suatu penelitian mengenai hal tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri I Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. II. PEMBAHASAN Pengertian Pengelolaan Kelas Menurut Weber (dalam Winataputra, 1997:26) menegaskan: Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak diharapkan. Menurut Entang (1981:3-4) Pengelolaan kelas merujuk pada berbagai jenis kegiatan yang sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Selanjutnya menurut Arikunto (1993:195) bahwa pengelolaan kelas adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, memaksimalkan pemanfaatan sarana, menjaga ketertiban siswa dan sebagainya yang tujuan utama adalah memberikan layanan agar tercipta situasi kelas yang kondusif untuk terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Sedangkan menurut Rohani Ahmad (2004: 124) pengelolaan kelas adalah pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif. Dengan demikian pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa penciptaan kondisi belajar mengajar yang optimal serta pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada dalam kelas. Ketrampilan Guru Dalam Pengelolaan Kelas

Rohani dan Ahmadi (1991: 74) mengatakan bahwa komponen kemampuan guru dalam pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi: ketrampilan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal, ketrampilan guru menciptakan kondisi sosioemosional, ketrampilan dalam menata ruang kelas dan ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. 1. Ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan kondisi belajar yang optimal. Sesuai dengan sifatnya ketrampilan ini mencakupi kemampuan guru untuk mencegah terjadinya gangguan sehingga kondisi belajar yang optimal dapat diciptakan dan dipelihara. Kegiatan yang berhubungan dengan ketrampilan tersebut adalah (1) menunjukkan sikap tanggap, (2) membagi perhatian, (3) memusatkan perhatian pada kelompok, (4) memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas, (5) menegur, (6) memberi penguatan. Sikap tanggap guru dapat dikatakan dengan cara gerak mendekati, Cara ini disamping sebagai penguatan juga bertujuan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Gerak yang dilakukan dengan tepat menunjukkan kebiasaan dan perhatian guru dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam mengelola proses pembelajaran guru dituntut mampu membagi-bagi perhatiannya kepada siswa. Menurut Winataputra ( 1997: 29) Kemampuan ini dapat ditunjukkan secara verbal maupun secara visual. Perhatian guru terhadap kegiatan siswa secara verbal dapat dinyatakan dengan komentar, meskipun ketika itu guru sedang memimpin/membantu kelompok siswa lain.sedangkan perhatian guru secara visual terhadap kegiatan siswa ditunjukkan dengan mengalihkan pandangan dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, baik kegiatan kelompok maupun kegiatan individual.kemampuan guru untuk membagi perhatian kepada seluruh siswa menyebabkan siswa merasa bahwa apa yang dikerjakannya selalu diperhatikan guru. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan jika guru mampu secara terus menerus memusatkan perhatian kelas pada tugas yang diberikan.memusatkan perhatian dengan cara menyiagakan siswa sebelum melakukan tugas, siswa disiagakan terhadap tugas yang akan dikerjakan dengan menciptakan situasi yang menarik atau menantang yang berkaitan dengan tugas yang akan dikerjakan atau yang dibahas. Petunjuk yang jelas, singkat dan mudah dimengerti oleh siswa akan sangat membantu kelancaran tugas yang harus dikerjakan oleh siswa sehingga kondisi belajar dapat optimal. Petunjuk yang kurang jelas, bertele-tele dengan bahasa yang kacau akan menyebabkan kebingungan dan frustasi sehingga gangguan mudah muncul. Teguran bisa dilakuka guru jika ada siswa yang mengganggu atau acuh terhadap pelajaran. Teguran yang efektif haruslah tegas dan jelas tertuju kepada siswa tertentu, tidak kasar, tidak menyakitkan dan tidak bersifat menghina. Guru harus ingat bahwa teguran mempunyai pengaruh bagi siswa. Untuk menghindari pengaruh negatif dan teguran, guru dan siswa dapat membuat aturan yang telah disepakati. Penguatan terutama diberikan kepada siswa yang sering mengganggu,tetapi suatu ketika bertingkah laku yang baik. Penguatan ini diberikan atsa perilakunya yang baik tersebut, sedangkan ketika ia sering mengganggu ia ditegur. Dengan demikian penguatan diharapkan memdorong siswa selalu berperilaku yang baik, sehingga dapat dijadikan contoh oleh teman-temannya. 2. Ketrampilan menciptakan kondisi sosio-emosional

