BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pengenalan Wajah dengan Metode Subspace LDA (Linear Discriminant Analysis)

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengenalan Wajah dengan Filter Gabor Menggunakan Algoritma Linear Discriminant Analysis (LDA)

PROTOTYPE PENGENALAN WAJAH MELALUI WEBCAM DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PRICIPAL COMPONENT ALAYSIS (PCA) DAN LINIER DISCRIMINANT ANALYSIS (LDA)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Kamera web (singkatan dari web dan camera) merupakan sebuah media

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Jurnal String Vol.1 No.2 Tahun 2016 ISSN : PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS UNTUK SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE

FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN METODE TWO- DIMENSIONAL PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (2DPCA) ABSTRAK

BAB 2 Landasan Teori

SISTEM PINTU OTOMATIS BERDASARKAN PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE NEAREST FEATURE LINE

BAB III METODE PENELITIAN. melacak badan manusia. Dimana hasil dari deteksi atau melacak manusia itu akan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

BAB 3. ANALISIS dan RANCANGAN. eigenfaces dan deteksi muka dengan color thresholding akan mempunyai proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS DAN K NEAREST NEIGHBOR

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini mengacu pada tahapan proses yang ada pada sistem

Penerapan Metode Phase Congruency Image (PCI) dalam Pengenalan Citra Wajah secara Otomatis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Principal Component Analysis

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

APLIKASI PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

PERBANDINGAN METODE KDDA MENGGUNAKAN KERNEL RBF, KERNEL POLINOMIAL DAN METODE PCA UNTUK PENGENALAN WAJAH AKIBAT VARIASI PENCAHAYAAN ABSTRAK

Sistem Pengenal Wajah Manusia untuk Personalisasi Perintah pada Robot

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

TEKNIK PENGENALAN WAJAH DENGAN ALGORITMA PCA BERBASIS SELEKSI EIGENVECTOR

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

BAB I PENDAHULUAN. dengan memanfaatkan ciri wajah yang telah tersimpan pada database atau wajah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM KONTROL AKSES BERBASIS REAL TIME FACE RECOGNITION DAN GENDER INFORMATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

Korelasi Jarak Wajah Terhadap Nilai Akurasi Pada Sistem Pengenalan Wajah Menggunakan Stereo Vision Camera

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

Implementasi Pengenalan Wajah Menggunakan PCA (Principal Component Analysis)

APLIKASI PENGENALAN WAJAH UNTUK VALIDASI PESERTA UJIAN ONLINE MENGGUNAKAN METODE HAAR CASCADE DAN EIGEN FACE VECTOR

Pengenalan Wajah Menggunakan Two Dimensional Linier Discriminant Analysis Berbasis Feature Fussion Strategy

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

SIMULASI PENGENALAN WAJAH MANUSIA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS DISKRIMINAN LINEAR DUA DIMENSI (2D-LDA) DENGAN JARAK MANHATTAN, CANBERRA DAN EUCLIDEAN

REALISASI SISTEM PENJEJAKAN WAJAH DENGAN ALGORITMA FISHERFACE BERBASIS RASPBERRY PI ABSTRAK

PENGAMAN RUMAH DENGAN SISTEM FACE RECOGNITION SECARA REAL TIME MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

Hasil Ekstraksi Algoritma Principal Component Analysis (PCA) untuk Pengenalan Wajah dengan Bahasa Pemograman Java Eclipse IDE

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

BAB I PERSYARATAN PRODUK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

PERBANDINGAN METODE MINIMUM DISTANCE PATTERN CLASSIFIER DAN NEURAL NETWORK BACKPROPAGATION DALAM MENGENALI WAJAH MANUSIA DENGAN EKSPRESI YANG BERBEDA

PERANCANGAN PERGERAKAN WEBCAM BERDASARKAN PERUBAHAN POSISI WAJAH MENGGUNAKAN METODE EIGENFACE BERBASIS RASPBERRY PI

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Pengenalan Wajah Menggunakan Metode Linear Discriminant Analysis dan k Nearest Neighbor

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis.

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGENALAN WAJAH MANUSIA DENGAN METODE PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA)

Teknik pengenalan wajah berbasis fitur local binary pattern (LBP)

Klasifikasi dan Pengenalan Pola

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Citra, Pengolahan Citra, dan Pengenalan Pola

Menurut Ming-Hsuan, Kriegman dan Ahuja (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi sebuah sistem pengenalan wajah dapat digolongkan sebagai berikut:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Tahap & Hasil Langkah Penelitian Literatur & Referensi. Memahami konsep deteksi wajah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan di segala bidang dalam era globalisasi saat ini begitu

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Sistem Identifikasi Teroris Dengan Pelacakan Dan Pengenalan Wajah

ANALISIS DAN SIMULASI SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE FISHERFACE BERBASIS OUTDOORVIDEO.

DIDIK SETIYADI. Dosen Tetap STMIK Eresha RIYADI JIMMY ISKANDAR

Pengenalan Wajah Dengan Algoritma Canonical Correlation Analysis (CCA)

Implementasi Principal Component Analysis (PCA) Untuk Pengenalan Wajah Manusia

Pengembangan Program Simulator Frame Kacamata Secara Real-Time 3D Face Tracking dengan Menggunakan Augmented Reality

Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Pengenalan Wajah untuk Sistem Absensi Alternatif dengan Metode Haar Like Feature dan Eigenface

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN METODE DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS. Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, hal ini membuktikan bahwa pengenalan pola sangatlah penting terutama dalam

Journal of Control and Network Systems

Kombinasi KPCA dan Euclidean Distance untuk Pengenalan Citra Wajah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KEAMANAN PINTU BERBASIS PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. keberadaan wajah secara langsung dari sebuah kamera. Dengan demikian

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition

Transkripsi:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Diagram Blok Sistem Rancangan perangkat keras dari aplikasi pengenalan wajah ini dapat dilihat pada diagram blok Gambar 3.1 sebagai berikut Webcam Computer Microcontroler and Relay Processor Memory Storage Display -Face Recognition Application -Face Database Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Perangkat Keras 23

24 3.1.2 Modul-modul Sistem dan Cara Kerja 3.1.2.1 Modul-modul Sistem Modul sistem perangkat keras dalam aplikasi ini adalah 1. Modul Penyimpanan Data pada sistem perangkat keras aplikasi ini adalah Storage. Dalam Storage data yang digunakan dalam proses pengenalan wajah disimpan. 2. Modul Sensor sistem pada aplikasi ini adalah Webcam. Dimana Webcam berfungsi untuk menangkap data wajah dari pengguna untuk diproses lebih lanjut. 3. Modul Keputusan perangkat keras pada aplikasi ini adalah Mikrokontroler. Mikrokontroler memutuskan apakah pengguna yang diuji yang memiliki kepentingan atau tidak. Jika pengguna yang diuji sah maka relay akan hidup. Pada aplikasi ini penggunaan relay diganti dengan lampu. 4. Modul Tampilan perangkat keras pada aplikasi ini adalah Display. Display akan menampilkan user interface dari aplikasi. 5. Modul Proses pada aplikasi ini dijalankan oleh Processor dan Memory. Processor dan Memory berfungsi untuk menjalankan aplikasi pengenalan wajah. 3.1.2.2 Cara Kerja Adapun cara kerja sistem perangkat keras diatas adalah sebagai berikut

25 1. Webcam digunakan untuk menyimpan wajah pengguna. Data wajah yang sudah diambil kemudian disimpan kedalam Storage sebagai database. 2. Ketika aplikasi Face Recognition didalam Storage dijalankan, Memory akan menampung data dan instruksi dari perintah (aplikasi) tersebut. Kemudian Processor akan memproses data dan instruksi yang terdapat pada Memory. Setelah data dan instruksi diproses, Processor akan menghasilkan keluaran yang berupa signal ke perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi. 3. Setelah aplikasi dijalankan, Display akan menampilkan user interface dari aplikasi. 4. Webcam sebagai modul sensor, akan menangkap wajah pengguna yang berada didepan kamera webcam untuk dibandingkan dengan data wajah yang terdapat pada face database. 5. Jika wajah yang di depan kamera dan data wajah yang terdapat pada database sama, maka pintu akan terbuka. Hal tersebut menandakan bahawa Mikrokontroler dan Relay telah memberikan keputusan bahwa pengguna memiliki kewenangan.