Suasana sosio-emosional dalam kelas akan mempengaruhi proses belajar mengajar, kegairahan peserta didik merupakan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran.kondisi sosio-emosional meliputi: 1). Tipe kepemimpinan. Tipe kepemimpinan akan mewarnai suasana emosional dalam kelas, tipe kepemimpinan yang otoriter akan menghasilkan sikap peserta didik submissive atau apatis tapi juga menimbulkan sikap agresif. Tipe kepemimpinan yang laissez-faire biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Tipe kepemimpinan guru yang demokrasi lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan mempercayai sikap ini dapat membantu terciptanya iklim belajar mengajar yang optimal. 2). Sikap guru. Sikap guru dalam menghadapi peserta didik yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku peserta didik dapat diperbaiki. 3) Suara guru. Tekanan suara guru hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan peserta didik yang mendengarnya. 4) Pembinaan raport. Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik dalam masalah pengelolaan kelas sangat penting. Dengan hubungan baik guru maupun peserta didik diharapkan senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat dalam kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. 3. Ketrampilan dalam menata kelas Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahwa penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Winzer (dalam Winataputra, 1997: 6) menegaskan bahwa pengaturan tempat duduk berpengaruh terhadap jumlah waktu yang digunakan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Sedangkan menurut Rohani (2004: 128-129) penataan kondisi fisik kelas meliputi pengaturan tempat duduk, pengaturan cahaya, kebersihan kelas dan pengaturan penyimpanan barang-barang. 4. Ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal Ketrampilan ini berkaitan dengan kemmapuan guru untuk mengatasi gangguan secara berkelanjutan, sehingga kondisi kelas yang terganggu dapat dikembalikan menjadi kondisi yang optimal. Mudjito (1998:112) menegaskan bahwa ada tiga pendekatan yang dapat diterapkan guru dalam mengatasi gangguan yang berkelanjutan yaitu modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok dan menemukan serta mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan karakteristik yang melekat pada variabel kemampuan guru dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri I Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Dalam rangka untuk pengumpulan data untuk pemecahan masalah ini digunakan instrumen atau angket dengan menggunakan skala likert. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di SMP Negeri I Kabila yang berjumlah 34 orang. Karena jumlah populasi terhingga dan subyeknya tidak terlalu banyak maka diadakan penelitian populasi. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Hasil analisis data setiap aspek akan disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 1 : Hasil Analisis Data Kemampuan Guru Dalam Menciptakan Kondisi Belajar Yang Optimal 1 154 170 90.58 Sangat Baik 2 152 170 89.41 Sangat Baik 3 146 170 85.88 Sangat Baik 4 150 170 88.25 Sangat Baik 5 146 170 85.88 Sangat Baik Jumlah Rata-Rata ( % ) 748 850 88 Sangat Baik Dari hasil analisis data tersebut diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal menunjukkan angka 88% atau termasuk dalam kategori sangat baik. Tabel 2: Hasil Analisis Data Kemampuan Guru Dalam Menciptakan Kondisi Sosio- Emosional 6 155 170 91.17 Sangat Baik 7 149 170 87.64 Sangat Baik 8 154 170 90.58 Sangat Baik 9 140 170 82.35 Sangat Baik Jumlah Rata-Rata ( % ) 598 680 87.94 Sangat Baik Dari hasil analisis data tersebut diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam menciptakan kondisi sosio-emosional menunjukkan angka 87.94% atau termasuk kategori sangat baik. Tabel 3 : Hasil Analisis Data Kemampuan Guru Dalam Penataan Kelas 10 144 170 84.70 Sangat Baik 11 153 170 90 Sangat Baik 12 155 170 91.17 Sangat Baik 13 151 170 88.82 Sangat Baik Jumlah Rata-Rata ( % ) 603 680 88.67 Sangat Baik Dari hasil analisis data tersebut diatas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam penataan kelas menunjukkan angka 88.67% atau termasuk kategori sangat baik. Tabel 4 : Hasil Analis Data Kemampuan guru Dalam Pengembalian Kondisi Belajar Yang Optimal. 14 154 170 90.58 Sangat Baik 15 157 170 89.41 Sangat Baik 16 156 170 85.88 Sangat Baik Jumlah Rata-Rata ( % ) 467 510 91.56 Sangat Baik

Dari hasil analisis data tersebut diatas keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam pengembalian kondisi belajar yang optimal menunjukkan angka 91.56% atau termasuk dalam kategori sangat baik. Tabel 5 : Hasil Analisis Data Secara Umum Kemampuan Guru Dalam Pengelolaan Kelas. 1 748 850 88 Sangat Baik 2 598 680 87.94 Sangat Baik 3 603 680 88.67 Sangat Baik 4 467 510 91.56 Sangat Baik Jumlah Rata-Rata ( % ) 2416 2720 88.82 Sangat Baik Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam pengelolaan kelas di SMP Negeri 1 Kabila termasuk dalam kategori sangat baik atau mencapai 88.82%. PEMBAHASAN Pengelolaan kelas yang baik adalah merupakan tanggung jawab guru dalam mengembangkan dan memajukan kelas serta tugas yang ada hubungannya dengan siswa yang berkaitan dengan nilai, bakat, kehendak, kecakapan dan kegiatan-kegiatan siswa maupun tugas guru yang berhubungan dengan sarana pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif dan efesien didukung oleh kompetensi dan kreativitas guru atau dengan kata lain bahwa kemampuan guru dalam mengelola kelas sangat dibutuhkan. Kemampuan guru dalam pengelolaan kelas ini antara lain ketrampilan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal, ketrampilan guru menciptakan kondisi sosio-emosional, ketrampilan dalam menata ruang kelas dan ketrampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dari ke empat indikator dari komponen kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, baik kemampuan dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal, kemampuan menciptakan kondisi sosio-emosional, kemampuan dalam menata ruang kelas maupun kemampuan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal di SMP Negeri 1 Kabila Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango termasuk kategori sangat baik. SARAN Diharapkan kepada guru-guru untuk selalu memperhatikan masalah masalah yang berhubungan dengan pengelolaan kelas. Karena kemampuan dalam pengelolaan kelas berkaitan erat dengan peningkatan hasil belajar siswa. Siswa akan termotivasi untuk belajar jika kondisi dan suasana kelas dalam keadaan baik dan nyaman. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1997. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Ardadizya jaya1

Entang M, Joni T. Raka, 1985: Pengelolaan kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta. Mahmud Dimiyanti, 1990. Psikologi Pendidikan. Suatu pendekatan terapan.jogyakarta.bpfe Ahmad,1991. Pengelolaan pengajaran. Jakarta, Rineka Cipta Rohani Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta Sutadipura.B, 1993. Aneka Problem Keguruan. Bandung angkasa. Usman, Moh.Uzer.2009.Menjadi Guru Profesional.Bandung,PT Remaja Rosdakarya. Hamalik,O.2001.Proses Belajar Mengajar.Jakarta,PT.Bumi Aksara