26 3.2 Rancangan Piranti Lunak 3.2.1 Diagram Alir Program Utama Diagram alir rancangan piranti lunak aplikasi pengenalan wajah adalah sebagai berikut: Face Database Training Set Testing Set Projection of Test Image LDA (Feature Extraction) Feature Vector Feature Vector Classifier (Euclidean Distance) Decision Making Gambar 3.2 Diagram Alir Rancangan Piranti Lunak

27 1. Face Database Face database adalah kumpulan dari citra wajah yang digunakan dalam sebuah sistem face recognition. Citra-citra wajah yang terdapat dalam face database dapat digunakan sebagai set pelatihan (training set) ataupun set pengujian (testing set). Pada aplikasi ini citra wajah yang terdapat dalam face database memakai format JPEG bewarna abu-abu dengan dimensi gambar 250 pixel untuk dimensi tinggi dan 250 pixel untuk dimensi lebar. Pada aplikasi ini setiap orang diambil 5 citra wajah, yang akan diambil secara otomatis ketika pengguna memberikan perintah kepada aplikasi. Citra wajah yang diambil dari setiap orang digunakan sebagai masukkan dalam tahap pelatihan. 2. Training Set Set pelatihan (training set) adalah satu set data yang digunakan untuk menemukan hubungan yang berpotensi prediktif. Face database harus memiliki citra wajah setiap orang atau subjek dalam set pelatihan. Citra wajah dalam set pelatihan ini harus mewakili pandangan frontal dari orang atau subjek dengan sedikit perbedaan pada sudut pandang. Set pelatihan juga harus mencakup ekspresi wajah yang berbeda, pencahayaan yang berbeda, kondisi latar belakang, dan juga penggunaan atribut pada wajah. Pelatihan ini di set dengan asumsi bahwa semua gambar telah dinormalisasi untuk array m X n dan bahwa citra wajah pada set pelatihan hanya daerah

28 wajah dan tidak memiliki banyak citra anggota tubuh lain (Etamad & Chellappa, 1997:3). Pada aplikasi ini set pelatihan didapat setelah pengguna menyimpan citra wajah. Aplikasi akan memulai proses pelatihan setelah pengguna memberikan instruksi kepada aplikasi. Data yang dilatih oleh aplikasi ialah 5 citra wajah pengguna yang baru saja ditangkap dan disimpan ke-face database oleh aplikasi. 3. Testing Set Input/Video Face Detection Face Location Face Tracking Gambar 3.3 Proses pada saat Testing Set Set pengujian (testing set) adalah satu set data yang digunakan untuk menilai kekuatan dan utilitas dari hubungan prediktif. Set pengujian didapat dengan dua pendekatan, pertama menggunakan citra wajah yang terdapat pada face database. Kedua menggunakan citra wajah yang didapat secara real time atau menggunakan video. Pada aplikasi ini set pengujian didapat dengan menggunakan video atau secara realtime pada operasional. Penangkapan citra wajah atau face detection akan dilakukan oleh

29 webcam yang akan mendeteksi wajah pengguna. Setelah wajah pengguna dideteksi, maka selanjutnya citra wajah pengguna tersebut akan ditentukan lokasinya (face locating). Kemudian aplikasi akan melacak wajah dari pengguna (face tracking). Sistem yang digunakan untuk face trakcking adalah Two Dimensional System, dimana sistem ini melacak wajah dan keluaran ruang gambar dimana wajah subjek berada. Pada aplikasi ini digunakan Haarcascade Classifier untuk mendeteksi wajah manusia atau subjek. Dasar utama untuk haarascade Classifier adalah Haar-like feature. Feature ini menggunakan perubahan nilai kontras antara persegi panjang yang berdekatan, dibandingkan nilai intensitas pixel (Wilson & Fernandez, 2006:2). Citra wajah yang telah dideteksi dan dilacak oleh aplikasi (webcam) diubah dari berwarna menjadi abu-abu atau grayscale. Dari citra wajah grayscale tersebut kemudian citra wajah diubah kedalam bentuk matriks. Matriks inilah yang kemudian akan diproses dalam feature extraction (LDA). 4. Feature Extraction Feature Extraction adalah komponen paling penting dalam sistem face recognition. Feature extraction penting karena digunakan untuk menemukan representasi gambar yang paling tepat agar dapat diidentifikasi. Tugas utama dari featrue extraction ialah kecerdasan

30 dan kemampuan untuk mengindrakan kesamaan antara set pengujian dan set pelatihan. Tugas utama ini mengharuskan feature extraction untuk menemukan ukuran jarak yang relevan dalam feature space yang dipilih. Sehingga dapat memanfaatkan informasi yang tertanam untuk mengidentifikasi subjek.metode feature extraction yang dipakai dalam penelitianini adalah Fisherfaces atau Linear Discriminant Analysis (LDA). Fisherfaces atau LDA adalah feature extraction berbasis wajah manusia yang memiliki bukti keputusan integrasi untuk banyak analisa sumber data. LDA digunakan untuk menemukan kombinasi linear dari features sambil menjaga keterpisahan kelas. LDA memodelkan perbedaan antar kelas. Inilah yang menjadi perbedaan dasar antara metode LDA dengan PCA (Principal Component Analysis). Dimana pada metode PCA perbedaan antar kelas tidak dibedakan, sehingga jarak feature antara kelas yang satu dengan yang lainnya berdekatan. Untuk menghitung metode fisherfaces atau LDA adalah sebagai berikut Dimisalkan matriks dari sebuah gambar set pelatihan adalah sebagai berikut :

31 Matriks dan adalah bagian dari kelas ke 1, sedangkan dan adalah bagian dari kelas ke 2. Kemudian matriks-matriks tersebut di representasikan kedalam sebuah vektor. Hasil representasi adalah sebagai berikut : Dari vektor yang didapat kemudian dicari mean dari setiap kelas dan mean dari seluruh kelas. Mean dari setiap kelas dan mean seluruh kelas adalah sebagai berikut : Setelah nilai mean setiap kelas dan mean seluruh kelas diketahui Scatter Matrix Within Class dan ScatterMatrix Between Class. Untuk menghitung Scatter Matrix Within Class, dimisalkan.

32 Dari dibentuklah matriks A, dimana menyusun kolom dari matriks A. SW didapat dari *A.

Dengan menggunakan rumus untuk mencari SB dan dengan ketentuan seperti pada SW, maka didapat SB sebagai berikut. 33 Dari hasil perhitungan diatas diketahui bahwa SW berupa matriks singular, sehingga tidak dapat dihitung, karena hasil determinan matriks SW = 0. Untuk mengatasi masalah SW yang singular, digunakan scatter matriks metode PCA (Principal Component Analysis). Untuk menghitung scatter matriks PCA, pertama tentukan mean dari seluruh set pelatihan (hasil mean sudah dihitung pada perhitungan mean seluruh kelas diatas). Setelah itu dihitung kovarian matriks dengan menggunakan mean yang didapat. Untuk menghitung kovarian matriks, dimisalkan, sehingga didapat: Kemudian setiap yang didapat digunakan untuk menyusun kolom matriks A. Sehingga matriks A adalah sebagai berikut:

34 Setelah itu kovarian matriks dihitung dengan *A. Sehingga kovarian matriks didapat sebagai berikut: Langkah berikutnya ialah memproyeksikan SW dan SB kedalam subspace yang dihasilkan dengan perhitungan PCA. Memproyeksikannya ialah dengan menghitung untuk memproyeksikan SB dan untuk memproyeksikan SW. Dimana hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Dari hasil diatas, diketahui bahwa SW tidak singular lagi, sehingga 35 dapat dihitung. Untuk menghitung, pertama inverse matriks SW. Kemudian dihitung : Setelah matriks diketahui, langkah berikutnya ialah menentukan eigenvalue dan eigenvector dengan menggunakan persamaan Generalized Eigenvalue Problem. Nilai eigenvalue adalah sebagai berikut: Sedangkan eigenvector adalah sebagai berikut :

36 Untuk mencari transformasi matriks LDA, digunakan perhitungan. Dimana adalah Sehingga transformasi matriks LDA adalah Untuk memproyeksikan citra kedalam subspace digunakan persamaan. Sebagai contoh untuk memproyeksikan citra wajah kedalam subspace, maka vektor dari didalam subspace adalah:

37 5. Projection of Test Image Wajah yang telah dideteksi dan dilacak, citra wajah yang dideteksi tersebut kemudian diproyeksikan kedalam sebuah subspace. Untuk memproyeksi citra wajah kedalam subspace digunakan persamaan. Dimana adalah matrix transformasi LDA yang didapat dari perhitungan, sedangkan x adalah vektor dari citra wajah yang dideteksi dan ditangkap oleh aplikasi (webcam). Dari proses tersebut dihasilkan vektor feature (feature vector) dari set pengujian. 6. Feature Vector

38 Feature vector adalah sebuah vektor gambar. Dimana di dalam vektor tersebut memiliki variabel acak dengan kemungkinan sebuah wajah atau bukan. 7. Classifier Setelah feature diekstrak dan dipilih langkah berikutnya ialah pengklasifikasian gambar. Menurut Jain, Duin dan Mao (2000:4-37) ada beberapa pendekatan dalam pengklasifikasian gambar, yaitu similarity, probability, dan decision boundaries. Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam pengklasifikasian gambar adalah decision boundaries. Pendekatan decision boundaries ini tergantung pada pemilihan metric (satuan pengukuran untuk perangkat lunak). Tujuan utama dari decision boundaries adalah untuk meminimalkan kesalahan antara pola pelatihan dan pola pengujian. Classiffier pada aplikasi ini menggunakan Euclidean Distance. Dimana Euclidean Distance digunakan untuk mengklasifikasi data (feature vector) berdasarkan pendekatan decision boundaries. 8. Decision Making Setelah diketahui jarak Euclidean terkecil dan sudah diklasifikasikan vektor test sebagai milik kelas subjek tertentu, maka dilakukan pembuatan keputusan. Jika vektor test telah diklasifikasikan sebagai milik kelas subjek tertentu, keputusan yang dibuat adalah subjek

dalam set pengujian sama dengan subjek dalam set kelas pelatihan tertentu (Balakhrisnama & Ganapathiraju, 1998:6). 39 3.3 Rancang Bangun Gambar 3.4 Rancangan Aplikasi User interface pada sisi pengguna akan menampilkan gambar yang ditangkap oleh lensa webcam. Tampilan kotak yang berwarna hijau berfungsi sebagai penanda bahwa wajah pengguna telah dideteksi dan dilacak oleh aplikasi. Jika wajah tidak terdeteksi atau wajah yang terdeteksi terlalu kecil, maka kotak hijau tidak akan tampil. Tulisan Prediction: menunjukan prediksi aplikasi terhadap wajah yang dideteksi. Command prompt berfungsi untuk memasukkan perintah agar aplikasi melakukan fungsi atau tugas tertentu. Fungsi-fungsi tersebut ialah fungsi untuk manambah pengguna baru, menangkap dan menyimpan citra wajah pengguna, serta melatih citra wajah pengguna. Window yang berada dibawah command prompt berfungsi untuk menghubungkan aplikasi dengan mikrokontroler. Selain itu Window juga berfungsi untuk mengirimkan data kepada mikrokontroler.

40